Let Me Love You โœ…

By DarkQueen14_

157K 6.5K 190

THIS WORK PROTECTED UNDER THE COPYRIGHT LAWS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (UU HAK CIPTA RI NO 19 TAHUN 2002) ... More

Prolog.
satu - First Meet(?)
Dua - Meet Again (?)
Tiga - My First Kiss.
Empat - Murid Baru.
Lima - Permintaan Aneh.
Enam - Bullying (?)
Tujuh - Gak salah Dengerkan(?)
Delapan - Tragedy. I am Sorry.
Sembilan - Get Well Soon.
Sepuluh - Adella Come Back Home.
Sebelas - SPESIAL DANIELL POV.
DuaBelas - Murid Baru (2)
TigaBelas - Pendiem Tapi Mulut Pedes.
EmpatBelas. - Thanks And Sorry.
LimaBelas - In Still Love You.
EnamBelas - Friends In Love.
TujuhBelas - This Is Love![PRIVASI]
DelapanBelas - Bad Feelings[PRIVASI]
SembilanBelas. - Hurt? Of Course[PRIVASI]
DuaPuluhSatu. - Plans[PRIVASI]
DuaPuluhDua. - Enough! [PRIVASI]
DuaPuluhTiga - Malunya.
DuaPuluhEmpat - BIG NO!
DuaPuluhLima - Together With You.
DuaPuluhEnam - Mission.
DuaPuluhTujuh - Who? [PRIVASI]
DuaPuluhDelapan - Bingung. [PRIVASI]
DuaPuluhSembilan - Ternyata Dia.. [PRIVASI]
- oh tuhan kucinta dia.
TigaPuluh - Siapa Dia Sebenarnya?
TigaPuluhSatu - Siapa Dia Sebenarnya?[PRIVASI]
TigaPuluhDua - Kenyataan.
TigaPuluhTiga - Ending of All.
TigaPuluhEmpat - Closer. [REPOST]
TigaPuluhEmpat - Positif.
Epilog.
Extra Part [1]
Extra Part [2]
BCF.

DuaPuluh. - Sorry[PRIVASI]

3.1K 113 0
By DarkQueen14_

1 bulan 2x saja ya. Hahahaha. Ehehehe.

●●●●

Jangan pernah membuat orang yang kamu cinta patah hati. Saat kamu ingin meminta maaf. Ya, dia akan memaafkan. Tapi, hatinya yang patah tidak akan kembali seperti semula.

So, jangan pernah menyakiti hati seorang wanita. Walaupun, Wanita itu terlahir kuat. Tapi, hatinya rapuh.

●●●●

Adella POV.

Beberapa hari ini, Arsen mendatangiku dan meminta maaf padaku.

Saat itu, aku sedang di universitas. Mengambil beberapa buku cetak dan fotocopyan yang harus aku pelajari.

Dia datang sambil membawa buket bunga. Kalian bertanya aku mengambilnya? Tidak. Aku mencuekkannya. Aku berlalu meninggalkan dia yang memegang bunga.

Hari ini aku ke universitas di temani Austin dan Mike. Niell sedang libur. Enak banget yekan. Baru masuk udah libur lagi.

"Gue muak sumpah. Gue capek Arsen selalu datang di univ dengan wajah memelas dan selalu mengejar gue." Ucap ku bete.

"Gue saranin loe maafin dia aja, Dell. Gue kasian sama dia. Bukan berarti gue ngedukung dia ya." Ucap Austin dengan wajah serius.

Kalau serius begini, dia ganteng deh. Argh.

"Iya. Gue juga tanya perempuan yang kalian temui itu. Dan betul, dia memang iparnya Arsen yang sengaja menetap di USA." Ucap Mike.

Ya. Sebenarnya aku juga ingin memaafkannya. Tapi, perasaanku masih melarang nya.

Aku juga merasa, gak sepenuhnya salah Arsen. Perempuan itu juga salah. Kenapa dia tidak memberi tahu kalau dia iparnya Arsen padaku.

"Lah elah.. kita berdua kasih saran, loe malah ngelamun." Aku langsung menoleh saat mendapati wajah Austin yang kesal.

"Kenapa? Kalian ngomong apa tadi?" Tanyaku berusaha menahan tawa melihat wajah Austin.

"Enggak tau. Lupakan." Austin beneran ngambek.

"Loe PMS Tin? Bawaannya marah mulu." Ucap ku masih menahan tawa.

"Au ah." Dia menghiraukan panggilan ku. Dia menyibukkan diri dengan minumannya.

"Loe maafin dia saja ya. Kita berdua sudah capek kalian begini terus. Kalian berdua saling menyayangi, tapi kenapa begini?" Mike menatapku serius.

"Ego gue bilang jangan maafin dia. Perasaan gue bilang, maafin dia. Kata perasaan gue, Dia gak sepenuhnya bersalah. Gue kan jadi bimbang." Ucapku.

"Jangan pernah menuruti ego. Jangan mementingkan egomu jika ini menyangkut pautkan perasaan. Turuti perasaan yang selalu berada di jalan benar." Ucap Mike bijak.

"Gue setuju." Ucap Austin tiba-tiba.

"Ngapa loe?" Tanya ku sinis pada Austin. Aku menatapnya.

"Sudah ah. Jangan pernah nganggep gue ada." Ucap Austin kesal.

"Iya. Gue bakalan maafin Arsen." Aku tak menghiraukan Austin lagi.

"Besok Arsen pengen ketemuan sama loe. Pukul 7 dia bakalan ke rumah. So, loe harus dandan yang cantik ya." Ucap nya.

"Gue harus belajar. 2 hari lagi gue ada ujian masuk kelas terbaik." Ucapku.

"Gak mau tau. Pokoknya dia mau ketemuan sama loe. Gak ada bantahan." Ucap Mike tegas.

"Yaudah.. gue gak jadi maafin Arsen. Gue mau maafin waktu gue selesai ujian." Ucapku dengan nada tanpa bantahan.

"Lahh... kok gitu? Gak baik loh nunda maafin orang." Ucap Austin. Dia menatapku penasaran dan bingung.

"Gak baik loh Dell, nunda maafin orang. Yang ada loe malah nambah dosa." Ucap Mike.

"Tapi, ujian ini penting buat masa depan gue. Cowok mah gampang. Atau sekalian aja gak gue maafin aja." Ucapku sambil tersenyum miring.

"Jahat amat loe Dell." Ucap Austin.

"Maafin aja. Oke. Loe boleh maafin dia sampai ujian selesai." Ucap Mike tegas.

"Oke." Aku tak menganggap Austin ada di samping kami.

"Yaallaahh... gue di kacangi dari tadi! Apa tubuh gue jadi transparan ya?" Teriak Austin kesal.

"Bukannya loe sendiri yang minta gausah anggap loe ada." Ucap Mike.

"Iya nih. Dasar labil. Ew." Ucapku

"Au ah... gue ngambek ama kalian." Austin berdiri dan meninggalkan kami.

"Biarin. Kunci mobil ada di gue kok." Mike menunjukkan kunci mobil yang biasanya ada di tangan Austin.

Aku tertawa kecil.

"Pulang yuk. Kelas gue udah selesai kok." Ucapku pada Mike.

Ya. Kelasku hanya kelas pendalaman bahasa Inggris, Jerman, dan Belanda.

"Yaudah yuk.. Gue juga sudah kelasnya. Tadi cuman materi doang." Mike berdiri dan ku ikuti.

Aku mendengar suara ribut para perempuan. Ada apa? Apa Thomas Brodi Sangster (bukan KBQR) kesini? Apa Martin Garrix ke sini? Kenapa mereka ribut sekali.

Aku menghentikan salah satu wanita. "Kenapa mereka ribut?" Ucapku dengan bahasa inggris.

"Ada pria tampan yang mencari wanita bernama Adella Fredella Meysha. Dia membawa bunga dan bernyanyi seperti orang gila. Dan dia mengatakan maaf berulang kali pada wanita itu." Ucapnya dengan bahasa Inggris.

Pasti Arsen.

"Oh oke. Terima kasih." Ucap ku.

"Arsen deh kayaknya itu." Ucap ku pada Mike.

Aku memeluk lengan Mike. Mike tersenyum melihat ku.

"Loe sudah mau maafin dia kan?" Tanya Mike dengan senyuman.

"Iya. Tapi, gak sekarang." Ucapku pelan.

"Yasudah. Kita berjalan di depan dia seolah-olah loe gak kenal dia ya." Ucap nya.

Aku mengangguk.

Kami berdua berjalan menuju keramaian. Dan benar.. disana ada Arsen.

Membawa buket bunga, yang di taruh sebelahnya dan membawa gitar.

Aku mendengar lagu yang dia bawakan. Let Me Love You versi akustik.

Ya. Itu lagu favoritku.

Saat dia pulang ke Indo, dia bakalan nyanyiin itu buat aku. Maka aku akan kembali tersenyum.

Tapi, waktunya berbeda. Saat itu aku tidak sakit hati. Tapi, saat ini aku sedang sakit hati.

"Adell ... I am sorry, because I break your heart. I make you cry again. I always make you cry. I love you. I hope you forgive me" aku mendengar suaranya itu. Suaranya seperti menahan tangis.

Suara yang sebenarnya aku rindukan. Aku merindukan semua tentang dirinya. Aku berbohong jika aku mengatakan tidak merindukannya.

Mike berhenti berjalan. Aku menatapnya heran.

"Kenapa berhenti?" Tanyaku.

"Kita lewat menorobos keramaian saja." Ucapnya pelan. "Jadi dia gak akan melihat kita." Lanjutnya.

"Oke." Aku menyampingkan rambutku ke arah kiri.

Semoga saja tidak terlihat.

Kami berdua berjalan sedikit menerobos orang-orang yang sedang melihat Arsen.

Kalau aku tidak sedang marah padanya, maka aku akan langsung memeluknya.

●●●●

Hari ini adalah hari ujian yang aku ceritakan pada Mike beberapa hari yang lalu.

Aku sudah menyiapkan mental untuk ujian kali ini.

Ujian yang menentukan hidup dan matiku.

Hari ini, semua fakultas di liburkan. Kecuali, fakultas kedokteran. Ya. Itu jurusanku.

"Semangat, Dell. Loe pasti bisa." Ucap Niell saat kami sedang sarapan.

"Iya. Loe pasti bisa. Jangan takut kalau loe gak lulus. Percayalah, loe pasti lulus." Ucap Austin menyemangatiku.

"Loe pasti bisa kok. Yang terpenting, jangan pernah melakukan hal curang. Seperti, menyontek atau menyogok dosen." Ucap Mike.

Aku tersenyum lalu mengangguk. Aku beruntung bertemu dengan pria seperti mereka. Walau mereka gesrek, tapi mereka baik.

Mereka mau meluangkan waktunya untuk menemaniku belajar.

Semalam, Austin dan Mike menemaniku belajar. Mereka bermain ps dan aku belajar.
Niell baru pulang tadi pagi-pagi sekali. Ya. Dia ke Indo. Ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan. Katanya sih begitu.

Ya. Sebenarnya aku dan Arsen sudah berbaikan. Tapi, tidak secara langsung. Dia minta ketemuan, dan aku beralasan sedang sibuk dan tidak ingin di ganggu.

Aku menyuruhnya untuk fokus ke kuliahnya dulu. Dia harus menyelesaikan S2 nya di umur 24. Itu kata maminya.

Ehm ya.. aku jadi merindukan kedua orang tua ku di Indo. Mereka lagi ngapain ya? Jarak waktu yang terpaut jauh, membuatku kesulitan menghubungi kedua orang tuaku.

"Gue anter loe ya, Dell. Austin sama Mike lagi pada mau pergi." Ucap Niell.

Aku menoleh, mendapati dua cecunguk itu tersenyum ala iklan pepsodent. Lalu aku mengangguk.

Aku menghabiskan omeletku. Omelet yang penuh dengan sayuran.

Ya. Hampir setiap pagi aku memakan makanan yang ada sayur ataupun gizi nya.

"Nanti sore kita harus beli beberapa bahan makanan yang mulai habis." Ucap Niell.

Ya. Ini sudah akhir bulan. Berarti aku sudah satu bulan tinggal di negara ini.

Ini tidak terasa. Padahal, aku merasa jika aku baru saja tiba kemarin.

"Iya. Nanti siapa yang beli? Loe sama gue? Atau Mike sama Austin?" Tanya ku. Aku menunjuk dua cecunguk kampret itu.

"Loe sama gue aja. Mereka gak bisa di percaya. Masa di suruh beli sawi malah mereka beli kangkung. Kan ngeselin." Ucap Niell. Dia memutar bola mata kesal.

"Oh oke." Aku tertawa kecil.

Niell mengantarku sampai depan pelataran universitas. Atau lebih tepatnya, depan pintu utama.

"Loe mau disini atau loe mau pulang?" Tanya ku saat aku ingin turun.

"Gue mau keliling bentar. Nanti gue jemput lagi ya. Jam 12 kan?" Tanya nya.

Saat aku berangkat pukul 9. Dan ujian nya di mulai pukul 10.

"Iya. Gue turun dulu ya." Niell menahan pergelangan tanganku.

Dia mencium keningku lama.

"Belajar yang rajin. Percayalah, loe pasti bisa." Katanya.

"Oh oke. Thanks ya." Aku gelagapan.

Aku turun dari mobil nya dengan cepat.

Aku harus mencari teman disini. Aku kesepian saat trio gesrek itu tidak menemaniku.

"Permisi... Apakah kita bisa berkenalan?" Ucap seorang pria padaku. Dengan logat inggris juga tentunya.

Aku menoleh. Mendapati seorang pria bule tersenyum manis padaku.

"Ehm ya... tentu saja boleh. Kenalkan, namaku Adella Fredella Meysha. Nama kamu siapa?" Aku tersenyum.

"Aku Amiel Emrick Andreas. Nama mu bagus. Bisakah aku memanggilmu Shasha?" Katanya.

"Ah thanks. Namamu juga bagus. Ya. Tentu saja kau boleh memanggilku Shasha. Aku juga mempunyai panggilan untukmu, Erick." Ucapku.

Kami bercerita banyak. Kami bercerita dari hobi sampai hal paling tidak disukai.

Entahlah, aku nyaman dengan pria ini. Pria bule yang menurutku sangat tampan. Bahkan, Arsen kalah ketampanannya.

Aku mendengar pengumuman ujian akan berlangsung.

"Ujian akan dimulai. Ayo, kita masuk ke kelas." Ucapku.

Dia mengangguk. Dia mengikuti ku dari samping.

Aku duduk di tempat yang sudah di sediakan.

Guru masuk membawa tumpukan kertas yang menurutku banyak banget.

Semoga aku bisa. Aku memejamkan mataku. Untuk menguatkan diriku tentang soal ini.

Kertas sudah berada di tanganku.

Aku membaca. Anjir... ini susah banget sih.

Aku mengerjakan soal yang menurutku mudah.

Susah semua coy.

Waktu ujian sudah semakin menipis. Aku mengingat jawaban soal nomor 60 ini.

Bagaimana cara memijit jantung dengan benar.

Jika caranya salah, berakibat fatal bagi orang tersebut. Dia tidak akan selamat.

"Ujian sudah selesai. Harap kumpulkan." Ucap guru itu. Tentunya dengan bahasa inggris.

Aku berjalan ke depan dengan langkah sedih. Pasti nilaiku jelek.

"Kau pulang dengan siapa?" Aku mendongak mendati erick yang berdiri di depan ku sambil tersenyum.

"Ah iya.. Aku di jemput oleh sahabat yang tinggal satu rumah denganku." Ucapku seraya tersenyum.

Alis lebat, bibir tipis, senyum miring yang menawan, mata coklat, rahang tegas, wajah oval. Ughh... pria yang sempurna.

"Aku antar sampai pintu depan ya." Aku mengangguk untuk menanggapi ucapannya.

Kami bercerita sampai akhirnya cerita kamu terhenti karna sudah sampai pintu utama.

"Ah ya.. thanks ya." Ucapku.

Aku sudah melihat mobil Niell terparkir di depan pintu.

"Bye.. sampai jumpa besok." Aku dadah padanya.

"Iya. Hati-hati ya." Dia tersenyum.

"Iya. Kamu juga." Aku berjalan meninggalkan dia.

Aku berlari kecil ke arah mobil. Niell membuka pintu.

"Hei.. sudah lama?" Tanya ku.

"Enggak kok. Cuman sudah 1 jam gue disini." Ucapnya.

"Lah gue bilang kan jam 12. Ngapain loe nunggu sejam." Aku memutar bola mata.

"Gak apa. Gue gak tau lagi mau kemana." Dia tertawa garing.

Aku menggeleng. Sifatnya gak berubah banyak.

Dia selalu seperti ini. Baik padaku. Terlalu baik malah. Selalu tersenyum lebar. Walau aku tau dia menyembunyikan lukanya.

"Kita pulang?" Tanyaku.

"Ayo deh."

Disepenjang perjalanan, kami bercerita banyak hal. Aku merindukan dia yang ini.

Kami sampai di rumah. Aku beristirahat sebentar di kamarku.

●●●●

Sore harinya kami pergi menuju supermarket terdekat untuk membeli bahan makanan yang menipis.

Aku mendorong troli menuju ke arah makanan ringan dan minuman ringan.

Aku mengambil beberapa makanan ringan dan minuman ringan.

Aku mendekati Niell ke arah rak makanan.

"Loe mau apa? Gue ambilin nih." Tanya Niell.

"Ehmm... Gue mau bayam, wortel, kangkung, sawi? Leh ugha." Niell mengambilkan sayuran yang kuminta.

"Kita ke bagian susu terus ke sabun ya." Ucap Niell. Aku hanya mengangguk.

Saat dibagian susu mataku menangkap seseorang sedang mendorong troli bersama seorang wanita.

Aku mengenali pria itu. Dan siapa wanita yang dia peluk dengan mesra itu? Apa dia tidak cukup membuat ku sakit? Aku masih belum benar-benar memaafkannya tentang kejadian itu.

Kenapa dia mengulangi nya lagi? Apa dia tidak cukup? Apa dia harus membuatku mati dahulu baru dia puas?

Tanpaku sadari air mata mengalir secara perlahan dari mataku.

"Dell.. Loe kenapa?" Aku merasakan Niell menggoyangkan pundakku secara perlahan.

"Gak apa." Ucapku pelan.

Tanpaku sadari juga, Niell sudah melihat orang yang kulihat tadi.

"Arsen..." geramnya tertahan.

Hai...

Gimana? Sebulan 2x. Setiap tanggal 15 sama 24 ya. Jangan lupakan itu. Dan stay tune terus.

Semakin kesini, semakin gregetan sendiri. Ehehehe. Ini ujian harap sabar ahahaha.

Ingin bertanya padaku? Chat aku di Line ya. Atau gak bisa mengirim pesan di sini.

Jangan lupa vote. Ok. Makasih.

2017 WORD

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 107K 58
"Walaupun ูˆูŽุงูŽุฎู’ุจูŽุฑููˆุง ุจูุงุณู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุงูŽูˆู’ุจูุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุงุญูุฏู Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.4M 127K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
7.1K 300 21
Ghosting adalah Kejahatan mental yang dibenci oleh semua orang yang jatuh cinta. Jadi, bisakah kalian tidak melakukan nya? Karena tidak semua hati me...
66.9K 1.5K 9
Raya tidak pernah menyangka menikah dengan Alif membuat hidupnya benar benar tidak bahagia. Menikah dengan Alif tidak seindah yang dia bayangkan. Sa...