The Power Of Love [Event Feb]

By writersfunny10

608 98 19

Ini adalah kumpulan cerita dari para member WFC, dengan tema "The Power Of Love". Dan karena Februari identi... More

Dawai Cinta Pertama
Life Need Love
My Dreams
Cinta Kasih
Die Letzten Gedicht
Won't Let Go
Fashion & Love
Kekuatan Cinta
Awal Dari Semuanya
Keajaiban

Cinta Terakhir

172 16 1
By writersfunny10


By : White
Wp : WeddingDress94
.
.
.

"Kamu sayang aku kan? Aku harap kamu bisa nunggu aku sampai aku balik lagi ke sini dan jemput kamu." 

Gadis yang sekarang berada dalam dekapannya hanya mampu mengangguk lemas. Lima menit berlalu mereka berpelukkan dan akhirnya si pria lebih dulu merenggangkan pelukannya hingga semakin jelas jarak antara tubuh mereka yang awalnya tidak memiliki jarak sekalipun. Pria itu berjalan perlahan meninggalkan wanita yang memeluknya tadi masuk ke sebuah ruangan hingga wanita tadi kehilangan dan tidak melihat lagi bayangan pria yang begitu dia cintai. 

Vicky harus meninggalkan Inna selama kurang lebih sampai sekolahnya selesai di Jerman. Mereka saling mencintai dan masing-masing dari mereka tahu itu tapi percayalah selama tiga tahun mereka mengenal hingga saat ini hubungan mereka tidak jelas statusnya. Berpacaran atau hanya teman? Mereka sendiri bingung menjelaskannya.

***

6 bulan 

"Kamu udah makan Na?" 

"Udah kok ky, kamu udah kan?" balasnya. 

"Udah kok."

Hari-hari dilewatkan mereka seperti ini. Penuh dengan tumpahan perhatian satu sama lain.  Setiap hari selalu bertukar kabar, entah sesibuk apapun mereka berusaha memberitahu keadaan mereka di negara yang berbeda. 

***

1 tahun 

Masih saling menjalin komunikasi dengan baik walaupun tidak setiap hari. Terkadang Inna sibuk dengan sekolahnya sehingga dia tidak menghubungi sosok pria yang dicintainya di negara yang berbeda dengannya tapi Vicky lebih sering menghilang dan tidak menghubungi Inna bahkan pernah pria itu dua minggu penuh tidak membalas pesan atau mengangkat telepon Inna dengan alasan tugasnya yang menumpuk. 

***

1 tahun 8 bulan 

Kini Vicky benar-benar seperti hilang ditelan bumi. Sejak satu bulan lalu, Inna berusaha menghubunginya tapi hingga sekarang tidak mendapatkan balasan. Jangankan membalas pesan atau mengangkat telepon darinya, bahkan semua akun sosial media Vicky tidak dapat ditemukan oleh Inna. Vicky benar-benar hilang tanpa meninggalkan jejak.

***

Waktu terus berjalan. Inna menjalani hidupnya seakan hidup segan mati pun tak mau. Walaupun dalam perasaan yang tidak baik tapi gadis itu tidak pernah menunjukkan kesedihannya pada orang lain. Dia selalu terlihat seceria biasanya. Namun siapa yang tahu bahwa ada satu rahasia lagi yang tidak diketahui orang lain selain dirinya dan keluarganya. 

"Operasi pencangkokan hati Inna akan segera dimulai, mari Inna saya akan membantumu bersiap," ucap seorang suster. 

Ayah dan Ibu Inna yang berada di ruangan itu hanya mampu tersenyum seakan memberi kekuatan untuk anak mereka. Walaupun begitu, Inna tahu bahwa orang tuanya sedang dalam kecemasan karena mengkhawatirkannya. Gadis itu kini sudah berbaring di tempat tidur operasi, dia akan menjalani pencangkokan hati karena sebagian besar hatinya tidak berfungsi dengan baik selama dua tahun terakhir.

***

Operasi yang kurang lebih memakan waktu tiga jam itu berjalan lancar. Dinyatakan sukses? Maaf saja, karena walaupun Inna baru saja sadar beberapa menit yang lalu, tapi tetap untuk sekarang kondisinya belum membaik karena menurut dokter sebagian hati Inna tidak dapat menerima hati dari pendonor. 

Drttt drtttt

Dering ponsel memecah keheningan di ruang rawat Inna. Dia langsung saja meminta tolong ibunya mengambilkan ponselnya di atas meja dekat sofa. Ternyata yang menelponnya adalah sahabatnya, Liyana. 

"Hal—" 

"INNA," pekik Liyana. 

"Apa sih teriak-teriak? Kangen ya karena di sekolah nggak ada gue," balas Inna mencoba bercanda pada sahabatnya itu.

"Gue punya kabar kurang baik buat lo." 

Inna menautkan alisnya, memangnya seberapa buruk kabarnya sehingga terdengar sangat panik suara sahabatnya di seberang sana. 

"Vicky..." 

Mata Inna sontak membulat sempurna mendengar nama Vicky.

"Vicky.... kenapa?" 

"Sorry Na, Vicky kecelakaan....sama tunangannya." 

Inna diam mematung. Detak jantungnya seperti berhenti berdetak. Bukan hanya masalah Vicky kecelakaan yang membuatnya terkejut tapi, tunangan? tanya Inna dalam hati. Pikiran Inna mulai menjalar kemana-mana. Orang tua gadis itu bingung mendapati raut wajah anak mereka yang berubah drastis, justru sekarang air mata sudah merembes dari ujung matanya. 

***

Di rumah sakit berbeda, orang-orang mulai panik. Dokter dan suster berlari mendorong dua ranjang dengan dua orang berbeda gender yang berlumuran darah untuk masuk ke UGD. Menit demi menit berlalu, empat orang paruh baya dengan tidak tenangnya menunggu di depan sebuah ruangan. 

"Keluarga Vicky dan Riani." 

"Kami dok," jawab seorang pria paruh baya di sana. 

"Bagaimana Riani dok?" 

"Kondisi tubuh Riani tidak terlalu parah, hanya saja karena serpihan kaca mobil masuk ke area matanya membuat Riani kemungkinan mengalami kebutaan, butuh seorang donor mata untuknya bisa melihat lagi. 

"Untuk Vicky, sepertinya dia mengalami benturan yang cukup keras di bagian perutnya. Benturan itu menyebabkan organ hatinya mengalami kejang dan jika itu terjadi secara terus menerus akan membahayakan kondisinya, maka saya sarankan untuk mencari donor hati untuk Vicky." 

***

Dua minggu berlalu tapi sampai sekarang orang tua Riani maupun Vicky belum menemukan donor untuk anak mereka. Ayah Vicky yang memiliki DNA sama dengan anaknya, tidak bisa mendonorkan karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan. Sedangkan Riani, jelas orang tuanya lebih memilih mencari donor untuk anak mereka. 

Suara pintu terbuka membuat orang-orang di ruang rawat Vicky dan Riani menoleh kecuali Riani tentunya karena bagian matanya masih di perban. "Saya membawa kabar baik," ucap seorang dokter yang baru saja masuk. 

"Sudah ada donor yang cocok untuk Vicky dan Riani." 

Semua orang yang berada di sana tentu saja terkejut sekaligus senang. Akhirnya kabar yang mereka tunggu-tunggu terdengar oleh mereka terutama dua orang yang tengah terbaring di ranjang mereka masing-masing. 

***

Operasi pengangkatan hati dan mata untuk Vicky dan Riani berjalan sukses. Tepat lima hari yang lalu kondisi mereka benar-benar membaik. Tubuh Vicky dapat menerima organ hati barunya begitu juga Riani, dia dapat melihat kembali karena mata barunya. 

Hari ini Vicky berencana untuk menemui Inna di rumahnya. Dia ingin mengatakan yang sejujurnya kepada wanita itu. Dia berharap Inna akan mengerti dengan situasi saat ini. Begitu sampai di tempat yang dituju, Vicky melihat keadaan rumah Inna yang ramai. Orang-orang menggunakan pakaian muslim, di depan rumahnya banyak karangan bunga dan terdapat bendera kuning di sana. 

Vicky berlari masuk ke rumah itu untuk mencari sosok gadis yang begitu dirindukannya. "Vicky..." 

Seketika Vicky berhenti mendengar seseorang memanggilnya. Dia menoleh ke sisi kanan di mana suara tersebut berasal. "Tante, Inna mana? Saya mau bicara sesuatu sama dia," ujar Vicky tergesa. 

Ibunya Inna hanya terus mengeluarkan air mata tanpa mengeluarkan satu katapun. Hingga akhirnya Vicky semakin mendekat ke arah di mana ibu dari Inna berdiri. Perasaan Vicky semakin cemas, sebenarnya apa yang terjadi? pikir Vicky. Tidak lama kemudian wanita paruh baya itu menyodorkan sebuah flashdisk ke Vicky yang diterima dengan perasaan yang semakin bingung dan cemas. 

"Ini apa tante?" 

"Itu titipan dari Inna sebelum dia....meninggal," jawab ibu Inna. 

"Inna?! Tante—" 

"Sekarang kamu pulang aja, jika ada yang ingin kamu tanyakan maka jawabannya sudah ada di sana," potongnya sambil menunjuk benda yang baru saja diberikannya pada Vicky. 

Tidak membuang waktu, Vicky meminta izin untuk pulang. Di perjalanan dia mengendarai seperti orang kesetanan dan bahkan seringkali hampir menabrak. Begitu sampai di rumahnya, pria itu berlari menuju kamarnya tanpa memperdulikan orang tuanya yang memanggil. 

Di depannya terdapat sebuah laptop yang kini menampilkan wajah pucat seorang wanita dengan latar ruang rawat dan selang oksigen menempel pada hidungnya. Dia tersenyum manis tapi sungguh terlihat dia tidak dapat menyembunyikan rasa sakit yang dirasakannya. 

"Hai." 

"Aku kangen kamu Ky," kata yang terdengar sangat tulus dari Inna. 

"Kamu apa kabar? Sekarang pasti udah sehat kan? Kamu bingung ya kenapa aku di sini? Maaf Ky, dua tahun terakhir aku nyembunyiin ini dari kamu, aku sakit Ky..." ucapnya terpotong dengan keluarnya helaan napas dari gadis itu. "Organ hati aku nggak berfungsi dengan baik. Aku baru saja dioperasi, tapi kayaknya Tuhan berkehendak lain soalnya setengah hati aku nggak bisa nerima hati dari orang yang donorinnya." 

Vicky yang melihat itu sedikit terkejut. Tidak bisa menerima? tanya Vicky dalam hati. "Aku dengar kamu udah tunangan? Aku senang dengarnya, akhirnya kamu nemuin seseorang yang paling baik buat kamu. Aku juga dengar tentang kecelakaan kalian dari Liyana, aku harap kalian baik-baik aja ya setelah ini. Aku sayang banget sama kamu Ky, aku nggak perlu alasan kenapa kamu lebih milih dia karena aku ngerti kalau sepertinya dia memang lebih baik dari aku." 

Air mata Vicky sudah berlomba-lomba untuk keluar dari pelupuk matanya. Dia tidak dapat menahan itu. Bagaimana tidak, orang yang begitu dia cintai berbicara seakan Vicky tidak mencintainya padahal sungguh pikiran gadis itu salah besar. Setidaknya itu yang Vicky pikirkan saat ini. 

"Aku harap kamu sama dia langgeng ya Ky, sampai maut yang memisahkan kalian. Aku juga senang banget, karena sekarang dan sampai kapanpun aku akan selalu dekat dengan kamu. Aku akan bawa cinta aku ke kamu sampai mati Ky, kamu memang bukan yang pertama untukku tapi setidaknya kamu orang terakhir yang ada di hatiku Ky. Aku pergi ya Ky..."

"Terima kasih buat semuanya....tolong jaga hatiku dan manfaatkan dengan baik. Tolong sampaikan ke Riani juga....lihatlah dunia, gunakan dan jaga mataku dengan baik juga. Aku pergi Ky dan i love you so much." 

Berakhirnya video itu membuat Vicky semakin menangis dengan menjadi-jadi. Ternyata seseorang yang mendonorkan satu buah hati untuknya dan sepasang mata untuk Riani adalah Inna. Dia begitu menyesal, seandainya dia bisa menolak perjodohan yang dirancang orang tuanya atau mungkin memberi tahu Inna lebih awal, ini semua tidak akan terjadi. 

Yang membuatnya semakin merasa sakit adalah sampai akhir hayat hidupnya, Inna tidak tahu bahwa betapa Vicky mencintainya. Vicky juga sama halnya dengan Inna, perasaannya pada gadis itu begitu dalam, tapi dia tidak bisa menolak dengan permintaan orang tuanya untuk dijodohkan. 

"Tubuhmu bahkan tidak bisa menerima sebagian hati yang aku donorkan untukmu Na, justru sekarang kamu mengembalikannya padaku bahkan memberikan satu bagian penuh milikmu yang tersisa untukku, dan bahkan kamu memberiakan matamu untuk wanita yang secara tidak langsung menyakiti hatimu. Aku juga cinta sama kamu Na," ucap Vicky lirih dengan diiringi isakan darinya.

Itulah cinta. Tidak harus memiliki, tidak hanya perkataan yang diungkapkan tapi juga tindakan. Pengorbanan besar untuk cinta tidak selalu dapat dibalas dengan manis. Ada kalanya pengorbanan besarmu untuk cinta hanya bisa kamu ikhlaskan untuknya menerima cinta yang lain. Tapi percayalah apapun itu tidak ada hal percuma yang kamu lakukan karena setidaknya membuat seseorang bahagia karenamu juga begitu manis rasanya. 

-FIN-

Continue Reading

You'll Also Like

55.9K 8.9K 34
Gatau baca aja!
125K 8.8K 28
Genta adalah seorang anak berumur 16 tahun, dia hidup sendiri orang tuanya meninggal karna kecelakaan tapi dia memiliki teman yang sudah dia anggap s...
386K 1.6K 5
ONE SHOOT 21+ If you found this story, u clearly identified as a horny person. So find ur wildest fantasy here and just let's fvck, yall. Underage ki...
134K 12.1K 51
No Deskripsi. Langsung baca aja Taekook Vkook Bxb 🔞🔞 *** Start : 15 Januari 2024 End : -