WE [KAISOO]

Por kaisoopeach

245K 16.5K 416

Kyungsoo menyembunyikan identitas aslinya agar tidak terusik oleh fans sang kakak. Namun suatu hari kejadian... Más

Senior High School
Miss You
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Special chapter
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
new story

Chapter 26

6.4K 443 21
Por kaisoopeach

Awas typo
.
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.

Pria tua yang duduk di atas kursi roda itu terlihat geram. Meski rambutnya sudah penuh dengan uban, dan juga wajahnya yang sudah menua namun gurat-gurat ketegasan itu masih terlihat jelas terlukis diwajahnya.Matanya menatap tajam pada seorang wanita yang duduk di kursi depannya dengan pandangan kosong. Setelah keheningan melanda cukup lama, pria tua itu menghela nafas dengan kasar.

"Kenapa kau menyembunyikannya dari appa?" Ucapnya dengan suara bass yang khas.

"Tentang apa?" Tanya wanita itu pelan.

Mata tajamnya semakin menajam menatap sang anak. Tangannya mengepal kuat di pegangan kursi roda. "Tentang kau memiki seorang anak" ucapnya dengan suara lebih berat dari sebelumnya.

Wanita itu hanya diam tanpa ada sedikitpun niatan untuk menjawab pertanyaan yang ayahnya lontarkan padanya.
"Jawab Moon Geun Young" lelaki tua itu meninggikan suaranya hingga membuat Geun Young terjengkit kaget. Hal yang paling menakutkan baginya adalah kemarahan ayahnya meski Geun Young selalu berbuat kejam tak di pungkiri jika ia memilikk ketakutan yang sangat saat ayahnya marah.

Geun Young meremas jari-jarinya hingga membuat jari-jarinya memutih.

"Appa mengetahui semuanya Geun Young, semuanya" ucapnya dengan menekan kata terakhir. "Kenapa kau melakukan itu? Appa benar-benar kecewa padamu. Dan sepertinya appa telah gagal mendidik dan membesarkan anak appa dengan benar" lanjutnya karena melihat Geun Young yang tetap diam.

Tangan keriputnya memegang roda, dan memutar kursi rodanya lalu mengarahkannya mendekat ke sisi jendela. Matanya menatap dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kau tau, hal yang paling menjijikkan didunia ini adalah ketika seorang ibu yang membuang dan tidak mau mengakui anaknya. Apa kau selalu berpikir aku tidak akan bisa menerima bayi itu jika ia lahir, namun kau sakah Geun Young aku bukan lelaki kolot seperti itu."

Geun Young tidak bergeming dan terus diam hingga perkataan ayahnya begitu mengejutkannya.

"Serahkan dirimu Geun Young-a" lelaki tua itu berucap dengan tegas tidak ada keragu-raguan dari setiap katanya.

"Appa" ucap Geun Young dengan nada tidak percaya dengan apa yang baru saja ayahnya katakan. Bagaimana bisa ayahnya menyuruhnya menyerahkan pada polisi. Geun Young tidak habis pikir dengan ayahnya. Setega itukah ayahnya padanya. Oh apa kau lupa Geun Young kau bahkan lebih kejam dari pada ayahmu sendiri.

Sekali lagi lelaki itu menghela nafas kasar. Tangan keriputnya memegang kursi dan memutarnya untuk menghadap Geun Young. "Appa tidak bisa lagi menutupi kesalahanmu, cukup kasus ibu tirimu dan sekarang appa ingin kau menyerahkan diri,renungkan semua kesalahan yang selama ini telah kau perbuat." ucapnya final.

Tak lama ruang kerja yang berada di rumah tersebut diketok dari luar. Setelah di persilahkan masuk oleh pemilik ruangan, masuklah tiga orang yang menggunakan seragam polisi dengan rapi. Dibelakangnya berdiri seorang pria paruh baya yang diketahui adalah sekretaris atau orang kepercayaan ayah Geun Young.

Geun Young masih tidak menyangka jika ucapan ayahnya benar-benar serius. Dan tentang kasus ibu tirinya, apakah benar-benar ayahnya selama ini mengetahuinya dan berpura-pura diam.

Kedua tangan Geun Young langsung dicekal oleh kedua polisi tersebut. "Appa, bilang padaku jika ini tidak benar"ucapnya sambil berusaha melepaskan diri.
Lelaki tua itu tidak menjawab dan malam memutar kursi rodanya untuk melihat pemandangan luar dari kaca jendela kembali.

"Lepaskan aku,"berontaknya "Appa, ini tidak benar" teriaknya saat kedua polisi tersebut menyeret Geun Young meninggalkan ruangan tersebut.
Lelaki tua itu menghapus air matanya saat setelah mendengar pintu ruangannya tertutup. Dalam hatinya merasa kesal,marah, dan kecewa pada dirinya sediri karena telah gagal mendidik anaknya.

***

Kai memandangi wajah pucat Kyungsoo dengan mata yang masih terpejam rapat. Tubuhnya penuh alat bantu. Dan suara monitor detak jantung mengisi ruangan berbentuk persegi tersebut. Tangannya menggenggam erat tangan yang terasa mengurus tersebut. Dalam hatinya benar-benar takut ketika dokter bilang bahwa Kyungsoo hampir meninggal di meja operasi akibat pendarahan hebat. Namun syukurnya pendarahan itu dapat dihentikan sehingga nyawa Kyungsoo bisa tertolong meski tidak menentu kapan mata bulat itu akan membuka.

"Cepatlah sadar, aku merindukanmu Kyungie." ujarnya sambil mengarahkan tangan Kyungsoo pada pipinya. Sesekali menghadiahkan kecupan manis ditelapak tangan tersebut. "Ini aku, apa kau masih mengingatku. Aku jonginie, Kyungie. Aku sangat-sangat merindukanmu, cepatlah bangun emm" Kai tak henti-hentinya menciumin tangan Kyungsoo. Tak di pungkiri jika ia sangan merindukan Kyungsoo. Semua terasa menyiksanya ketika Kyungsoo menghilang. Dan sekarang dia mengerti jika dirinya begitu mencintai Kyungsoo, tak ingin kembali kehilangan Kyungsoo untuk kesekian kalinya. Oleh karena itu Kai bertekat untuk selalu melindungi dan menjaga Kyungsoo agar selalu berada disampingnya. Menggenggam tangannya, berbagi kasih sayang, canda tawa, sedih, dan semua cerita-cerita menarik hanya berdua. Dan ia akan selalu berusaha menjadikan cinta pertamanya itu sekaligus cinta terakhirnya. Kyungsoo hanya milik Kai dan selamanya akan begitu. Meski Kyungsoo pergi jauh sekalipun akan tetap kembali padanya, karena Kai adalah rumah bagi Kyungsoo begitupun juga sebaliknya tidak akan bisa ada yang mengganti itu.

Pintu kamar rawat Kyungsoo terbuka sangat pelan, seolah-olah takut mengganggu seseorang didalamnya. Membuat Kai menengok kebelakang untuk memastikan siapa yang datang. Namun pandangan bingung segera terpancar saat seorang wanita paruh baya yang tidak pernah ia lihat, dan ia kenal dengan dandan kacau berjalan mendekat kearah ranjang Kyungsoo dengan langkah yang terlihat ada keraguan disana.

"Anda siapa?" tanya Kai dengan nada sopan meski ia merasa was-was.

"Bisa kau meninggalkan kami berdua" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari tubuh Kyungsoo yang terbaring lemah.

Kai dengan ragu meninggalkan wanita itu bersama Kyungsoo. Ia berpikir mungkin orang itu mengenal Kyungsoo dan ingin memiliki waktu hanya berdua dengan Kyungsoo.

Wanita itu berjalan mendekat kearah ranjang Kyungsoo dengan perasaan yang campur aduk. Tidak tau harus merasakan apa saat melihat tubuh itu lemah tak berdaya. Haruskah ia senang atau malah sedih. Entahalah ia tidak bisa memastikan akan perasaannya sendiri. Semua terlalu tiba-tiba dan rumit.

"Oh Kai kenapa kau ada di luar?" tanya Go Eun sambil mendekat kearah Kai yang sedang berdiri menyender didekat pintu masuk ruang rawat Kyungsoo dengan dibantu oleh Chanyeol yang mendorong kursi rodanya. Karena kondisi tubuh yang belum terlalu pulih.

Kai menoleh dan membungkuk ke arah Nyonya Go Eun "ada yang menjenguk Kyungsoo Ajhumma, dan meminta saya untuk keluar" jawabnya dengan sopan.

"Siapa?"

"Saya tidak tau Ajhumma,sepertinya wanita itu seumuran dengan anda"

Go Eun langsung meraih roda, kursi rodanya dan membuka pintu dengan kasar. Apa lagi saat matanya tanpa sengaja melihat tiga orang berseragam polisi sedang berjaga tak jauh dari ruang Kyungsoo menambah kekhawatirannya. Tidak mungkin polisi itu berjaga untuk ruang lain karena ruangan Kyungsoo berada di pojok dan hanya ada satu kamar saja di situ. Dalam pikiranya tidak mungkin kan wanita itu yang datang. Apa dia ingin menyakiti Kyungsoo lagi

Chanyeol yang melihat ibunya yang sangat was-was, mencoba bertanya pada Kai dengan gestur tubuhnya. Namun Kai hanya menggelengkan kepala tanda jika dirinya benar-benar tidak tau.

Wanita itu terlonjak kaget saat pintu ruang inap Kyungsoo dibuka dengan kasar.

"Untuk apa kau datang kesini?" tanya Go Eun dengan nada geram sambil menjalankan kursi roda untuk mendekat kearah wanita tersebut. "Apa kau belum puas dengan membunuh ibuku? Dan sekarang kau berusaha membunuh Kyungsoo juga? Tanyanya lagi.

Wanita itu—Geun Young— menatap Go Eun dengan diam sebelum berkata "aku hanya ingin melihatnya apa aku salah, bukankah dia anakku?"...

"Dia anakku bukan anakmu"sela Go Eun dengan emosi.

Geun Young mendecih "kau sendiri yang bilang jika Kyungsoo anakku, lalu kenapa sekarang menghalangi seorang ibu untuk ketemu anaknya? Ingatlah aku ibu kandungnya, bukan kau" ujarnya dengan suara mendesis.

Go Eun mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Kau memang seorang wanita yang melahirkannya tapi bukan berarti kau berhak menyebutmu seorang ibu, karena seorang ibu tidak akan pernah membuang anak kandungnya hanya demi harta, dan kekuasaan"

"Kau menceramahiku seolah-olah kau paling benar. Bahkan kau tidak pernah berada diposisiku. Kau tidak pernah merasakan bagaimana dicampakkan seorang lelaki, kau juga tidak pernah merasakan bagaimana rasanya menanggung malu dihina oleh orang yang sudah menanam benihnya dalam perutmu ditengah keramain" teriaknya dengan penuh emosi.

"Aku memang tidak pernah merasakan itu,karena aku tidak pernah melakukan kesalahan yang bodoh seperti yang kau lakukan. Jadi sekarang pergilah, jangan menemui Kyungsoo lagi karena aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi." usir Go Eun sambil menuju pintu dan membukakannya untuk Geun Young.

"Apakah aku harus menyuruh polisi yang di depan untuk membawamu" ujarnya saat melihat Geun Young tidak bergeming dari tempatnya dengan masih memperhatikan wajah Kyungsoo.

Akhirnya tanpa kata Geun Young meninggalkan ruang rawat Kyungsoo. Sampainya didepan pintu dirinya sudah disambut oleh orang yang berseragam polisi,yang sedari tadi mengawasinya. Mungkin ini adalah yang terakhir kali untuk bisa melihat anaknya. Dalam hati Geun Young begitu menyesal karena telah membuang anaknya. Mereka tidak tau saja jika hampir setiap hari dirinya selalu dihantui oleh rasa bersalah dan rasa ketakutan. Bahkan saat pertama kali melihat mata Kyungsoo ia berasa melihat cerminan dirinya. Oleh karena itu disamping untuk balas dendam dengan Go Eun ia juga ingin melenyapkan gadis yang selalu membuatnya ingat masa lalunya tersebut. Namun apa daya sekarang, seperti kena karma jika yang berusaha ia bunuh adalah anak kandungnya sendiri.

"Kau tidak pulang?" tanya Chanyeol saat mereka berada di kantin rumah sakit.

Kai yang berada di depannya menghela nafas berat. " aku masih ingin disini, aku ingin dia melihatku saat ia sadar."

Chanyeol mengangguk mengerti apa yang di inginkan Kai. Meski ia telah beberapa kali membujuknya untuk pulang bersama Sehun, lelaki itu tetap tidak bergeming. Bahkan jika tidak dipaksa dan di olok bau oleh dirinya dan ibunya mungkin lelaki berkulit tan tersebut tidak akan pernah mau untuk sekedar beranjak ke kamar mandi.

Ia selalu bersyukur jika Kai benar-benar mencintai dan menyayangi Kyungsoo dengan tulus. Chanyeol sudah mengenal Kai dengan baik oleh karena itu, dirinya tidak pernah ragu untuk mempercayakan Kyungsoo padanya.

"Mau kembali kekamar Kyungsoo,sepertinya kau harus kembali ke Seoul untuk jadwal pemeriksaan Ajhumma" ucap Kai sambil beranjak dari tempat duduknya.

Chanyeol menepuk jidatnya, bagaimana ia bisa lupa jika hari ini ibunya ada pemeriksaan dan harus kembali ke Seoul yang memakan waktu selama satu jam dari rumah sakit tempat Kyungsoo berada.
Kai dan Chanyeol akhirnya bergegas menuju kamar Kyungsoo.

Para sahabat Kyungsoo berkumpul di kantin sekolah, tak hanya Minseok, Yixing, Baekhyun dan Tao saja yang berada disana namun ada Luhan, Jongdae,Junmyeon,Kris dan Sehun. Awalnya Luhan menolah ajakan Baekhyun untuk makan bersama di kantin namun melihat Minseok dan yang lain tidak keberatan akhirnya ia menyetujui. Meski ada rasa canggung yang mendominasi. Apalagi sedari tadi mata Sehun tak lepas untuk melihatnya.

"Bagaimana kabar Kyungsoo apakah dia sudah bangun?" tanya Baekhyun memecah kecanggungan di antara mereka semua, kecuali dirinya tentu saja.

Sehun mengalihkan pandangannya pada Baekhyun, sambil menyesap bubble tea miliknya. " belum ada kabar, padahal ini sudah dua hari semenjak dia di operasi. Tapi belum ada tanda-tanda mata si bulat itu akan bangun" jawabnya.

"Oohhh, tidak ada Kyungsoo rasanya sepi sekali" keluh Tao sambil menyender-nyender manja pada bahu kokoh Kris.

"Bagaimana kalau sepulamg sekolah kita menjenguknya" usul Minseok dengan semangat. Merekapun mengangguk setuju. Kecuali dua orang mungkin.

"Maaf aku hari ini tidak bisa ikut, Ada janji dengan appa" ucap Junmyeon " maaf baby" lanjutnya sambil menatap Yixing dengan pandangan menyesal. Yixingpun yang mengerti hanya tersenyum dan mengatakan jika tidak apa-apa, dan masih ada waktu untuk menjenguk Kyungsoo. Terlebih ia bisa menebeng pada teman-temannya yang lain. Dan yang lainpun ikut memaklumi Junmyeon yang tidak bisa ikut.

"Ak..aaku"ucap Luhan dengan sedikit gugup. Semua matapun kini tertuju padanya. "Ada apa Lu? Ingin mengatakan sesuatu"  tanya Baekhyu.

"Ma..maaf sepertinya aku juga tidak bisa ikut"jawabnya lirih sambil menundukkan kepalanya tidak berani melihat kearah teman-temannya terlebih Sehun. Sebenarnya bukannya ia tak ingin sama sekali, ia juga ingin mengunjungi Kyungsoo, tapi ia masih belum siap bertemu dengan gadis itu. Ia takut jika Kyungsoo sadar dan melihat dirinya, Kyungsoo membencinya. Meski dalam hati ia mengerti jika itu terjadi karena memang ia pantas mendapatkannya.

Sehun memegang tangan Luhan dengan lembut membuat Luhan mendongak kaget. Sepertinya sudah lama sekali tidak merasakan tangan hangat milik Sehun. Ada perasaan rindu yang membuncah dihatinya namun Luhan kembali menunduk menghindari kontak mata dengan orang yang masih berstatus kekasihnya tersebut.

" kau takut?" tanya Sehun lembut.

Luhan tidak berani menjawab. Tenggorokannya serasa kering dan tidak bisa menghasilkan suara untuk beberapa saat. Akhirnya Luhan hanya memilih untuk diam.

"Tidak usah takut Lu, karena memang tidak ada yang perlu ditakutkan. Ini semua bukan salahmu dan tidak ada yang akan menyalahkanmu. Begitupun juga Kyungsoo aku yakin ia juga akan mengerti" tangan Sehun mengelus pipi Luhan dengan lembut, seolah-olah menyalurkan kekuatan pada Luhan. Karena ia tidak ingin terus menerus melihat Luhan yang terlihat begitu terpuruk selalu menyalahkan dirinya sendiri dan menghukum dirinya.

"Jika kau ingin membayar rasa bersalahmu, ikutlah itu sudah lebih dari cukup" celetuk Tao meski nadanya terdengar kasar namun dalam hatinya Tao tidak pernah ingin melihat Luhan jadi seperti ini. Karena memang dalam persahabatan pasti ada perselisihan yang selalu bisa menyulut emosi dan pertengakaran,entah itu pertengkaran kecil ataupun pertengkaran besar.

***
Kyungsoo menangis dalam diam, berusaha untuk tidak menghasilkan suara. Ia mendengar semuanya yang dikatan ibunya dan wanita yang telah melahirkannya. Sebenarnya Kyungsoo sudah terbangun semenjak wanita itu masuk kedalam kamarnya namun ia enggan untuk membuka matanya. Masih sangat jelas ditelinganya kata-kata wanita itu — Geun Young— beberapa saat yang lalu sebelum ibunya masuk.

Flasback

Kyungsoo berusaha membuka matanya namun di urungkannya saat mendengar Kai berbicara dengan seseorang yang sangat ia kenal dari suaranya. Wanita yang telah menyekapnya selama tiga minggu, wanita yang berusaha membunuhnya kini berada di ruang inapnya. Rasa takut itu menyelinap dalam hatinya saat Kai menuruti perintah Geun Young untuk pergi. Ingin sekali Kyungsoo memohon pada Kai untuk tetap tinggal namun ia tak bisa. Ia terlalu takut berada berdua dalam satu ruangan bersama wanita itu.

Akhirnya Kyungsoo memutuskan untuk diap saja. Toh tidak ada yang tahu jika ia sudah sadar dari tidurnya.

"Melihatmu seperti ini, kau terlihat benar-benar mirip dengan lelaki itu. Dan sekarang aku percaya jika kau benar-benar anaknya." Geun Young mulai bicara.

"Huft"

Kyungsoo mendengar wanita itu menghela nafas kasar.

"aku harus bagaimana? Apakah aku harus senang melihatmu seperti ini? Atau aku harus sedih saat mengetahui aku adalah ibu yang sangat jahat, aaa apakah aku pantas di sebut ibu. Kau bahkan mungkin merasa jijik dan menyesal karena telah lahir dari rahim seorang wanita sepertiku. Jangan salahkan aku jika aku melakukan itu, salahkan lelaki itu yang membuatku nekad untuk membuangmu. Kau tahu awalnya aku sangat senang mengetahui jika aku akan memilikimu dalam tubuhku, tapi saat mengetahui lelaki itu tidak mau mengakuimu aku mulai membenci kehadiranmu atau mungkin aku ingin menyelamatkanmu dari hinaan orang-orang jika kau terlahir tanpa seorang ayah. Aku harap kau tau ini, aku menyesal telah melukaimu, aku minta maaf untuk itu. Mungkin ini pertemuan terakhir, sebelum aku pergi. Karena aku ingin hidup tenang tanpa perlu membawa perasaan bersalah ini terus menerus. Hiduplah dengan bahagia, dengan orang-orang yang selalu menyayangimu. Dan aku harap, suatu saat nanti aku bisa melihatmu hidup bahagia dengan lelaki yang benar-benar mencintai dan menyayangimu, jangan pernah melakukan kesalahan bodoh seperti yang pernah ku lakukan. Karena hidup tidak selalu sama seperti yang kau harapkan. Maafkan eomma Kyungsoo, maafkan eomma."

Kyungsoo mendengar isakan lirih lolos dari bibir Geun Young. Ingin sekali ia memanggilnya dengan sebutan ibu, dan memeluknya namun Kyungsoo terlalu takut. Takut jika wanita itu hanya berpura-pura dan akan menyakitinya lagi. Namun ia tidak bisa bohong jika selama ini ia ingin sekali merasakan pelukan seorang ibu kandung. Namun ia tidak pernah bisa, karena Kyungsoo menyembunyikan semua itu dari keluarganya. Bahkan keluarganyapun tidak mengetahui jika Kyungsoo tau bukan anak kandung dari keluarga Park. Sudah dari lama ia mengetahuinya, namun ia memilih bungkam karena orang tuanya juga melakukan hal yang sama. Dan lagi Kyungsoo terlalu bahagia berada di tengah-tengah keluarga Park yang selalu melimpahkannya kasih sayang tanpa pernah membeda-mbedakannya dengan yang lain. Selain itu ia begitu senang memiliki Chanyeol yang selalu menyayanginya dengan amat sangat.

Flasback off.

Kai sempat kaget melihat air mata keluar dari kelopak mata Kyungsoo yang tertutup.

"Kyungsoo apa kau sudah sadar" ucapnya dengan antusias.
"Aku akan memanggil dokter" imbuhnya, namun tangan Kyungsoo menahan Kai untuk tidak melakukannya di barengi dengan kelopak mata Kyungsoo yang berlahan terbuka. Kyungsoo dapat melihat seulas senyum pada bibir Kai. Senyum yang sudah lama sekali tidak pernah ia lihat.

"Aku akan memanggil dokter" ujar Kai sekali lagi. Namun tangan lemah Kyungsoo semakin erat menggenggam pergelangan tangannya." ada apa Kyungie" tanya Kai dengan wajah kebingungan.

Kyungsoo menggeleng matanya menatap sendu wajah Kai. Dapat Kai lihat pancaran kesedihan begitu terlihat di mata bulat Kyungsoo.

"Baiklah aku tidak akan memanggil dokter" ucap Kai, sambil mendudukkan di pinghiran ranjang rawat Kyungsoo sambil menggenggam tangan Kyungsoo, dan melepas alat pernapasan di hidung gadis bermata bulat tersebut.

Kyungsoo masih menangis, sambil menatap keluar jendela. Ia memikirkan setiap kata yang ia dengar. Ia merasa jika, dirinya tak jauh beda dengan ibu kandungnya. Jika ibu kandungnya telah membunuh ibu dari orang yang telah membesarkannya lalu apa bedanya dengan dirinya yang telah menyebabkan kematian seseorang yang selama ini ia anggap sebagai kakaknya, bukankah sama saja jika dirinya juga seorang pembunuh. Ia adakah pembunuh, ia sama iblisnya dengan wanita yang melahirkannya. Masih pantaskah ia hidup di antara keluarga Park.  Ia hanya berpikir jika keluarga sebaik keluarga Park tidak pantas menampung dirinya yang tak lebih dari seorang pembunuh.

"Kyungie sayang, kau tidak apa-apa? Kenapa kau tiba-tiba menangis" tanya Kai panik sambil menghapus air mata yang terus keluar dari mata bulat Kyungsoo.

Kyungsoo hanya menatap Kai dengan pandangan yang sulit di artikan.
Dalam hatinya bertanya "apakah ia pantas mencintai Kai, apa reaksi Kai jika tau bahwa ia adalah seorang pembunuh dan terlahir dari rahim wanita pembunuh. Apa Kai akan tetap bersikap seperti ini padanya, apakah Kai akan memandangnya dengan tatapan memuja,sayang,cinta, seperti saat ini"

"Maafkan aku oppa" ucapnya dengan suara lirih dan parau.

Kai menangkup kedua pipi Kyungsoo"tidak ada yang perlu dimaafkan Sayang, aku yang harusnya minta maaf padamu. Maaf jika aku tidak mendengarkanmu dan tidak percaya padamu. Mulai sekarang aku tidak akan melakukan itu lagi Kyungie. Aku sangat mencintaimu, aku begitu takut akan kehilanganmu. Aku mencintaimu Kyungie, aku mencintaimu" akunya sambil menciumi wajah Kyungsoo dari mulai kening, kedua mata, hidung, kedua pipi, dan berhenti di bibir Kyungsoo yang masih terlihat memucat. Kai melumat bibir Kyungsoo dengan lembut dan pelan, takut jika perlakuannya membuat Kyungsoo tersakiti. Kai berusaha menyalurkan semua rasa sayangnya pada Kyungoo.
.
.
.
.
.
.
T.B.C.

Maaf lama, stuck ide jadi susah buat ngelanjutinnya :(

Seguir leyendo

También te gustarán

4.2K 377 14
Someday On A Day Like Today So That I Can Take It Out With A Smile This Moment That Will Be Our First Page Begins Timelapse Rewinded In Shining Memor...
29.3K 1.7K 16
menceritakan tentang seorang yeoja bernama byun baekhyun yang hidupnya di kelilingi namja tampan main cast : byun baekhyun (gs) ...
115K 11.1K 21
Sunoo bukan jalang seperti yang mereka gosipkan namun sunghoon lebih suka men -jalang- kan sunoo, sekertaris seksinya. Warning ⚠️ • sungsun area ft...
70.1K 6K 19
"Bisa-bisanya sabun gue habis cuma gara-gara denger percikan air dari kamar sebelah, sialan emang." ft. taegyu ( romance - bucin - NC ) start [27...