RAIGA (TAMAT)

De CliffJensen

19.2K 2.1K 2.9K

Raiga adalah seorang malaikat yang diturunkan dari Surga ke Bumi untuk melaksanakan tugasnya, yaitu membimbin... Mais

☆Chapter 1 : Raiga☆
☆Chapter 2 : Neraka☆
☆Chapter 3 : Cara Malaikat Terbang☆
☆Chapter 4 : Wanita Jelek☆
☆Chapter 5 : Penyusup☆
☆Chapter 6 : Tingkah Konyol Malaikat☆
☆Chapter 7 : Si Penggila Anjing☆
☆Chapter 8 : Malaikat Elit☆
☆Chapter 9 : Pelayan☆
☆Chapter 10 : Canda dan Tawa (SEASON 1 END)☆
☆[S2] Chapter 11 : Sosok Misterius☆
☆[S2] Chapter 12 : Kunjungan Rumah☆
☆[S2] Chapter 14 : Musuh Raiga☆
☆[S2] Chapter 15 : Malaikat Perang☆
☆[S2] Chapter 16 : Air Mata☆
☆[S2] Chapter 17 : Pertengkaran☆
☆[S2] Chapter 18 : Malaikat Elit Baru ☆
☆[S2] Chapter 19 : Legenda Malaikat Pendendam☆
☆[S2] Chapter 20 : Lenyap (SEASON 2 END)☆
☆[S3] Chapter 21 : Dunia Para Elf☆
☆[S3] Chapter 22 : Penindasan dan Sebuah Rencana☆
☆[S3] Chapter 23 : Kemunculan Sosok yang Mengejutkan☆
☆[S3] Chapter 24 : Malaikat yang Malang☆
☆[S3] Chapter 25 : Sesuatu yang Jatuh dari Langit☆
☆[S3] Chapter 26 : Jangan-Jangan Kau Jatuh Cinta Padaku?☆
☆[S3] Chapter 27 : Gadis Mungil yang Meledak☆
☆[S3] Chapter 28 : Raungan Malaikat☆
☆[S3] Chapter 29 : Sosok yang Baik Hati namun Sangat Kejam☆
☆[S3] Chapter 30 : Tiga Sosok yang Menghilang (SEASON 3 END)☆

☆[S2] Chapter 13 : Mewah dan Megah☆

467 77 194
De CliffJensen

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja," ucap Yuna pada Raiga ketika mereka sedang berjalan-jalan di sekitar trotoar, di sisi jalan raya yang penuh dengan mobil awan yang berlalu-lalang.

Raiga menguap lebar, dia sebenarnya tidak terlalu memikirkan aura jahat yang ada di sekitar rumahnya, hanya saja, itu membuat perasaannya tidak nyaman sedari tadi. Tapi tetap saja, tampang lelaki berambut perak itu selalu menampilkan kilauan kemalasan, begitulah Raiga.

"Ya, mungkin kau benar," respon Raiga dengan nada yang tidak niat. "Hanya perasaanku saja."

Sudah lima belas menit mereka berjalan di trotoar, melewati berbagai toko yang berjejer rapi di sisi-sisi jalan. Tujuan mereka saat ini adalah mencari rumahnya Malakat Elit kesembilan, yaitu Tuan Garelio, alias kediamannya Zapar.

Menurut berita di koran sih, Zapar termasuk ke dalam anak kandung dari Tuan Garelio, jadi satu-satunya cara untuk mendatangi tempat tinggal lelaki berambut merah itu adalah mencari kediamannya Tuan Garelio.

Beruntung, karena Tuan Garelio termasuk ke dalam pasukan malaikat elit, mereka dapat menemukan informasi dengan cepat dari orang-orang. Tentu saja, siapa sih yang tidak tahu Tuan Garelio? Semua orang pasti mengetahuinya, bahkan, saking terkenalnya, semua malaikat pun hapal betul warna celana dalam yang selalu dipakai Tuan Garelio, sampai ke pola-polanya.

"Hmm," Raiga terdengar menggerutu, membuat Yuna menoleh padanya, di saat banyak bunyi klakson mobil yang menjerit-jerit.

"Ada apa, Raiga?" tanya Yuna dengan antusias, dia tidak mau membuat Raiga tidak nyaman berada di dekatnya, karena itulah, dia selalu mencemaskan hal itu. "Apakah kau tidak suka dengan wangi parfumku?"

"Bukan," Raiga menggeleng. "Bukan itu maksudku."

Yuna menaikan sebelah alisnya. "Lalu?" Dia penasaran mengapa Raiga memasang wajah malas setiap saat. "Oh, atau mungkin, kau sedang lapar, ya? Kalau memang benar, bagaimana kalau kita mampir sebentar di restoran?"

"Tidak, tidak," Lagi-lagi, Raiga menggeleng, seperti bayi yang rewel pada induknya. "Aku hanya merasa kalau saat ini kita sedang diikuti oleh orang asing."

"Diikuti oleh orang asing?" ulang Yuna tidak percaya, lalu dia langsung menoleh ke belakang, menatap satu persatu dari wajah-wajah orang yang berlalu-lalang di jalanan. "Mungkin itu hanya perasaanmu saja, Raiga."

☆☆☆

Dugaan Raiga memang benar, saat ini, tepat tiga meter di belakang mereka, ada seorang pria misterius yang berpakaian serba hitam, mengikuti mereka dari awal hingga sekarang.

"Aku akan terus mengamatimu, Kuruga Raiga Bolton," ucap Pria bertopi dan bermasker hitam itu dengan suara yang mengerikan, matanya memerah seperti kelamnya darah. "Sekarang, mau pergi ke mana kau bersama temanmu itu, Kuruga?"

Pria itu menghentakkan kakinya, berjalan di belakang Raiga dan Yuna, seakan-akan seperti orang lain yang berlalu-lalang, padahal, nyatanya dia terus-terusan memperhatikan pergerakan mereka.

Buk!

Naas sekali, pria itu malah tidak sengaja menabrak kereta bayi yang didorong oleh ibunya, membuat sang induk mulai mengamuk.

"PERHATIKAN JALANMU! BODOH!" pekik sang induk sampai-sampai semua orang menontonnya. "KALAU KAU TIDAK BISA BERJALAN! BIAR KUPATAHKAN KAKIMU UNTUK MAKAN MALAMKU! DASAR IDIOT!"

"Maaf-maaf! Saya benar-benar minta maaf!" Pria misterius itu memohon-mohon pada induk sang bayi agar dimaafkan, tapi sayangnya, tindakan itu malah membuat sang induk semakin marah.

"KAU PIKIR KAU BISA MEMBELI BAYI INI DENGAN PERMINTAAN MAAF!?" Pria misterius itu jadi tontonan warga, rasa malu telah membantai pantatnya hingga memerah.

☆☆☆

"Apa dia yang selama ini mengikuti kita?" tanya Yuna pada Raiga saat dia melihat seorang pria diamuk oleh wanita yang membawa kereta bayi di belakangnya.

"Sepertinya memang dia," Raiga juga menoleh sesaat, dan dia kembali memandang ke depan, tidak peduli pada apa yang sedang terjadi di belakangnya. "Yuna, ayo kita lari, sebelum pria itu mengikuti kita lagi."

Akhirnya, Raiga dan Yuna berhasil kabur dari pandangan sang pria misterius, mereka telah terbebas dari intaian orang yang mencurigakan, membuat pernapasan lelaki berambut perak itu sedikit lega.

"Tidak buruk juga, kan?" kata Raiga dengan senyum tipis pada Yuna, walau mukanya masih saja seperti orang yang mengantuk.

Yuna menggeleng ketika dia menyadari kalau tempat yang saat ini mereka pijakki adalah wilayah kekuasaan para malaikat berandalan, terbukti ketika ada gerombolan remaja bersayap hitam yang keluar dari gang sepi untuk menghampiri mereka.

"Raiga, ini buruk! Ini buruk!" Yuna memukul-mukul bahu Raiga dengan cemas saat matanya memandang kedatangan dari para malaikat berandalan yang membawa celurit, pedang, gir, hingga lipstik.

Raiga tidak tahu karena posisinya menghadap ke arah Yuna, sedangkan para malaikat berandal sedang berjalan mendekati punggung lelaki itu, alias ada di belakangnya.

"Hah?" Raiga mengenyitkan dahi tidak paham. "Bukannya ini tidak buruk karena sudah tidak diuntit oleh pria misterius?"

"Tapi, sekarang ada yang lebih buruk dari seorang penguntit!"

Raiga terpaksa menolehkan pandangannya ke belakang karena risih melihat Yuna gelagapan. Dan tidak terduga, bukannya takut, resah atau kaget, Raiga malah menyeringai saat sadar kalau dia sedang dihampiri oleh pasukan berandalan.

"Oh? Kukira apa, ternyata hanya cecunguk-cecunguk payah saja."

Yuna terkejut melihat Raiga tidak ketakutan sama sekali walaupun tahu ada banyak remaja yang menghampirinya dengan membawa senjata-senjata tajam dan juga lipstik.

"Raiga? Kenapa kau--"

"Oi! Raiga! Lama tak jumpa!" Saat para berandalan itu sudah ada di depan mereka, salah satu dari pasukan remaja berandal itu menyapa Raiga dengan senyum lebar.

"Oh? Apa kabar, semuanya?" Raiga malah bergabung bersama mereka, meninggalkan Yuna yang masih terdiam kaku karena ketakutan. "Kalian sehat-sehat saja, kan?"

"Tentu saja! Hahah! Tapi, sepertinya kau sedang membawa kekasihmu jalan-jalan, ya? Maaf, kalau kami mengganggu, Raiga."

Mendengarnya, Raiga mendengus. "Bukan, dia bukan kekasihku," balas Raiga dengan polos. "Dia Yuna, dia bilang, kalian semua keren, dia juga penasaran mengapa kalian membawa senjata-senjata tajam itu?"

Jantung Yuna hampir meledak mendengar kebohongan yang diucapkan Raiga, membuat semua mata dari semua malaikat berandalan itu mengalihkan perhatiannya pada gadis itu.

"Oh? Benarkah?" tanya salah satu dari mereka pada Yuna. "Kau menyebut kami keren? Wah, baru kali ini ada gadis yang menyebut kami keren! Haha! Ini mengejutkan! Kau tidak perlu takut melihat kami membawa senjata dan juga lipstik ini, benda-benda ini kami gunakan untuk bekerja, bukan untuk membunuh."

Yuna bingung mau merespon apa, karena dia sudah terlanjur takut melihat mereka. "O-oh, ja-jadi begitu, ya? Syukurlah jika itu benar."

Raiga melirik Yuna dengan tersenyum jahil, dia sedang senang karena usahanya dalam mengerjai temannya telah berhasil.

"Yah, hanya segitu saja," Raiga pun menarik tangan Yuna untuk segera pergi dari hadapan para berandalan itu. "Kalau begitu, kami permisi, teman-teman!"

Raiga dan Yuna telah berpamitan pada malaikat-malaikat bermuka seram itu.

"Jaga kekasihmu baik-baik, Raiga!"

"Jangan buat dia salah paham karena penampilan kami, Raiga!"

"Kalau kalian menikah, undang-undang kami, Raiga!"

"Salam kenal juga, Yuna!"

Teriakan demi teriakan dilayangkan pada Raiga dan Yuna dari para berandal itu, mereka melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, sementara Raiga tidak menyahutnya, dia malah berjalan santai seperti biasanya.

"Hey, Raiga! Kenapa kau bisa mengenal mereka?" Yuna mencengkram punggung Raiga agar lelaki itu berhenti jalan. "Kau tahu kan? Mereka itu menyeramkan? Kalau aku jadi kau, aku pasti tidak mau berteman dengan para berandalan seperti mereka."

"Yuna," panggil Raiga dengan santai. "Jangan menilai orang lain dari penampilannya saja."

Tiba-tiba, Yuna terbelalak, dia terkejut mendengar perkataan itu. Sementara Raiga kembali berjalan lesu seperti biasanya.

"Ka-kau benar," Yuna mulai merenung. "Aku ... hanya--"

"Sudahlah, jangan dipikirkan," Raiga menatap Yuna. "Lebih baik, kita tanyakan pada orang lain, apakah memang ini tempat tinggal Zapar?"

Tanpa disadari, ternyata mereka sudah sampai di depan sebuah rumah mewah yang sangat megah dan besar, bahkan gerbangnya saja terbuat dari emas yang mengkilau, dan para penjaganya saja mengenakan pakaian seragam berwarna merah, membuat para penjaga itu terlihat keren.

"Se-sepertinya, ini memang rumahnya Zapar." Yuna meneguk ludah tidak percaya karena memandang sebuah rumah yang benar-benar sangat indah.

"Ngomong-ngomong," ucap Raiga dengan malas. "Bagaimana caranya kita masuk? Jujur saja, terlalu banyak penjaga membuatku mual."

Yuna tersenyum memandang Raiga. "Itu mudah, serahkan padaku, Raiga!"

BERSAMBUNG ...

RAIGA Chapter 13 UPDATE!!

Yoyosha! Raiga telah update! Semoga kalian terhibur dengan chapter ini!

Sampai jumpa di chapter berikutnya!

#RAIGAChapter13

Continue lendo

Você também vai gostar

2.2M 114K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
250K 21.3K 20
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
7.3M 377K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...