Warning !! 18+
🥀🥀🥀
Aidan berjalan cepat menuju kamar Abel, untuk mengajak wanita itu 'ber-selfie' ria. Alasan apalagi, selain untuk menjawab tantangan Damar yang meminta bukti padanya.
Bel kamar Abel, Aidan bunyikan. Dan munculah seketika Bodyguard Abel "Emin". Wanita bertubuh gempal itu, langsung membungkuk hormat dan mempersilahkan Aidan masuk.
" Dimana dia?" tanya Aidan to the point
"Di kolam renang, tuan" jawab Emin, yang seakan mengerti maksud ucapan 'tuan-nya'
Tanpa aba-aba, Aidan langsung bergegas menuju ke tempat yang di maksud wanita gempal itu. Melewati beberapa ruangan, dan akhirnya Aidan, sampai di tempat itu. Seketika Matanya terbelalak menyadari apa yang dilihatnya saat ini.
🥀🥀🥀
Abel langsung beranjak dari kolam, ketika rasa haus memenuhi kerongkongannya. Sambil merenganggkan ototnya yang terasa sedikit kaku karena terlalu lama berendam, dirinya lantas berjalan pelan menuju kursi santai untuk mengambil orange juice-nya.
"Ah....segarnyaaa...." riang Abel, sesaat setelah cairan itu membasahi kerongkongannya yang terasa kering. Setelah itu Abel tak langsung kembali berenang, dirinya memilih tiduran santai sembari mengamati tempat indah di sekelilingnya.
Namun, seketika ia tersentak kaget ketika menyadari seseorang tengah memperhatikannya, orang itu, Aidan.
"Mau apa dia kesini?" pikir Abel bingung
"Apa jangan-jangan mau mengusirku?" Abel bermonolog sendiri. Kemudian langsung geleng-geleng, mengenyahkan pikiran buruknya.
"Ah...tidak mungkin!" sangkalnya. Kemudian kembali menatap Aidan yang sedang menatapnya?
Seketika, Abel mencoba mengartikan arah pandang Aidan itu, yang ternyata memandang tubuhnya?!
Abel tersentak, buru-buru ia menutupi bagian tubuhnya, yang terlampau terbuka. Namun sayang, Abel lupa membawa bathrobe, menutupi dengan tangan sudah jelas tidak akan mempan!
Entah dari mana datangnya, tiba-tiba Abel teringat ucapan Aidan tempo hari yang mengatakan, dirinya tak akan bernafsu dengan wanita sepertinya. Benarkah? Jika iya, mungkin tak ada salahnya menggoda Aidan untuk kesombongannya itu!
Abel akan mengetesnya!
Perlahan Abel langsung berjalan menuju ke arah Aidan yang masih terdiam. Abel sengaja melenggak-lenggokan badannya untuk menimbulkan kesan menggoda. Entah apakah cara ini berhasil ataukah tidak. Tidak ada salahnya mencoba bukan?
Sesampainya ia di hadapan Aidan, ternyata pria itu masih saja diam. Abel menatapnya dengan pandangan menyelidik. Sebenarnya pria itu sadar atau tidak sih?
"Ai.....dan" Abel berujar dengan suara yang di buat se-sexy mungkin, sesekali ia mengigit bibir bawahnya untuk menimbulkan kesan menggoda. Aidan mengerjapkan matanya, Abel tersentak. Ternyata pria ini sadar! Tapi? Mengapa hanya seperti itu responnya?
Dengan takut-takut Abel mencoba menarik tangan Aidan menuju kursi santainya, dan ternyata... Aidan menurut! Sungguh Abel sedikit tercengang sekarang.
Ketika sampai, Abel menyuruh pria itu untuk duduk, dan lagi-lagi Aidan menurut tanpa komentar. Sekarang jadi Abel yang salah tingkah
apalagi ditatap se-intens itu olehnya. Rasa-rasanya jantung Abel jadi ketar-ketir sendiri.
"Kamu mau ap....ah..." ujar Abel dengan suara yang ia buat sexy mungkin. Aidan tak menjawab. Tentu saja Abel jadi senewan sekarang. Ia rasa Aidan ini 'kesambet'. Melihat gelagatnya yang kadang merespon dan terkadang tidak.
Ketika Abel sibuk berpikir. Ucapan Aidan seketika mengejutkannya.
"Itu" ujarnya membuat Abel mengernyit.
"Itu?" ulang Abel tak paham. Aidan mengangguk, masih dengan wajah datarnya.
"Apanya?" tanya Abel lagi yang benar-benar bingung
"Kenapa besar?" jawab Aidan, tanpa memalingkan pandangannya.
Abel, mengikuti arah pandang Aidan...
'Dadaku?!' batin Abel tersentak, namun tak lama. seketika ide jahil kembali muncul di otaknya, tentu saja dengan menggoda pria Angkuh ini untuk menarik ucapannya waktu itu!
Seketika Abel mendudukan dirinya di pangkuan Aidan. Pria itu tak menolak, ia menatap Abel dengan mata yang mulai menggelap, sarat akan gairah.
"Kamu tau...ini asli loh" pamer Abel, sembari menatap wajah Aidan yang ada di hadapannya.
"Kamu sexy" ujar Aidan tanpa sadar. Abel tersentak, namun detik berikutnya ia tersenyum.
"Tentu saja! Biar begini-gini dulu itu, aku model loh"
Aidan hanya mengangguk
"Mungkin udah jutaan orang kali ya, yang bilang kalau aku itu sexy" Abel tersenyum lebar di akhir kalimatnya.
"Pakaianmu bagus"
Abel terdiam mendengar ucapan Aidan. Dirinya lantas memperhatikan tubuhnya, dan ia rasa Aidan salah bicara deh! Sekarang itu abel sedang tidak mengenakan pakaian, ia hanya mengenakan Bikini yang super sexy, intinya 98 persen tubuh Abel itu polos!
Tiba-tiba Abel merasakan basah dibibirnya, matanya terbelalak ketika menyadari bahwa Aidanlah yang telah menciumnya. Tidak hanya itu, Aidan bahkan melumatnya dengan ganas, memaksa Abel untuk segera membuka mulutnya, Namun Abel tetap keu-keuh untuk tidak membukanya, membuat Aidan menggeram tertahan. Seketika pria itu meremas kuat payudara Abel yang terlihat besar dan menggiurkan, membuat Abel seketika memekik keras. Kesempatan itu Aidan gunakkan untuk memasukkan lidahnya ke dalam mulut Abel, menyesapnya dan mencecapnya dengan penuh gairah.
Abel menggeram tertahan dengan setiap perlakuan Aidan itu, seakan terbuai, ia menuruti setiap perlakuan Aidan. Dengan licah Abel mencoba untuk mengimbangi ciuman panas Aidan itu. Sementara itu dengan gencar Aidan terus meremas-remas sesuatu yang sedari tadi mengusik pikirannya, membuat desahan-desahan kecil lolos dari bibir Abel, pria itu menggeram semakin terbuai dengan gairahnya yang membuncah.
"Ud...dah...Ai.....ahh...." rancau Abel
Aidan tak mengindahkan, terus meremas-remas sesuatu yang benar-benar menggelapkan matanya
"Ai.....ahh..."
Abel mencoba untuk melepaskan kedua tangan Aidan dari dadanya, namun sepertinya pria itu tak meresponnya sama sekali. Malah sekarang berganti menciumi leher jenjang Abel. Bahkan tangan Aidan sudah beregerilya di mana mana.
"Ai.....le...pash.....ahh" rancau Abel lagi, ketika pria itu mengulum lehernya membuat tanda kissmark disana
"Ai...." lagi, Aidan seakan tak perduli dengan rancauan Abel, yang menyuruhnya untuk lepas, seakan gelap mata, aidan terus mengikuti nafsunya.
"A..ku...bi..lang..le..pash.ai....Ahh...." Aidan kembali meremas kedua payudara Abel yang menyembul, sembari membuat kissmark di sekujur leher Abel.
"Ai...."
Aidan kembali membungkam bibir Abel dengan bibirnya, memaksanya untuk membalas setiap perlakuan itu. Aidan mencium Abel dengan ganas, membuat wanita itu terengah-engah di sela lumatannya.
Perlahan Aidan mencoba untuk melepas kaitan bra milik Abel, ia begitu penasaran dengan sesuatu yang bersembunyi di baliknya, pastinya sesuatu yang begitu indah yang pernah ia lihat.
Cukup sukses Aidan membuka kaitan itu, namun ketika dirinya akan mengenyahkan benda itu, seketika tangannya dicekal kuat oleh sang empunya, Abel.
"Apa yang lo lakuin?!" kesal Abel, seraya beranjak dari pangkuan Aidan. Buru-buru ia kaitkan lagi benda itu di badannya. Sembari menatap Aidan tajam.
"Jangan kira, gue mau ngelakuin hal lebih jauh dari ini bersama lo!!" geram Abel seraya menunjuk wajah Aidan dengan kesal.
Aidan diam, dirinya kini sibuk mencerna apa yang sedang terjadi. Ia seperti orang linglung.
"Dan sekarang terbukti kalau lo itu memang BERNAFSU sama gue!! Dan sebelum lo tarik kata-kata hina lo itu Jangan pernah berpikir untuk sedikitpun nyentuh gue!!!" geram Abel lagi seraya beranjak dari hadapan Aidan dengan amarah yang memuncak
Sementara itu, Aidan yang seakan baru tersadar dari lamunannya menggeram tertahan. Sungguh sekarang ia merasa jijik dengan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia ada niatan untuk menyetubuhi wanita itu? Ya....terlepas dari bagaimana kemolekan tubuh wanita itu yang seakan menghipnotisnya. Tapi yang jelas, Aidan benar-benar tak sudi jika kelak dirinya harus mendonorkan benih di rahim wanita itu! Sangat tidak sudi!!
"Sial! Hampir saja!" umpatnya seraya beranjak pergi untuk meredakan ketegangan-nya.
🕊️🕊️🕊️
Tbc...