Destiny.

Galing kay damomost

2.5K 110 4

Semuanya sudah di atur. Dia kehilangan orang yang dia sayang,tapi saat itu juga dia mendapatkan kasih sayang... Higit pa

chapter 1
chapter 2
notice
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 18

chapter 17

73 4 0
Galing kay damomost

Jane Pov

Sore ini aku berjalan-jalan di pantai. Hanya sendiri. Aku sedang tidak ingin di ganggu. Austin sebelumnya meminta untuk menemani ku sore ini. Tapi aku menolaknya.

Aku tidak tahu apa yang sedari tadi aku pikirkan. Ini terlalu banyak sampai otak ku akan meledak mungkin.

Adel,mungkin dia yang pertama aku pikirkan.

Sedang apa dia,dimana dia,kenapa dia. Sungguh aku butuh jawaban dari pertanyaan yang berputar-putar di otak ku saat ini. Memikirkan nya membuat ku menangis. Betapa bodohnya aku sebagai seorang kakak.

"Aaaahhhh." Aku berteriak melampiaskan semuanya. Mungkin dengan berteriak di pinggir pantai membuat ku lega. Tapi ternyata tidak.

Ponsel ku bergetar. Ku ambil ponsel ku dari kantung celana.

"Halo mom?" Aku mengangkat panggilan dari mom.

"Halo sayang. Apa kabar? Kalian kapan pulang?"

"Hai mom. Entahlah,aku masih menikmati miami."

"Bisa kah mom bicara dengan adik mu?"

Deg.

Demi dewa neptunus dan penduduk bikini bottom,bunuh aku sekarang juga.

"Jane? Kau disana?"

Aku tersadar.

"Ah iya mom aku disini. Saat ini aku sedang sendiri,Adel sedang berjalan-jalan mungkin dengan Justin." jawab ku berbohong.

"oh begitu. kenapa tidak bersama? apa kalian bertengkar?"

"Tentu tidak. Aku hanya sedang ingin sendiri. Lagi pula biarkan Adel dan Justin berdua."

"Yasudah jaga adik mu baik-baik ya. Mom sayang kalian."

"Iya mom. Love you."

Aku pun mematikan panggilan.

Sekarang aku benar-benar merasa bodoh. Aku bahkan membohongi orang tua ku sendiri. Maafkan aku mom.

Justin. Tiba-tiba aku teringat dengannya. Aku masih takut menemuinya. Entahlah,aku merasa takut karna telah memarahi nya kemarin. Bahkan aku membela Austin yang belom lama aku kenal. Sudah kubilang aku ini memang gadis bodoh.

Apa dia marah padaku?

Apa dia tidak mencintaiku lagi? Bukankah dia bilang akan selalu mencintai ku?

Sebaiknya aku minta maaf. Ya minta maaf.

***

Aku sampai di hotel. Aku sudah berdiri di depan kamar Justin yang letaknya di samping kamar ku. Aku ragu saat ini.

Masuk,tidak,masuk,tidak.

Ini buang-buang waktu. Aku pun langsung masuk ke kamar Justin.

Kulihat dia sedang berdiri di balkom kamar nya. Dia tidak menyadari kehadiran ku. Aku menghampirinya. Berdiri di samping nya.

"Jane?" Tanya nya sedikit kaget.

"Hai." Ucap ku ragu-ragu. Aku takut salah bicara. Aku jadi terlihat kikuk.

"Luka mu-"

"Tidak apa-apa,ini sudah membaik. Hanya sedikit perih. Pukulan mu sakit juga." Ucap ku sedikit kekehan membuat suasana tidak begitu awkward. Ya aku benci awkward.

Justin terkekeh pelan. "Aku tau itu sakit. Maafkan aku." lanjutnya.

"Tidak. Maafkan aku."

"Kenapa kau minta maaf?"

"Ya sudah terlihat jelas bukan. Aku memarahi mu kemarin hanya karna kau memukul Austin. Aku benar-benar tidak bisa berpikir kemarin." Aku menatapnya ragu. Aku menggigit bibir bawah ku.

Justin tersenyum. Lalu tangannya mendarat di kedua pipi ku.

"Aku mengerti Jane. Aku tau bagaimana keadaanmu saat itu. Aku tau kau tertekan. Kau tidak salah." Jelas nya membuat ku tersenyum senang. Aku bahkan takut kalau ini bukan Justin. Mungkin saja ini malaikat,karna saking baiknya.

Aku mengecup pipi nya. "Terima kasih."

Dia langsung menjatuhkan ku di pelukannya. Ok aku kangen suasana ini.

"Tapi..." Ia melepaskan ku dari pelukanya.

"Tapi apa?" Aku bertanya dengan tampang penasaran ku.

"Aku tidak bisa memaafkan yang satunya."

"Yang satunya yang mana?"

"Kau tidur dengannya bukan?"

Aku baru sadar sekarang. Aku memperlihatkan gigi ku. Aku menyengir seperti kuda.

"Kupikir kau lupa. Lagipula aku saat itu sedang mabuk dan kau tahu bukan bagaimana itu terjadi."

Justin diam. Dia membuang mukanya dari pandangan ku.

"Justin." Panggil ku sambil menaruh dagu ku di pundaknya.

Dia masih diam.

"Yasudah,aku akan menemui Austin saja." Mendengar ucapanku Justin langsung menoleh dengan cepat.

"Eh eh jangan. Oke aku maafkan. Tapi...."

"Tapi apa?"

Raut wajah Justin berubah. Sekarang kulihat senyum nya miring dan terlihat pervert. Oh tidak. Aku tau apa yang dia maksud.

Selanjut nya dia menggendong ku ala bridal. Aku hanya tertawa. Lalu dia menaruh ku di kasur. Dia mulai mencium ku lembut. Aku membalasnya. Lama-lama ciumannya semakin panas. Dan kali ini aku sudah terbawa suasana.

***

Hari ini aku memutuskan untuk pulang. Justin dan aku sudah merencanakan akan mencari Adel dahulu sebelum pulang kerumah. Meskipun aku tidak tahu dimana keberadaan Adel sekarang. Tapi aku yakin Adel pasti ada di salah satu rumah teman nya. Dia pasti masih berpikir jernih dan tidak membahayakan diri nya sendiri.

"Semuanya sudah di koper?" Tanya Justi memastikan. Aku sudah siap dengan dua koper sedang di lengan ku.

"Sudah." Jawab ku sambil tersenyum.

"Baiklah,kita berangkat sekarang. Penerbangan sekitar setengah jam lagi." Aku dan Justin pun meninggalkan kanar hotel.

Aku menunggu di lobi hotel. sedangkan Justin masih sibuk mengurus administrasi.

"Jane?" Aku mendengar seorang memanggil ku. Aku mencari sumber suara itu.

Kulihat Austin di sana sambil melihat dua koper ditangan ku. "Eh Austin?" Dia masih melihati koper ku dengan tatapan....entahlah,dia seakan kaget.

"Kau? Jangan bilang kau akan pulang?" Dia menghampiri,masih dengan tatapan kaget nya.

"Kau sudah tahu itu." Aku hanya mengedikkan bahu.

"Tidak. Kenapa secepat ini?" Sekarang Austin terlihat tidak percaya. Aku mengerutkan dahi ku.

"Aku tidak bisa berlama-lama di Miami. Lagi pula minggu depan aku sudah mulai masuk kuliah."

"Tapi-aku-argh-aku belum-Jane-aku." Austin bicara dengan aneh.

"Ada apa? Apa ada yang ingin kau katakan?"

"Ya ada."

"Oke apa itu? Kau bisa bilang sekarang karna sebentar lagi aku ke airport."

"Aku tidak bisa bilang disini."

"Kenapa?"

"Karna ini sangat penting."

"Lalu?"

"Baiklah aku akan mengatakannya." Aku mengangguk. "Aku...aku...aku mencintaimu Jane."

Apa aku punya gangguan telinga? Kuharap iya. Bisa saja aku salah dengar bukan? Tapi sepertinya aku tidak salah dengar.

"Aku mencintaimu Jane." Ulang nya lagi membuat aku yakin kalau aku tidak salah dengar.

"Kau mencintai ku?" Tanya ku memastikan.

"Ya aku mencintaimu Jane. Aku sudah mulai menyukai mu saat pertama berbincang denganmu di pantai. Saat itu aku yakin aku jatuh cinta padamu."

Aku terdiam. Jadi Austin sudah menyukai ku dari awal? Ini diluar dugaan ku.

"Tapi dia tidak mencintai mu."

Siapa yang berbicara itu? Tidak, itu bukan aku.

Aku menoleh ke belakang. Kulihat Justin disana. Dia yang berbicara tadi.

"Dia tidak mencintaimu Austin." Ulang Justin.

Aku hanya bisa diam. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Austin mengungkapkan perasaannya dan Justin yang menjawab. Ini gila. Aku seperti terjebak diantara dua pilihan. Aku benci moment seperti ini.

"Apa maksudmu? Aku tidak berbicara padamu. Aku berbicara dengan Jane." Austin tampak marah mendengar jawaban dari mulut Justin.

"Jane tidak akan mengatakannya karna dia akan merasa tidak enak. Jadi,biar aku yang menjawab nya." Justin sekarang berdiri di samping ku.

Kulihat Austin mengeraskan kepalan tangannnya.

Aku tidak suka ini. Bumi,telan aku sekarang juga.

……………

vomments?

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

42K 3.5K 76
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
400K 4.3K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
44.9K 4.3K 42
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
58K 6K 19
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG