Bukan ZONK!

By Redtherzoe

7.7M 265K 6.8K

"Jadi gue harap lo bisa akting" Abel mendongak menatap bingung Aidan "Akting? Untuk apa?" Aidan berdecak. "H... More

Part 1 {Taruhan konyol}
Part 2 {War?}
Part 3 {Misi Gila!}
Part 4 {Tantangan tak terduga}
Part 5 {Bukan awal yang baik}
Part 6 {Gara-gara Aidan}
Part 7 {Kegilaan Aidan}
Part 8 {Pernikahan Rahasia}
Part 9 {Dasar wanita ZONK!}
Part 10 {Aidan...Aneh?}
Part 11 {Hari Baik dan Hari buruk}
Part 12 {Abel Sakit?}
Part 13 {Hate You}
Part 15 {HoneyMoon?}
Part 16 {Bodyguard? untuk apa!}
Part 17 {Harus berbohong?}
Part 18 {Kesal}
Part 19 {Tanpa Sadar}
Part 20 {Frustasi}
Part 21 {Tragedi}
Part 22 {Sebuah awal yang memilukan}
Part 23 {Damn!}
Part 24 {Aku Terlupakan}
Part 25 {Emin dan Gia}
Part 26 {Flashback}
Part 27 {Secercah Harapan}
Part 28 {Jarak}
Part 29 {Apa yang terjadi?}
Part 30 {Anugerah atau bencana?}
Part 31 {Pernikahan Absurd}
Part 32 {Wanita itu?!}
Part 33 {Sandiwara Gila}
Part 34 {Cemburu?}
Part 35 {Rasa berbeda}
Part 36 {Hate}
Part 37 {Detak}
Part 38 {Bukan mimpi?}
Part 39 {Mimpi, kenyataan atau hayalan?}
Part 40 {Jangan pergi}
Part 41 {Petrichor Love}
Part 42 {Cake and Tears}
Part 43 {Not Perfect}
Part 44 {Say Goodbye}
Part 45 {Senandung Hujan}
Part 46 {Not Enemy}
Part 47 {Sick}
Part 48 {I Love You}
Part 49 {Memory}
Part 50 {Cinta dalam Ilusi}
Part 51 {Sekutu}
Part 52 {Jiwa yang menyesal}
Part 53 {Sisi yang berbeda}
Part 54 {Kilas Balik}
Part 55 {Bertahan atau Pergi}
Part 56 {Di antara dua Pilihan}
Part 57 {Sebuah Akhir}
Part 58 {Kenyataan Ini}
Part 59 {Kisah Yang Lalu}
Part 60 {Bukti Dan Fakta}
Part 61 {Elegi Dalam Melody}
Part 62 {Kesempatan Kedua}
Part 63 (Selamat Tinggal Luka)
Part 64 (Tolong Hentikan Waktu)
Part 65 (Rasa Bersalah)
Part 66 (Sesal)
Part 67 (Cerita Dan Harapan)
Part 68 (Anabelle)
Part 69 (Baby!)
Part 70 (Suka-Duka)

Part 14 {1001 Cara Aidan}

70.2K 3.8K 34
By Redtherzoe

"GUE MINTA CERAI !!!" Teriak Abel lagi untuk kedua kalinya.

Aidan terdiam. Namun didetik berikutnya ia tertawa, keras sekali. Sesekali terlihat pria itu memegangi perutnya yang terasa geli. Entah apa yang ada dalam pikiran pria itu, yang jelas sikapnya ini benar-benar membuat Abel geram.

"AIDAN !!!" teriak Abel lagi, nyaring. Sungguh saat ini Abel sangat muak melihat seseorang dihadapannya ini. Ingin saja ia 'memutilasi' pria ini sekarang juga!

Aidan diam, kemudian melirik Abel sambil tersenyum simpul.

"Memang lo sanggup bayar denda yang gue ajukan?" Aidan berujar datar, Abel mengernyit bingung. Tidak mengerti maksud pria gila di hadapannya ini

"Apa maksud lo, heh?"

Aidan terkekeh, sembari mengeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian pria itu berjalan menuju kursi kebesarannya dan terduduk disana.

"Gue bilang, lo sanggup bayar denda?"

Abel mendengus, ia masih tidak mengerti apa yang sebenarnya dibicarakan 'suaminya' ini?

"Denda apaan sih?! Gue nggak pernah menjanjikan denda apapun itu!" kesal Abel

Aidan menyenderkan bahunya dikursi, sembari mengamati Abel dengan wajah cemberutnya

"Itu karena lo nggak sadar, dan...lo itu terlalu bego" Aidan berujar sarkastis. Abel tanpa sadar mengepalkan tangannya kuat, kembali menahan segala emosinya. Karena percuma saja ia melawan, kekuatannya tak sebanding dengan Kekuasaan milik Aidan.

"Terserah apa kata lo! Tapi gue minta jelaskan apa yang lo maksud tadi!!" ujar Abel tak sabar.

Aidan terkekeh kemudian, mengambil remote di laci mejanya lalu menekan tombol power kearah LCD yang sebelumnya sudah ia sambungkan ke Laptop dan seketika itu juga Layar besar dihadapan Aidan menyala menampilkan sebuah lembaran surat perjanjian yang telah di Scanning.

"Ap..apa i..tu?" lirih Abel tak percaya dengan pengelihatannya. Diusapnya berkali-kali kedua matanya, namun semuanya nyata dan bukan halusinasinya semata

"Lihat kan, Surat itu? Pasti lo bakalan ngerti apa maksud gue" ujar Aidan datar sembari tersenyum sinis

Abel terdiam, pikirannya kembali berkecamuk. Sungguh ia tidak mempercayai semua ini. Apakah ini mimpi? Tapi kenapa rasanya sangat nyata!

"Jadi...sekarang turuti apa perintah gue, kalau lo nggak mau bernasib lebih sial dari ini" ujar Aidan sembari tersenyum simpul.

Abel menghela napas berat, kemudian langsung berlalu pergi meninggalkan Aidan yang tersenyum puas.

🥀🥀🥀

"Pastikan berita kedatangan wanita gila itu tidak sampai ketelinga Tuan Sanderson! Dan juga, pastikan seluruh karyawan tutup mulut atas kekacauan itu!" tegas Aidan pada Asistennya Salli.

"....."

"Oh iya, awasi pula wanita gila tadi, jangan sampai ia bertindak diluar batas!" sentaknya keras, kemudian langsung menutup telepon itu sepihak.

Kembali Aidan menyenderkan tubuhnya dikursi lalu mengkontak seseorang lainnya

"Halo" sapanya duluan, ketika sambungan itu telah terhubung

"....."

"Carikan seorang bodyguard wanita sekarang!"

"...."

"Tidak usah banyak bertanya! Lakukan saja sesuai perintah!"

"....."

"Oke aku tunggu!"

Aidan menaruh handphone-nya di meja, kemudian pasang matanya kembali mengarah ke layar LCD yang masih menyala, ia tersenyum puas kemudian mengalihkan pandangan keberkas lainnya yang sudah tertata rapi di meja.

🥀🥀🥀

"Brengsek...brengsek...brengsek!!!" teriak Abel keras tak perduli lalu lalang orang memandangnya sinis seraya ikut berkata kasar akibat umpatannya barusan. Dia tetap acuh berjalan sembari menendang kesal bebatuan yang terhampar luas disekitar

Abel kembali teringat dengan kekacauan sejam yang lalu. Teringat akan Surat sialan yang ditunjukkan Aidan padanya. Tentu saja itu merupakan surat yang memberatkan Abel. Isinya mengenai persetujuan Abel untuk tidak membatalkan kontrak secara sepihak, tidak menyulitkan Aidan, tunduk dengan perintah Aidan, dan tidak membocorkan perihal pernikahan ini pada orang lain. Tentu Abel harus membayar denda yg sangat besar jika wanita itu melanggarnya.

"Huh! Ini gue yang bego atau si Angkuh itu yang kelewat licik?!" Abel menghempaskan tubuhnya dibangku taman sambil memberengut kesal. Sama sekali tidak terpikir olehnya bahwa Aidan akan bertindak sejauh ini!

"Kenapa juga waktu itu gak gue baca dulu sih!" kesal Abel lagi, lebih kepada dirinya sendiri. Ia sangat ingat kecerobohannya itu. Kalau tidak salah kesempatan Aidan untuk membodohi dirinya itu adalah sesaat setelah keduanya resmi menikah. Yang Abel tau Aidan hanya menyuruh Abel untuk segera menandatangani beberapa surat, guna keperluan pernikahan. Dan bodohnya Abel hanya nurut dan tak sedikitpun berniat membaca surat-surat itu. Abel yakin saat itulah Aidan menyelipkan 'surat sialan' itu diantara lembaran-lembaran kertas yang menurut Abel tak penting.

"Gimana gue bisa lolos dari si Angkuh itu?" pikir Abel menerawang, mencoba berpikir keras

"Kalau kabur terus nanti gue jadi gelandangan dong! Terus nanti makan apa?" Abel mengelengkan kepalanya kuat, menyadari ide bodohnya itu. Baginya jadi gelandangan bukan pilihan yang tepat. Setidaknya jika hal itu terjadi Abel harus mempersiapkan bekal terlebih dahulu, dan tentu saja 'bekal' itu minimal sekoper uang milik Aidan!

"Aduh.." Abel menepuk dahi-nya frustasi. Terlalu gila, jika ia harus merampok uang Aidan, bisa-bisa jika hal tersebut terbongkar, Abel tak habis pikir apa jadinya dia nanti, bisa bisa ia dimutilasi oleh pria itu, atau bahkan dijadikan 'Abu' oleh si gila itu.

Drrtttt

Tiba-tiba handphone di saku Abel berbunyi tertera nama "Netta" disana. Segera Abel menggeser tombol hijau itu untuk mengangkat panggilan untuknya

"Halo"

"Halo Bel, ini gue Netta, lo tau kan?" Abel mengangguk malas, mengiyakan perkataan wanita itu meski tak terlihat

"Ada apa?" tanya Abel to the point

Hening sejenak, Netta tak lantas menjawab ucapan Abel.

"Hallo?"

"ABEL! LUSA BESOK GUE BAKALAN NIKAH! LO DATENG YA!!!" Teriak Netta nyaring mengagetkan Abel. Wanita itu menggeram kesal seraya menggosok perlahan tangannya kearah telinga yang terasa pengang.

"Bisa nggk sih, nggak usah teriak!" Lagi, Abel memberengut untuk yang kesekian kalinya

"Hehe....maaf deh. Soalnya gue itu very-very Excited banget!!!"

Huft, Abel menghela napas panjang. Tentu saja Netta se-Excited itu. Siapa sih yang nggk bahagia dinikahi oleh pria sebaik Tyo?

"Selamat deh" ujar Abel pelan, sedikit iri dengan keberuntungan Netta

"Dan lo tau nggak Bell?"
Abel mendengus, tentu dia tidak tau apa yang di maksud Netta.

"Apaan?" tanya Abel malas.

"JEANNY DAN DAMAR JUGA BAKALAN NIKAH LUSA BESOK BARENGAN GUE!!!" Teriak Netta lagi nyaring. Abel menggerutu sebal, tentu saja karena suara cempreng Netta yang begitu memekakan telinga.

"Jadi kalian bakalan nikah bareng-bareng gitu?"

"Iya, bahkan nanti acaranya digabung! Pokoknya meriah banget deh!!"

Abel tau, dan harusnya Netta tak menjelaskan itu juga

"Tapi...."

Dahi Abel mengernyit mendengar nada tak semangat Netta

"Kenapa?" tanya Abel kepo

"Tyo cerita ke gue, kalau dia sedikit sedih dengan pernikahan ini"

Abel sama sekali tak mengerti maksud perkataan Netta, sebenarnya apa yang ingin wanita itu bicarakan sih?

"Maksudnya? Dia nggak suka nikah sama lo?" Alis Abel bertaut. Sungguh sekarang ini dia sedikit bingung. Jika memang benar Tyo tidak bahagia dengan pernikahan ini, mengapa mesti dilanjutkan? Apa karena taruhan konyol itu lagi? Memang apa susahnya mengaku kalah? Toh itu lebih baik dibanding tidak bahagia seumur hidup!

"Bukan itu Bel. Tyo sedih karena satu sahabatnya, nggak tepati janjinya! dia bilang harusnya pernikahan ini dilaksanakan oleh tiga pasangan, dan orang itu Aidan dan elo!"

Abel sontak terkejut mendengar penuturan Netta. Sungguh ia sama sekali tidak mengerti dengan arah pembicaraan wanita itu

"Tyo bilang harusnya Aidan dan elo itu nikahnya barengan kami, sesuai janji persahabatan mereka dulu. Kalau satu nikah, semuanya harus nikah, dan harusnya nikahnya itu barengan kayak yang Tyo dan Damar lakukan. Tapi menurut berita yang gue denger dari Tyo, elo dan Aidan bahkan sudah duluan menikah dan parahnya Aidan itu nggak ngundang Tyo dan Damar, elo tau Tyo sedih banget waktu itu" jelas Netta.

Abel terdiam, tentu saja Aidan melakukan semua itu agar dirinya tak merasa malu memiliki istri sejelek Abel!

"Halo?"

Abel tersadar dari lamunannya

"Iya.."

"Kalau gitu jangan lupa datang ya lusa besok, undangannya udah Tyo kirim ke Aidan, lo bisa tanya aja orangnya langsung"

Abel mengangguk tanpa berniat bicara lagi, dirinya lantas mematikan sambungan sepihak karena merasa tak ada yang perlu dibicarakan lagi.

"Istri simpanan?" lirih Abel, seraya tersenyum miris.

🕊️🕊️🕊️

Tbc...

Continue Reading

You'll Also Like

5.3M 285K 33
[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Fachmi tidak tahu apa yang menarik dari seorang Carissa Aldira Prayoga. Dia hanyalah gadis SMK dengan tubuh rata ta...
2.2M 33.5K 47
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
2.3M 170K 45
Karena kejadian tanpa kesengajaan di satu malam, Mima jadi harus kehilangan waktu-waktu penuh ketenangannya di kantor. Memergoki atasannya sedang ber...
6.2K 670 44
"Dear U... I have something for U. It's about U." ยป๐Ÿ’Œ CO(US)IN book 1 Hei! Apa di dunia ini ada jasa menitip salam? Jika ada, aku ingin menitip salam...