Merried with Famous CEO

Oleh nurulsyf15

5.3M 129K 1.3K

SEDANG DI REVISI, ADA BEBERAPA YANG DI UBAH, TAPI JALAN CERITA NYA MASIH SAMA, MASIH BANYAK TYPO DIMANA MANA... Lebih Banyak

PROLOG
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Bab 8
Chapter 8
Chapter 9
bukan chapter
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
PENTING !!!
Q&A !!!
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
PENTING !!!
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 44
TIDAK PENTING!!
PENTING !!
PENTING !!
CAST
SEQUEL
SEQUEL 2
CERITA BARU
SELESAI

Chapter 1

147K 4.5K 68
Oleh nurulsyf15

Lia melihat pantulan dirinya di cermin rias, Malam ini sesuai rencana ia akan makan malam bersama kedua orang tua dan teman Papanya yang entah siapa. sudah siap dengan penampilannya sekarang, dengan memakai dress selutut berwarna Matcha, rambut sepunggung yang sengaja ia gerai, heels yang berwarna senada, tidak lupa Mini Handbag nya melengkapi penampilan nya kali ini.

Sebenarnya ia sedang tidak mood gara gara kejadian tadi sore, namun bagaimana lagi mau tidak mau ia harus ikut dengan acara yang kata Mama dan Papanya itu penting. Lia keluar kamar dan menuju lantai bawah untuk menemui kedua orang tua nya.
"Hay sayang" sapa Hanna-Mama Lia yang sudah siap dengan gaun Abu abu nya.

"Anak Papa cantik banget" puji Bram-Papa Lia

"Iya dong, aku kan emang cantik" ucap Lia

"Tau deh, anak Papa pedenya selangit, udah cocok nih kita punya menantu, ya gak Ma?" ucap Bram sambil mencolek ujung hidung mancung Lia

"Ih Papa Apaan sih" Lia cemberut dengan candaan Papanya ini.

"Hehe" Bram hanya terkekeh

"Udah udah, yuk berangkat nanti kita terlambat loh!" ucap Hanna, Lia dan Bram mengangguk setuju dan langsung beranjak ke mobil berwarna putih itu.

Beberapa menit berlalu, mereka akhirnya sampai di Restoran bintang 5, keluarga Janson pun beranjak masuk dengan di sambut pria berkemeja putih, mereka menuju ruangan yang sudah di pesan oleh Bram untuk acara makan malam nya kali ini.

"Ma, Pa, duluan aja. Aku mau ke toilet dulu" ucap Lia

"Oke sayang, jangan lama lama" sahut Hanna

"okey" ucap Lia dan pergi ke toilet.

7 menit kemudian

Lia memasuki ruangan yang terdapat kedua orang tuanya dan satu keluarga yang pasti teman Papa nya ini

"Sini sayang" ucap Hanna

"Waaah anak mu ini cantik sekali Hanna" puji wanita paruh baya yang duduk di depan Hanna

Lia hanya tersenyum semanis mungkin dan duduk di samping kursi dekat Mamanya, di depan nya ada cowo yang memakai topi sambil menunduk memainkan ponsel nya, Lia menatap pria di hadapan nya itu, dirinya serasa pernah melihat tapi entah dimana.
Tak lama kemudian lelaki yang duduk di depan Lia itu mendongakkan kepalanya. Seketika Lia membulatkan matanya.

"Lo?" Pekik Lia kaget

"Hai" sapa lelaki itu dengan Smirk nya

"Kenapa lo ada di sini?" tanya Lia

"Loh loh kalian udah kenal?" tanya Hanna

"Levin? kalian sudah ketemu?" tanya Riana, Mama Levin

"Yah gitu deh" sahut Levin, ia menatap Lia penuh arti "Ahh iya, kita udah pacaran ya gak?" tanya Levin dengan wajah yang mengejek

"APAAA??" kaget semua orang termasuk Lia

"Bo-bohong, enggak ko, dia.." elak Lia namun terpotong oleh Riana.

"Seriusan? waah makin gampang dong kalau ngejodohin nya"

"enggak tan.. Apa?" kini Lia yang memikik karena kaget, Lia menoleh ke arah Mama nya meminta penjelasan

"Jadi gini Lia, kami disini sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Levin" jelas Bram

"Apa jodohin? Papa becanda kan?" tanya Lia

"Buat apa kita becanda lia, serius!" tambah Hanna

"Lia mau kan nikah sama anak om?" tanya Jhon

"Iya sayang, Levin baik kok anak nya" ucap Hanna

"Tapi.. Pa, Ma aku gak mau!" ucap Lia penuh penekakan

"Kalau aku sih siap aja, sama pacar sendiri ini" sahut Levin tanpa dosa dan langsung mendapat pelototan dari Lia

"Enggak, pokonya Lia gak mau, Mama sama Papa tega apa sama aku? Masa aku nikah sama orang yang aku enggak cinta?" tanya Lia

"Loh? Bukan nya kalian pacaran?" Tanya Hanna

"Enggak Ma! kita gak pacaran! dia tuh ngaku-ngaku aja" ucap Lia berusaha menjelaskan

"Kita kan emang pacaran, tadi sore aja kamu bilang 'aku cinta kamu, jangan tinggalin aku' sekarang kok kamu gitu?" ucap levin dengan muka so sedih, Levin merasa puas melihat wajah Lia yang terlihat sangat kesal itu.

"Hey, Jangan ngada ngada deh, mau lo apa sih? kapan gue ngomong kaya gitu? yang ada gue benci sama lo" pekik Lia penuh penekanan

"Tuh kan, kata nya dia cinta mati sama Levin" ucap Levin malah sengaja mengada ngada

"LO GILA?" Lia benar benar habis kesabaran

"LIA" tegur Bram penuh penekanan

"Gak papa Om, dia emang pemarah" ucap Levin seakan dia kenal Lia sudah lama

"Apaan?" Sahut Lia

"Maaf untuk omongan Lia barusan ya nak Levin, biasanya dia gak gini kok" Ucap Hanna, Levin tersenyum paham sedangkan Lia terus saja menatap tajam ke arah nya

"Sudah sudah, Lia pokonya kamu harus mau dijodohkan, enggak ada penolakan!" jelas Bram

"Pa, aku gak mau" rengek Lia

"Enggak ada penolakan" ucap Hanna dan Bram serentak

"Pokonya Lia gak mau Ma, Pa, Gak mau! Aku juga punya pilihan sendiri, kalian juga tau aku punya pacar" ucap Lia, rasanya Ia ingin menangis

"Lia, kamu jangan membantah" ucap Bram penuh penekanan

"Mas bram, sudah jangan terlalu di paksa" ucap Riana melerai

"Lia, kamu pernah janji ke papa, kalau kamu gak bakal ngebantah omongan papa" tegas Bram

"kalian ko egois, gak ngerti perasaan Lia gimana? tiba tiba ngejodohin Lia sama orang yang gak Lia kenal, sama dia lagi, aku.."

"Lia" potong Hanna sambil merangkul bahu anak nya itu, Lia diam, ia menahan tangisan nya sekarang, keluarga Louis menjadi merasa bersalah, kecuali Levin yang sedari tadi menatap Lia dengan tatapan yang sulit dijelaskan. beberapa menit suasana menjadi hening

"mending kita beri waktu untuk Lia berpikir?" Ucap Riana

"iya, aku setuju" sahut Jhon

"Aku mau ke toilet" putus Lia seraya pergi begitu saja, Hanna beranjak menyusul putrinya itu.

"maaf ya, dia biasanya gak gitu, dia penurut kok, dia pasti mau" Ucap Bram

"melihat Lia, jadi inget masa muda, percis banget kaya aku pas di jodohin sama kamu mas" ujar Riana membuah Jhon menganggu setuju

"Levin, kamu gak nolak?" tanya Bram

"sebenernya nolak sih om, tapi ya mau gimana lagi, itu mau nya mama sama Papa, Levin gak berani nolak, anak om juga cantik, ya meskipun sedikit pemarah ya om haha" ucap Levin

"om sepertinya tidak salah pilih Levin, om percaya kamu bisa jaga putri om dengan baik" Ucap Bram

Di lain sisi, Hanna tengah meyakinkan Lia untuk mau di jodohkan dengan Levin.

"Ini kemauan Papa kamu Lia, kami juga sudah sepakat untuk menjodohkan kalian berdua" ucap Hanna

"iya tapi kenapa gak bilang dulu ke Lia, kenapa harus di jodohin kaya gini?" ucap Lia

"Nanti Papa sama Mama bakal jelasin, percaya sama mama, ini juga untuk kebaikan kamu" Ucap Hanna

Lia menghembuskan nafasnya berat.
"Please Lia" ucap Hanna sambil menggenggam kedua tangan anak nya.

"Ma!" Lia tidak tau harus ngomong apa lagi
Lia melepaskan tangannya, ia bersandar di tembok.

"kasih Lia waktu, Mama duluan aja" ucap Lia

Hanna mengangguk lalu pergi dari toilet

Beberaoa menit berlalu, kini Lia sudah berada di ruangan, suasananya hening menunggu Lia berbicara.

"Oke, Lia terima perjodohan ini" putus Lia dengan amat berat hati membuat semua orang senang, dan Levin tersenyum kemenangan

Lia menatap datar ke arah Levin, Levin menyunggingkan senyum nya, Lia merasa Levin tengah mengejeknya.

"Akhirnya, karena kedua belah pihak sudah setuju, kita langsung pertunangkan saja mereka, untuk pernikahan nya, sesuai dengan rencana kita aja" ucap Bram

"Baik, Kami sudah memutuskan, kalian akan menikah satu minggu lagi" ucap Jhon membuat Lia semakin kaget

"Apa? Apa enggak kecepetan?" tanya Lia tidak habis pikir, ia sudah tidak bisa untuk marah lagi sekarang, rasanya ia sedang tersambar petir, kenapa takdir nya menjadi seperti ini?

"Lebih cepat sebenarnya lebih baik sayang, toh kita gak perlu membuang buang waktu" ucap Hanna

"terus bagaimana dengan perasaan aku?"  batin Lia

"Lia, turuti saja semua perkataan kami" ucap Bram

"Tapi Pa, aku gak cinta sama dia, setidaknya kalian beri waktu aku dulu, ini kecepetan" ucap Lia

"Cinta bakal datang sendirinya sayang, enggak mengenal yang awalnya tidak saling mengenal atau bahkan saling benci, jika kalian terus bersama, cinta akan hadir dengan sendirinya" ucap Hanna

"Om dan tante juga dulu gitu, seperti kalian berdua di jodohkan" ucap Riana

"Mama sama Papa juga sama, malah dulu kita musuh Bebuyutan, ya gak Pa? tapi lama kelamaan kami malah saling nyaman, saling cemburu juga, dan akhirnya cinta pun datang diantara kami" ucap Hanna sambil tertawa

"Tapi tolong hargai perasaan aku, huftt aku gak tau harus bilang gimana lagi" pasrah Lia dengan wajah menahan kesalnya

Jhon menatap Bram seakan memberikan isyarat mereka harus bagaimana, Bram mengangguk.

"Lia" penggil Bram

Lia diam sambil menunduk menahan tangisnya

Semua orang kembali diam, Levin hanya menatap Lia tanpa ekspresi.

"Lia, percaya sama kita" bisik Hanna

"terserah kalian aja hiks" ucap Lia

"Baik, sekarang kita langsungkan saja pertunangan kalian" Ucap Bram

Jhon mengangguk "Levin pakaikan cincin tunangan ini di jari manis Lia" ucap Jhon seraya menyerahkan kotak kecil berwarna merah.
"Baik Pa" sahut Levin yang sedari tadi hanya menyimak

Levin membuka kotak yang di dalamnya terdapat sepasang cincin yang terukir kecil huruf 'L' di tengah tengah.

Levin mengulurkan tangan nya bermaksud untuk memegang tanga Lia, dengan terpaksa Lia pun mengulurkan tangan nya juga, Levin memasukan salah satu cincin nya ke jari Lia dan sebaliknya Lia pun memasukan cincin nya kejari Levin dengan wajah datarnya.

Riuh tepuk tangan dari kedua keluarga, Levin hanya tersenyum sedangkan lia menatap tajam kearah Levin.

***

Sekarang mona sedang duduk di atas kasur dengan kebingungan. Pasalnya sahabat nya ini  tiba-tiba saja datang sambil menangis hingga tersedu sedu, Mona sudah beberapa kali menanyakan, namun bukan nya menjawab, Lia malah memperkencang tangisan nya.

"Lia, sayang, are you okey? lo kenapa sih astaga? Udah mau sejam lo nangis gini" ucap Mona sambil mengusap ngusap punggung Lia

"Monaaaaaaaaa" tangis Lia semakin menjadi jadi sambil memeluk mona

"iya apa? cerita sama gue, lo kenapa?" tanya Mona

"Hiks hiks Mona hiks, aku hiks di jodohin hiks hiks" ucap Lia terbata bata.

"Apa? Bentar bentar, di jodohin? maksudnya kaya di film film gitu?" tanya Mona kaget
Lia pun melepaskan pelukan nya

"i-iya hiks, Mama sama Papa tega banget hiks, ngejodohin gue hiks" jelas Lia lagi

"Gue gak habis pikir sumpah, Terus lo dijodohin sama siapa?" tanya Mona makin penasaran

"Hiks hiks sama cowo nyebelin itu hiks" jawab Lia

"Cowo nyebelin? Cowo nyebelin ya mana maksud lo?" Mona berpikir keras, dan menatap Lia "Gak mungkin Levin kan?" tanya  Mona ragu, Lia pun hanya mengangguk.

"Sumpah demi apa? Lo serius?" Mona berdiri, keajaiban macam apa ini? "Lo di jodohin sama Levin si famous CEO yang kemarin ketemu di taman kota?" tanya mona meyakinkan

"I-iya hiks hiks" jawab Lia

"Hyaa, ya ampun lo beruntung banget, Gilaaa, gue gak percaya ini, tapi.. gue ikutan seneng, selamat yaaaa" ucap Mona sambil meloncat loncat di atas kasur

Lia menatap sahabatnya itu "Ih Monaaa"

Plaaaakkkk

Lia memukul pantat Mona, sontak Mona pun meringis kesakitan, oh bokong nya yang malang..

"Aww, Liaaa sakit tau" ucap mona mengerucutkan bibirnya sebal

"Lo jahat tau gak, bahagia di atas penderitaan sahabat lo sendiri" ucap Lia dramatis

Mona duduk di depan Lia "Hei girl, look at me!  Sadar Lia sadar! lo harus tau, banyak cewe yang mau jadi milik Levin, termasuk gue astaga, tapi demi lo gue rela dan gue pasti ikut seneng, lo harusnya seneng Lia, bukan nangis nangis kaya gini" Ucap Mona

"yaudah lo aja yang nikah sama dia, gue benci sama dia, dia itu nyebelin tau gak? Hiks" ucap Lia

"Kalau bisa, gue gak bakal nolak, dan gak mungkin bisa. lagian gue punya pacar meskipun hilang mulu tuh si kampret. lo pokoknya gak boleh gitu, terimain ajalah" ucap Mona

"iya gue juga kan punya pacar hiks, gue masih kebayang jelas, gue yang mati matian buat nolak perjodohan ini, dia malah senyum senyum gak jelas, dia gila, dia kaya ngejek gue, sumpah gue benci banget sama dia" ucap Lia

"Awas loh bilang benci nanti jadi cinta. Benci sama cinta itu beda tipis loh" goda Mona

"Lo nyebelin Mon sumpah" pekik Lia, ia mengambil guling dan memukulkan nya ke badan Mona. Sontak Mona pun langsung berlari menghindar, dan terjadilah kucing kucingan sekarang

Drettt drettt drettt

Ponsel Mona bergetar di atas nakas, sontak mereka menghentikan aksi kucing kucingan itu. Mona beranjak mengambil ponselnya.

Tante Hanna is calling..

Mona menatap Lia

"Siapa?" tanya Lia

"Tante Hanna" jawab Mona

"Jangan di angkat" sahutnya

"Kenapa gak di angkat?" tanya Mona

"Pokonya jangan"

Lia pun membaringkan tubuhnya di kasur

"gue nginep di sini ya" ucapnya dan setelah itu dia memejamkan matanya

"Terserah lo" sahut Mona

Drett drett drett

Mona menatap ponselnya yang bergetar lagi.

Tante Hanna is calling..

Mona melihat ke arah Lia yang tertidur, Ia pergi meninggalkan kamarnya dan langsung saja ia mengangkat panggilan.

"Hallo Mona, Lia sama kamu?"

"Hallo tante, tante tenang aja, Lia ada di sini ko"

"Aduh syukur deh, jagain Lia ya sayang"

"Baik tante, eh tante, jadi bener Lia di jodohin sama Levin?"

"Iya, tapi dia gak setuju, sebenernya tante juga gak tega, ini kemauan Papa nya, apa perlu tante batalkan ya? Kasian Lia"

"No no no, jangan tante, Mona seneng banget dia di jodohin sama Levin, Aku ikut seneng Tan, nanti juga dia bakal nerima Levin ko, tunggu aja"

"Aduh syukur deh kamu juga setuju, tante juga setuju karena emang Levin anak yang baik"

"Pasti tante, pokoknya nanti Mona bantu deh supaya Lia nerima perjodohan ini"

"Ok sayang terima kasih"

"Sama sama tante, eh tante biarin lia nginep aja disini, kesian tuh dia masih sedih, sekarang juga dia udah tidur"

"oke deh, nanti besok tante jemput dia"

"jangan dong Tan, harusnya Levin yang jemput, biar mereka PDKTan dulu"

"bener juga ya, oke deh tante bakal minta Levin buat jemput dia besok"

"Yaudah tante, udah dulu ya aku mau tidur"

"Okey sayang, good night, have a nice dream"

"Tante juga, bye"

Tutt tutt tutt

Suara telpon terputus, Mona memasuki kamarnya, dan dia kaget karena Lia yang sedang duduk di ranjang sambil menatap Mona penuh curiga.

"kok lo gak tidur?" tanya Mona sambil cengengesan

"Mana bisa tidur gue, pinjem hp lo dong" ucap Lia

"Buat?" tanya Mona

"Gue mau ngehubungin pacar gue" ucap Lia

"Lo mau bilang kalau lo di jodohin?" tanya Mona

Lia diam, Mona mengelus pundak sahabatnya ini

"Nih, gue mau ke super market dulu, lo mau apa?" tanya Mona sambil memberikan ponsel nya

Lia menggeleng "gue gak mau apa apa" ucap Lia

"yaudah gue pergi dulu" ucap Mona seraya pergi


Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

409K 560 4
21+
1.1M 2.8K 18
πŸ”ž Bluesy area, mengandung 21+ πŸ”ž - oneshoot ! ranked; #1 Karina 24/6/2023 #1 Bluesy 25/6/2023 #1 Karinajeno 7/9/2023
1M 103K 51
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
152K 638 3
-sekuel dari chika- yang masih di bawah umur, harap ngosah mampir. cerita ini penuh muatan dewasaπŸ”žπŸ”žπŸ”ž jangan lupa vote dan comment sebagai bentuk d...