Are We Getting Married Yet?

By AnnyAnny225

20.4M 984K 35.1K

Sagara Fattah Ghani seorang dokter obgyn di RS terkenal di kota, sudah mencapai usia di awal 30 namun masih s... More

01
02
03
04
05
07
08
09
Sekilas Info
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PREVIEW
41
42
43
44
46
PREVIEW 2
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
INTERMEZZO
Extra Part - Lisa's Pregnant
Extra Part - Saga's Worried
Extra Part - Triplets!
Extra Part - Triplets Again (Part 1)
Extra Part - Triplets Again (Part 2)
Extra Part - Triplets Again (Part 3)

06

302K 18.4K 231
By AnnyAnny225

Lisa POV

Mungkin begini ya rasanya, gak bersalah tapi harus diadili. Setelah pesan dari Saga selesai terdengar, mereka mulai memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaan. Lebih sulit menjawab daripada saat aku sidang thesis.

"Kok bisa sih?" Hanya itu kata yang sedari tadi keluar dari mulut cerewet Yolan. Bisalah buat rekor dunia untuk orang terbanyak yang mengatakan "kok bisa sih?".

"Loe sama Saga kapan dekatnya? Perasaan kita baru pertama kali ketemu dia sekitar 3 Minggu lalu kan?" Tambah Rere penasaran namun tak berhenti memasukkan daging bakarnya. Duh aku juga pengen makan tapi gak selera habis ketahuan. Emang sialan tu aplikasi penjawab telpon otomatis. Habis ini aku akan hapus. Kagak ada faedahnya.

"Iya. Kok bisa sih gue gak tau sama sekali? Loe main belakang ya sama dia?" Yolan menggeleng tak habis pikir.

"Gila ya gue kayak ketahuan selingkuh," keluhku dan mengunyah perilla leaf kayak kambing ngunyah rumput.

"Ya iyalah! Tega banget loe gak kasih tahu gue sama Rere?"

"Ya betul. Tega banget loe Lis. Tapi gue senang kok, loe akhirnya bisa move on," aku tersenyum kecut mendengar kalimat Rere.

"Loe sendiri kan yang dukung gue sama dia, kok sekarang loe malah sewot pas tau gue dekat sama Saga?" Aku mencoba membela diri meskipun aku bersalah menurut mereka.

"Iya sih tapi kok bisaa gue gak tau sama sekali. Loe pada main rapih banget tau gak kayak artis yang nggak pernah ngaku mereka selingkuh terus  akhirnya malah kawin!"

Wow, kata-kata Yolan sepertinya akan benar-benar terjadi padaku. Baru ketahuan dekat saja mereka sudah heboh. Apalagi kalo mereka terima undangan pernikahan kami? Aku bisa dimakan mentah-mentah oleh Yolan dan Rere.

"Yaaa.. namanya juga love at the first sight," jawabku sekenanya.

"What the FUCK?!" Makin Yolan membuatku tersedak bawang putih. Rere segera menyodorkan segelas air putih. Mulut Yolan memang gak pernah makan bangku sekolahan ya?

"Loe yang bilang love at the first sight tu cheesy dan sekarang loe bilang gitu?" Hmmm memang ingatan anak ini gak pernah diragukan lagi.

"Namanya cinta gak ada logika. Makanya pacaran. Ya nggak re?" Aku mencoba mencari dukungan Rere.

"Iya makanya pacaran. Jangan hanya urusin anak orang. Urusin jodoh loe sana yang kaga jelas siapa dia," jawab Rere yang dihadiahi tatapan tajam Yolan.

"Hei asal loe tahu ya Re, Saga itu banyak yang dekatin. Dan yang dekatin dia gak sembarangan cewek. Rata-rata B cup tau loe, sekelas Megan Fox atau Galgadot. Kalo tiba-tiba dia suka sama Lisa yang biasa aja kayak gini gue perlu curiga tauk."

"Biasa aja? Sialan loe ya!" Makiku dan melempar Yolan memakai bawang putih. Tepat sasaran di keningnya yang jenong. "Walaupun bukan B cup gue juga menarik ya!" Dengusku dan menaikkan kedua payudaraku agar terlihat besar.

"Udah deh, gak usah berdebat gak jelas. Gue cuma pengen dengar penjelasan Lisa gimana dia bisa dekat sama Saga." Rere mencoba menengahi  dan menatap kami berdua secara bergantian.

"Oke gue mau dengar penjelasan loe sedetail mungkin tanpa ada satu pun yang terlewatkan." Yolan dan Rere mulai menatapku serius.

Cobaan apalagi ini Tuhan. Setelah kemarin perasaanku dicampur aduk oleh Saga, sekarang aku harus mengarang sesuatu yang tidak pernah terjadi.

***
Aku kembali memeriksa makeup ku yang kesekian kali. Saga sedang perjalanan menuju kesini. Arlojiku menunjukkan pukul 11 siang. Hari ini aku sengaja cuti untuk hari besarku. Ya, hari besar dimana Saga akan menghadap orang tuaku, memintaku untuk menjadi pendamping hidupnya. Dari tadi perutku terasa mules-mules pengen lahiran, tapi begitu ke kamar mandi tak ada yang keluar. Mungkin saking gugupnya. Padahal, pernikahan ini bisa dibilang hanya kesepakatan semetara. Tapi tetap saja aku gugup.

"Setan!" Makiku terpekik kaget saat bel apartemenku berbunyi. Aku menghela napas lega dan menepuk pelan dadaku. Aku melihat wajah Saga dilayar interkom. Aku segera membuka pintu dan dia menyambutku dengan senyuman khasnya yang ramah. Baru kali ini aku melihat penampilan diluar pakaian kerjanya. Sungguh sangat cocok dan menawan. Kemeja putih, jas hitam yang fit body, serta sepatu mengkilatnya yang agak meruncing di ujungnya.

"Apa saya hanya boleh berdiri di luar?" Ujarnya membuatku segera tersadar. Duh, pasti aku keliatan bloon.

"Eh i-iya masuk," aku membuka pintu lebar dan dia segera masuk.

"Apartemen kamu rapih dan bersih ya," hmmm dia belum tahu perjuanganku seharian membersihkan apartemen ini yang lebih mirip rumah hantu. Yang penting dia gak masuk kamarku aja.

"Hahaha.. begitulah," tawaku seperti terdengar terpaksa. Aku segera beranjak ke dapur dan mengambil sebotol air mineral dingin untuknya.

"Thank you," ujarnya dan segera meneguk air. "Maaf ya saya agak telat. Tadi ada operasi mendadak."

"Iya gak papa aku ngerti kok." Aku memandang wajahnya yang terlihat lelah. Bahkan kantung matanya terlihat agak bengkak dari biasanya. What? Kenapa aku memperhatikan sesuatu sedetail itu? "Harusnya aku yang minta maaf, maksa kamu segera ketemu sama orang tuaku." Aku jadi tidak enak pada Saga.

"It's okay. Lebih cepat lebih baik." Seperti biasa dia hanya tersenyum. Yolan benar, dia tipe orang yang sulit berkata tidak. Bahaya juga ya punya suami seperti ini.

"Tadi aku sudah kasih tau Nares kita mau datang. Tapi dia gak percaya. Malah bilang aku gila. Dia yang gila," aku tertawa. Yah si kecil jahanam itu masih saja tidak percaya saat aku telpon 10 menit yang lalu bahwa aku akan datang bersama calon suamiku.

"Palingan nanti dia juga percaya kalo udah ketemu. Adek kamu orangnya gimana? Apa dia bakal gak setuju?"

"Udah gak usah dipikirin. Dia sih apa kata mama papa aja. Kamu udah siapin kata-kata?"

"Iya. Saya udah browsing semalaman. Sampai konsultasi ke teman-teman yang udah married gimana cara ngomong ke orang tua calon istri"

"Sampai segitunya?" Aku tak percaya.

"Udah terlanjur basah, ya udah total sekalian aja. Kalo saya gak lakuin dengan benar, bisa-bisa pernikahan ini batal."

Benar juga sih. Meskipun terlihat main-main, tapi tetap saja pernikahan ini dicatat oleh negara. Tapi pertanggung jawaban dosanya gimana ya? Secara ini juga dicatat oleh agama, mengucapkan sumpah disaksikan oleh Tuhan. Ah perutku kembali mules, kepalaku kembali pening jika harus memikirkan.

"Kamu gak papa? Kok keliatan pucat?" Saga menatapku. Ada kekhawatiran di matanya.

"Gak papa, gugup aja."

"Ooh. Emmm.. tadi Yolan ke ruangan saya dan tanya apa benar saya dan kamu pacaran. Kamu udah kasih tahu dia tentang kita?" Aku segera berdecak kesal. Dasar sahabat sialan. Sudah ku bilang jangan tanya langsung ke Saga! Apa penjelasanku kurang jelas atau dia yang memang ogeb?

"Sebenarnya waktu kamu telpon Yolan lagi pegang hape aku. Jadinya  aku terpaksa bohong kalo kita lagi dekat. Tapi aku gak bilang kok kita  pacaran. Dia aja yang lebih-lebihin." Aku menjelaskan tentu sebagian besar bohong. Masak aku harus cerita ketahuan  karena pas mabok manggil nama Saga? "Terus kamu bilang apa sama dia?" Lanjutku penasaran.

"Saya cuman bilang lagi sibuk gak bisa menjelaskan dulu. Tadi memang kebetulan dia datang pas saya mau jemput kamu." Jawab Saga dan meneguk kembali air mineralnya.

"Iya kamu gak usah ladenin dia. Memang orangnya suka KEMAL."

"Kemal?" Ulang Saga heran.

"Iya kemal. Kepo maksimal."

***
Sekarang aku, Saga, papa, mama dan Nares sudah berada di ruang tamu. Kami baru tiba 5 menit yang lalu. Bisa ku lihat betapa kagetnya mereka semua ketika aku muncul bersama Saga. Cih, dipikirnya aku hanya ngomong besar? Mereka sepertinya belum mengenalku dengan baik. Ada kepuasan tersendiri melihat kekagetan mereka, terutama mama. Aku seperti berada di atas angin apalagi kalo bisa mendominasi lebih daripada mama.

Aku dan Saga duduk berdampingan, bersebrangan dengan keluarga intiku yang masih sibuk menatap Saga dari atas ke bawah, membuat pria ini jengah, melonggarkan dasinya.

"Kok cuman diam?" Seruku memecah keheningan. "Kan aku udah bilang mau datang sama calon suami aku. Kok kayak pada gak percaya?" Sinisku. Saga menatapku dan memegang tanganku seakan menyuruhku tenang dan membiarkan dia yang berbicara saja.

"Ehem," Saga membersihkan jalan napasnya sebelum melanjutkan kalimatnya "jadi bapak dan ibu, perkenalkan nama saya Sagara Fattah Ghani. Cukup panggil saya Saga."

"Anda dibayar berapa sama kakak saya buat datang ke sini?" Celetuk Nares. Ni anak belum pernah dijejalin sepatu ya mulutnya?

Aku bisa melihat Saga tersenyum geli "nggak dibayar sepeser pun. Saya datang ke sini memang karena niat baik saya pada Lisa."

"Ooohhh... Jadi calon suami asli ya?" Selidik Nares lagi. Sumpah kepo abis nih anak. Aku menatap tajam Nares yang memasang ekspresi minta ditimpuk.

"Nak Saga sudah lama kenal sama Lisa?" Akhirnya papa bersuara. Rasanya pengen nangis dengar suara papa lagi. Kangen pake banget.

"Memang baru sebulan ini pak. Tapi saya memang niatnya serius sama Lisa. Jadi, saya rasa tidak perlu waktu lama untuk segera melamar Lisa." Kalimat Saga membuatku serasa melambung tinggi. Meskipun hanya akting, tapi tetap saja mampu membuat jantungku berdetak tak karuan. Jangan salahkan aku. Namanya juga perempuan.

"Nak Saga kerja dimana?" Giliran mama yang bertanya.

"Saya dokter spesialis kandungan di rumah sakit A Bu," jawab Saga mantap.

"Rumah sakit besar itu?" Papa mencoba memastikan.

"Iya pak."

"Itukan rumah sakit langganan papa buat checkup," celetuk mama. Oh iya ya aku baru ingat kalo papa sering checkup 6 bulanan disana. Kemudian hening kembali. Sungguh sangat absurd suasana ini.

"Ya ampun!!!" Teriak mama tiba-tiba membuat semua kaget terutama papa yang berada tepat di samping mama.

***
TBC

Nah loh kenapa lagi si mama? Ditunggu aja lanjutannya. Terima kasih yang sudah mampir baca dan vote atau komen. Senang rasanya walau baru nulis tapi udah 300 orang yang baca. Padahal baru juga posting seminggu jika dihitung dari part 1.

Keep vote dan komen ya

Xoxo

Continue Reading

You'll Also Like

5.9M 452K 95
"Ayo kita nikah." Agmi terdiam sejenak. Sepertinya ada yang salah dengan pendengarannya. Apa mungkin karena dia kelaperan banget otaknya jadi agak ge...
Kylena By Shaal

General Fiction

3.7M 134K 41
[COMPLETED] Bagaimana jika tiba-tiba kau diajak menikah oleh seseorang yang bahkan baru kau kenal? Bagaimana kehidupanmu selanjutnya? Bahagiakah, ata...
1.7K 206 55
Sekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh d...
1.9M 256K 45
Sebuah pertemuan di resto all you can eat membuatnya yakin bahwa laki-laki yang menyapanya itu adalah orang gila. Bisa-bisanya mengajak 'tidur' di pe...