It's You

بواسطة Tere_Lex

121K 10.5K 784

[Cerita ini sudah di lock so follow me the first ] Siapa yang mau menikahi seorang autis? yang berbicara send... المزيد

[1] Him
[2] Him (2)
[3] Her
[4] Her (2)
HARUS DI BACA!!!
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[16]
[17]
[18]
19
20
21
22
23
24
25
26

[15]

3.5K 389 19
بواسطة Tere_Lex

Fanfiction NaruHina    

Cast: Naruto and others Belong Masashi Kishimoto

Genre: Hurt

Rating: T semi M

Warning: cerita pairing NaruHina enggak suka silahkan tekan tanda 'back'. Beri vote jika suka jangan jadi dark readers yang ngumpet-ngumpet bacanya hargai karya saya dan adik saya. Beri kritik dan saran yang baik dan sopan jangan asal bacot kayak sampah!!! Thanks yang udah vote apalagi memberi komentarnya tanpa kalian cerita ini hanyalah menjadi karya buangan.

fyi; only call me 'mawar or thorn[duri]' *kok gue rada emosi ya? yang ikutin ni akun seribuan tiba yang vote mentok di 100 aja ayolah guys gue butuh vote kalian untuk tambahan energi untuk buat part selanjutannya setidaknya gue bisa senyum-senyum kayak orang gila jika yang vote tembus 150. yuk buru divote jangan selalu menjadi dark readers maaf juga enggak bisa balas coment kalian satu-satu tapi gue tetep baca kok dan terkadang rada kayak orang sinting bacanya karena senang akan respond kalian. stay tune and always vote and comment your vote my saving energi ;)

Author pov

Hinata dan menma kini duduk di bangku taman menatap kolam air mancur yang berada tepat di hadapan mereka. Sudah sepuluh menit mereka disana sejak hinata menarik menma keluar café. Mereka masih asik berdiam diri tanpa ada satupun yang berniat untuk memulai percakapan.

Hinata sama sekali tidak memperdulikan ponselnya yang sejak tadi berdering nyaring ia tahu siapa yang menelponnya sejak tadi. Hinata melirik menma di sampingnya yang saat ini melipat kedua tangannya di depan dada bersandar dengan manik menatap tepat kedepan.

Kenapa hinata bisa lupa akan 'hero'nya sejak kecil. Pahlawannya yang selalu mengulurkan tangannya membantunya bahkan hinata pernah berfikir jika ia sudah besar dan punya banyak uang ia mencari dimana pahlawannya sekarang namun lihatlah sekarang ia bertemu dan bahkan tidak mengenalinya sama sekali.

Tentu saja hinata tidak mengenalinya di karenakan sang pahlawan berubah drastic, hinata bahkan tidak mengenalinya disaat mereka pertama kali bertemu ia bahkan pernah bermimpi menikahi pahlawan yang sangat ia kagumi saat ia kecil. Kini hatinya mendua antara sang pahlawan atau naruto yang sudah mulai mengisi hatinya.

"kejutan yang menyedihkan bukan?" ucap menma membuka suara. "ini masih sebagian kecil masih banyak rahasia yang belum saatnya kau ketahui" tambah menma.

Hinata mengusap wajahnya "kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang kau mengatakannya?"

"jikaku katakan dari awal apakah semuanya akan berubah? Kau tetap akan menikahi naruto dan bersama dengannya" jawab menma.

Benar. Itu semua benar. Tidak akan ada yang berubah sekalipun menma berteriak kencang jika ia adalah pahlawan hinata.

"memangnya apa yang bisa kau lakukan jika aku mengatakannya? Kau akan membatalkan pernikahanmu?" Tanya menma kini menatap tepat hinata. Hinata ikutan menoleh kearah menma tatapan mereka saling mengunci.

Hinata menggigit bibir bawahnya air matanya lolos dengan mudahnya membuat tangan yang dulunya terulur hanya untuknya kembali terulur menghapus air matanya. Menma tersenyum tipis.

"aku sudah jahat selama ini dengamu. Maafkan pahlawanmu ini?" ucap menma. Tangan hinata menggenggam tangan menma dipipinya dan memajamkan matanya meresapi telapak tangan hangat menma.

Ia terkejut saat merasakan bibirnya merasakan bibir milik menma. Namun karena menma mengelus pipi hinata pelan membuat hinata tenang. Ia meresapi bibir lembut milik menma. Bibir yang pernah dengan paksa menciumnya.

Bibir menma bergerak melumat bibir hinata kini tangannya yang satunya mendorong pinggang hinata mendekat kearahnya dan mengelus punggung hinata meresapi rasa manis di bibir hinata.

Tangan hinata meremas kemeja didada menma mengimbangi cumbuan menma dibibirnya, rasa rindu memuncak disaat lidah menma menerobos masuk mencari lidah hinata. Hinata mengeram disaat lidah mereka bertemu. Ia terbuai akan keahlian menma dalam berciuman.

Menma mendorong wajahnya menjauh menciptakan benang saliva yang terputus disaat menma semakin menjauhkan wajahnya ia menjilat sudat bibir hinata lalu tersenyum. Ia berdiri dan menarik hinata menuju mobilnya membuat hinata menurut mengikuti menma.

Hinata memasuki mobil menma di kursi belakang disusul dengan menma duduk di sampingnya. Menma menutup pintu dan menguncinya. Ia mengangkat hinata duduk di pangkuannya berhadapan dengannya dan dengan cepat menyambar bibir hinata kali ini dengan kasar dan menuntut.

Hinata yang terbuai akan cumbuan menma hanya mengalungkan tangannya di leher menma membalas tiap lumatan yang di berikan menma. Untuk pertama kalinya merasakan sensai berciuman dengan rasa yang membuat hinata ketagihan. Hinata meremas rambut menma disaat menma menurunkan ciumannya kebelakang telinga hinata dan mengecupnya. Hinata memiringkan kepalanya disaat ciuman menma turun kelehernya. Lidah hangat menma membelai tepat di nadinya mengecupnya. Kembali naik kedagu hinata dan kebibir manis milik hinata.

Tangan menma aktif membelai punggung hinata dan paha hinata yang terekspos karena hinata mengangkanginya. Membuat hinata mengeram di ciuman mereka. Manik merah menma berkabut nafsu di saat hinata mendesah pelan.

Menma semakin menyingkap rok milik hinata keatas membuat paha mulus hinata terlihat dengan jelas. Ia membaringkan hinata dengan hinata yang masih mengangkanginya. Menma membuka kancing kemeja hinata tanpa melepaskan cumbuannya. Setelah semua kancing terlepas menma menurunkan cumbuannya kelehar dan terus kebawah kearah dada hinata. Ia tidak melepaskan bra milik hinata melewatinya kearah perut dan pusar hinata lalu menjilat paha hinata.

Menma bisa melihat hinata memejamkan matanya menerimanya setiap sentuhannya. Ia kembali mencium hinata dengan tangan menyelusup kearah punggung hinata mencari pengait bra miliknya. Ciuman menma kembali ketelinga hinata dan meniupnya.

"bukankah sentuhanku lebih nikmat di bandingkan dengan siautis itu? Ia bahkan tidak tahu cara memuaskanmu" ucap menma sambil menjilat daun telinga hinata.

Mendengar ucapan itu membuat manik hinata yang sejak tadi tertutup menikmati sentuhan menma terbuka. Ia merasakan matanya memanas. Apa yang sejak tadi ia lakukan? Menyerahkan dirinya dengan menma yang jelas bukanlah siapa-siapanya. Bagaikan jalang yang teransang hanya kerena ciuman menma yang lebih ahli dari pada naruto. Sedangkan dengan naruto berlaku jual mahal disaat naruto menginginkannya.

Ini tidaklah benar, ia sama sekali tidak meraskan apa-apa disaat lidah menma berada di lehernya, kenapa ia bisa menjadi sejalang ini? Ia sudah mengucapkan janji hidup sematinya bersama dengan naruto, kenapa dengan murahnya memberikan tubuhnya kepada menma yang saat ini menindihnya.

Ia mendorong menma menjauh lalu bangkit duduk ia memeluk dirinya sambil menggeleng "ini tidak benar" ucapnya pelan.

Menma menatap heran hinata padahal sejak tadi hinata menikmatinya "hinata" panggilnya sambil mempersempit jarahnya dengan hinata namun hinata kembali mendorong hinata.

"ini salah...ap....apa yang kulakuan" ucapnya sambil mulai membenarkan baju dan juga roknya.

"hinata.... Aku tau kau  menginginkanku juga" ucap menma menghentikan hinata yang mengancing kemejanya namun hinata menepisnya.

Menatap tajam menma "kau gila" desisinya.

"aku tidak gila, tubuhmu tidak berbohong hinata. Kau menginginkanku juga mengertilah hinata" ucap menma lagi.

"tubuh semua orang memang akan bereaksi dengan setiap sentuhan dan kita memang tidak bisa menolaknya namun otakku masih bisa berfikir dengan siapa seharusnya aku mendapatkan sentuhan itu" jawab hinata menatap tajam menma.

"lalu kau mengharapkan naruto memuaskanmu? Ia bahkan tidak mengerti yang namanya berciuman"

Hinata mendengus geli "kau tahu apa soal naruto? Dia bukanlah naruto yang dulu"

Menma menatap tak mengerti hinata ia menggengam tangan hinata "siautis itu tidak akan pernah tau dan paham hinata dia hanyalah siidiot yang tidak tahu apa-apa"

Hinata menepiskan tangan menma "kau salah. Salah besar. Bukankah sudah kukatakan kau tidak tahu apa-apa" ucap hinata sinis.

Ia membuka kunci pintu mobil dan keluar dengan membanting kasar pintu mobil menma meninggalkan menma yang mengeram marah.

.

.

.

Hinata merapikan rambutnya, ia menyentuh bibirnya yang masih bengkak. Bagaimana ia bisa membiarkan menma menyerangnya?. Ia membuka pintu café dan melihat sekitar ia tersenyum melihat naruto yang saat ini duduk dengan sakura.

Ada dua mangkuk eskrim yang sudah kosong di meja bundar itu. Ia mengamati naruto yang menatap benda persegi kecil dengan seksama dan sesakali mengangguk disaat sakura berbicara dengannya. Ada rasa bersalah melihat naruto yang tersenyum menatap sakura lalu kembali menatap layar benda persegi itu.

Ia berjalan kearah naruto dan sakura yang duduk sambil berbincang-bincang. Ia mengelus rambut naruto membuat naruto mendongak menatap kearahnya.

"inata..." pekik naruto senang ia berdiri lalu memeluk hinata. Hinata terkejut disaat naruto mulai bisa memanggil namanya dengan lancar. Naruto melepaskan pelukannya lalu menarik hinata duduk disampingnya dan munjukkan benda persegi itu di hadapan hinata.

Hinata bisa melihat video cara mengeja kalimat membuat hinata tersenyum lalu mengembalikan ponsel itu kerah naruto dan membuat naruto sibuk menatap layar itu.

"aku yang menyuruhnya menonton video itu" ucap sakura masih menatap naruto. "kau tahu? Dia sangat cepat menangkap"

Hinata tersenyum senang lalu mengelus rambut naruto yang masih asik menatap layar ponsel itu. "kembali bekerja jam istirahat sudah habis" ucap sakura lalu mulai bangkit meninggalkan meja naruto dan hinata.

"aku kembali kerja" ucap hinata lalu mengecup pelipis naruto membuat naruto menoleh cepat. Ia menarik tengkuk hinata lalu mencium bibir hinata namun hanya sebentar. Naruto melepaskan ciumannya lalu menatap bibir hinata dan mengusapnya. Ia meraskan tekstur bibir hinata yang lain.

Sedangkan hinata merasakan hatinya sakit seolah takut naruto tahu ia sudah berciuman dengan menma namun pikirannya tentang hal itu hilang disaat naruto kembali memangut bibir hinata. Hinata tahu jika ciuman naruto berbeda dengan menma namun hinata akui bibir kasar naruto membuatnya ingin melembutkan bibir naruto.

Naruto mendorong hinata melepaskan ciumannya membuat hinata mendesah kecewa padahal ia sudah mulai menikmatinya.  Ia menatap naruto. Naruto mengusap bibir basah hinata lalu kembali memusatkan perhatiannya akan layar ponsel milik sakura. Hinata mendesah pelan. Ia harus bekerja sekarang. Ia mengelus rambut naruto dan kembali kebiliknya. Sedangkan naruto mengalihkan pandanganya dari ponsel kearah punggung hinata. Ada yang mencium hinatanya.

T B C


ask: cepat up tapi partnya sedikit atau lama up tapi partnya panjang?

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1M 87K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
63.3K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
295K 30.3K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...