ANDRA (Revisi)

By hanisaaa_

355K 25.3K 381

CERITA DI PUBLISH ULANG. LIHAT THRILLER ANDRA DI INSTAGRAM @hanisaaa_ #1 In Mistery/Thriller __________ "RIN... More

Visualisasi
PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
TIGA PULUH SATU
TIGA PULUH DUA
TIGA PULUH TIGA
TIGA PULUH EMPAT
TIGA PULUH LIMA
TIGA PULUH ENAM
TIGA PULUH TUJUH
TIGA PULUH DELAPAN
TIGA PULUH SEMBILAN
EMPAT PULUH
MINTA PENDAPAT

DUA PULUH DUA

6.9K 517 1
By hanisaaa_

Setelah membuka helm, Ken langsung masuk ke dalam markas. Disana sudah ada Arifan yang tengah duduk di kursi sambil memutar-mutar spinner di tangannya. Bersebrangan dengan Arifan ada Davin yang tengah duduk sambil memainkan ponselnya. Mereka sontak menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka.

Ken langsung beralih duduk di sebelah Arifan sambil menyandarkan punggungnya pada laki-laki itu. Arifan langsung mendelik lalu mendorong Ken dengan lengannya yang tertindih oleh punggung Ken. Bukannya minggir, Ken malah dengan sengaja tetap menyandarkan punggung nya pada Arifan. Matanya menatap ke arah Davin yang tengah menatap ke arahnya. Ken menaik-turunkan alisnya, membuat siapapun sebal melihatnya yang ternyata malah tambah cute.

"Ken, awas. Nggak usah nyender-nyender gini!" hardik Arifan kesal

Tanpa berniat menjawab, Ken malah tersenyum menyebalkan, bahkan sekarang ia memejamkan matanya mencoba tak peduli dengan hardikkan Arifan. Karena prinsipnya, yang penting happy.

Selang beberapa sekon Arifan mengangkat sebelah sudut bibirnya. Ia melirik sebentar ke arah Ken sebelum akhirnya menghitung dalam hati,

Satu…

Dua…

Tiga.

Bersamaan dengan itu Arifan bangkit dari duduknya hingga membuat Ken terjungkal dengan kepala yang membentur kursi. Masih untung ini adalah sofa, jadi benturan nya pada sofa tidak menimbulkan sakit yang luar biasa, mungkin hanya sedikit setruman kecil antara kaget dan malu.

"Mampus!"

Tawa Arifan meledak ketika melihat Ken tengah mengusap kepalanya yang sempat membentur sofa. Bersamaan dengan itu pula pintu kembali terbuka. Semua menoleh pada asal suara dan mendapati Andra disana. Tanpa bicara, Andra langsung ikut duduk di sebelah Davin. Ia mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Arifan tengah tertawa terbahak, sedangkan Ken tengah cemberut sambil mengucapkan sumpah serapah.

Andra menoleh pada Davin dan hanya di balas angkatan bahu darinya. Akhirnya Andra menyandarkan punggungnya pada sofa, ikut menonton kelakuan absurd dari temannya itu.

"Eh iya Andra, lo udah liat berita terkini di internet belum?" cetus Arifan tiba-tiba

"Ho'oh, berita terbaru yang lagi hot-hot nya." sahut Ken membuat Andra mengangkat kedua alisnya

"Berita apa?" tanya Andra

"Lo belum tau? Seriusan?" tanya Arifan

Andra mengangkat bahunya acuh

"Seriusan lo nggak tau? Ini berita tentang lo, kampret." kata Ken

Andra mengernyit, "Tentang gue?" mereka mengangguk, sedangkan Davin ia sedang menyulut ujung rokoknya menggunakan korek.

"Sajak lo di copy-paste!" kata Arifan

Andra diam sebentar sebelum akhirnya berkata, "Oh."

Ken dan Arifan saling pandang, "Oh doang? Andra, ini karya lo. Emangnya lo nggak ngerasa marah gitu ketika karya lo di ambil alih gitu aja tanpa seizin dan sepengetahuan si pemilik aslinya?" tanya Arifan

Andra melirik Arifan dan Ken bergantian, "Marah itu pasti, tapi gue rasa itu percuma, apalagi kalo udah ada di tangan orang lain. Selama gue masih bisa buat lagi, kenapa harus mempermasalahkan hal yang udah terlanjur?"

Mereka menghela napas, "Setidaknya lo cari tau atau mungkin ngeliat siapa yang copy-paste itu. Buat bahan pemantauan lo juga supaya karir lo nantinya tetap berada di tempatnya." kata Arifan lagi

"Mana coba gue liat situsnya," pinta Andra

Arifan nyengir, "HP  gue mati," katanya, "Coba pake HP lo Ken." kata Arifan pada Ken

Ken mendengus lalu merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Sebelum memberikan ponselnya pada Andra, Ken terlebih dulu mencarikan situs itu di pencarian google. Setelah ketemu barulah ia memberikan ponselnya pada Andra.

Andra membaca situs itu, tulisan yang ada di dalamnya sangat mirip atau bahkan sama persis seperti blog milik Andra. Andra mendengus, kenapa orang-orang seperti ini masih saja berkeliaran dimana-mana. Dan kenapa harus sajak milik Andra yang di copy olehnya? Shit and fuck untuk orang-orang yang nggak kreatif dan suka mencuri karya orang lain.

Pandangan Andra beralih ketika ponsel Ken bergetar dan menampilkan pesan singkat yang baru saja masuk dan tertampil di bagian paling atas layar. Andra menahan napasnya sebentar, matanya melirik sekilas ke arah Ken yang tengah mengobrol dengan Arifan.

Andra membaca notifikasi pesan masuk tanpa membuka pesannya. Ia menelan ludahnya susah payah.

Keyra
Jadinya jam berapa Ken?

Andra terdiam, apa maksud dari pesan Keyra ini? Merasa penasaran, akhirnya Andra membuka pesan itu. Jarinya men-scroll pesan dari Keyra tersebut. Ternyata pesan ini baru di mulai kemarin malam.

Ada satu pesan dari Keyra yang membuat dada Andra bergemuruh hebat,

Keyra
Emangnya besok siang kamu mau ajak aku kemana?

Tanpa sadar tangan Andra yang satunya lagi mengepal kuat menahan emosinya yang perlahan memuncak. Apa ini Keyra-nya?

Pikirannya kembali melayang pada pembicaraan Andra dengan Ken kemarin malam, Andra ingat betul bahwa Ken memang meminta nomor telepon Keyra. Tapi saat itu Ken mengatakan bahwa nomor itu bukan untuknya, melainkan untuk Naura. Lalu, mengapa sekarang malah Ken yang berkirim pesan dengan Keyra?

Andra mengatur napasnya yang terasa memburu. Ken membohongi Andra?

Tak ada lagi yang bisa di tutupi disini. Andra sudah membaca isi pesannya secara keseluruhan yang berawal dari kemarin malam. Ken mengajak pergi Keyra siang ini. Jujur Andra marah pada Ken, kenapa Ken bersikap seolah menutupi sesuatu? Dan atas dasar apa Ken mengajak Keyra pergi? Yang paling membuat Andra kecewa adalah, Ken merahasiakan hal ini dari Andra. Mengapa?

Dalam hati Andra tersenyum sinis, jadi alasan Ken dengan membawa-bawa nama Naura hanyalah omong kosong belaka? Bangsat.

Andra menghela napas pelan, rasanya ingin sekali ia meninju wajah Ken sekarang juga. Mencoba meluapkan segala amarah yang sejak tadi di tahannya. Tapi setelah di pikir, rasanya itu hanya akan membuang segala tenaganya, terlebih lagi Andra pun belum mengetahui maksud dan tujuan Ken mengajak Keyra pergi.

Andra tak mau salah paham lagi. Jadi sepertinya lebih baik Andra menahan emosinya sejenak, setidaknya sampai Andra tau kemana Keyra akan di bawa nanti. Andra mengepalkan tangannya kuat-kuat, hingga tanpa sadar ia melempar ponsel yang tengah di pegangnya itu ke lantai.

"WOAH, HP GUE!!" Ken berteriak sambil melotot ke arah Andra, Arifan dan Davin pun sama-sama terkejut ketika Andra melempar ponsel Ken di tambah lagi dengan suara teriakan Ken yang menggelegar. Ken menatap Andra horor sebelum akhirnya bangkit dari tempat duduknya untuk meraih ponselnya di lantai.

"Yah, belum lunas lagi itu." sahut Arifan pelan

"Yah, mati." kata Ken sebelum akhirnya mendongak menatap Andra, "Kesel sih kesel, tapi nggak usah lempar ponsel gue juga." kata Ken sedih

Andra hanya menatap Ken dingin sebelum akhirnya bangkit dari tempat duduk lalu pergi meninggalkan mereka yang masih di baluti sedikit keterkejutan.

"Masih bisa nyala?" tanya Davin

Ken melirik Davin sekilas sebelum akhirnya tersenyum puas ketika menatap layar ponselnya kembali menyala. Ken menghela napas lega, lalu menaruh ponselnya di depan dada sambil tersenyum lebar. "Untung kamu kuat, Beb."

Ken menatap kepergian Andra yang sudah menghilang di balik pintu, tiba-tiba ia teringat dengan Keyra. Ken menepuk dahinya pelan.

"Kenapa?" tanya Arifan

Ken terperangah, tangan yang masih berada di dahi pun akhirnya langsung di gerakkan untuk menggaruk kepalanya, "Hah, nggak. Kepala gue gatel." kilahnya

Arifan mengenyit, "Nggak jelas." Ken nyengir lalu ia pura-pura melirik ke arah jam di pergelangan tangannya. "Gue pulang ah, mau bobo ganteng." katanya

"Lah, kok pulang? Padahal baru aja dateng. Nggak seru lo!" kata Arifan

"Ya abisnya Andra juga pulang. Nggak seru kalo nggak lengkap."

"Yaudah gue juga pulang." sahut Davin lalu bangkit dari duduknya, ia melangkah pergi lebih dulu meninggalkan Ken dan Arifan yang terperangan menatapnya.

"Nah tuh kan, pulang semua. Lo kalo emang masih mau disini yaudah, pacaran aja tuh sama sofa!" kata Ken sebelum akhirnya kabur meninggalkan Arifan sendirian

Setelah motor Davin melaju, barulah Ken keluar dari markas. Dengan sengaja Ken memakai helm dengan gerakan lambat, karena Ken yakin Arifan pun akan ikut pulang seperti yang lain. Lagipula siapa juga yang mau sendirian berada di markas yang sepi, iseng yang ada.

Maka dari itu Ken mencoba menunggu Arifan agar dia bisa pergi lebih dulu dari Ken. Karena Ken takut Arifan akan menyadari bahwa arah jalan yang akan di lalui Ken bukanlah jalan menuju rumahnya.

Ken menoleh ketika mendapati Arifan tengah menutup pintu markas, "Nggak nginep?"

Arifan mendelik, "Nginep gundulmu!" katanya sambil memakai helm.

Ken terkekeh sambil mengamati pergerakan Arifan, hingga akhirnya Arifan menaiki motornya barulah Ken ikut bergerak menaiki motor.

Sesuai harapan, sekarang Arifan yang lebih dulu melajukan motornya, diikuti oleh Ken di belakang dengan memberi jarak yang cukup jauh dari motor Arifan. Ken sengaja memperlambat laju motornya. Karena kesengajaan Ken, akhirnya jarak motornya dengan motor Arifan terpaut sangat jauh. Ini juga karena memang Arifan yang mengendarai motor seperti orang kesetanan. Padahal ini masih di jalan setapak.

Hingga setibanya di jalan raya, Ken menoleh dulu ke kanan. Selang beberapa detik ia kembali mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, yang pasti lebih daripada yang tadi. Tapi tanpa di ketahui olehnya, ternyata ada seseorang yang tengah memperhatikan Ken dari depan sebuah rumah makan. Siapa lagi kalau bukan Andra, karena sejak pergi dari markas tadi, Andra sudah menyusun rencana yang akan di lakukannya kini.

Andra akan mengikuti kemana pun Ken pergi hari ini, tentunya sambil memastikan siapa Keyra yang di ajak pergi oleh Ken siang hari ini.

Setelah berjarak cukup jauh, barulah Andra keluar dari halaman rumah makan. Ia melajukan motornya mengikuti kemana arah motor Ken pergi. Andra mengernyit ketika merasa bahwa Ken mempercepat laju motornya, buktinya sekarang saja Andra sudah kehilangan jejak karena Ken berbelok.

Hingga akhirnya Andra pun menambah kecepatan laju motornya agar tak kehilangan jejak. Satu hal yang baru Andra sadari, ini adalah arah jalan menuju rumah Andra.

Dada Andra berdegup kencang.Rahang Andra mengeras ketika melihat motor Ken berhenti di depan rumah Andra. Andra menghentikan motornya di samping sebuah pangkalan ojek. Andra mengamati Ken dari jauh, hingga akhirnya gerbang di buka barulah Ken melajukan motornya masuk ke dalam.

Napas Andra tercekat, jadi Keyra yang berkirim pesan dengan Ken adalah Keyra-nya. Andra menghela napas gusar sambil mencengkram kuat stang yang di pegangnya. Rahangnya menegang seiring dengan napasnya yang ikut memburu.

Apa motif Ken mengajak Keyra pergi dengan cara diam-diam seperti ini kalau bukan karena adanya sesuatu yang tengah di tutupi darinya.

Andra meminggirkan motornya ke samping pohon besar. Ia menaikkan dulu motornya ke jalan setapak agar bisa tertutupi oleh pohon besar tersebut. Andra tetap mengamati rumahnya, takut jika tiba-tiba ia kehilangan jejak.

Selang beberapa menit akhirnya gerbang kembali terbuka, Andra menutup kembali kaca helmnya ketika melihat Ken keluar dari sana sambil memboncengi Keyra di belakangnya. Dada Andra kembali bergemuruh, ia menahan napas sebentar ketika motor Ken melewati jalanan di depannya.

Andra menoleh ke arah kanan, ketika jaraknya sudah cukup jauh barulah Andra mengikuti mereka dari belakang.

Andra menghentikan laju motornya didepan sebuah area rumah sakit. Andra ingat betul bahwa Ken berbelok ke arah sini. Walaupun jarak motornya dengan Ken tadi cukup jauh, tapi Andra sempat melihat bahwa Ken berbelok memasuki area rumah sakit ini. Andra tercenung, untuk apa Ken mengajak Keyra ke rumah sakit?

Tidak mungkin jika ada  keluarga Ken yang sedang di rawat disini, karena Andra baru saja mengunjungi rumah Ken beberapa hari yang lalu. Keluarganya sehat wal afiat. Lagipula jikalau memang ada keluarga Ken yang sedang di rawat disini, kenapa Ken harus mengajak Keyra dan menutupinya dari Andra?

Ini sangat tidak masuk akal, karena Ken bukan tipikal orang yang suka menutup diri. Ken pasti akan selalu membaginya pada Andra.

Andra menghela napas, lalu melajukan motornya perlahan. Pandangannya tak sengaja menangkap seorang laki-laki yang tengah menarik lengan perempuan dibelakangnya. Dengan susah payah perempuan itu pun mencoba mengikuti langkah laki-laki yang menariknya. Itu mereka, Ken dan Keyra.

Setelah mereka memasuki pintu masuk, dengan cepat Andra mencari tempat parkir untuk motornya. Andra patut bersyukur karena parkiran disini tak terlalu padat, jadilah Andra tak perlu susah payah mencari spot untuk parkir motornya.

Tak lama setelah memarkirkan motornya, Andra berjalan setengah berlari untuk memasuki pintu masuk utama rumah sakit itu. Andra hanya bisa berharap bahwa ia tak begitu tertinggal jejak Ken dan Keyra di dalam rumah sakit itu.

***

Salam manjah,
-Hun

Continue Reading

You'll Also Like

171K 20.2K 47
-Genius Dangerous Series 1 Alpha High School adalah sekolah bergengsi yang terletak di Jakarta pusat. Di sekolah ini bukan orang yang punya uang yang...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

6.9M 521K 92
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
6M 474K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
139K 3.9K 46
[Wajib Follow Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertingg...