Sekolah masih sepi.
Setelah izin dua hari karena sakit, hari ini Wonwoo sudah diperbolehkan masuk sekolah oleh mamanya.
The power of mama.
Dia maksa buat anterin Wonwoo sampai di depan kelas.
Dia juga tadi pagi yang suapin sarapan Wonwoo.
Kangen sih mama yang seperti ini.
Mama sibuk terus.
Jadi jarang perhatiin Wonwoo dan Bohyuk.
Dan bersyukur karena tuhan kasih sakit ke Wonwoo. Jadi dia bisa manja – manja sama mama.
“ Udah sembuh eh ?”
Wonwoo mengangkat kepalanya dan melihat Mingyu yang baru sampai dan langsung mengambil duduk disampingnya.
“ Udah.”
Mingyu tersenyum. Ia membuka tasnya, mengeluarkan kotak makanan dari dalam sana.
“ Ini.” Mingyu mendorong kotak makan itu untuk Wonwoo
“ Aku udah sarapan.”
“ Iya tau. Buat istirahat. Ini dibuatin Samuel, khusus buat kamu katanya.”
Wonwoo tersenyum lebar.
“ Bilang makasih buat dia ya.”
Mingyu tersenyum.
Samuel dan Minseo lebih setuju dengan hubungannya dan Wonwoo.
Terkadang juga ketiganya menghabiskan waktu bersama tanpa Mingyu.
Dan lagi, kedua adiknya itu lebih banyak bercerita dengan Wonwoo dibanding Mingyu.
“ Ah, abang mah gak asik ! Gak bisa kasih solusi !”
Mingyu inget waktu dia dengerin Minseo curhat dan ujung – ujungnya Minseo ngambek karena Mingyu justru meledeknya habis – habisan.
“ Won...”
“ Hm ?”
“ Hubungan kamu sama Cha bagaimana ?”
Wonwoo tersenyum.
“ Baik. Dia itu dewasa banget, Gyu.. selalu bisa kasih solusi di setiap masalah aku. Dan yang terpenting, nilai olahraga aku bagus terus !”
“ Wooo~ kesempatan~” sorak Mingyu
Wonwoo terkekeh.
Biarkan Wonwoo berbahagia dengan Hakyeon.
Mingyu tidak mau merusak kebahagiaan itu.
Cukup dia menghancurkan hati Wonwoo dan sampai saat ini, ia belum berhasil menyatukan kepingan hati itu dengan sempurna.
Karena hati itu sedang diperbaiki oleh yang lain.
-oOo-
‘ Aku tunggu di Seventeen cafe ya setelah kamu pulang sekolah..’
Dan disinilah Wonwoo sekarang.
Duduk disalah satu bangku cafe yang dekat dengan sekolahnya.
Menunggu Seolhyun yang tadi mengirimkan pesan padanya.
Wonwoo menjatuhkan kepalanya diatas meja.
Kepalanya sedikit pusing sejak istirahat tadi. Tidak tahu kenapa.
Mungkin karena ulangan matematika dadakan tadi.
“ Wonwoo ?”
Wonwoo tersentak.
Ia mengangkat kepalanya dengan cepat dan rasa pusing semakin menjadi – jadi.
Wonwoo menggeleng pelan untuk mengurangi rasa pusingnya.
Ia melihat Seolhyun...
Dan juga Umji.
Umji ?
Wonwoo menatap gadis itu heran.
“ Kak, aku tunggu dimobil aja deh ya.”
Seolhyun mengangguk. Ia duduk di seberang Wonwoo.
“ Kakak kenal Umji ?”
“ Dia adik aku.”
Wonwoo tercengang.
“ Wonwoo, aku mau bicarain masalah hubunganku dan Mingyu. Dan juga kamu.”
“ Aku ?” tanya Wonwoo sambil menunjuk dirinya sendiri.
.
.
Seolhyun tersenyum.
Matanya menyusuri wajah Wonwoo yang tampak tenang dan begitu polos.
Pantas saja Mingyunya begitu mencintai Wonwoo dan bahkan tidak sedikitpun berpaling saat memandang Wonwoo.
“ Wonwoo... Aku udah pacaran sama Mingyu..”
“ Aku tau kak.” Balas Wonwoo dengan senyuman simpul.
Seolhyun juga masih tersenyum. Ia memutari jari telunjuknya diatas permukaan gelas kopi yang tadi ia pesan.
“ Tapi aku gak sepenuhnya mengambil dia dari kamu, Wonwoo... Aku jahat memang karena menjadi perusak hubungan kamu dan Mingyu. Aku nyatain perasaan aku gitu aja, sedangkan aku tau dia masih milik kamu..”
“... Sejak aku ketemu dia lagi di warung Jongin, aku jatuh cinta lagi sama dia. Aku mau kembali lagi sama dia dan nebus semua kesalahan aku karena sempet ninggalin dia demi yang lain...”
Seolhyun tersenyum miris.
“ Ini karma buat aku... Mingyu masih cinta sama kamu, bahkan gak ada sedikitpun dia cinta ke yang lain. Cuma kamu, Wonwoo... Bahkan pandangan dia hanya ke kamu, bukan ke aku meskipun aku ada disamping dia, dan menyandang status sebagai kekasih dia.”
Wonwoo diam.
“ Aku selalu ngeliat gimana dia mandang kamu. Aku gak pernah dipandang sebegitu lembutnya sama Mingyu. Dia memang memperlakukan aku dengan baik. Tapi demi tuhan. Setiap kita berciuman, aku sadar kalau yang ada didalam penglihatan Mingyu itu kamu, bukan aku...”
“ ... Umji. Dia selalu ngasih informasi tentang kamu dan Mingyu. Aku juga tau kalau akhir – akhir ini posisi duduk kalian kembali seperti semula. Kamu duduk sama Mingyu lagi..”
Seolhyun terkekeh pelan.
“ Guru kamu aja bisa mengerti dengan perasaan Mingyu.. hahaha...”
Wonwoo ikut tertawa kecil.
“ Umji bilang kalau setiap hari dia selalu denger Mingyu mencoba mendekati kamu. Dia juga bilang kalau Mingyu perhatian banget sama kamu. Pernah sekali aku menelpon Umji saat jam pelajaran kalian. Aku denger Mingyu bicara lembuuuuuuuut banget sama kamu. Beda sama aku.”
“... Kamu boleh gak percaya dengan cerita aku ini. Tapi kamu bisa menilai bagaimana Mingyu masih peduli sama kamu. Dan dia juga mencoba buat nebus kesalahan dia dengan perhatian dia ke kamu sekarang ini...”
“ Tapi kak, aku udah punya Hakyeon..”
Seolhyun mengangguk.
“ Tapi hati kamu tetap punya Mingyu... Wonwoo... Kasih dia sedikit ruang untuk kembali. Kalaupun kamu gak bisa nerima dia lagi, jangan sakiti dia. Jadi temannya, ya ?”
“ Tapi hubungan kakak selanjutnya gimana ?” tanya Wonwoo.
“ Aku mau putusin hubunganku. Sebentar lagi aku wisuda. Setelah itu aku pindah ke luar kota. Aku harap, sebelum aku pindah dari sini, aku masih bisa liat kalian balikan lagi.”
Wonwoo tersenyum. Ia menggenggam tangan Seolhyun yang kini meneteskan air mata.
-oOo-
Wonwoo menghembuskan nafas kasar saat hujan turun begitu deras.
Ia berdiri di halte dekat cafe yang tadi ia kunjungi.
Seolhyun pulang lebih dulu, sedangkan Wonwoo harus makan siang di cafe itu karena kalau tidak, maagnya akan kambuh lagi.
“ Aduh, berenti dulu dong. Gue mau pulang ini....” gumam Wonwoo.
TIN
TIN
TIN
Wonwoo mengernyitkan dahinya saat klakson mobil seperti tertuju padanya.
Dan benar saja.
Mobil sedan putih itu berhenti tepat dihadapannya.
Jendelanya terbuka dan menampakkan Mingyu didalam sana dengan wajah cemas.
“ Kamu ngapain disini ?”
“ Nunggu bus. Mau pulang~ tapi ujan...” adu Wonwoo dengan bibir mengerucut.
Mingyu yang melihat itu tertawa kecil. Ia membukakan pintu penumpangnya tanpa harus turun dari mobil.
“ Cepetan masuk ! Jangan membantah !!!”
Wonwoo menatap kesal ke arah Mingyu. Tapi ia tetap menurut, dan masuk ke dalam mobil.
“ Kalau kesulitan, kamu bisa hubungin aku Wonwoo..”
“ Gak mau ngerepotin orang.”
“ Tapi suka gak sadar ngerepotin orang.”
“ Ih Mingyu !!!!” pekik Wonwoo.
.
.
Selama diperjalanan, keduanya sesekali berbincang.
Mengobrol tentang apapun yang mereka lihat.
Mulai dari baliho calon gubernur.
Spanduk kamasutra.
Bahkan model seksi, Kim Kardashian yang fotonya terpajang sangat besar disalah satu spanduk iklan kosmetik.
Sialannya, model itu hanya memakai bikini one piece.
“ Kamu yang serius nyetirnya, jangan bayangin si Kim itu !”
Mingyu tertawa.
“ Engga lah ! enakan bayangin kamu.”
“ MESUM BANGET ANJIR !!!” teriak Wonwoo sambil menjambak kecil rambut Mingyu.
.
.
Keduanya sudah sampai di depan rumah Wonwoo.
Belum ada yang turun dan tiba – tiba keadaan menjadi hening.
“ Mingyu...” panggil Wonwoo membuka suara.
“ Hm ?”
“ Tadi aku abis ngobrol sama Seolhyun.”
“ Huh ?”
Wonwoo tersenyum. Ia menggeleng kecil dan menatap ke dalam kedua mata Mingyu yang tengah menatapnya .
“ Ada yang mau kamu ucapin sama aku ?” tanya Mingyu.
Tangan Mingyu terangkat, merapikan poni Wonwoo dengan lembut.
“ Mingyu... Perasaan kamu ke aku... Apa masih sama ?”
Mingyu diam. Tangannya turun dari rambut Wonwoo.
“ Gak. Gak usah dijawab.” Ucap Wonwoo dengan kekehan kecil.
Mingyu sendiri hanya tersenyum.
“ Mingyu..”
“ Iya, Wonwoo ?”
CUP
Mingyu membeku saat satu ciuman manis mendarat dipipinya.
Ia tidak bisa menahan Wonwoo dan bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali.
Wonwoo keluar dari dalam mobil dan menerobos hujan yang turun dengan deras.
“ Aku... Masih sayang sama kamu, Wonwoo...” gumam Mingyu.
Mingyu tersenyum dan mengusap pipinya yang tadi dicium Wonwoo.
.
.
.
.