Angel Wings

By Ecenggondhok

71.3K 7.2K 1.9K

Chanyeol benci sena, chanyeol benci saat sera anak sena memanggilnya ayah, chanyeol benci melihat wajah sena... More

Prolog
Bagian 1: Begin
Bagian 2
Bagian 4
Bagian: 5
Bagian: 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11: Gone
Bagian 12
Lalala
Open Q&A
Bagian 13
Bagian 14: Flashback 1
PENTING!!
Bagian 15:

Bagian: 3

3.2K 405 31
By Ecenggondhok

WARNING!!!

Bacaan untuk 200 tahun keatas.

My bitterness bagian 3
.
.
.
.
.
.

Sena tidak ingat kapan ia tersenyum secerah pagi ini. Setidaknya dalam kurun waktu satu bulan ini.
Bagaimanapun sena itu istri, yang pasti merasakan kebahagiaan luar biasa saat suami yang dikasihinya pulang. Pagi ini sena bangun lebih awal dari biasanya, yang sebenarnya memang dia selalu bangaun awal, bahkan sebelum sang surya menampakkan diri.

Sena masih tersenyum, dengan luka memar didahinya, itu bukan masalah. Sena memotong berbagai macam bahan yang akan ia gunakan untuk membuat makanan favorit suaminya, samgyetang.
Samgyetang merupakan ginseng chicken soup yang disajikan menggunakan sebuah mangkok berukuran cukup besar dengan satu ayam yang disajikan secara utuh. Didalam ayam itu sudah terdapat nasi dan kentang. Dan biasa disajikan dengan kkakdugi sebagai pelengkap.

Sena tidak berharap banyak bahwa masakannya akan mendapat pujian dari bibir chanyeol. Dia hanya berharap makanan yang ia masak sejak pagi-pagi buta itu tidak sia-sia, dengan chanyeol yang mau memakannya.

Sena tau chanyeol sedang tidak enak badan, jadi sena membuat samgyetang untuk mengahangatkan badan chanyeol.

Selesai dengan acara memasaknya, sena berjalan kearah kamar chanyeol untuk membangunkan suaminya itu.

Ceklek

Sena tersenyum simpul saat melihat suaminya yang masih tertidur lelap diatas kasur king size nya. Perlahan sena mendekat, berusaha keras untuk tidak menimbulkan bunyi sekecil apapun.

Sena berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan wajah chanyeol, dia ingin sedikit menelisik raut wajah chanyeol. Karena sena sama sekali tidak diizinkan melakukannya saat chanyeol dalam keadaan sadar.
Bahkan saat ini sena harus menahan nafasnya.

Perlahan tangan sena terangkat, ia sangat ingin mengusap surai hitam suaminya. Perlahan telapak tangan sena mendarat di puncak kepala chanyeol, mengusap surai pria itu dengan sangat lembut.

"Chan, bangun" suara sena bagai melodi yang mengalun merdu, membuat chanyeol mengerjabkan matanya. Mengetahui chanyeol hendak bangun, sena buru-buru menyingkirkan tangannya

"Bangunlah, cepat mandi. Aku sudah membuatkanmu sarapan" ucap sena diiringi senyum lembut, membuat chanyeol terdiam sejenak

"Tutup mulutmu, aku benci mendengar suara yang keluar dari bibirmu itu"

Sena langsung bungkam, ia menunduk dalam, sedangkan chanyeol mulai berdiri sempoyongan. Nyawanya mungkin belum kembali sepenuhnya. Chanyeol terhuyung kebelakang akibat tersandung selimutnya sendiri, dia tidak bisa menyebangkan badannya, dan alhasil?

Sena mendongak, untuk sepersekian detik dia bungkam, merasakan benda kenyal yang menimpa permukaan bibirnya. Sena mengerjap beberapa kali, yang pertama dilihatnya adalah chanyeol yang sangat dekat dengannya, dengan bibir yang menempel sempurna tepat di permukaan bibirnya.

Entah apa yang mendorong chanyeol, pria itu tidak langsung melepaskan bibirnya, justru dia sedikit melumat bibir chery sena yang terasa manis. Sena mengerjap lagi, ini bukan mimpi kan? Hey Park Chanyeol, kau bilang membenci bibir sena. Lalu ini apa?

Tangan chanyeol merambat ke pipi sena, menariknya untuk semakin mendekat. Sena masih diam, tidak membalas maupun menolak. Dia masih belum sadar dengan apa yang sedang chanyeol lakukan pada dirinya

Mata chanyeol yang semula terpejam perlahan terbuka, seakan tersadar. Dia langsung melepas tautan mereka. Dan tanpa sepetah katapun, dia langsung pergi menuju kamar mandi.

Tangan sena terangkat untuk menyentuh bibirnya, sebuah senyum manis terukir jelas di bibir sena. Sebuah bentuk ketidak sengajaan nyatanya dapat membuat bibir sena melengkung ke atas pagi ini.

Sedangkan chanyeol?

Dia masih bersandar pada pintu dengan tangan yang memegang bibir tebalnya.

"Apa yang kulakukan? Dasar bodoh" chanyeol mengumpat dengan suara bass-nya

***

Chanyeol keluar dari kamarnya dengan setelan jas-nya yang rapi. Dia melirik meja makan sekilas dan mendapati sena dan sera di sana.

"Eoh? appa!" Sera memekik senang melihat chanyeol. Gadis keci itu berlari secepat yang ia bisa, tangannya menggenggam kertas gambar yang ingin ia tunjukkan pada ayahnya itu.

Sera memeluk kaki chanyeol erat, sangat erat malah. Seolah takut ayahnya pergi lagi.

"Sera memiliki gambar untuk appa" dia mendongak memandang chanyeol dengan binar menggemaskan. Tangan mungilnya menyodorkan kertas tadi, meminta chanyeol untuk melihatnya.

Chanyeol terdiam mlihat bagaimana sorot mata gadis cilik ini.
Sorot mata yang sama persis dengan sorot seseorang yang amat sangat ia benci.

Sena tersenyum melihat bagaimana binar bahagia yang terpancar dari mata bulat anaknya. Senyum sena makin mengembang saat chanyeol menerima kertas gambar itu. Tapi senyumnya secepat kilat luntur saat melihat sesuatu yang sama sekali tidak ia inginkan.

Chanyeol memang menerima kertas itu, tapi bukan untuk ia lihat dan ia beri pujian. Melainkan untuk ia robek menjadi beberapa bagian kecil
Chanyeol menatap sena nyalang.

"katakan pada anakmu, Jangan pernah memeberiku barang-barang sampah seperti ini.--" chanyeol melepas tangan sera di kakinya dengan kasar, kemudian berjalan pelan seolah-olah kejadian itu hanya angin lalu.

"---dan satu lagi, aku benci mendengar DIA, memanggilku Appa.
Kalian bahkan tidak pantas hidup dengan menghirup udara yang sama denganku" kemudian chanyeol benar-benar pegi. Meninggalkan sena dan sera yang terduduk dulantai

"Hiks...... eomma... kenapa appa bicara seperti itu? Sera takut"

Sera semakin meringkuk dalam dekapan sena, sedangkan sena hanya bisa mengusap punggung sempit anaknya pelan. Sena ingat bagaima sera berlatih setiap malam untuk menyempurnakan gambarnya. Bahkan gadis kecil itu sering bangun pukul 3 pagi secara diam-diam hanya untuk terus berlatih.

Sena juga ingat bagaimana sera sangat bersemangat menunggu chanyeol pulang, berharap ayahnya itu akan memuji karyanya dan memberi kecupan manis dipipi. Impian sederhana seorang gadis cilik yang nyatanya sangat mustahil untuk sera.

"Sssttt uljima, appa sedang kelelahan, jadi dia tidak sempat melihat gambar sera yang cantik" dalam hati sena tertawa miris, bahkan chanyeol tidak sudi dipanggil 'appa' oleh sera.

"Berarti appa akan melihat gambar sera kalau appa sudah tidak lelah lagi. Iya kan eomma?"

Sena hanya tersenyum dan mengangguk. Biarkan putrinya memiliki harapan walau hanya sekecil biji kedelai.

Sera memunguti potongan-potongan kertas gamabar tadi, kemudian mengambil perekat untuk menyatukan kembali gambarnya.

Sera melakukannya dengan sangat telaten, merangkai kembali potongan potongan kecil itu

"Eomma, ini tidak sulit! Seperti sedang merangkai puzzle"
Pekik sera girang. Setelah selesai dengan pekerjaannya, sera meletakkan gambar itu diatas meja. Kemudian menggendong tas ranselnya. Bersiap untuk berangkat kesekolah.

"Ayo eomma! Nanti sera bisa terlambat"

Ibu dan anak itu bergegas keluar dari pekarangan rumah mewah mereka.
Sena tidak diizinkan memakai fasilitas dirumah ini selain fasilitas yang ada di dalam rumah. Jadi sena menggunakan bus untuk mengantar sera.

Mereka tertawa lepas, mngesampingkan luka yang mereka terima selama ini

***

Chanyeol sedang berkutat dengan tumpukan berkas-berkas dimejanya. Ditemani secangkir cappucino panas yang beberapa menit lalu dibuatkan oleh sekertarisnya.

Konsentrasinya buyar saat pintu ruangannya terbuka diiringi suara ketukan silletto hitam milik seorang wanita yang sangat chanyeol kenal.

"Pagi sayang" suara itu, suara yang amat sangat chanyeol hafal. Wanita pemilik suara itu mendudukkan dirinya dipangkuan chanyeol dengan kurang ajarnya.

"Pagi baby, tumben pagi-pagi sudah datang? Ada apa heum?"
Chanyeol meletakkan dagunya di pundak sempit irene, dengan tangan yang melingkari pinggang wanita cantik bak iblis itu.

"Memangnya salah Kalau aku mengunjungi kekasih sendiri?" Irene memberenggut kesal -pura-pura kesal-

"Tentu tidak sayang. Aneh saja melihatmu berkeliaran dikantorku pagi-pagi buta seperti ini, kau 'kan selalu bangun siang."

Chanyeol menggoda irene dengan membeberkan kabiasaan buruk gadis itu.

"Jadi kau mau mengatakan kalau aku pemalas?! Ish kau menyebalkan!" Irene memukul bahu chanyeol, sedangkan yang dipukul malah meledakkan tawanya.

Chanyeol menghentikan pukulan irene menggunakan satu tangannya, sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk memeluk pinggang irene lebih erat.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan my amour"

Irene memainkan jarinya diatas dada bidang chanyeol. sejurus kemudian, bibir yang dihiasi lipstick merah darah itu mulai mengeluarkan kata-kata manisnya.

"Eumm, bagini..., menagement yang menaungiku sudah menandatangani kontrak kerja dengan salah satu majalah di beijing"

Irene masih memainkan jarinya dengan manja, huh kau benar-banar pandai ber-acting Bae irene.

"Lalu?" Chanyeol masih belum mengerti kearah mana pembicaraan ini.

"Kebetulah, model yang mereka pilih adalah aku, jadi aku akan mengadakan pemotretan selama beberapa hari disana"

"Jadi, kau akan pergi ke beijing? Kapan?"

"Rencananya sore nanti, itupun kalau kau mengizinkan" irene memeberenggut sedih

"Ya tuhan! Tentu saja. Itu sudah menjadi pekerjaanmu kan?"

"Sungguh?! Kau tidak marah?!" Pekik irene girang.

"Tentu saja tidak sayang, aku akan menunggu disini. Jangan lama-lama oke"

Chanyeol tersenyum menawan.

"Terimakasih sayang!"

Cup

Irene mengecup bibir chanyeol sekilas.

"Kalau begitu, aku pergi dulu oke? Aku harus bersiap" chanyeol mengangguk kemudian melepaskan lengannya dari pinggang irene.

Irene keluar dari ruangan chanyeol dengan seringaian tipis.

***


"Belajar yang rajin ne? Eomma akan menjemput sera nanti."

Sena mengecup dahi sera dengan penuh sayang

"Eum. Sera akan belajar dengan rajin"

"Janji?!" Sena mengacungkan jari kelingkingnya, yang langsung disambut jari kelingking mungil milik sera

"Janji!" Ucap sera dengan semangat 45

Sena tersenyum melihat kepergian putrinya. Udara pagi ini sangat sejuk, akhir musim gugur memang selalu menjadi hal yang sena sukai.

Berjalan-jalan sebentar mungkin tidak buruk.

Sena menyusuri taman, dia memang istri seorang pengusaha terkenal. Tapi dilihat dari cara berpakaiannya, dia hanya menampilkan kesederhanaan. Tapi tetap saja, dia trrlihat cantik dan manis

Sena asik dengan lamunannya, tidak menyadari seseorang yang tengah brrjalan tergesa dihadapannya

BRUK

"Mianhae, aku benar-benar tidak senngaja"

Deg

Suara itu, suara yabg seperti suara seseorang dimasa lalu sena.

Perlahan sena mendongak, memastikan pendengarannya tidak salah dan---

"Se--sehun"

TBC

akhirnya bisa update.
Masih ada yang baca kan?

Last, silahkan tinggalkan jejak

Regard
Ecenggondhok

Continue Reading

You'll Also Like

194K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
173K 14.8K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
462K 4.9K 85
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
102K 18K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...