Guardian (Black Angel)

By Kaefsi

44.6K 4.1K 416

Complete First part = 310817 Last Part = 310518 Karyaku kesekian tapi genrenya fantasi *pertama kali nih ?La... More

Cast 1
Cast 2
Cast 3
Cast 4
* 1 *
* 3 *
* 4 *
* 5 *
* 6 *
* 7 *
* 8 *
* 9 *
* 10 *
* 11 *
* 12 *
* 13 *
* 14 *
* 15 *
* 16 *
* 17 *
* 18 *
* 19 *
* 20 * {END}
BONUS!
Squel?
Up!

* 2 *

1.9K 234 13
By Kaefsi


Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, lelaki mesum!

Melangkah cepat kerumah dan menguncinya rapat-rapat, lewat matahari tenggelam toko bunga milik Jessica di tutup.

Meletakkan keranjang anyaman itu di atas meja dan berlari kecil memasuki kamar mandi.

Aku kembali bergidik saat membayangkan lelaki aneh tadi, ia memelukku paksa dan hampir saja mencium bagian leherku.

Ah mungkin tidak mencium, tapi gadis mana yang akan membiarkan lelaki tak di kenal melakukan itu.

Makan malam terlewati, Jessica sibuk menghitung pemasukkan hari ini. Karena toko bunga yang sudah berjalan selama sepuluh tahun menjadikan toko milik Jessica di kenal banyak orang.

Di kamar aku mengunci pintu, dan membuka lemari. Mencari-cari barang yang mungkin akan dibuang Jessica jika ia tau.

Mataku berbinar saat benda itu sudah berada di genggamanku. Sebuah pedang peninggalan ayah.

Aku masih ingat sekali. Setelah ayah tiada salah satu prajurit memberikan pedang ini padaku, tanpa sepengetahuan Jessica tentunya.

Berjinjit saat menuruni tangga dan menuju ruangan yang sudah seperti gudang. Aku menginjak sebuah lantai kayu yang sudah di beri tanda.

Tepat saat itu, sebuah tangga kecil yang menuju ruang bawah tanah terbuka.

Jessica mungkin lupa dengan ruangan tua ini. Saat ayah masih ada, ruangan inilah yang beliau gunakan untuk mengajarkan ku bela diri.

Dengan lampu minyak, aku mulai beraksi saat seluruh ruangan terlihat jelas.

Beberapa jerami yang dibentuk menyerupai tubuh manusia menjadi lawanku.

Suara petir menggelegar dan membuatku kembali teringat pada lelaki di hutan terlarang tadi sore, apa dia sudah memiliki tempat berteduh?

Hujan malam ini sangat deras, aku bisa merasakan angin yang berhembus di sekitarku. Pasti di luar sana sangat dingin.

Tunggu! Untuk apa aku mengkhawatirkan orang itu? Kami bahkan baru bertemu hari ini, itupun dia sudah berani memelukku.

Menggeleng kuat agar bayangan itu hilang, mungkin karena aku lelah makanya memikirkan hal tak berguna seperti itu.

Masih terjaga, rasa kantukku seketika hilang saat memikirkan pertemuan kami. Aku dan pemilik bola mata indah itu.

Dengan pakaian yang sudah tak layak ditambah cuaca malam ini dia bisa saja mati di hutan mengerikan itu.

Aku mengambil jubah dan menuju ke hutan itu setelah memastikan bahwa Jessica sudah terlelap.

Menembus hujan yang jatuh menimpa tubuh, aku sampai di kebun dan langsung mencari lelaki itu di tempat tadi.

Rasa cemas kembali memenuhi kepalaku. Dimana dia?

Menghela nafas, aku melihat lelaki pirang itu di dekat kebun mawar milik Jessica. Sedang apa dia?

Ia menoleh cepat bahkan sebelum aku memanggilnya, dia ini sepertinya sangat suka membuatku terkejut.

"mau ikut denganku?"

"kemana?"

"kerumahku"

"sungguh? Kau akan membawaku beramamu?" aku tersenyum saat melihatnya antusias seperti itu.

Aku melepaskan jubah dan memakaikan padanya. Memang dingin, tapi dia lebih membutuhkan.

Aku membawanya ke ruang bawah tanah, memberikkan beberapa baju lama milik ayah yang ternyata pas untuknya.

"apa aku pantas mengenakkan ini?" tanya-nya berputar, "pantas sekali, apa kau lapar?".

Dia terlihat sedang berpikir, aku segera ke dapur dan membawakan susu juga roti untuknya.

"apa yang kau lakukan?" bentakku saat melihatnya menggigit sebuah apel plastik, "aku suka ini tapi kenapa tidak bisa dimakan?"

"kau ini bodoh ya?" aku tidak bisa berkata-kata melihat responnya yang sangat polos, menggemaskna sekali. Persis anak kecil.

Aku menahan tawa dan mengambil apel plastik itu dari tangannya. Kembali ke ruang bawah tanah, kali ini aku membawa apel sungguhan.

Dia segera melahapnya dengan cepat, apa jadinya bila lelaki ini tanpa diriku.

Aku masih sibuk menatapnya yang sedang makan, kenapa wajahnya sangat asing? Dan kenapa dia bisa berada di hutan terlarang?

Bola mata birunya menatapku, dia mengehentikkan kegiatan makan malamnya dan melirik apel terakhir di tangannya.

"kau mau?"

"tidak, untukmu saja" tolakku, "aku tau kau mau"

"tidak, aku sudah makan malam tadi"

"lalu kenapa kau menatap apel ini? Kau pasti menginginkannya" aku memutar bola mata, sepertinya ia tidak sadar bahwa yang kutatap sejak tadi adalah dirinya.

"terserah kau saja, aku ngantuk"

"kau meninggalkan ku lagi?" rengeknya, "aku hanya ingin tidur dan besok pagi kita akan bertemu lagi"

"tapi aku tidak mau sendirian"

"kau tetap disini dan jangan keluar sampai aku kembali!" kataku dengan menekan tiap katanya.

Dasar banyak maunya! Apa dia benar-benar mesum? Kenapa sampai tidak mau di tinggal begitu?

Hujan sudah reda, aku menarik selimut hingga menutupi wajah dan segera terlelap.

Dengan adanya lelaki itu aku merasa tenang, entah kenapa. Rasa cemasku seketika hilang.










Sinar matahari mengenai mataku, mengerang sesaat dan mengumpulkam nyawa. Aku terduduk dan melirik sekitar.

"selamat pagi"

"pagi" balasku setelah medengar suara seorang lelaki.

Mataku membulat dan kembali melihat ke sumber suara, benar saja. Lelaki itu sudah ada di dalam kamarku, lebih tepatnya di atas tempat tidurku.

"apa yang kau lakukan disini?"

"tidur sepertimu"

"bukankah sudah kubilang jangan keluar jika aku belum kembali!"

"tapi aku takut sendiri"

"astaga!! Kau ini..... "

"Sinb!! Kenapa ribut sekali di atas? Kau bicara dengan siapa?" aku menepuk kening saat mendengar ocegan rutin Jessica.

Melirik sinis lelaki yang kini sudah berdiri di sudut ruangan sambil menunduk, aku tidak bisa marah karena sikap manisnya itu.

Jessica akan pergi beberapa hari ke desa lain untuk mengunjungi sanak keluarga. Sedangkan aku? Tentunya harus menjaga toko.

Ini kesempatan yang bagus karena lelaki asing itu sangat tidak bisa diam, setelah mendengar kabar itu ia langsung keluar dan bermain di dalam toko.

Menghirup aroma bunga yang tersedia. Ia kembali menuju bunga mawar dan kegirangan sendiri. Apa dia suka bunga itu?

"ada bunga lain yang lebih wangi" ujarku membuatku mendekat, "mana? Mana?"

"sini" ajakku memarik tangannya, hampir saja tawaku pecah.

Aku menutup hidung rapat dan membiarkannya mendekatkan hidung pada bunga itu. "bauuu!! Bunga apa ini? Aku tidak suka"

"bhahahahahahahahha"

"jahat" ia mempoutkan bibir, " maaf, maaf".

Tak lama prajurit kemarin kembali dan membeli bunga mawar lagi, persis seperti kemarin.

Aku menghias tiga tangkai bunga merah itu, "Terimkasih" ucapku saat menerima uang darinya.

"kenapa kau berikan bunga itu?"

"karena dia membelinya"

"jadi jika aku membelinya kau juga akan memberikan bunga itu padaku?" tanya-nya yang membuatku mengerutkan kening, "aku belum tau namamu"

"aku juga belum tau namamu"

"baiklah, namaku Sinb.. Sekarang sebutkan namamu"

"aku lupa namaku" ia menundukkan kepala dengan wajah masam, "kalau begitu aku akan memberimu sebuah nama"

"baiklah"

"mulai sekarang namamu adalah V".












TBC

Continue Reading

You'll Also Like

25.6K 573 40
bts archive 🎶 Lyrics ; romanization, hangul, english, indonesian 🎶 Theory / chart data / youtube info [trans indo] 📩feel free to request/dm...
ARJUNA° By kenmwery

Teen Fiction

225 68 8
Mereka tumbuh bersama luka dan rasa sakit Semua akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu, baginya kalimat itu hanyalah omong kosong belaka, fakt...
1.4M 75K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
356K 20.6K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...