Setelah 3x, Berarti? - MEANIE

Door Greenos97

72.9K 6.6K 1K

(MEANIE) Kata orang, bertemu tiga kali secara tak sengaja berarti jodoh, Kalau Mingyu dan Wonwoo tiga kali ti... Meer

1. PERTAMA
2. HAMPIR SAJA
3. PARTNER
5. TANDA TANDA
6. CLUES
7. JATUH CINTA VERSI MINGYU
8. WONWOO BERMASALAH
9. DEMI WONWOO
10. THE POWER OF DOANYA TAEMIN
11. THAT BECAUSE PERHATIAN ADALAH WUJUD DARI CINTA
12. KETIGA
13. MUSIBAH
14. ANUGRAH
15. CINTA, TAPI BELUM JODOH -END
Kembali untuk baru

4. KEDUA

5K 488 62
Door Greenos97

Setelah Tiga Kali, Berarti Jodoh

Kim Mingyu

Jeon Wonwoo

© Julie Khoyul

Happy reading!

-Kedua-


Hingar bingar pesta membisingkan telinga Mingyu malam ini. Akhir pekan ini Soonyoung mengadakan pesta, ulang tahunnya yang kesekian di tiga bulan terakhir. Rumah Soonyoung penuh sesak dengan teman-temannya yang datang minum gratis dan ikut ngedance. Manusia-manusia tak bermutu menurut Mingyu, tapi dia sendiri termasuk salah satunya. Mingyu duduk di pantry dapur, menunggu Soonyoung yang katanya mau membicarakan sesuatu hal padanya.

Soonyoung datang dengan dua gelas minuman, menyodorkan salah satunya pada Mingyu lalu duduk disebelahnya.

"Kau mau membicarakan apa denganku?"

"Kau ini maunya serba cepat saja". Soonyoung meneguk isi gelasnya sebelum kembali bicara. "Kuperkenalkan dulu, teman baruku". Soonyoung mengangkat tangannya kehadapan Mingyu. Dia menunjukkan botol kecil terikat tali di pergelangan tangannya. "Ini son of earthquakes!", katanya sambil tersenyum bangga.

"Gempa bumi tidak beranak", sahut Mingyu yang sama sekali tak tertarik.

"Son of earthquakes, Mingyu! Earthquakes!", ulang Soonyoung.

"Aku tahu". Mingyu tidak bodoh kalau soal bahasa Inggris. Tentu saja dia tak akan tertarik, mana ada bencana alam semacam gempa bumi punya anak? Lalu anaknya dijinakkan Soonyoung dan dimasukkan botol. Setan juga tahu itu mustahil. Kalau semua bencana alam bisa beranak pinak, habis dunia ini diterjang bencana. "Tapi gempa bumi memang tidak beranak"

"Ini Earthquakes, Mingyu. Son of earthquakes!", jelas Soonyoung masih ngeyel dengan earthquakes-nya. "Aku pernah menjelaskan padamu soal ibu dari segala macam obat, kan?", Mingyu menggeleng. "Pernah, kau lupa!" Atau Soonyoung yang lupa. Mingyu memang tak pernah dijelaskan soal Earthquakes oleh Soonyoung.

Earthquakes adalah ibu dari segala macam obat. Turunan pertama dari obat ini adalah semua jenis racun, turunan keduanya adalah obat perangsang, yang ketiga adalah penawarnya. Dan son of earthquakes yang diperkenalkan Soonyoung kali ini turunan ke dua. Obat perangsang. Dia membelinya seminggu yang lalu, saat dia mengajak Taemin membolos itu. Setelah hatinya mendongkol melihat Jun yang sok akrab dengan Wonwoo, terbesit ide seperti pesta minggu lepas. Dia kemudian mengajak Taemin mampir ke toko obat-obatan rahasia dan membeli barang itu.

"Turunan pertamanya racun dan yang kedua obat perangsang!", jelasnya menggebu agar Mingyu lebih paham.

"Oh, jadi itu obat perangsang?" Mingyu langsung bisa menebak, karena belakangan ini Soonyoung getol mengoleksi obat-obatan macam itu untuk menahklukkan Jun. "Kau mau taruh dalam minuman Jun lagi lalu berharap dia mau tidur denganmu?". Soonyoung langsung sumringah maksudnya tertangkap dengan jelas oleh sahabatnya itu. "Kau tak akan berhasil. Dan awas saja kalau obat itu nyasar ke minumanku lagi!"

"Tenang saja. Kali ini aku taruh hanya didua gelas. Dan aku yakin 90% akan berhasil!"

Mingyu menggeleng saja mendapati sahabatnya tak pernah lelah mengejar Jun. Makin ditolak, makin getol Soonyoung berusaha. Semakin sering gagal, semakin sering juga dia mencari cara-cara baru mendekati Jun. Padahal masih banyak orang lain yang sama kerennya dengan Jun dan menyukai Soonyoung. Soonyoung malah tutup mata. Matanya disumpal bayangan wajah Jun. Jun, Jun terus yang dibahasnya. Mingyu yang mendengarnya saja bosan, bosan karena mendengar kegagalan Soonyoung lebih tepatnya.

"Yang ini beda merek dari yang kemarin lusa, tapi kasiatnya lima kali lebih dahsyat dari yang itu!", terang Soonyoung meng-copy penjelasan penjualnya sambil lebih mendekat pada Mingyu. Takut rencananya ketahuan orang lain, lalu gagal lagi. "Nanti kubuat dua minumam berisi obat ini. Satu untuk Jun dan satu untuk Wonwoo"

"Untuk Wonwoo?", tanya Mingyu sambil mengerut heran.

"Wonwoo akan datang hari ini, dan Jun pasti akan menempel padanya. Kalau aku buat cuma satu gelas Jun yang minum, Wonwoo pasti membantunya pulang". Seacuh-acuhnya Wonwoo memang tidaklah mungkin membiarkan Jun mabuk dan terkapar disini. Dia pasti akan mengantarkan namja China itu pulang, tepat seperti teori Soonyoung. "Kalau minuman itu meleset dan diminum Wonwoo, Jun yang keenakan. Lalu rencanaku gagal lagi. Makanya kubuat dua sekalian. Kalau mereka berdua sama-sama mabuk dan terangsang, aku ambil alih Jun dan Wonwoo kuserahkan padamu"

"Kenapa harus aku lagi?"

Memabukkan Wonwoo masuk dalam rencana Soonyoung juga. Sebenarnya kalau Jun mabuk lalu Soonyoung langsung mengambil alihnya, Wonwoo tak akan keberatan. Tapi takutnya setelah itu Jun tetap mengejar Wonwoo, masih sia-sia usahanya. Jadi Soonyoung memabukkan keduanya, menyerahkan Wonwoo pada Mingyu. Soonyoung, demi kelangsungan usahanya mendapatkan Jun dan dalih membantu Taemin menjadikan Wonwoo mommy-nya, dia akan menghasut Mingyu. Menyuruh Mingyu meniduri Wonwoo lagi tentunya. Masa Mingyu tega membiarkan Wonwoo menggeliat geliat kepanasan, kelenjotan didepannya begitu saja? Jadi itulah yang akan dihasutkan Soonyoung pada Mingyu lalu menyuruh Mingyu menikahi iblis itu. Dari pada dipenjara karena dua kali meniduri anak orang.

"Kau kan pernah menidurinya. Sekali lagi tidak masalah"

"Itu kan secara tak sadar. Gara-gara kau juga", protes Mingyu. Dia masih bermasalah dengan Wonwoo dan sekarang Soonyoung mau menambahkan masalah diantara mereka.

"Ayolah, kau ini temanku kan? Bantu aku, Mingyu!", pinta Soonyoung sok memelas. "Kau cukup bawa Wonwoo kehotel, bantu dia lepaskan hasratnya. Tiduri dia secukupnya. Kalau dia sudah lelah dan tertidur, kau bisa meninggalkannya. Beres kan!"

"Aku bukan orang yang tak bertanggung jawab!". Bukannya dia meninggalkan Wonwoo diacara pertama mereka?

"Kau sudah melakukankan dulu!"

"Itu karena aku tak tahu", jawab Mingyu mulai gerah bicara dengan Soonyoung. Membicarakan Wonwoo bikin hati Mingyu was was saja. Mengingat Wonwoo, langsung terbayang dinginnya ruangan dibalik jeruji kantor polisi. Seram. "Aku tidak mau!", tolak Mingyu.

"Lalu kau maunya bagaimana? Menidurinya lagi dan menungguinya tidur sampai bangun lalu mengaku kalau kau membantunya melepaskan hasrat ingin bersenggama? Kau akan masuk penjara lebih cepat dan keluar lebih lama?"

"Maksudnya aku tak mau membantumu. Aku tak mau berurusan dengan iblis itu lagi lebih dari saat ini"

Ini waktu yang ditunggu Soonyoung. Mingyu memang pintar, tapi saking pintarnya Soonyoung dengan mudah bisa menghasudnya.

"Sebenarnya aku tahu jalan terbaik menyelesaikan masalahmu dengan Wonwoo". Mingyu mulai antusias kalau soal penyelesaian masalah dengan Wonwoo. "Meniduri Wonwoo lagi bisa membawa keuntungan ganda bagimu!"

"Aku tak paham maksudmu. Kesialan ganda lebih tapatnya"

"Bukan. Makanya dengarkan penjelasanku dulu!", protes Soonyoung yang mendapati Mingyu makin penasaran tapi sok jaim tak mau dengar. "Kalau Wonwoo bisa hamil, tiduri dia, hamili dia!"

"Kau gila!"

"Ck! Aku belum selesai!", bentak Soonyoung sambil menepuk lengan Mingyu keras. "Kalau Wonwoo hamil, dia bisa apa? Membawamu ke meja hijau? Memenjarakanmu dengan semua tuduhan pemerkosaan dan lain hal? Tidak mungkin!", jelas Soonyoung menggebu-gebu tapi dia pastikan cuma mereka yang dengar pembicaraan ini. "Masak iya dia mau bapak dari anaknya dipenjara? Kalau dia hamil larinya tetap akan padamu. Kau cukup tanggung jawab dan menikahinya. So easy, kan?"

"Kau memang gila, Young. Aku harus menghamilinya lalu menikahinya. Bersamanya sebentar saja hampir membuatku gila, apa lagi harus hidup selamanya dengannya"

"Dari pada dipenjara. Kau pilih mana?" Mingyu mulai terpengaruh. Nampaknya otak cerdasnya tak berfungsi saat mengahadapi dilema soal Wonwoo. Dan Soonyoung terlalu licik untuk memanfaatkan keadaan. "Menurut yang kudengar, sejahat jahatnya orang diluaran hatinya selalu punya sisi baik. Aku yakin Wonwoo akan patuh padamu kalau kau sudah menikahinya!"

Mingyu mulai berfikir saran Soonyoung. Idenya gila seperti yang mencetuskan, tapi kalau hasil akhirnya happy ending tak ada salahnya dilakukan. Cuma meniduri Wonwoo, bukan hal yang sulit. Mingyu punya banyak pengalaman tidur dengan yeoja, dengan Wonwoo juga sudah pernah, cuma perlu mengulang kan. Dan setelah semua berhasil, Mingyu bisa melambaikan tangan untuk kantor polisi.

"Kalau sudah kulakukan dan dia tak hamil?"

"Kau cuma perlu memuntahkannya didalam"

"Aku juga tahu itu!" Soonyoung terlalu meremehkan Mingyu. Soal hamil menghamili, Mingyu sudah paham. Dulu dia juga dapat pelajaran biologi dan hebatnya langsung praktek dengan teman sekelasnya setelah tamat bab reproduksi itu. "Kalau sekali ini tak jadi?"

"Yaaaa", Soonyoung bingung juga. Kalau sekali tak jadi, Mingyu harus melakukannya lebih sering. Tapi masalahnya, meniduri Wonwoo resikonya besar apa lagi harus bolak balik menidurinya. Dengan cara apa membujuk Wonwoo agar mau ditiduri Mingyu sampai hamil? Masa harus mengobatinya terus? Pasti akan ketahuan kalau semuanya Soonyoung yang merancang lalu berakhir dengan Soonyoung menampar diri sendiri lagi? Oh tidak! "Begini saja, kita berikan dosis obat berlebih pada Wonwoo. Kau bisa menidurinya sampai besok, sampai lusa, sampai seminggu kalau perlu!", saran Soonyoung mulai menyeleweng jauh. "Ok, ok, rencanaku aneh. Sangat aneh. Tidak usah sampai seminggu, cukup tiduri dia seperti kau menidurinya sebelumnya tapi kali ini kerahkan semua tenagamu untuk membuatnya hamil"

Mingyu mencibir Soonyoung. Dia jadi ragu, sahabatnya itu sehat rohaninya atau tidak? Memberi obat perangsang saja belum tentu berhasil, ini sudah harus mengerahkan semua tenaga untuk membuat Wonwoo hamil. Soonyoung mimpi terlalu panjang.

"Aku akan cari jalan lain tanpa harus menikahinya"

Yah yah yah, kalau Mingyu menolak hancur sudah rencana Soonyoung.

"Ok ok. Lupakan semua kata-kataku tadi. Cukup lakukan sesuai maumu. Kalian tidur bersama, kau puas, Wonwoo puas dan selesai. Masalah hamil atau tidak, tak perlu dibahas sekarang. Kalau Wonwoo hamil, kau mujur. Kalau tak hamil, ya lewat jalan lain". Mingyu agaknya sudah tak tertarik, tapi Soonyoung masih berusaha. "Mencoba tidak ada salahnya!" Dan Mingyu masih tak merespon. Bikin Soonyoung ketar ketir takut gagal saja. "Mingyu?"

"Ya, ya. Aku coba!"

Fiuhhhh, Mingyu terhasud juga akhirnya.

MEANIE

Seperti yang diprediksi Soonyoung, Wonwoo yang datang ke pestanya terus ditempeli Jun. Meski iblis itu tak merespon sama sekali dan memilih bercengkrama atau melakukan hal lain, tapi Jun setia menguntit dan meniru semua gerak gerik Wonwoo. Jun terus mencoba menarik perhatian Wonwoo, mengajak bicara walau tak ditanggapi, melakukan skinship walau selalu ditampik Wonwoo. Tak pernah ada lelahnya demi seorang Jeon Wonwoo agar mau melihat kearahnya.

Soonyoung sudah menyiapkan dua gelas minuman yang berisi obatnya. Seorang pelayan juga disiagakan agar mengatar minuman itu pada Jun dan Wonwoo saat mereka cuma berdua saja. Waktu yang ditunggu Soonyoung tiba, Wonwoo sedang sendiri dan Jun mengikutinya. Soonyoung segera memerintah pelayannya untuk mengantarkan minuman itu pada mereka. Soonyoung dan Mingyu yang mengamati proses pemberian minumam itu bisa melihat jelas pelayan suruhannya menuju target. Tepat didepan Wonwoo dan Jun, si pelayan menyodorkan nampan berisi dua gelas itu. Kebetulan wine merah kesukaan Wonwoo, langsung diambilnya segelas. Tapi sayang, saat Jun mau melakukan hal sama, seseorang lewat dan mengambil gelas itu duluan. Si pelayan mau melarang, tapi orang itu sudah melenggang jauh.

Tak ada waktu lagi, Mingyu segera diutus Soonyoung untuk melarang Wonwoo meminum wine-nya saat itu juga. Dia sendiri sibuk mencari-cari gelas untuk membuat minuman baru bagi Jun. Ah, tapi gagal. Belum sempat Mingyu mendekati Wonwoo, iblis itu sudah meneguk habis minumannya. Belum sempat Soonyoung menemukan gelas baru, Wonwoo sudah menunjukkan reaksi obatnya. Obatnya memang benar-benar hebat, tapi waktunya tak tepat. Kalau begini Jun yang keenakan bisa mendapatkan Wonwoo secara cuma-cuma.

"Won, kau kenapa?", tanya Jun sangat khawatir. Jun mendengar Wonwoo berdehem saja sudah khawatir, sekarang malah melihat Wonwoo terengah engah, mulai kepanasan sampai banjir keringat. "Kau baik-baik saja?", tanya Jun lagi sambil modus memegang tangan Wonwoo.

"Tenggorokanku sakit!", jawab Wonwoo dengan suaranya yang tiba-tiba serak.

Wonwoo bukan cuma merasakan sakit ditenggorokannya. Sekujur tubuhnya juga sakit. Sakitnya tak bisa dijelaskan. Mirip seperti saat dia tak sengaja minum obat perangsang tempo hari, tapi yang kali ini lebih dasyat. Tubuhnya panas kemana-mana, Wonwoo ingin bertelanjang lalu menyeburkan diri ke kolam saking panasnya. Dia juga merasakan badannya meremang, terasa kesemutan dan bergetar hebat. Saat Jun dengan sengaja mengusap lengan Wonwoo sampai ke atas dengan dasar pura-pura perhatian, tapi Wonwoo suka. Dia menginginkan yang seperti itu. Bukan, maksudnya tubuh Wonwoo yang menginginkannya. Tubuhnya, kulitnya disekujur badan ingin disentuh seperti itu.

"Aku ingin minum air dingin", pinta Wonwoo yang menganggap dirinya sendiri demam. Otaknya tiba-tiba melambat untuk memikirkan hal yang lain. "Aku ingin minum air dingin", ulangnya sambil memeluk dirinya sendiri dan menggosokkan kedua telapak tangannya ke lengannya.

"Akan kucarikan. Kau tunggu disini!"

Jun untungnya tak paham reaksi seperti itu dihasilkan dari obat perangsang. Namja China itu beranjak mencarikan air dingin untuk Wonwoo. Berfikir bahwa Wonwoo sakit, kalau dia menolongnya siapa tahu setelahnya akan dapat balasan cinta.

Seperginya Jun, Soonyoung segera menyeret Mingyu kehadapan Wonwoo. Wonwoo berada antara sadar dan tidak, ketika Soonyoung mencekalinya, memeriksa keadaannya, iblis itu terpuruk ke badan Soonyoung. Wonwoo jadi iblis jinak tapi kasar, merangkul Soonyoung sekuatnya, mengendus-endus bau tubuh Soonyoung dan hampir menjilat lehernya kalau Soonyoung tak segera mendorong kepala Wonwoo. Soonyoung kan maunya Jun, bukan Wonwoo. Aih, Wonwoo menjijikan.

Soonyoung kesulitan melepaskan diri dari Wonwoo, Mingyu diam saja melihat interaksi tarik ulur Soonyoung dan Wonwoo. Mingyu cuma tak ingin ikut campur, tapi semenit kemudian acaranya berdiam diri musnah. Soonyoung berhasil lepas dan mendorong Wonwoo pada Mingyu, yang sekarang Wonwoo jadi menempel erat ditubuh namja kurang pencahayaan itu. Wonwoo melakukan hal sama seperti pada Soonyoung tadi. Pada Mingyu dia malahan sampai meraba-bara dan melenguh tak karuan. Mingyu dan Soonyoung merinding mendengar erangan Wonwoo, tapi demi agar Jun tak ketemu Wonwoo, dia menyuruh Mingyu membawa Wonwoo ke hotel sebelah. Demi lolos dari jerat hukum, Mingyu terpaksa mengikuti ide sahabatnya itu.

Mingyu menjauh dengan Wonwoo dan Jun segera datang. Soonyoung harus melancarkan cara lain. Dia segera mengacak sedikit rambutnya, mencium nafasnya sendiri yang beres kalau berbau alkohol. Kemudian dia menyipitkan matanya yang sudah sipit, lalu memulai aksi. Soonyoung sedang akting mabuk, berjalan kecil-kecil sempoyongan menyongsong arah datangnya Jun. Soonyoung pura-pura tak lihat tubuh besar Jun, menabrak tubuh itu tapi tetap meletakkan kepalanya di dada Jun.

"Aku mabuk!", kata Soonyoung gelendotan. Mana ada orang mabuk mengaku mabuk? Tapi bodohnya Jun percaya. "Jun, aku mabuk!", katanya lagi sambil melingkarkan kedua tangannya kebadan Jun.

Jun bingung harus bagaimana. Soonyoung itu pemilik pesta, sebagai tamu disini Jun berkewajiban membantunya, tapi Wonwoo juga sedang butuh bantuannya sekarang ini. Jadi bantu Soonyoung dulu baru Wonwoo atau Wonwoo dulu baru Soonyoung?

"Young, apa yang bisa kubantu?", tanya Jun cepat-cepat. Mungkin memang membantu Soonyoung sebentar lalu membantu Wonwoo. "Young, katakan harus bagaimana?"

"Eumm!" Soonyoung pura-pura tak kuat berdiri dan bersiap jatuh lalu dengan tanggap Jun segera meraih tubuhnya. Tubuh Soonyoung dirapatkan pada tubuh Jun, ditopang dengan kedua lengan Jun yang melingkar kuat dipinggang Soonyoung. "Jun, aku mau peluk!", pinta Soonyoung sambil berdoa, semoga berhasil.

"Aku sudah memelukmu, Young!". Jun mengeratkan pelukannya ke tubuh Soonyoung sambil menepuk-nepuk ringan dipunggung Soonyoung. Soonyoung sendiri mesem-mesem dibalik layar. Tahu mudah seperti ini menahklukkan Jun, kenapa dia tak lakukan dari dulu.

"Aku mau cium juga!", pintanya lebih berharap. "Aduh kepalaku! Kepalaku pusing!", rutuk Soonyoung makin menjadi main dramanya. Dia bahkan mengambil kesempatan mengosok gosokkan wajahnya didada Jun.

"Kuantar kau kekamarmu saja ya!"

Ya itu yang diinginkan Soonyoung sedari dulu. Dia dan Jun dikamar.

"Iya, antar aku kekamar. Tapi cium aku dulu!" Soonyoung kebelet banget. Pengen disentuh Jun, pengen dicium namja China ini.

Jun sudah memajukan bibirnya untuk menyambut bibir Soonyoung yang siap memonyong sedari tadi. Hampir menempel, tapi tiba-tiba Seokmin mengintrupsi mereka.

"Kalian sedang apa?", tanya Seokmin langsung membatalkan niatan Jun mencium Soonyoung.

"Kebetulan, Min. Soonyoung sedang mabuk, dan aku ada urusan mendesak. Kau mau membantuku?"

"Bantu apa? Mana-mana, serahkan padaku?" Seokmin ini salah satu orang keren yang keberadaannya tak digubris Soonyoung.

"Soonyoung minta cium"

"Oh, benarkah? Serahkan padaku!" Jun belum menyerahkan Soonyoung, tapi Seokmin sudah main tarik saja. Soonyoung tak mau Seokmin, jadi dia berpegangan erat dibadan Jun, tapi dia kalah. Dari depan didorong Jun, dari belakang ditarik Seokmin hingga akhirnya mau tak mau tubuhnya berpindah kepelukan Seokmin. "Selesaikan urusanmu secepatnya, aku handle Soonyoung!"

"Setelah itu ajak Soonyoung ke kamar!" Perintah Jun terdengar manis ditelinga Seokmin. Pastilah, Seokmin siap kapanpun membawa Soonyoung ke kamar. "Terima kasih, Min. Aku pergi dulu!"

Jun menjauh dan Seokmin segera menyiapkan diri meladeni Soonyoung. Mencium Soonyoung kan? Lalu membawanya ke kamar. Seokmin memajukan bibirnya tapi kemudian didorong telapak tangan Soonyoung. Soonyoung meronta dari pelukan Seokmin sampai dia berhasil lepas.

"Young, kau mabuk!"

"Siapa yang mabuk?", bentak Soonyoung keras.

"Yah, sudah selesai mabuknya ya? Padahal aku belum menciumu. Kita belum ke kamar, Young", ratap Seokmin yang saat itu dipelototi Soonyoung. Seokmin mendekat lagi, ingin memeluk Soonyoung.

"Awas menyentuhku, kupotong lehermu!", ancamnya.

"Young, kau mabuk!"

"Aku tidak mabuk!"

"Kalau begitu kau mabuk saja ya, Young. Aku ingin menciumu. Ke kamar juga denganmu", pinta Seokmin memelas. Dia terlanjur kepengen ciuman dan kekamar dengan Soonyoung.

"Orang gila!", sahut Soonyoung sambil melenggang pergi tapi mengawasi Seokmin agar tak mengikutinya.

"Young, Soonyoung!", panggil Seokmin yang mulai menjauh dan tak direspon.

MEANIE

Setelah memasuki salah satu kamar hotel, Mingyu menjatuhkan dirinya di ranjang bersama Wonwoo. Wonwoo susah dilepas dari tubuhnya. Menempel terus dan menggerayangkan tangannya ke tubuh Mingyu. Bukannya Mingyu risih atau geli, tapi masih di depan umum tak enak dilihat orang. Kalau sudah dalam kamar begini kan tak masalah.

Mingyu berhasil menghidar, dia bisa bangkit dan membiarkan Wonwoo menggeliat geliat di ranjang. Mingyu modar mandir di ruangan sambil menggosok perutnya. Tadi di lobi, saat mereka ceck in Wonwoo mengigit perutnya sampai Mingyu memekik kesakitan. Resepsionis sampai menoleh padanya, tapi yeoja cantik itu segera kembali berkutat dengan pekerjaannya. Pegawai di hotel ini sudah biasa melihat kejadian pasangan bertingkah aneh. Teman-teman Soonyoung suka bermalam disini, jadi tidak aneh kalau ada kejadian seperti ini lagi.

Mingyu masih berfikir, ini harus dimulai dari mana? Bahkan dia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Meniduri Wonwoo secukupnya lalu pergi bergitu saja atau menidurinya sampai seminggu hingga Wonwoo hamil? Pikiran Mingyu sedang kacau, berfikir, berfikir, tapi tak mendapatkan jalan terbaik. Mingyu memutuskan meninggalkan Wonwoo tanpa menyentuhnya. Sebenarnya gila kalau sampai dia berfikiran meniduri Wonwoo lagi. Menuruti Soonyoung memang punya tujuan bagus, tapi resiko kegagalannya tinggi. Wonwoo itu namja, karena tak semua namja bisa hamil, belum tentu juga Wonwoo hamil setelah ditidurinya ulang. Kan percuma Mingyu harus seminggu berjibaku mengerahkan tenaga mengerjai Wonwoo kalau ternyata Wonwoo tak bisa hamil. Salah salah hitungan masuk penjaranya lebih lama.

Wonwoo masih menggeliat dan mengerang minta tolong ketika Mingyu melihatnya hendak keluar. Kasihan memang, tapi demi kebaikan mereka Mingyu harus bisa tegas ambil tindakan. Dan tindakan tegasnya adalah menutup pintu. Bukan keluar kamar lalu menutup pintu dari luar, tapi menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Mingyu merasa tersentuh dengan lolongan memohon bantuan dari Wonwoo. Bulu kuduknya merinding, macam ada mahkluk kasat mata meniup tengkuknya saat Mingyu mendengar lenguhan panjang dari iblis itu. Dalam keadaan mengenaskan seperti ini, masak tega Mingyu meninggalkan Wonwoo begitu saja. Lagi pula, Mr. Kim dibawah sana tak keberatan dimintai bantuan.

Tak mau berlama-lama Mingyu menyusul Wonwoo di ranjang. Tak mau berlama-lama juga, dia menelanjangi Wonwoo. Saat melihat tubuh putih polos dengan bekas-bekas kehitaman yang sudah memudar itu menggeliat dan menendang nendang kearahnya, Mingyu tak meneguk ludah. Mingyu tak tertarik tubuh Wonwoo, sumpah. Dia berasa biasa saja melihat Wonwoo telanjang. Iya Mingyu tak tertarik, tapi Mr. Kim kecilnya yang tertarik. Bahkan sekarang sedang meronta ingin keluar. Mingyu segera memereteli pakaiannya lalu memulai prosesi pemanasan. Persetan dan periblis soal Wonwoo bisa hamil atau tidak, soal berapa lamakah dia akan dijatuhi hukuman oleh hakim. Pikirkan soal itu nanti, soal ini harus didulukan. Kebutuhan mendesak dan tak bisa diganggu gugat.

Karena Mingyu tak mau berlama-lama, tak lama juga sampai disini. Sampai ditengah tengah acara gerak maju mundur, naik turun. Wonwoo mengerang sedari awal, dan Mingyu yang dikatai manusia kurang pencahayaan irit bicara dingin bagai es itu juga mengerang. Ternyata melakukannya secara sadar lebih mengasyikkan dan Mingyu segera menambahkan namja ke daftar partner sex-nya. Masalahnya, kalau suatu hari nanti Mingyu jadi menikahi Wonwoo, apa bisa dia punya partner lain? Bisa dimutilasi Wonwoo dia. Itu juga bisa dipikirkan nanti, yang perlu dibahas sekarang selesaikan ronde ini dulu. Secukupnya, sesuai hubungan timbal balik dan baru membahas soalan soalan yang lain setelahnya.

Saat bibir mereka saling memanggut, seperti berbagi gula-gula kapas lewat mulut. Memang tidak manis, tapi lembut dan dingin sejuk, membuat Mingyu ingin lagi, ingin lagi sampai dia merasa cukup. Saat Kulit mereka saling menyentuh, basah dan melekat karena keringat masing masing, jadi seperti main becekan di halaman tanah liat. Mingyu ingin terus menyentuhkan kulit kulit mereka hingga menciptakan kecipakan basahan lebih banyak di badannya. Ini gila, Soonyoung gila, Wonwoo juga gila tapi Mingyu mulai menyukai yang berbau gila.

Mingyu mendesis lega dipenghujung acaranya. Dia kemudian menjatuhkan diri diatas Wonwoo. Mingyu belum lelah, eh sedikit. Dan tidur bersama namja harus menggunakan dua kali, hampir tiga kali lipat tenaganya. Bersamaan Mingyu mengatur nafas, dia melirik ke jam digital di HP-nya. Dia heran saja, sepertinya tadi lama sekali tapi ternyata masih berjalan satu jam. Rencananya, sekali saja cukup. Mingyu akan segera membersihkan diri kemudian pergi begitu saja. Setelah melihat jam-nya barusan, masih satu jam berarti dia masih punya banyak waktu kalau hanya untuk sampai besok pagi. Mendapati Wonwoo yang belum mati gaya, sepertinya satu dua ronde lagi Wonwoo dan Mr. Kim kecilnya setuju setuju saja.

Sepuluh menit namja muka datar itu memberi waktu Wonwoo bernafas normal sebari dirinya sendiri menyiapkan tenaga baru yang lebih besar. Setelah lewat sepuluh menit itu, Mingyu segera angkat jangkar dan kembali berlayar. Mingyu memulai dengan mengecup dahi Wonwoo dua kali, kemudian bergerak dekat telinganya.

"Aku akan tanggung jawab setelah ini. Tak akan lari seperti waktu itu. Jadi berikan satu dua ronde lagi untukku!", pinta Mingyu yang kemudian disusul dengan lidahnya masuk telinga Wonwoo. Wonwoo menjawab dengan teriakan keras tapi serak, efek tenggorokannya sakit, telinganya geli dan bergelebuk diaduk aduk lidah Mingyu.

Perintaannya Mingyu jelas, tanggapannya Wonwoo juga lugas. Semacam deal kedua belah pihak. Detik detik tak pernah terlewat sia-sia setelahnya. Keduanya mengunakan waktu seefisien mungkin, atau memamg mereka sedang terburu-buru saja. Kembali bercumbu, saling mencium satu sama lain, menggesek gesekkan kulit sekeras mungkin. Lalu menerjang ombak bersama lagi.

Selesai ronde kedua, berhenti sejenak mengatur nafas dan bersiap ke ronde ketiga. Ronde ketiga usai, dan sepertinya belum cukup untuk Mingyu. Permintaan Mingyu tadi cuma satu dua ronde tambahan, jadi Mingyu perlu mengajukan permintaan ulang. Satu dua ronde lagi, kalau memungkinkan tiga sekalian. Wonwoo yang jelas tak sadar mengiyakan, mengangguk dan menyuruh Mingyu cepat cepat, jadi permintaan kali ini dianggap deal lagi. Lalu mereka memulai lagi, lagi, lagi dan lagi, sampai Mingyu tak perlu meminta saat persetujuan yang lama kadaluarsa. Dan kenapa Mingyu dan Wonwoo tak punya rasa capek walau sampai beronde-ronde? Darah muda mereka berperan terlalu banyak dalam hal ini.

MEANIE

Taemin memasuki cafe yang minggu lalu disarankan Soonyoung untuk dikunjungi. Pulang sekolah, dia meminta sopirnya berhenti disini. Dia menyuruh sopirnya pulang dan menjemput setelah lewat tiga jam. Sekarang, Taemin sedang melonggok ke dalam counter pelayan. Ada dua pelayan disitu, tapi tak peduli kehadiran Taemin. Taemin kan juga manusia, tapi tak dianggap.

"Noona!"

"Eh, adik kecil. Kau mencari Mommy-mu ya?", tanya seorang pelayan yang anggapannya kalau ada anak kecil sendirian pasti sedang kehilangan ibunya. Tapi kebetulan, Taemin kesini memang sedamg mencari calon Mommy-nya. "Mommy-mu yang mana?", tanya pelayan itu lagi sambil membukakan jalan counter untuk Taemin masuki.

Taemin diangkat seorang lainnya. Dia dinaikkan keatas meja dan disuruh melihat kesekeliling cafe. Taemin menurut, tapi dia tak menemukan wajah Mommy-nya disekitaran situ. Kalau jam pulang sekolah begini, harusnya calon Mommy-nya itu ada disini seperti yang Soonyoung katakan.

"Mommy-ku kenapa tak ada ya?"

"Waduh!", seru seseorang itu. "Mommy-mu ciri-cirinya?"

"Tinggi sekali", kata Taemin sambil mendepakan tangannya kesamping. Salah sih perumpamaannya, harusnya keatas dan bawah. "Putih, cantik. Tapi Key memanggilnya Hyung tampan. Onew bilang Mommy-ku galak, tapi aku suka Mommy"

Dua pelayan itu saling berpandangan. Mengartikan ciri-ciri dari Taemin itu susah. Orang tinggi dan putih disini banyak. Terus Mommy-nya bocah ini laki-laki atau perempuan? La dia bilang cantik tapi tampan. Tak gampang cari orang dengan ciri-ciri seperti itu di cafe ini. Tapi kata galak diakhir tadi mengingatkan mereka pada seseorang.

"Kenapa kalian bengong disitu?" Yang punya suara ini maksud mereka tadi. "Jangan melamun saat jam kerja!", bentak Heechul yang baru muncul dari dalam ruang kerjanya.

Dua pelayan itu hormat sejenak pada Heechul, kemudian memberi jalan pandang agar melihat Taemin disitu. Heechul mendecih mendapati anak kecil berdiri di meja pantry-nya. Itu meja untuk jualan, bisa bisanya seorang anak kecil berdiri dengan sepatu kotornya disitu.

"Anak siapa ini?", tanya Heechul sambil menunjukkan muka bengis dan menuding satu persatu pelayan itu. "Anakmu?", sepelayan satu menggeleng. "Berarti anakmu!"

"Bukan!', sangkal pelayan kedua sambil geleng geleng dadah dadah agar lebih dipercaya. "Ini anak hilang, Hyung. Sedang mencari Mommy-nya!"

"Siapa namamu?", tanya Heechul kasar pada Taemin.

"Taemin, anaknya Daddy dan Mommy", jawab Taemin terlalu masuk akal. "Ahjussi cantik, kau lihat Mommy-ku? Mommy tinggi, putih, cantik. Key memanggilnya Hyung tampan dan kata Onew Mommy-ku galak. Tapi aku sayang Mommy!", terangnya persis seperti tadi.

Heechul menurunkan kemurkaannya. Kata-kata Taemin yang menyebutnya cantik tadi meluluhkan hati Heechul.

"Kau sudah cari kesekeliling, ada tidak Mommy-mu?", tanya Heechul yang sekarangpun sudah menurunkan nada suaranya.

"Tidak ada, ahjussi cantik. Mommy kemana ya?"

"Memangnya aku beneran cantik?", tanya Heechul keluar jalur pembicaraan. Kata-kata cantik memang ampun untuk menghindari segala bentuk kekejaman Heechul. Pelayan-pelayannya sudah membuktikannya lebih dulu.

"Lebih cantik dari Mommy, tapi ahjussi nanti kalau ketemu Mommy jangan bilang-bilang ya. Mommy-ku cantik juga kok", terang Taemin yang membuat Heechul terkekeh.

"Kau mau makan kue tidak?"

"Kue?" Heechul mengangguk. "Ada es krim juga?" Heechul mengangguk lagi. "Mau-mau, tapi es krimnya dua ya!", pintanya selalu sama jumlah kalau soal es krim.

"Beres. Ayo ikut aku kedalam!"

"Tapi aku cari Mommy!"

"Biar noona-noona ini yang mencarikan Mommy-mu. Kita makan kue dan es krim didalam". Taemin mengangguk semangat. Es krim itu segalanya untuk Taemin.

"Noona, carikan Mommy-ku ya. Nanti kalau sudah ketemu, beri tahu aku didalam sedang makan kue dan es krim dengan ahjussi cantik!"

"Cari sampai ketemu!", perintah Heechul sambil membentak dua pelayannya. Kedua mengangguk pasrah. Nasib memang, harus punya bos galak, diperintah perintah seenaknya. Mencari seseorang dengan kriteria tak jelas, kapan ketemunya? Bahkan sekedar namapun mereka tak tahu.

Setelah menggendong Taemin, bocah itu dibawa Heechul ke ruangannya. Lama sekali dia tak merasakan mengasuh anak kecil. Heechul sebenarnya sangat menyukai anak-anak. Dulu juga dia sangat menyayangi Wonwoo, tapi karena sekarang Wonwoo sudah besar, mereka lebih sering berdebat dari pada bercengkrama akrab seperti saat Wonwoo kecil dulu.

Taemin benar-benar diajak Heechul makan kue, lalu makan es krim. Mereka bahkan ngobrol kesana kemari, soal hal-hal tak jelas. Heechul suka sekali dengan pembawaan Taemin, dan Taemin senang bisa punya tempat bercerita panjang lebar tanpa ditegur dan diacuhkan. Sampai saat Heechul memperkenalkan anggota keluarganya lewat foto yang dipajangnya di meja, Taemin langsung memekik girang. Mommy-nya ketemu.

"Ini Mommy, ahjussi!"

"Ini Wonwoo!"

"Iya, ini Mommy!

"Ini Wonwoo, anakku!"

"Wonwoo itu Mommy-ku!"

Heechul mengamati gambar dirinya, Hangeng dan Wonwoo di pigura itu. Wonwoo itu anaknya, dan setahu Heechul Wonwoo tak sedang dekat dengan siapapun. Dia juga belum pernah melihat perut Wonwoo melembung karena hamil, jadi tidak mungkin anaknya itu orang yang dimaksudkan Taemin.

"Anakku belum menikah, apa lagi punya anak"

"Kalau begitu aku mau jadi anaknya, boleh?"

"Dia masih muda, belum mau punya anak. Kau jadi anakku saja lah!" Bukan belum mau sebenarnya, mungkin Wonwoo malah tak akan pernah mau punya anak. Heechul tahu Wonwoo itu benci anak-anak. "Aku bisa jadi Mommy-mu!"

"Aku punya Appa, tapi tak punya Eomma. Aku juga punya Daddy. Ini Mommyku", tunjuknya pada foto Wonwoo "Ahjussi cantik jadi Eomma-ku saja ya!" Oh, jadi begitu. Taemin ini tak punya ibu, pantas dia ngeyel mengakui Wonwoo jadi Mommy-nya.

"Baiklah, aku jadi Eomma-mu sekarang. Panggil aku eomma, ok!"

"Tapi eomma, aku juga mau Mommy", katanya terdengar sedih ditelinga Heechul. Pasal yang jadi walinya kan Daddy-nya bukan Appa-nya, jadi Taemin butuh seorang Mommy juga. "Eomma, aku mau Mommy boleh?", pintanya lagi.

Heechul punya anak atau cucu seperti Taemin senang-senang saja, tapi Wonwoo mana mau jadi Mommy-nya Taemin. Dia sendiri sudah sreg diakui Taemin jadi eomma-nya, kalau Heechul tak memberi harapan pada Taemin takutnya bocah ini tak mau lagi menganggapnya eomma. Masalah Wonwoo bisa diaturnya nanti, yang penting Taemin senang dulu berada didekatnya.

"Aku tak yakin dia mau jadi Mommy-mu, tapi asal kau menurut padaku aku akan bantu!"

"Benar, eomma?" Heechul mengangguk dan tersenyum senang. "Eomma baik sekali!", tutur Taemin sambil memeluk Heechul. "Aku akan menuruti eomma. Aku tak akan nakal, janji!"

"Bukan begitu. Kau cukup menurutiku saja. Masalah nakal, tidak apa-apa. Anak kecil diperbolehkan nakal asal tidak nakal pada orang tua". Heechul teringat Wonwoo. Wonwoo diperbolehkan nakal sedari kecil, tapi sayangnya sampai besar kenakalannya tak hilang juga. Selentingan yang sering Heechul dengar, Wonwoo itu dijuluki iblis dan itu turunan dari Heechul sendiri. Tapi Heechul tak merasa nakal apa lagi sampai dijuluki iblis. Orang-orang saja yang sirik padanya.

"Oooo!". Ternyata Soonyoung benar. Sekali datang kesini, Taemin sudah dapat eomma baru. Bahkan eomma-nya mau membantu jadikan Wonwoo Mommy-nya. Padahal Taemin cuma meminta, langsung dituruti. Memang enak punya Eomma. Dan sebentar lagi dia juga akan punya Mommy. "Eomma, es krimnya dua lagi boleh?" Heechul mengangguk. Tuh kan, enak punya Eomma.

MEANIE

Wonwoo tidak buruk. Kalau sedang diam terpejam begini terlihat manis sekali. Mingyu tidak mengada-ada, atau sekedar membaik baiki Wonwoo karena dari kemarin sore sampai pagi tadi dia menghadiahi service memuaskan padanya, ini kenyataan. Sekarang Wonwoo tidur berhadapan dengan Mingyu. Dari dua jam yang lalu Mingyu bangun, melihat Wonwoo yang masih tertidur dia merencanakan kabur lagi. Setelah bangkit dari ranjang, Mingyu mengurungkan niatannya. Dia cuma pergi ke kamar mandi lalu kembali berbaring disebelah Wonwoo. Dan selama sejam dia melihati wajah tidur Wonwoo. Awalnya terlihat sadis, jelek dan kejam hingga akhirnya nampak manis dimata Mingyu.

"Uhuk!"

Wonwoo terbatuk sekali, kemungkinan dia akan terbangun. Mingyu belum siap menghadapi Wonwoo yang berbeda sifat saat bangun, tidur dan saat terangsang. Mingyu lebih suka bagian Wonwoo terangsang saja. Lah ini kalau bangun, lalu Wonwoo marah dan membunuhnya bagaimana? Atau kalau Wonwoo langsung lari kekantor polisi, mengisi berkas pelaporan untuk Mingyu, mampus dia. Mingyu segera memejamkan matanya, pura-pura tidur. Nanti saat Wonwoo meminta penjelasan, Mingyu tinggal bilang, dia mabuk, tidak sadar, beres. Memang dasar Daddy-nya Taemin, kelakuan bapak dan anak sama persis, sama sama tak mau disalahkan.

Wonwoo mengeluh dalam gerakan bangunnya, begerak-gerak lambat tapi kemudian gerakannya menghilang. Mingyu mengintip, melirik ke arah Wonwoo dan didapatinya iblis itu cuma berganti posisi tidur. Wonwoo membelakanginya. Lega saat tahu acara tatap muka dengan Wonwoo tertunda lagi. Saat Mingyu membuka penuh matanya, sebuah tamparan keras jatuh di kepalanya. Siempunya tangan, Wonwoo. Sejak kapan Wonwoo sudah berbalik lagi menghadapnya.

Plaaaakkk

Plaaaakkk

Wonwoo mengulang dua kali tamparannya ke pipi Mingyu.

"Jangan pukul lagi, akan kejelaskan!", cegah Mingyu sambil mencekali tangan Wonwoo yang akan mendarat lagi di pipinya. "Aku mabuk, aku mabuk. Sumpah!"

"Dua kali kau memperkosaku, Mingyu!", erang Wonwoo sambil berusaha melepaskan tangannya. Dia ingin menampar Mingyu lagi. "Bajingan. Lihat setelah ini, kau akan membusuk dipenjara"

"Tunggu dulu! Aku mabuk, kau mabuk, kalau kita berhubungan badan berarti ini tidak sengaja"

"Tapi kenapa harus aku dan kau? Kalau kau mabuk, tiduri saja orang lain. Jangan aku!", bentak Wonwoo yang tangannya berhasil lepas dan berhasil menampar kepala Mingyu.

Sekujur tubuh Wonwoo sakit. Mati rasa. Tak ada anggota tubuhnya yang bisa digerakkan dengan normal kecuali tangan dan mulutnya. Bibirnya saja perih. Ada luka pecah dibagian bibir bawahnya. Rasanya mau mati saja, tapi Wonwoo tak mati. Bingung jadinya, dia mau melapor ke kantor polisi tapi bergerak saja sakit minta ampun.

"Aku paham, makanya aku tak lari seperti tempo hari", bujuknya. "Kau boleh melakukan apapun padaku, minta apapun padaku, tapi jangan lapor polisi"

"Sayangnya, aku akan lapor polisi"

"Polisi tak akan menanggapi laporanmu kalau kenyataannya kita berhubungan secara tak sadar!", terang Mingyu lagi sambil menangkap tangan Wonwoo yang akan ditamparkan ke mukanya lagi.

"Walau kau tak bersalahpun, aku bisa menuntutmu agar dihukum seumur hidup. Atau hukuman mati sekalian"

"Kau tak bisa begitu!", kata Mingyu gugup. Masalah penjara lagi akhirnya jadi ketakutan Mingyu. Iblis ini walau sudah tak bisa bergerak ternyata masih saja kejam.

"Kenapa tidak? Aku tahu caranya". Wonwoo mencoba bergerak bangkit, tapi sakit sekali. Sedikitpun posisinya tak bergerak. "Kau akan dapat keringanan hukuman kalau mau menuruti semua kataku!", bentak Wonwoo karena sakit yang dirasakannya tiada tara.

"Katakan, apapun akan kulakukan!" Mingyu cuma belum sadar, menuruti semua kata-kata Wonwoo sama dengan menjadi budaknya. Tapi yah, Mingyu paranoid soal jeruji besi, mungkin memang lebih baik begini.

"Pijat punggungku!", perintah Wonwoo hampir terdengar seperti tangisan. "PIJAT PUNGGUNGKU!", teriaknya saat Mingyu tak merespos.

Mingyu lalu menurut. Dia meloncat kesisi belakang Wonwoo dan mulai memijat di sekitar punggung dan pinggang Wonwoo. Mingyu sempat memejam sejenak saat menyentuh bagian kulit pinggang Wonwoo yang memerah. Kenapa bisa ada kiss mark sampai disitu juga? Berarti semalam dia memang kalap. Dan benarkah setelah ini dia akan mendapatkan keringanan hukuman dari Wonwoo?

MEANIE

Taemin menguap beberapa kali, sambil berjalan menuju kamarnya untuk tidur. Dia baru saja menuruti perintah Heechul. Menelepon eomma barunya itu sebelum pergi tidur. Heechul bercerita dongeng sebelum tidur, sampai keasyikan dan Taemin tertidur setengah jam disamping meja telepon. Saat terbangun, Heechul segera menyuruh Taemin pergi ke kamarnya untuk tidur. Makanya dia menguap terus saat berjalan ke kamarnya.

Dipandangan Taemin yang sempit karena kantuk, samar samar dia melihat pintu kamar Daddy-nya terbuka sedikit. Dari celah itu ada cahaya, menandakan Daddy-nya sedang didalam sana. Tumben Daddy-nya sudah pulang jam segini. Biasanya Mingyu pulang hampir tengah malam. Taemin jarang menjumpai Daddy-nya pulang cepat. Walaupun mengantuk, dia penasaran ingin mengintip.

Si kecil mendekat pelan-pelan ke pintu kamar Mingyu. Dari sana Taemin mendengar suara selain Daddy-nya. Siapa orang yang diajak pulang oleh Mingyu? Saking penasaran, Taemim sampai kehilangan kantuknya. Semangat sekali untuk mengintip. Taemin mengintip lewat celah, tapji tak kelihatan orang lain. Dia cuma menangkap Daddy-nya mondar mandir mengerjakam sesuatu. Lalu Taemin menjejalkan kepalanya masuk. Melongok kanan kiri, kemudian matanya langsung melotot, senyumnya langsung terkembang. Ternyata menuruti perintah Heechul itu membawa berkah. Taemin tadi minum susu sesuai perintah Heechul, kata eomma barunya itu kalau Taemin menurut, Wonwoo bisa segera jadi Mommy-nya. Baru sekali dia menuruti Heechul dan voila, Mommy-nya ada di kamar Daddy-nya.

"Dad!", sapa Taemin masih dengan cengiran lebarnya.

Mingyu menghentikan aktivitasnya dan memandang kearah sembulan kepala Taemin. Wonwoo yang duduk bersandar di ranjang juga memandang kearah Taemin.

"Sedang apa disitu?", tanya Mingyu kasar.

"Aku mengantuk", jawab Taemin asal.

"Taemin, tidur disini!", kata Mingyu, entah permintaan atau perintah. Kalau Taemin tidur dengan mereka, Mingyu akan selamat dari Wonwoo. Setidaknya dia punya waktu istirahat dan tidak terus terusan diperintah Wonwoo karena ada Taemin. Kehadiran Taemin itu, ada gunanya. "Mau atau tidak?"

Mau dong. Masa Taemin menolak kesempatan tidur bareng Daddy dan Mommy-nya. Seumur umur ini tawaran pertamanya tidur dengan Mingyu. Taemin tak mungkin bisa menolak. Wonwoo sudah melotot pada Mingyu karena tak setuju ada anak kecil disampingnya. Wonwoo tak suka anak kecil, tapi protes tanpa katanya diabaikan Mingyu. Taemin juga sudah merangkak naik ranjang lalu merebah di sampingnya. Masih dengan cengirannya, si kecil terus memandangi Wonwoo.

"Apa?", tanya Wonwoo sama kasarnya dengan Mingyu. Taemin sudah terbiasa menghadapi Mingyu, berarti akan terbiasa juga menghadapi Wonwoo.

"Aku mengantuk!", katanya sambil menyudahi menyengir. Taemin kembali beraksi. Menyipit-nyipitkan matanya. Mengedip-ngedip bak orang mengantuk kemudian menguap lebar. Dia kan anaknya Mingyu, jadi sama pintarnya soal berpura-pura.

"Kau juga butuh istirahat". Mingyu berharap Wonwoo berangkat tidur juga. Capek sedari tadi disuruh mondar mandir oleh iblis itu. Setidaknya kalau Wonwoo mengistirahatkan badannya, perintah padanya pun juga diistirahatkan.

Wonwoo mencibir Mingyu, dia memang belum ingin tidur, tapi dia butuh merebah. Dan Mingyu siap membantunya merebah di pembaringan. Taemin melihat Daddy dan Mommy-nya akrab begitu cuma bisa terbengong. Mommy-nya mau tidur saja sampai dibantu Daddy-nya, tapi baguslah keinginannya punya keluarga lengkap bisa segera terkabul. Itu pasti karena dia menuruti perintah Heechul minum susu tadi. Besok-besok, Taemin akan menuruti eomma barunya itu lagi.

"Pejamkan matamu!", perintah Wonwoo yang juga sudah berbaring bersebelahan dengan Taemin.

Taemin menurut. Dia menggeser-geser badannya, menempel pada Wonwoo kemudian merangkulkan tangannya ke perut Wonwoo. Wonwoo risih ditempel Taemin lagi, tapi dia biarkan. Dia tak bisa bergerak bebas, mau apa lagi selain pasrah. Mingyu, dia tak ambil pusing. Dia mau mandi setelah seharian jadi budaknya Wonwoo. Tenaganya terkuras banyak untuk meladeni semua kemauan iblis itu. Mulai dari memijit tadi siang, bersusah payah membawa Wonwoo dari hotel ke sini, sampai disini diperintah melakukan ini itu. Capek sekali.

"Jaljayo, Mommy!", ucap Taemin yang kemudian mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan muka di samping perut Wonwoo.

Wonwoo? Gantian bengong.

Mingyu? Sama. Dia berhenti melangkah ke kamar mandi dan terbengong di depan pintunya.

Taemin salah tafsir, Mingyu yang hari ini resmi jadi budaknnya Wonwoo. Bukan Wonwoo yang resmi jadi Mommy-nya Taemin.






To be continue

Tak ada kah yg mau vomen? mulai kehilangan semangat untuk update...

10 vomen dan ASAP

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

667K 33.1K 24
โ†ณ โ [ ILLUSION ] โž โ” yandere hazbin hotel x fem! reader โ” yandere helluva boss x fem! reader โ”• ๐ˆ๐ง ๐ฐ๐ก๐ข๐œ๐ก, a powerful d...
272K 11.2K 40
แ€ค Fic แ€žแ€Šแ€บ แ€กแ€›แ€™แ€บแ€ธแ€›แ€ญแ€ฏแ€„แ€บแ€ธแ€…แ€ญแ€ฏแ€„แ€บแ€ธแ€žแ€ฑแ€ฌ แ€กแ€žแ€ฏแ€ถแ€ธแ€กแ€”แ€พแ€ฏแ€”แ€บแ€ธแ€แ€ฝแ€ฑแ€€แ€ญแ€ฏแ€žแ€ฌแ€žแ€ฏแ€ถแ€ธแ€‘แ€ฌแ€ธแ€žแ€ฑแ€ฌ Big Warning ๐Ÿšจ18+ Fic แ€แ€•แ€ฏแ€’แ€บแ€–แ€ผแ€…แ€บแ€žแ€Šแ€บ แ‹
314K 10.2K 52
There's no way you're hitting on me right now. โ” Lando Norris x Fem!OC ยฉ KissLeclerc , April 2024 Started: April 8, 2024 Completed: May 10, 2...
1M 43.2K 51
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...