Hope

Bởi indri_ndiww

501 94 329

vote + komentar 💕 [ MASIH TAHAP REVISI ] "Lo harus jadi milik gue lagi". Ucap Nathan Putra Hadijaya penuh pe... Xem Thêm

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 12
part 13
Part 14
Part 15
Part 16

Part 11

11 3 0
Bởi indri_ndiww

Rintikan hujan di saat bel pulang berbunyi memang menjadi hal yang menyebalkan bagi mereka yang tidak suka berlama-lama di sekolah.  Mereka pastinya ingin segera dijemput dan pulang ke rumah lalu tidur dengan pulas disertai rintikan hujan sebagai musik tidurnya. Melody berjalan menyelusuri koridor yang sudah sepi. Rata-rata mereka menerobos hujan supaya bisa cepat sampai di rumah. Ada juga yang nebeng pada teman-temannya yang membawa mobil. Ketiga temannya sudah pulang sedari tadi.  Sebenarnya tadi melody ditawarkan pulang oleh Aya sebab Aya membawa mobil, tapi Melody menolak sebab Reno sudah berjanji padanya akan menjemputnya hari ini.

Melody memutuskan berdiri disalah satu koridor yang dekat dengan kelas Nathan. Kelas sudah sepi dan Melody yakin Nathan sudah pulang. Melody mengembuskan nafasnya pelan, Melody bersyukur kalo Nathan sudah pulang jadi ia tidak perlu berpapasan dengan Nathan yang membuat Melody harus memutar kenangan dulunya bersama cowok tersebut.

Melody mengulurkan telapak tangan kanannya hingga terkena rintikan hujan yang terasa dingin membasahi telapak tangannya dengan Senyum yang terukir dibibir mungilnya.

Nathan berjalan dikoridor dengan earphone ditelinganya hingga matanya melihat  seorang gadis yang belum pulang padahal hari sudah pukul empat sore. Biasanya gadis seumurannya akan segera pulang ke rumah dan menikmati sinetron atau tidur apalagi suasananya sangat mendukung.  Tapi itu tidak terjadi pada gadis yang  berdiri disana. Ia malah mengulurkan telapak tangannya menikmati setiap rintikan hujan dengan senyum yang terukir.

Laki-laki tersebut memilih mendekat tidak begitu dekat sebenarnya. Hanya berdiri disamping gadis tersebut dan memerhatikannya dari jarak  yang lumayan dekat sudah membuat hatinya dingin. Damai rasanya melihat gadis tersebut bisa tersenyum kembali tapi bukan karenannya ia tersenyum. Laki-laki tersebut merasa iri dengan rintikan hujan yang bisa membuat gadis yang disampingnya tersebut tersenyum karna rintikan hujan.

Gadis tersebut melangkahkan kakinya menuju lapangan yang jaraknya tidak jauh ia berdiri sekarang. sosok mata yang melihat gadis tersebut yang mengarahkan kakinya menuju lapangan yang sedang terjadi hujan hanya menggeleng kepalanya. Gadis tersebut apa tidak takut sakit apabila terkena rintikan hujan yang cukup deras? Gadis aneh. Laki-laki tersebut mencopot earphone pada telinganya lalu memasukannya pada saku celananya. Ia melepaskan jaket yang ia gunakan berwarna abu-abu yang melekat pada tubuhnya dan mendekat pada gadis yang sedang menikmati rintikan hujan ia tidak peduli bila bajunya basah karna hujan asal gadis tersebut tidak sakit.

Gadis tersebut mendongkakan kepalanya saat melihat ada sebuah jaket yang menutupi kepalanya agar tidak terkena hujan. Gadis tersebut menoleh ke samping matanya tidak mampuh berkedip apa yang sekarang diliatnya. Ia meneguk air ludahnya begitu sulit, apa yang ia lihatnya sungguh tak percaya?.

"Lo...Lo Ngapain disini?". Ucap gadis tersebut dengan tatapan yang tak percaya.

Laki-laki tersebut bukannya menjawab malah membawa gadis tersebut kepinggir lapangan agar tidak terkena derasnya rintikan hujan. Ia menurunkan jaket yang ia gunakan untuk menutupi kepala gadis tersebut lalu memakaikannya pada tubuh gadis tersebut yang sedikit kedinginan.

"Lain kali jangan ngelakuin hal aneh". Gadis tersebut hanya menatapnya dengan tatapan sendu.

Laki-laki tersebut melangkahkan kakinya pergi dengan keadaan basah kuyup. Gadis tersebut hanya menatapnya dengan tatapan bingung dan tak percaya bahwa laki-laki itu sekarang peduli padanya?.

(*)

" Ya ampunn dekk lo abis kejeburr dimana". Ucap Reno heboh saat Melody masuk kedalam mobil dengan keadaan basah kuyup.

"Lo gak liat apa kalo tadi hujan gede". Protes Melody  mengusap wajahnya yang terkena air hujan.

" Kaya anak kecil aja kerjaannya maen hujan-hujanan". Pekik Reno dengan tatapan fokus pada jalan.

Melody diam. Ia tidak ambil pusing dengan omongan kakaknya tersebut kalau Melody sangat menyukai hujan walau ke esokan harinya ia harus terkena flu dan demam.

"Oiya,, jaket yang lo pake jaket siapa? Rasanya tadi pagi lo gak bawa jaket". Ucap Reno kepo.

"Temen".

"Temen apa temen Dy". Ledek Reno.

"Rese". Reno hanya cengengesan melihat adiknya.

Sampai diperkarangan rumahnya yang tidak begitu luas Melody membuka knop pintu mobil tersebut untuk keluar yang diikuti oleh Reno dari belakang.

"Yaa.. Ampunn kamu abis kejeburr dimana sayang?". Kata Jessy yang sedikit teriak saat melihat anak perempuannya tersebut pulang dengan keadaan basah kuyup, lalu mengambil handuk kering untuk anaknya perempuan tersebut.

" kejeburr diempangg mah". Celetuk Reno yang kini duduk menghadap televisi yang menyala.

Melody hanya mendengus kesal, mengapa mamahnya dan kakaknya tersebut tak jauh beda menanyakannya?.

" kena hujan mah". Ucap Melody singkat dan meraih handuk yang diberikan oleh mamahnya.

"Yaudah,, abis ganti baju terus makannya, mamah udah siapin makan siang buat kamu". Melody mengangguk lalu pergi masuk kekamarnya.

(*)

Melody duduk di pinggir tempat tidur sambil mengingat-ngingat kejadian yang ia alami sehabis pulang sekolah, sungguh kejadian tersebut seperti mimpi baginya. Melody menghela nafasnya panjang, entah sejak kapan cowok tersebut mulai peduli kembali padanya?. Tapi Melody bersyukur mungkin dengan begini ia tidak harus merasa canggung didekat cowok tersebut.

Drett. Drett. Drett

Ponsel Melody berbunyi menandakan ada pesan masuk, Melody meraih ponselnya yang berada diatas nakas, lalu membuka pesan tersebut.

To. Nathan :

Gimana keadaan lo?

baik


Yg tadi thanks :)

iya

Nnti gue balikin jaket lo

L

o simpen aja, klo kangen sma gue tinggal peluk jaket gue aja

Melody tersenyum, entah mengapa pipinya kini terasa panas atas pesan Terakhir yang Nathan kirim. Melody manaruh ponselnya di atas naskas lalu menarik  selimut bermotif bunga-bunga hingga setengah dadanya. Ia memejamkan matanya badanya begitu panas dan benar pasti esok pagi Melody akan sakit.

(*)

melody melangkahkan kakinya keluar kamarnya dengan lesu dan bibirnya sedikit pucat. Ia menghampiri mamah dan kakaknya yang sudah menunggu dimeja makan sedangkan adiknya Starla pergi ke rumah auntynya yang berada dibandung.

"Pagi sayang". Ucap Jessy sambil menuangkan segelas susu.

" Pagi mah". Balas Melody lesu.

"Lo Kenapa dek?".Tanya Reno, Melody menggeleng.

" Kamu sakit?". Ucap Jessy menempelkan telepak tangannya ke dahi Melody.

"Kamu demam, gak usah berangkat ke sekolahnya". Lanjut Jessy khawatir. Melody menggeleng.

" Melody sekolah aja mah takut ketinggalan pelajaran "

"Tapi kamu lagi sakit Dy, nanti mamah yang izinin ke wali kelas kamu"

"Gak usah" Ucap Melody tersenyum.

"Yaudah kamu berangkat sama abangmu". Jessy mengusap puncak kepalanya putrinya.

" iya,, lo berangkat sama gue aja. Gak tega liat lo kaya gini, kalau nanti lo pingsan dijalan gimana? gue juga kan yang repot".Tambah Reno, Melody menghela nafasnya.

(*)

"Dek, lo yakin mau sekolah? Masih demam juga". Ujar Reno menatap adiknya tersebut dengan tatapan khawatir saat mereka telah didepan gerbang sekolah.

" iya? Gue masuk dulu kak, gak usah lebay". Ucap Melody mencium punggung tangan Reno.

Melody berjalan melangkahkan kakinya di koridor gonta ganti menuju kelasnya dengan lesu dan kepalanya pun terasa pusing. Melody memegang pelipisnya untuk menahan rasa pusing, dunia seakan berputar terbalik. Tubuhnya ambruk tapi untung saja ada seseorang yang menopang tubuhnya dari arah belakang agar tubuh Melody tidak menyentuh lantai. Dan ia pun kehilangan kesadarannya.

Mata Melody secara perlahan terbuka, memperlihatkan ruangan platform berwarna putih. Melihat kesekitar, ia kini tahu bahwa ia sedang di UKS. Pintu UKS terbuka  menampakan seorang anak remaja laki-laki dengan pakaian seragam yang tidak dimasukan kedalam celananya dan membawa sekantong kresek putih berisi buah-buahan.

Nathan.

"Gimana keadaan lo sekarang?". Ucap Nathan menaruh sekantong kresek yang berisi buah-buahan pada meja UKS.

"Masih sedikit pusing"

"Lo kaya gini gara-gara kemarin". Melody mengangguk.

"Lain kali jangan ngelakuin hal aneh yang ngebuat diri lo sendiri sakit"..

"Maaf". Lirih Melody.

Nathan hanya tersenyum tipis lalu membelai rambut Melody yang tengah berbaring dikasur UKS. Melody merasakan kenyaman yang dulu sempat hilang saat bersama Nathan.

" Nat..". Lirih Melody.

"Ehm.!"

"Makasih". Ucap Melody tersenyum pada Nathan.

Nathan mengernyitkan dahinya. " untuk?". Tanya balik Nathan.

"Lo udah nolongin gue untuk ke dua kalinya"

"Gak masalah" . ucap Nathan tersenyum." buahnya jangan lupa dimakan ". Lanjutnya. Melody mengganguk lalu tersenyum tipis untuk membalasnya.

Pintu UKS kembali terbuka menampakan Rava diambang pintu dengan nafas yang memburu tak beraturan wajahnya begitu panik sekaligus khawatir begitu mendapatkan kabar dari temannya bahwa Melody kini berada di UKS , Rava pun langsung bergegas menghampiri Melody yang berada di UKS, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Melody.

" Dy? Lo gak papa, apa masih ada yang sakit! Kalo masih ada bilang sama gue". Ucap Rava khawatir saat telah berada disamping Melody.

"Rava,, gue gak papa udah mendingan. Kalo gak ada Nathan gak tau gimana nasib gue" Rava menoleh ke arah cowok yang berada disampingnya dengan tatapan intens dan dingin.

"Thanks, udah bawa Melody ke UKS". Ucap Rava Dingin pada Nathan. Nathan mengganguk.

"gue balik ke kelas dulu Dy! Kalo lo butuh gue, gue dibelakang lo". Lanjutnya meninggalkan Melody dan Rava.

Melody diam. Entah mengapa Nathan menjadi begituh baik padanya dan menjadi peduli padanya? Nathan yang tadinya dingin padanya seperti es tapi kelama-lamaan sifat es itu menjadi mencair. bahkan untuk bertegur sapa saja ia tak sanggup Karna rasa canggung diantara keduanya. Melihat Nathan, Melody kembali membuka luka lamanya bersama Nathan. Saat semuanya yang tadinya rasa bahagia sekarang menjadi rasa kesedihan, dadanya terasa sesak, matanya begituh perih untuk kembali menjatuhkan air mata untuk seseorang yang tidak tau artinya sebuah perjuangan dan pengorbanan.

*****

Tbc.

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

6.2M 483K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
1.5M 11K 4
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
477K 17.7K 32
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
13.2M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...