Destiny.

By damomost

2.5K 110 4

Semuanya sudah di atur. Dia kehilangan orang yang dia sayang,tapi saat itu juga dia mendapatkan kasih sayang... More

chapter 1
chapter 2
notice
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 16
chapter 17
chapter 18

chapter 15

96 6 0
By damomost

Sudah 3 hari aku di Miami. Dan sudah 3 hari pula Adel bertingkah aneh. Dia slalu menghindari ku. Saat di kamar,ia slalu pura-pura tertidur atau bilang kalau dirinya lelah. Ini membuat ku bingung. Aku tidak merasa melakukan kesalahan kepada Adel. Aku bertanya kepada Justin tapi Justin selalu bilang 'aku tidak tahu' ini sungguh membingungkan.

"Hei jangan melamun." Tegur Austin membuyarkan lamunan ku. Aku saat ini sedang bersama Austin di salah satu cafe.

"Tidak,aku tidak melamun." Ucap ku menyangkal.

"Ceritakan lah." Austin memang pendengar yanh baik. Sejauh ini aku sering bercerita masalah pribadi ku kepadanya. Seperti masalah ku Adeli.

"Ini hanya tentang adik ku." Ucap ku malas.

"Adel? Ada apa dengan nya?"

"Akhir-akhir ini dia aneh. Dia selalu bertingkah cuek dan menghindari ku. Kau tau,ini sangat mengganggu. Aku tidak merasa membuat kesalahan Tapi dia tiba-tiba saja menjadi menyebalkan begini." Jelas ku. Austin terlihat mencerna omongan ku.

"Apa dia sedang....pms?"

Aku tertawa spontan.

"Kau ini tau apa soal pms?" Tanya ku balik membuat nya mengedikkan bahu.

"Aku cukup berpengalaman."

Aku mengernyit.

"Maksudmu? Kau sebelumnya seorang wanita?"

"Hei tentu tidak. Maksudku,aku pernah berhadapan dengan wanita yg sedang pms. Dan dia sangat menjengkelkan kau tau."

Aku mengangguk. Benar juga sih.

"Apa dia pacar mu?"

"Mantan lebih tepatnya. Kenapa? Jangan bilang kau cemburu huh?" Austin menaikan alisnya. Tingkah nya kali ini sangat mirip dengan Justin.

"Tidak,aku hanya bertanya." Entah kenapa aku menjadi salah tingkah.

"Kau terlihat salah tingkah." Ledek nya lagi yang berhasil membuat tangan ku menjitak kepalanya.

Aku dan Austin hanya tertawa.

"Jane?" Seseorang datang dengan suara familiarnya. Itu suara Justin. Aku menoleh dan melihat Justin dan Adel disana.

"Hei kalian. Sedang apa?"

"Sedang jalan-jalan dan Adel ingin kesini untuk makan. Kau sedang apa?"

Justin dan Adel menghampiri ku. Adel tampak datar dan tidak menoleh ke arah ku. Tapi Justin. Aku bahkan tidak melihat Justin yang biasanya. Dia terlihat seperti marah.

"Aku hanya mengobrol. Gabunglah." Ajak ku.

"Ya gabunglah dengan kami." Sekarang Austin berbicara.

Justin dan Adel pun duduk bersama aku dan Austin. Justin menatap ku aneh. Mungkin arti tatapan nya itu-dia-siapa.

"Oiya Justin,Adel,ini Austin. Austin ini Justin dan Adel."

Mereka pun bersalaman. Adel sedari tadi tampak datar dan masih terlihat cuek.

"Apa kau teman Jane?" Tanya Justin kepada Austin. Austin tampak tersenyum.

"Iya aku bertemu dengannya 3 hari lalu dipantai. Jane teman yang baik." Kata Austin lalu tersenyum kearah ku.

Aku membalas senyuman nya tapi Justin menatap ku tajam. Justin sangat menyeramkan,aku serius.

"Ya Jane memang teman yang asik." Ucap Justin tapi tetap dengan wajah datar nya.

Apa Justin cemburu?

Kalau iya,rasanya aku ingin tertawa selaramg juga sambil menggoda nya

Ha-ha-ha.

***

Aku sedang tiduran di karpet kamar sambil memainkan laptop. Adel sedang keluar dari beberapa menit lalu. Padahal ini sudah malam. Tapi mungkin dia sedang bersama Justin.

Ada yang membuka pintu kamar hotel ku. Aku mendongak. Justin.

"Hei kau tidak bersama Adel?" Tanya ku langsung membuatnye mengernyit heran.

"Tidak. Memangnya kemana dia?"

"Dia tidak bilang mau kemana."

"Baiklah mungkin dia sedang cari angin. Kau sedang apa?"

Justin duduk di samping ku.

"Bukan apa-apa."

"Aku ingin bertanya?"

Kenapa bertanya saja harus bilang? Justin yang aneh.

"Apa itu?"

"Austin itu...."

"Sudah kuduga,kau pasti akan menanyakan Austin huh?" Potong ku cepat lalu tertawa.

"Memangnya salah jika aku bertanya tentang Austin?"

"Tidak sih,hanya saja kau terlihat seperti

.....cemburu." Aku menyengir.

"Kau peka juga."

Aku melongo. Jadi benar Justin cemburu? Aku malah tertawa makin puas membuatnya makin murung. Ah dia lucu sekali.

"Kenapa kau cemburu?" Tanya ku akhirnya.

"Tidak tahu. Kau dan Austin terlihat senang. Apa kau menyukainya?"

"Kasih tahu tidak yah....."

Justin mendengus sebal.

"Aku tidak menyukai nya Justin. Kau ini berlebihan. Lagi pula aku belum lama mengenalnya."

Justin merubah raut wajahnya. Sekarang dia tersenyum.

"Syukurlah kalau begitu." Dia merangkul pundakku. Justin sudah terlihat manis sekarang.

"Tapi dia tampak menyukai mu." Lanjut Justin. Aku menatap nya dalam sambil memegang pipinya.

"Tidak akan. Lagi pula aku hanya akan mencintai mu Justin. Kau percaya padaku bukan?" Justin tersenyum.

"Tentu saja." Justin mengecup bibir ku sekilas. "Aku mencintai mu Jane." Lanjut nya sambil mengelus pipi ku lembut. Justin mencium bibir ku lagi.

"Sebaiknya kau ke kamar,Adel pasti sebentar lagi datang."

Justin mendengus.

"Baiklah. Good night." Ucapnya mengecup bibir ku lagi sekilas.

"Night...."

***

Sudah 1 jam lebih. Aku mengirimi Adel pesan beberapa kali tapi ia tak membalasnya. Dia belum juga pulang membuat ku khawatir dan takut terjadi apa-apa.

"Dimana sih Adeli." Keluh ku sambil bulak-balik melihat jam.

Karna takut terjadi sesuatu yang buruk,aku memutuskan mencari Adel. Aku masuk ke kamar Justin untuk meminta antar mencari Adel.

"Justin?" Panggil ku.

Kulihat Justin tertidur di kasurnya. Aku mengguncangkan badanya.

"Hmmm" Gumam nya tak jelas.

"Justin bangunlah."

"Ada apa?" Justin menyipitkan matanya.

"Antar aku mencari Adeli. Dia belum juga pulang dari tadi. Aku khawatir. Ayolah."

Justin bangun dengan malas nya. Dia duduk di pinggir kasur berusaha mengumpulkan nyawa. Aku memutar mata,ini buang-buang waktu.

"Ayolah." Aku menarik tangannya.

"Baiklah baiklah." Justin mengalah dan mengambil jaketnya.

***

Aku berjalan dengan Justin di tengah kota malam miami. Aku tidak tahu harus mencari Adel kemana.

"Adeli dimana yaa."

Justin hanya bergumam. Dia masih ngantuk rupanya.

"Justin kau berjalan sambil tidur?" Tanya ku ngelantur.

"Hmmm."

"Jangan malas-malasan seperti itu. Ini menyngkut Adel kau tahu."

"Kau ini bawel. Lihat aku tidak tidur."

Justin melebar kan matanya dengan paksa. Aku mendengus sambil menjitak kepalanya.

"Baiklah Adeli kau dimana?" Justin berteriak. Padahal mustahil Adel akan mendengar.

Terlalu jauh berjalam membuat kaki ku pegal. Aku berhenti sambil memegangi lutut ku.

"Naiklah." Justin berjongkok di depan ku. Tanpa babibu aku langsung naik ke punggungnya.

Aku pun digendong Justin selama jalan.

Setelah sekian lama jalan,akhirnya aku bertemu Adel.

"Adel." Panggil ku. Adel menoleh. Aku menghampirinya.

"Kalian? Sedang apa kalian disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya,sedang apa kau disini?" Jawab ku.

"Memangnya kenapa? Apa peduli mu padaku Jane? Kau sama sekali tidak memperdulikan ku. Kau hanya kasihan. Itu beda Jane. Itu berbeda. Mulai hari ini kau tidak usah berpura-pura peduli padaku. Aku tidak butuh rasa kasihan mu mengerti. Im done." Adel langsung pergi meninggalkan ku.

Aku hanya bisa diam. Aku tidak tahu kenapa Adel bisa berpikiran sedemikian rupa.

……………

Continue Reading

You'll Also Like

84K 5.8K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
338K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
93.5K 14.3K 19
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...