Flower Boy Next Door (JJK) |...

By WhiteHany028

98.8K 7.7K 267

"Dasar tetangga menyebalkan, byuntae. Apa dia sedang cari mati?" Kim Hani "Lihat saja nanti. Akan kubuat kau... More

New Neighbors
New Neighbors - Oh Damn!!
Namja Byuntae
Classmate
Sunbae?
Kisseu
Home Alone
Possesive
Chapter 10
Does He Like Me?
Trouble
Stalker? Or....
Trap
Jungkook or Jimin?
#HappySugaDay
Broken Heart
Lover
The Truth
Happy Ending
New Story

Chapter 9

4.8K 367 5
By WhiteHany028

***

Pukul 10.30 KST. Itu artinya 30 menit lagi Jimin akan sampai dirumah Hani. Dan sejak 30 menit itulah Hani sibuk di depan kaca memilih baju untuk pergi bersama Jimin. Seperti orang bodoh ya? Hanya ke toko buku tapi kebingungan seperti ini. Ya, mau bagaimana lagi, yang mengajak Jimin, sudah pasti Hani akan kelimpungan memilih baju yang cocok untuk ia pakai. Seperti kencan saja.

Tiba-tiba..

Ting tung! *anggep aja bunyi sms masuk*

Hani langsung menyambar ponselnya yang yang berada diatas meja riasnya. Hani membulatkan matanya. Jimin sudah sampai dan ia sedang menunggu Hani diteras rumah Hani. Buru-buru Hani berganti pakaian. Ia memakai t-shirt putih bergambar rilakkuma dan jeans berwarna hitam. Ditambah dengan jaket bulu berwarna yang senada dengan t-shirtnya. Ia lalu memakai sepatu convers berwarna hitam. Setelah menggerai rambutnya dan menambah aksesoris berbentuk pita berwarna putih dirambutnya, ia segera turun dan menghampiri Jimin yang sedang memandangi bunga-bunga yang berada ditaman rumah Hani.

"Annyeong, sunbae." sapa Hani ramah. Jimin membalikkan badannya melihat Hani dan seketika ia membeku melihat penampilan Hani yang terlihat natural dan cantik.
"Kau cantik." puji Jimin membuat pipi Hani memerah.

"Kajja." Jimin menarik Hani untuk masuk kedalam mobilnya. Tanpa mereka sadari sedari tadi Jungkook melihat mereka dari balkon kamarnya. Tangannya mengepal kuat.


***



Sepanjang perjalanan, mereka membicarakan banyak hal. Mereka lalu sampai disebuah toko buku yang cukup besar. Jimin langsung menuju kesebuah rak yang berisi komik-komik.

"Sunbae, kau mau membeli apa?" tanya Hani penasaran karena sedari tadi Jimin hanya melihat-lihat saja tanpa ada minat untuk menyentuh komik-komik itu.

"Eoh? Aku ingin membeli beberapa komik terbaru. Hitung-hitung menambah koleksi."

Hani menganggukkan kepalanya mengerti. Ia lalu mengikuti jejak Jimin, yaitu melihat-lihat komik, mungkin saja ada yang menarik minatnya. Cukup lama ia memilih-milih komik, membaca sinopsisnya kemudian meletakkannya kembali. Sampai akhirnya ia mengambil dua buah komik roman.

"Kau akan membeli itu?" tanya Jimin. Ditangannya sudah ada 5 komik. Cukup serakah. Hani mengangguk. Jimin lalu mengajak Hani menuju kasir. Saat Hani hendak membayar komiknya, Jimin sudah lebih dulu membayarnya.

"Sunbae, aku bisa membayarnya sendiri." kata Hani sambil mengambil dompetnya.

"Gwaenchana. Anggap saja sebagai rasa terima kasihku karena kau sudah mau menemaniku."

Hani tersenyum. "Gomawo." Mereka lalu keluar dari toko buku.

"Bagaimana jika kita makan siang dulu?" ucap Jimin saat mereka berada didalam mobil. Hani hanya menuruti perkataan Jimin. Toh, ia juga lapar.

Tak berapa lama mereka sampai disebuah restoran fast food. Alasan mereka kerestoran itu karena Hani merengek, katanya ia sudah lama tidak makan junk food. sampai didalam Jimin memesan satu burger ektra besar dan cola. Sedangkan Hani memesan satu cheeseburger dengan Rootbeer, ditambah kentang goreng. Dasar rakus..

Mereka lalu mulai memakan makanan masing-masing. Hani makan dengan lahap. Maklum, ia sangat kelaparan. Tanpa disadarinya, Jimin sedari memandanginya dengan seulas senyuman yang tercetak dibibirnya. Tak berapa lama makanan mereka habis, mereka hanya diam sambil menyedot minuman masing-masing. Sampai akhirnya Hani membuka pembicaraan.

"Woah... Ini sangat enak. Apa karena aku sudah lama tidak makan burger?" ujar Hani sambil menepuk-nepuk perutnya. Jimin yang melihat tingkah Hani hanya tersenyum.

"Kau terlihat manis saat makan. Pipimu menggembung." ucap Jimin membuat Hani terdiam dengan pipi memerah. Jimin juga terlihat salah tingkah. Ia mengusap tengkuknya.

"Kau ingin jalan-jalan ke Taman?" tanya Jimin mengalihkan pembicaraan. Hani yang semula diam, langsung mengangguk antusias. Ini sudah seperti kencan bukan?


***





Hani memasuki rumahnya sambil bersenandung. Hari ini ia sangat bahagia. Setelah seharian ini ia berkencan dengan Jimin. Tunggu, apa ini bisa dianggap sebagai kencan? Anggap saja iya agar Hani senang.

Saat melewati ruang santai, ia melihat banyak koper tergeletak. Hani mengerutkan keningnya. Siapa yang datang kerumahnya dengan membawa banyak koper seperti ini? Ia melanjutkan jalannya dan melihat Taehyung, eommanya dan appanya sedang berbincang sambil sesekali tertawa.

"APPA!!"

Appa menengok kearah Hani dan tersenyum lebar melihat putrinya. "Putri appa sudah pulang."

Hani langsung menghampiri appanya dan berhambur kepelukannya. Taehyung dan eomma hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Hani yang seperti anak kecil.

"Kapan appa pulang?" tanya Hani antusias.

"Baru saja. Kau darimana saja? Kata Taehyung kau habis kencan."

Hani menunduk menyembunyikan rona merah dipipinya. Appa terkekeh melihat tingkat Hani.

"Aigoo.. Putri kecilku sudah punya namjachingu eoh?"

"Aniya appa. Dia sunbaeku disekolah. Dia juga teman Taehyung oppa." sergah Hani. Appa hanya menganggukkan kepalanya. Hani lalu duduk disamping appanya.

"Appa, kau membawa oleh-oleh untukku kan?" tanya Hani dengan mata berbinar.

Appa terkekeh. "Tentu saja. Appa membawa banyak oleh-oleh untuk Putri kecil appa." ucapnya sambil mengusap puncak kepala Hani.

"Oleh-oleh untukku?" Taehyung bersuara.

Appa tersenyum. "Aku membawa banyak oleh-oleh untuk keluargaku tercinta ini."

"Assa." teriak Hani dan Taehyung kegirangan. Eomma tertawa melihat tingkah kedua anaknya. Mereka lalu mulai membongkar isi koper appa.

"Hani, bisa kau berikan ini untuk Jungkook?" ucap eomma sambil memberikan sekotak cup cake. Hani mengangguk. Ia lalu menerima kotak itu dan mulai menuju rumah Jungkook.

Saat ia hendak membuka pagar rumah Jungkook, tiba-tiba ia teringat kejadian tadi malam. Hani mengurungkan niatnya. Ia langsung panik. Bagaimana ia harus menunjukkan wajahnya sekarang? Pikirannya kalut. Apa ia harus masuk dan memberikan cup cake ini atau ia pulang kerumah dan menyuruh Taehyung saja? Tidak, tidak. Taehyung tidak akan mau. Saat Hani sedang bergelut dengan pikirannya tiba-tiba sebuah suara yang familiar terdengar dibelakangnya.

"Kau sedang apa?"

Seketika tubuh Hani menegang. Ia membalikkan badannya secara perlahan dan melihat Jungkook yang berdiri dengan sekantung plastik belanjaan, sepertinya ia sehabis dari supermarket. Hani mengusap tengkuknya. Ia lalu memberikan kotak cup cake itu dengan ragu-ragu.

"Dari eommaku. Katanya untukmu."

Jungkook menerimanya. Ia lalu memandang Hani yang sedari tadi melihat kearah lain.

"Kau sudah lebih baik?" tanyanya. Hani mengernyit. Jungkook lalu melanjutkan. "Tadi malam. Kau sudak tidak apa-apa kan?"

Hani mengangguk canggung. Masih tidak berani menatap Jungkook. "Eum, gomawo. Kau sudah mau menemaniku."

Jungkook tersenyum. "Tidak apa."

Suasana tiba-tiba menjadi hening untuk beberap saat sampai akhirnya Hani membuka suara. "Aku harus pulang."

Jungkook mengangguk. Hani kemudian berlalu. Wajahnya sekarang sudah memerah seperti tomat dan jantungnya berdetak tak karuan.


***



Senin. Kebanyakan orang mungkin membenci hari keramat ini. Begitu juga dengan Hani. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju halte bus bersama dengan Jungkook. Ya, mereka kembali berangkat bersama lagi. Meskipun Hani kerap kali bersikap canggung.

Sepanjang perjalanan di dalam bus, Hani hanya diam. Matanya sayu, seperti orang habis bangun tidur, dan itu membuat Jungkook merasa aneh. Hani kan biasanya cerewet.

"Kau kenapa?" tanya Jungkook.

Hani menggeleng. "Penyakit malasku kambuh." jawabnya sambil memejamkan matanya. Jungkook terkekeh. Ternyata seorang Hani punya semacam penyakit aneh seperti itu.

"Annyeong Jungkook, Annyeong Hani." sapa Dongra kepada Jungkook dan Hani yang baru saja memasuki kelas.

"Nado annyeong." balas Jungkook. Hani meletakkan tasnya dibangku. Begitu juga dengan Jungkook. Saat itulah Sanghi datang.

"Annyeong, Jungkook." sapa Sanghi lembut sambil memegangi lengan Jungkook.

"Emm." balas Jungkook cuek sambil melepaskan tangan Sanghi. Sanghi mengerucutkan bibirnya kesal.

Hani menepuk keningnya. Ia lupa mengerjakan pr matematika. Karena kemarin listrik mati, ia jadi lupa mengerjakan PR Matematika.

"Jungkook, boleh kupinjam PR Matematikamu?" Tanya Hani kikuk.

"Kemarilah." perintah Jungkook. Dia mengambil buku PR matematika dan menyerahkannya pada Hani. Sanghi mengepalkan tangannya kesal karena tidak berhasil menarik perhatian Jungkook.

Selama jam pelajaran, Sanghi selalu menarik perhatian Jungkook. Seperti saat Jungkook sedang sibuk mengerjakan soal Fisika, Sanghi menyela...

"Jungkook, nomor ini caranya bagaimana?"

"Molla. Aku sedang sibuk."

"Tapi aku tidak tahu caranya.." ucap Sanghi manja.

Jungkook diam sebentar. Dia kemudian bersuara "Mingyu, kau ajari Sanghi."

Mingyu yang sedang menulis menengok kearah Sanghi. "Ok." Selanjutnya Mingyu mengajari Sanghi. Sedangkan Sanghi sama sekali tidak mendengarkan penjelasan Mingyu. Matanya menatap Jungkook kesal.

***


Jam istirahat. Jungkook sedang duduk di bawah pohon ditaman belakang sekolah sambil mendengarkan musik lewat earphone.

"Jungkook." seseorang tiba-tiba muncul.

Jungkook tidak menghiraukannya karena ia memakai earphone. Orang itu lalu melepas salah satu earphone milik Jungkook membuat Jungkook otomatis menoleh ke arah si pelaku.

"Kau."

Jungkook melirik sinis kepada Sanghi.

"Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" Sanghi duduk disamping Jungkook.

"Untuk apa kau kemari?" tanya Jungkook dingin.

"Hanya untuk menyapamu. Bagaimana kabarmu?"

"Hariku buruk sejak kau datang."

"Kau jahat sekali padaku."

"Tidak lebih jahat dari perbuatanmu kepadaku."

"Jungkook. Aku menyesal. Aku tidak berniat melakukan itu."

Jungkook mulai emosi. "Jangan berlaku bodoh! Kau sadar apa yang sudah kau lakukan! Dan aku tidak peduli denganmu sekarang. JAUHI AKU KARENA AKU SUDAH MUAK DENGANMU." bentak Jungkook, ia kemudian berbalik pergi.

"Hm.. Aku akan tetap mendekatimu. Karena aku mencintaimu. Dan aku akan menjadikanmu milikku, bagaimanapun caranya." Sanghi tersenyum simpul.

"Aku tidak akan membiarkan yeoja manapun untuk mendekatimu." Sanghi memainkan rambut panjangnya. "Dan aku akan menghancurkan siapapun yang berani merebutmu dariku.."

To be continued..

Continue Reading

You'll Also Like

903K 58.7K 50
Seharusnya aku meminum pil kontrasepsi! Bukannya malah minum pil penyubur! Well, because of my stupid brain, I'm get pregnant! start 5 Agustus 2019. ...
3.3M 34.6K 30
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
268K 9.5K 32
[Marriage Life Series #1] • • Sebuah pernikahan yang terjadi karena kesalah pahaman di masa lalu. Masa lalu yang membekas hingga bertahun-tahun. Dami...
734K 47.3K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...