Flower Boy Next Door (JJK) |...

By WhiteHany028

98.8K 7.7K 267

"Dasar tetangga menyebalkan, byuntae. Apa dia sedang cari mati?" Kim Hani "Lihat saja nanti. Akan kubuat kau... More

New Neighbors
New Neighbors - Oh Damn!!
Namja Byuntae
Classmate
Sunbae?
Kisseu
Home Alone
Possesive
Chapter 9
Does He Like Me?
Trouble
Stalker? Or....
Trap
Jungkook or Jimin?
#HappySugaDay
Broken Heart
Lover
The Truth
Happy Ending
New Story

Chapter 10

4.3K 374 6
By WhiteHany028


***

Dongra baru saja selesai makan siang. Ia sangat bosan sehingga memutuskan pergi ke Taman belakang sekolah yang cukup rindang. Saat ia hampir menutup matanya, tiba-tiba seorang namja berada dihadapannya dengan senyum lebar.

"Shin Dongra."

Hampir saja Dongra melompat kebelakang. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. "Yoongi sunbae?"

"Sedang apa kau disini? Bukankah bel masuk sudah berbunyi?" tanya Yoongi. Dongra tersenyum kikuk.

"Kau membolos?" tanya Yoongi memastikan.

Dongra hanya nyengir tanpa dosa. Yoongi terkekeh lalu duduk disamping Dongra membuat jantung Dongra berdetak tak karuan, dan dapat Dongra pastikan, pipinya pasti sudah memerah.

"Kalau begitu sama sepertiku. Aku sedang bosan dengan pelajaran Fisika." keluh Yoongi dengan bibir yang mengerucut. Dongra tersenyum. Ia kira Yoongi cuek dan dingin, tapi ternyata Yoongi enak diajak bicara dan easy going. Mereka lalu terdiam. Membuat keheningan menyelimuti mereka. Sampai akhirnya Yoongi membuka suara.

"Boleh kuminta nomor ponselmu?"

"Ne??"

***

"Hei, lamban."

Hani menggeram. Ingin sekali ia menyumpal mulut Jungkook menggunakan kaos kaki milik Taehyung. Bukannya membantu malah meledek. Ya, saat ini Hani sedang membawa tumpukan buku tugas menuju ruangan Han ssaem karena Jungkook dan Hani piket hari ini. Dan sialnya Jungkook hanya membantu membawa 10 buku saja. Sedangkan seluruh murid di kelas Hani ada 40.

"Kau bahkan lebih lamban dari siput." ucap Jungkook sambil menoleh kearah Hani yang berada dibelakangnya.

Hani sudah tidak tahan lagi. Jika saja ditangannya tidak ada tumpukan buku sialan ini, ia pasti sudah menggunduli kepala Jungkook dan merobek mulutnya menggunakan gunting rumput milik tukang kebun sekolah mereka yang gembul itu. Tak lama kemudian mereka sudah sampai diruang guru. Mereka lalu menuju meja Han ssaem dan meletakkan tumpukan buku sialan itu. Setelah itu mereka berlalu.

"Kau tidak ingin berterima Kasih padaku atau apapun itu?" ujar Jungkook saat mereka keluar dari ruang guru. Hani menoleh kearah Jungkook dengan kening mengkerut.

Jungkook memutar kedua bola matanya. "Tentang kejadian kemarin malam."

Hani membulatkan matanya. Benar juga, ia belum mengucapkan terima Kasih pada Jungkook karena sudah mau menemaninya. Tapi mengingat Jungkook yang kembali menyebalkan, membuat Hani mengurungkan niatnya untuk meminta maaf. Ia lalu menatap Jungkook yang sedang menatapnya polos.

"Kau tahu? Bajuku basah karena kehujanan."

"Aku kan tidak menyuruhmu hujan-hujanan."

"Ya. Kalau saja kau lebih berani aku tidak akan menerobos hujan untuk datang kerumahmu."

"Kenapa harus menerobos? Kan rumah kita bersebelahan? Pakai payung juga bisa."

"Itu karena aku kh-"

Jungkook menghentikan perkataannya. Hampir saja ia mengatakan ia khawatir pada Hani. Memang penyebab Jungkook menerobos hujan padahal rumah mereka bersebelahan itu adalah karena ia khawatir pada Hani. Sangat khawatir malahan.

Hani mengangkat sebelah alisnya, menunggu Jungkook melanjutkan ucapannya. Namun Jungkook tak kunjung melanjutkannya.

Jungkook tergagap. "A.. I-itu ka-karena.. " Jungkook mencoba mencari alasan yang masuk akal agar Hani tidak curiga. Cukup lama ia berpikir membuat Hani geram. "

"Karena apa?"

"Karena.. Karena eommaku menyuruhku untuk kerumahmu. Ya, eommaku yang menyuruhku." Jungkook tersenyum kikuk. Ia mengusap tengkuknya. Apa Hani percaya?

Hani mengangguk-angguk mengerti. "Tapi kemarin kau manis sekali." celetuk Jungkook membuat Hani tersedak ludahnya.

"Kau terlihat seperti anak anjing yang imut." ucap Jungkook dengan ekspresi yang ia buat-buat.

"Kau berkata.. Jungkook.. Tolong aku.."

Jungkook menirukan suara Hani yang malah terdengar sangat menjijikkan. Hani membulatkan matanya.

"Kau saat memohon agar aku tidak pergi sangat lucu." Jungkook menampilkan ekspresi yang entah mengapa sangat menjijikkan bagi Hani.

"Kau sa-mmpphh..."

"Stop!"

Hani menutup mulut Jungkook dengan telapak tangannya. Ia lalu menatap Jungkook kesal. Wajahnya juga sudah memerah antara malu dan marah. "Jangan ingatkan aku lagi kejadian itu."

Jungkook melepaskan tangan Hani. " Wae? Kau sangat berbeda denganmu yang sekarang. Kau yang kemarin sangat rapuh, dan lemah. Tidak seperti sekarang yang galak, kasar, somb-AKHH!!"

"SIALAN KAU!! RASAKAN INI!! RASAKAN INNIII!!"

Hani terus menjambak rambut Jungkook dan menjewer telinganya membuat Jungkook mengaduh kesakitan.

"AWW.. YAK!! APPO HANI!!"

Jungkook berusaha melawan namun entah mengapa tenaga Hani tidak bisa ia lawan. Wanita jika sudah marah memang menyeramkan.

Setelah puas menyiksa Jungkook, Hani pun melepaskan tangannya dari kepala dan telinga Jungkook. Nafasnya memburu. Sedangkan Jungkook memegangi kepala dan telinganya yang memerah sambil sesekali meringis kesakitan.

"Lihat. Kau bahkan seperti monster." celetuk Jungkook membuat Hani memberikan death glare untuknya.

"JUNGKOOK SIALAN!!" Teriak Hani sambil terus mengejar Jungkook yang melarikan diri sambil tertawa meledek Hani. Tanpa mereka sadari, sedari tadi seorang yeoja memandangi mereka dengan tatapan menusuk dan tangan yang mengepal kuat.

***

Hani baru saja dari toilet saat ia melihat Jimin berjalan menuju arahnya.

"Hani." sapa Jimin. Hani tersenyum dan membalasnya

"Annyeong sunbae."

"Kau hari pulang dengan siapa?" tanya Jimin membuat Hani sedikit bingung. "Dengan Jungkook seperti biasa menggunakan bus." jawab Hani.

"Kau mau pulang bersamaku?"

Hani membulatkan matanya. Benarkah seorang Park Jimin mengajaknya pulang bersama? Cukup lama Hani terdiam sampai akhirnya ia tersenyum senang. "Ne, sunbae"

Jimin tersenyum. "Geurae. Nanti kau tunggu di gerbang saja."

Hani mengangguk. Jimin lalu mengacak rambut Hani. "Aku kembali ke kelas dulu." ucapnya sebelum berlalu.

Hani masih mematung. Ia lalu menepuk-nepuk kedua pipinya dengan keras.

"Aww.." ringisnya saat tepukannya terlalu keras. Ia lalu tersenyum lebar.

"Jadi ini bukan mimpi?" Hani melompat-lompat kegirangan. Toh, koridor sepi karena jam pelajaran sudah dimulai. Jadi ia tidak harus malu karena dianggap sudah gila karena bertingkah aneh.

Hani berjalan menuju lokernya dengan membawa buku pelajaran. Ruang loker sangat sepi mengingat ini sudah jam pelajaran. Hani membuka lokernya dan meletakkan buku pelajarannya. Saat itulah ia melihat sebuah surat didalam lokernya. Ia mengambil surat itu dan mencari nama pengirimnya namun tidak ada. Hani mengernyitkan keningnya. Ia mengedarkan pandangannya mencoba mencari orang yang meletakkan surat ini. Mungkin saja orang itu masih ada disekitar sini. Namun nihil. Tidak ada orang lain selain dirinya. Ia hendak membuka surat itu saat Dongra tiba-tiba datang.

"Kim Hani!" panggil Dongra dari kejauhan. Hani menoleh.

"Neo mwohaneungeoya? Kajja ke kelas." ujar Dongra. Hani menaruh surat itu disaku seragamnya dan menghampiri Dongra.

***

Jungkook sedang mengobrol dengan teman-temannya saat Sanghi tiba-tiba menghampirinya, duduk disebelahnya dan merangkul lengannya.

"Annyeong Jungkook." sapanya lembut.

Jungkook memutar bola matanya malas. "Mau apa lagi dia?" batinnya.

Jungkook melepaskan rangkulan Sanghi dan kembali mengobrol dengan teman-temannya. Sanghi mengerucutkan bibirnya kesal. Yugyeom -salah satu temannya- yang melihat itu langsung merasa tidak enak.

"Jungkook, dia menyapamu. Kau tidak membalas sapaannya?" ucap Yugyeom sambil sesekali melirik Sanghi.

Jungkook mendengus. "Nado annyeong." balasnya cuek.

Yugyeom mengerutkan keningnya. Ia merasa heran pada Jungkook. Tidak biasanya ia bersikap cuek seperti ini. Biasanya ia bersikap ramah kepada siapa saja.

"Jungkook, pulang sekolah kau ada waktu? Kajja kita jalan-jalan." ajak Sanghi dengan senyum lembutnya.

Jungkook berdecak. "Aku sibuk." Sanghi tidak menyerah.

"Ayolah... Sudah lama kita tidak jalan-jalan."

"Shierro." tolak Jungkook.

Sanghi mengerucutkan bibirnya "Ayolah Jungkook.... Dulu kita sering jalan-jalan bersama. Kau juga selalu mengajakku pergi bersepeda bersama." Sanghi menggoyang-goyangkan lengan Jungkook manja.

Yugyeom menatap Jungkook dan Sanghi bingung. "Ada hubungan apa sebenarnya mereka berdua?" batinnya.

"Jungkook... Ayo kita ja-"

"SUDAH KUBILANG AKU TIDAK MAU!! APA KAU TULI, HUH??!!" seru Jungkook sambil menghempaskan tangan Sanghi dengan kasar membuat seisi kelas melihat kearahnya.

Sanghi kaget tentu saja. Ia tidak menyangka Jungkook akan semarah ini. Sedangkan Yugyeom membulatkan matanya kaget.

"Wow.. Jungkook, aku tidak menyangka kau bisa menyeramkan seperti itu?" tiba-tiba Dongra datang bersama Hani. Jungkook terlihat kaget saat melihat Hani.

"Kau kasar sekali kepada Sanghi." ucap Hani.

Sanghi tersenyum remeh. Jungkook tidak menghiraukan mereka. Ia memilih untuk duduk dibangkunya. Hani, Dongra, dan Yugyeom mengerutkan keningnya heran.

"Gwaenchana?" tanya Hani. Ia duduk dibangkunya. Jungkook mengangguk, ia memilih untuk memandang keluar jendela.

"Kau sakit?"

Hani menempelkan punggung tangannya dikening Jungkook sedangkan tangan satunya memeriksa keningnya sendiri. Suhunya normal. Jungkook membeku. Ia merasakan jantungnya berdetak cepat dan dapat ia pastikan wajahnya sekarang sudah memerah.

"Normal." Hani menjauhkan tangannya.

Jungkook berdehem. "Aku tidak sakit. Nan gwaenchanayo."

Hani menganggukkan kepalanya. Ia melihat wajah Jungkook yang sedikit memerah.

"Tapi, wajahmu memerah. Kau benar tidak sakit?" tanya Hani. Raut wajahnya menandakan ia khawatir.

Jungkook langsung memalingkan wajahnya menyembunyikan rona merah diwajahnya. "Nan gwaenchana"

Dongra heran melihat Hani mengkhawatirkan Jungkook. Pasalnya, selama ini Hani selalu bertengkar dengan Jungkook. Berbeda dengan Dongra, Sanghi terlihat menahan amarahnya. Tangannya mengepal kuat.

***

Hani berjalan menuju gerbang. Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Tadi Taehyung menyuruhnya pulang bersama namun ditolak Hani. Karena ia sudah janji akan pulang bersama Jimin. Jungkook juga mengajak Hani pulang bersama dan ia tolak. Saat Hani mengatakan akan pulang bersama Jimin, Jungkook terlihat kaget namun langsung menutupinya dengan mengatakan "Pulanglah dengan hati-hati."

Hani hendak mengambil ponselnya disaku seragamnya saat ia mennyentuh kertas disakunya. Ternyata itu surat yang ia temukan dilokernya. Ia lalu membuka surat itu dan membacanya. Hani langsung membulatkan matanya saat membaca surat itu.

"Jauhi Jungkook atau kau akan terluka."

Begitulah isi suratnya. Hani meremas surat itu. Ia menggigit bibir bawahnya. Siapa yang berani menulis surat seperti ini? Kenapa ia menyuruh Hani menjauhi Jungkook? Dan apa maksudnya dengan Hani akan terluka?

Tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada pesan masuk. Bukan dari nomor yang ia kenal. Hani membaca pesan itu.

"Jauhi Jungkook Kau tidak pantas untuknya. Jungkook hanya milikku. MILIKKU"

Hani terkejut. Ia berdecak kesal. Ini pasti orang yang sama yang mengiriminya surat ini. Hani mematikan ponselnya. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya menuju gerbang dengan wajah kesal. Saat Hani sudah menjauh, seorang yeoja keluar dari persembunyiannya dibalik pilar. Senyum licik mengembang dibibirnya.

"Akan kubuat kau menjauhi Jungkook. Bagaimanapun caranya."


To be continued....

Continue Reading

You'll Also Like

98.3K 7.9K 42
Jika Cinta mu tak bermaksud lalu mengapa memilih ku? Dan jika Cinta itu ada lalu mengapa menyakiti ku? *Because, You Are Mine🔪 Cover by lalunaaa21 #...
8.6K 1.7K 48
[Tamat] Menceritakan tentang persahabatan dari kecil, hingga mereka berkuliah bersama. Mereka ditakdirkan untuk bersama untuk selamanya. Walaupun ban...
1M 152K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...