180 Derajat

By PoppiPertiwi

4.5M 401K 30.2K

[Kalau CHAPTER-nya gak ada berarti ceritanya diprivate. Follow dulu baru bisa baca] Semenjak mengenal Teresa... More

Raskal!
Teresa
CHAPTER 1 | Lari Bersama
CHAPTER 2 | Dipanggil Berdua
CHAPTER 3 | Belajar Bersama?
CHAPTER 4 | Jujur Lo Kenapa?
CHAPTER 5 | Hanya Mantan
CHAPTER 6 | Deal
CHAPTER 7 | Misteri Tulisan di Mading
CHAPTER 8 | Bertahan
CHAPTER 9 | Dasar Ngerepotin
CHAPTER 10 | Luka di Tubuh
CHAPTER 11 | Rumah Raskal?
CHAPTER 12 | Mereka Bertengkar Lagi
CHAPTER 13 | Peduli?
CHAPTER 14 | Tolong Berhenti Pura-Pura
CHAPTER 15 | Setahun Yang Lalu
CHAPTER 16 | Belajar Bersama
CHAPTER 17 | Masa Lalu 'Mereka'
CHAPTER 18 | Perasaan Baru
LEWATIN AJA
CHAPTER 19 | Ulang Tahun Raskal
CHAPTER 20 | Ada Yang Aneh
CHAPTER 21 | Penyesalan Seumur Hidup
CHAPTER 22 | Jalan?
CHAPTER 23 | Dia Udah Nggak Ada
CHAPTER 24 | Hidup Lo Nggak Serumit Gue
CHAPTER 25 | Di Atas Gedung Sekolah
CHAPTER 26 | Cinta Terlarang
CHAPTER 27 | That's My Girl
CHAPTER 29 | Ngapelin Teresa
CHAPTER 30 | Lo Cemburu?
CHAPTER 31 | Tidak Fana
CHAPTER 32 | Lo Cuman Masa Lalunya
CHAPTER 33 | We're Friends, Right?
CHAPTER 34 | Apa Yang Tersembunyi?
CHAPTER 35 | Mantan Sahabat
CHAPTER 36 | Makan Malam
CHAPTER 37 | Kecewa
CHAPTER 38 | Menjauh
CHAPTER 39 | Cemara, Hujan dan Kamu
CHAPTER 40 | Rahasia Baru
CHAPTER 41 | Pernyataan
CHAPTER 42 | Terungkap
CHAPTER 43 | Kesepakatan
CHAPTER 44 | Musuh Dalam Selimut
CHAPTER 45 | Kaget
CHAPTER 46 | BERTARUNG

CHAPTER 28 | Luka di Punggung

71.9K 6.6K 184
By PoppiPertiwi

SMA Nusantara termasuk sekolah yang masih ketat peraturan sekolah. Sepuluh menit saja terlambat, mereka akan digiring masuk ke ruang BK untuk dicatat namanya di buku keterlambatan tapi ada juga yang bisa lolos dan lewat gerbang kecil yang letaknya ada di basement dan naik ke tangga agar bisa sampai di koridor. Sekolahnya memang punya fasilitas basement. Tidak besar. Tidak juga kecil. Basement itu ada karena sekolahnya memang kekurangan tempat parkir dengan jumlah murid ribuan. Yang menghabiskan tempat adalah mereka yang membawa kendaraan berdoa empat. Bahkan ada yang sampai parkir di luar. Namun karena faktor banyaknya pencurian, kepala sekolah menghimbau agar menaruh kendaraan di dalam sekolah.

Tingginya gaya remaja di pergaulan zaman sekarang adalah satu ungkapan fakta bahwa zaman sudah sangat maju dan orang-orang hidup di mana masa sudah pada siklus *Kaliyuga; zaman kehancuran di mana banyak moral manusia yang rusak parah serta tak sedikit siswa yang sudah berani melawan gurunya. Pada zaman ini uang yang paling berkuasa. Hukum dan jabatan bisa dibeli dengan uang.

Teresa baru saja menaruh mobilnya di basement. Perempuan itu dengan cepat-cepat menyambar tasnya yang ada di kursi samping dan keluar dari mobil. Gerbang basement baru saja ditutup oleh satpam yang membuat ia menghela napas lega. Kalau Teresa tidak cepat tadi. Mungkin dia tidak akan tahu akan parkir di mana.

Saat Teresa naik ke tangga dekat gudang ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang.

"Tumben."

Teresa menoleh ke belakang. Raskal terkekeh melihat Teresa yang begitu terkejut.

"Lo juga tumben," kata Teresa yang melihat Raskal juga sedang menggendong tasnya. Bedanya cowok itu menaruh sebelah talinya di sebelah kiri.

"Iya gue males denger orangtua gue marahin gue karena gue keseringan telat."

"Itu namanya orangtua lo perhatian." Nada getir tersirat di dalamnya. "Itu lo udah untung. Nggak kaya gue."

"Sa? Kok jidat lo yang di kiri warnanya merah?" tanya Raskal. Teresa langsung memegangnya. Menjauh. Raskal mendekatinya namun Teresa mencoba mengalihkan perhatian cowok itu.

"Oh i-ini," Teresa langsung mengambil alasan kilat. "Ini- Ohh! Gue nggak sengaja nabrak pintu rumah kemarin jadinya gini deh." Teresa menatap Raskal namun cowok itu hanya memberi tatapan datar.

"Lo nggak pinter bohong, Sa." Suaranya mendingin.

Teresa meneguk ludah, "Beneran deh! Ini tuh kena pintu kamar gue kemarin." Teresa masih saja meyakinkan Raskal agar cowok ini percaya tapi hasilnya nihil. Raskal masih terlihat sama seperti tadi. Mungkin kalau dulu, Raskal pasti akan mengejeknya habis-habisan karena menabrak pintu. Mungkin kalau hal itu terjadi dulu, Raskal akan percaya-percaya saja.

Tapi jangan harap kalau sekarang cowok ini percaya dengan alasannya.

Seiring berjalannya waktu semua orang berubah begitu juga keadaan.

Mungkin dulu, Raskal memang tidak ada perasaan pada Teresa. Lucunya, jangankan ada perasaan yang berbeda pada Teresa. Cowok itu saja ogah kalau ketemu Teresa karena cewek ini sangat 'sok' di matanya. Sapa-menyapa saja mereka tidak pernah. Paling-paling hanya mata yang sesekali bertemu. Tapi kini, semuanya berubah. Waktu, kejadian-kejadian dan rasa penasaran mengubahnya. Raskal sekarang malah berniat menjaga perempuan ini untuk ia miliki sendiri. Terdengar egois? Tidak. Raskal pun tahu kalau Teresa tidak punya pacar setelah ia putus dengan Beling.

"Duh gue takut diliat Bu Is di sini. Gue mau ke-"

"Nggak! Sebelum lo kasi tau gue itu jidat lo kenapa," potong Raskal.

"Kan udah gue bilang tadi."

"Lo tuh nggak bakat bohong."

"Kok bohong siih."

"Jujur atau-"

Raskal menggantungkan kalimatnya membuat Teresa ingin tahu apa yang akan dikatakan cowok ini.

"Apa?" tanya Teresa.

Raskal mendekat membuat Teresa bejalan ke belakang. Begitu badannya menyentuh pembatas besi tangga barulah ia sadar kalau ia tidak bisa lari atau berkutik karena sedikit saja dia mundur, kakinya bisa masuk ke sisi besar yang ada di belakangnya ini.

"Lo mau ngapain sih?" tanya Teresa.

Raskal menyentuh tangan Teresa yang masih memegang dahinya. Cewek itu mulanya tidak mau melepaskan apa yang sedang ia sembunyikan tapi setelah Raskal sedikit memaksa barulah Teresa melepaskan tangannya dari dahi.

"Aduh jangan lo pegang! Sakit," kata Teresa.

Raskal menatapnya. Cemas. "Itu lo kenapa?" tanya Raskal tidak bisa menebak kenapa Teresa sampai begini. "Jujur." Tuntutnya.

"Gue udah jujur," cicit Teresa.

"Bohong." Raskal menatap matanya tapi kedua mata Teresa bergerak gelisah. Bahkan inderanya saja tidak bisa berbohong. "Kalau lo jujur trus kenapa lo takut?" tanya Raskal. Lagi Teresa meneguk ludahnya.

Teresa menghela napas. Memilih mengalah. "Kena asbak."

"Asbak?" sergah Raskal. Dia harus tahu penyebabnya.

"Kemarin pas lo pergi dari depan rumah gue. Gue ngambil mobil lagi terus keluar." Teresa bercerita dengan nada was-was membuat Raskal mendengarkannya sambil menajamkan kedua telinganya. "Gue pulang jam tiga terus Papa marah. Jadinya ya gitu." Teresa malah tertawa hambar sambil mengusap bekas lukanya. Masih mencoba menutupinya dari Raskal.

"Emang lo," Raskal berdehem. "Lo kemana?"

"Lo nggak perlu tau," balas Teresa.

"Lo dipukul juga ya?" tanya Raskal dengan suara halus. Teresa hanya mengangguk. Malu setelah ia bercerita hal seperti tadi pada Raskal. Sudah beberapa kali ia menceritakan apa yang ia alami pada cowok ini.

"Di mana, Sa?" tanya Raskal. Teresa merunduk. Dia tidak mau cerita.

"Di mananya Sa?" ulangnya. Kali ini lebih mendesak.

Teresa menyentuh punggungnya yang terhalang kemeja sekolah dengan sebelah tangan kanan. Perempuan yang lebih pendek darinya ini seperti sedang mengadu pada Ayahnya karena disakiti oleh orang lain.

"Boleh gue liat?"

Teresa menggeleng pelan. Raskal yang cukup tahu diri pun tidak akan memaksa.

"Masih sakit?"

"Lumayan."

Raskal menyentuh luka perempuan yang ada di dahinya itu. "Ntar gue anter ke UKS ya?"

"Nggak usah udah nggak sakit-sakit banget."

"Di punggung lo?"

Teresa tidak menjawab dan Raskal sudah tahu apa jawabannya.

"Nyeri ya?"

"Hm."

"Ntar gue cari lo ke kelas pas istirahat buat ke kantin bareng."

"Kal?"

"Apa?"

Keduanya saling diam setelah itu. Lalu suara Bu Is menghancurkan suasana yang ada.

"Raskal! Teresa! Kalian ngapain di situ? Pacaran?!" suara galaknya terdengar dari luar gerbang basement.

"Iya Bu! Pacaran! Ibu mau ikut?!" celetukan Raskal membuat Teresa melotot. Bu Is sudah siap mendatangi mereka sekarang namun pintu gerbang ternyata sudah dikunci oleh gembok besar sehingga guru itu hanya berdiri jauh di depan mereka. Terhalang oleh benda mati itu.

"Raskal! Kamu itu ya!" guru itu menggulung buku panjang yang sedang ia bawa. Gregetan dengan anak muridnya yang satu ini. "Sini kamu!" mata Bu Is hampir keluar saat mengatakan hal itu.

"Maaf ya Bu. Bukannya saya nggak mau. Kan udah bel masuk tuh Bu. Ibu sendiri kan yang bilang kalau udah Bel masuk tuh harusnya langsung ke kelas," kata Raskal sambil melirik Teresa. "Jadi sekarang saya mau ke kelas dulu ya Bu. Biar nggak telat jam pelajaran pertama. Ntar saya malah dimarahin gara-gara Ibu lagi. Yaudah, misi Bu," tambah Raskal sok alim membuat Teresa menahan diri untuk tidak melempar tatapan geli.

Sebelum Bu Is kembali mencegah. Raskal sudah lebih dulu membawa Teresa naik ke tangga atas.

"Awas kamu ya!" teriakan Bu Is terdengar tambah gregetan. "Ibu cari kamu ke kelas!"

****

AN:

*Kaliyuga: Dalam catur yuga (Perputaran zaman menurut Weda). Siklus ini yang paling akhir dalam perkembangan zaman. Siklus keempat ini merupakan zaman kehancuran. Banyaknya moral manusia yang mulai rusak parah. Kamu pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai budak nafsu mereka. Banyak siswa yang sudah berani melawan gurunya. Banyak orang-orang yang mencari nafkah dengan cara tidak jujur. Dan banyak lagi kepalsuan, kebohongan, kejahatan dan tindakan kekerasan yang terjadi. Pada zaman ini uang yang paling berkuasa.

Jangan lupa juga buat follow instagram:

Raskaldananjaya

Teresarajata

Belingmartanta

Komen next di sini ya buat lanjut! xx

Love, Pi.

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.7M 87.7K 54
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

1.4M 58.8K 56
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
1.4M 143K 51
Katanya, psikopat bersifat genetik. Katanya, seorang anak yang tumbuh besar dengan orang tua yang memiliki gangguan tersebut berpotensi tumbuh serupa...
727K 34.9K 56
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...