Let Me Love You βœ…

By DarkQueen14_

157K 6.5K 190

THIS WORK PROTECTED UNDER THE COPYRIGHT LAWS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (UU HAK CIPTA RI NO 19 TAHUN 2002) ... More

Prolog.
satu - First Meet(?)
Dua - Meet Again (?)
Tiga - My First Kiss.
Empat - Murid Baru.
Lima - Permintaan Aneh.
Enam - Bullying (?)
Tujuh - Gak salah Dengerkan(?)
Delapan - Tragedy. I am Sorry.
Sembilan - Get Well Soon.
Sepuluh - Adella Come Back Home.
Sebelas - SPESIAL DANIELL POV.
DuaBelas - Murid Baru (2)
EmpatBelas. - Thanks And Sorry.
LimaBelas - In Still Love You.
EnamBelas - Friends In Love.
TujuhBelas - This Is Love![PRIVASI]
DelapanBelas - Bad Feelings[PRIVASI]
SembilanBelas. - Hurt? Of Course[PRIVASI]
DuaPuluh. - Sorry[PRIVASI]
DuaPuluhSatu. - Plans[PRIVASI]
DuaPuluhDua. - Enough! [PRIVASI]
DuaPuluhTiga - Malunya.
DuaPuluhEmpat - BIG NO!
DuaPuluhLima - Together With You.
DuaPuluhEnam - Mission.
DuaPuluhTujuh - Who? [PRIVASI]
DuaPuluhDelapan - Bingung. [PRIVASI]
DuaPuluhSembilan - Ternyata Dia.. [PRIVASI]
- oh tuhan kucinta dia.
TigaPuluh - Siapa Dia Sebenarnya?
TigaPuluhSatu - Siapa Dia Sebenarnya?[PRIVASI]
TigaPuluhDua - Kenyataan.
TigaPuluhTiga - Ending of All.
TigaPuluhEmpat - Closer. [REPOST]
TigaPuluhEmpat - Positif.
Epilog.
Extra Part [1]
Extra Part [2]
BCF.

TigaBelas - Pendiem Tapi Mulut Pedes.

3.2K 162 0
By DarkQueen14_

Hai hai guys.. Sebenernya gue lagi sakit hati. Tapi, sakit hati gue waktu ketemu reader yang selalu vote cerita absurd gue. Pokoknya kalian *yang rajin vote* adalah obat sakit hati gue. Hhaha lol.

"Kemana?" Arsen ingin menjawab. Tapi, mulut nya tertutup lagi.

"Nanti loe bakalan tau." Dia tersenyum misterius dan pergi.

Aku hanya menatap nya bingung.

Dasar aneh. Batin ku.

Aku masuk kembali ke dalam kelas. Duduk di kursi ku. Dan kembali memakan coklat ku.

Humm.. lezat.

"Arsen kenapa?" Tanya mak rempong Mike.

Eh btw, dia cocok di panggil mak rempong. Hehhe.. maapkan saya jika kalian menyukai Mike. Lol.

"Gak tau. Temen loe aneh." Aku menatapnya malas.

Aku menghabiskan coklat nya tanpa bungkus aluminium nya. Gue gak doyan itu bungkus nya ya. (Yakali loe doyan bungkusnya)

Aku membuang nya ke tong sampah (enggak. Loe buang nya ke laci guru) abaikan author gila ini ya reader.

Aku kembali ke kursi ku. Di sana masih ada mak rempong Mike dan kacung Austin.

Aku mengambil minum dari dalam tas ku (enggak. Loe ambilnya di lampu ajaib aladin) abaikan author gila ya gengs.

Austin dan Mike di tatap oleh seluruh gadis di kelas ku.

Apa yang ganteng dari Austin coba? Dia jelek buanget.

Kalo Mike mah emang ganteng dari sononya.

Aku menatap Austin jijik. Bergaya seakan ingin muntah.

"Loe kenapa?" Tanya Austin.

"Gak apa. Tadi ada bau gak enak!" Ucap ku.

"Pemandangan depan gue yang gak enak itu." Gumam ku.

"Hah? Loe ngomong apaan sih?" Tanya Austin.

"Gak apa!" Aku mencari buku paket ku.

Mike dan Austin masih menjadi tontonan para perawan kelas 11.

"Aduuhh... itu mulutnya cipokable banget sih.." aku mendengar bisik tetangga.
"Pengen banget deh deket ama si Austin dan Mike kayak Adella." Oke. Mereka menyangkut pautkan aku.
"Adella pake pelet ya? Sampe 3 cowok deket sama dia. Austin, Mike, sama si Arsen juga." Kampret juga nih anak.

Aku memutar tubuh ku. Membuat wajah yang sangat menakutkan.

"Kalo punya mulut di jaga atuh neng. Kalo gue bisa deket sama Austin sama Mike salah gitu di mata loe pada? Loe kalo mau deket sama dia, ubah dulu dandanan loe yang kayak JALANG itu. Dan tolong satu lagi, GUE GAK DEKET SAMA ARSEN. Gue cuman deket sama Austin dan Mike." Ucap ku tajam dan menusuk.

"Dan ya.. Loe  yang gosipin gue pake pelet, loe itu yang pake pelet. Mantan gue waktu kelas 10, kalo gak salah lo embat juga kan? Berarti loe yang pake pelet." Aku menatap perempuan bernama Dara.

"Dan loe.. Ehm.. Dinda kan?" Dia mengangguk.

"Loe itu kalo mau deket sama Austin atau Mike ubah cara Dandan loe yang.." aku menggantung kan ucapan ku. Menatap Dinda dari atas ke bawah.

"Kayak jalang itu. Loe niat sekolah atau loe niat godain om-om?" Lanjut ku.

"Dan Loe.. Amel kan?" Dia mengangguk.

"Loe inget Bagas?" Dia mengangguk.

"Dia mantan gue yang loe embat juga. Gara-gara loe masuk ke hubungan gue sama Bagas, gue jadi putus." Ucap ku.

Dan tanpa ku sadari, seluruh kelas menatapku.

"Gue tau semua kebusukan loe bertiga. Jangan anggap gue diem dan gue gak tau apa-apa." Ucap ku.

"Gue tau kok kalian bertiga itu udah gak PERAWAN. Gue sempet denger desahan kalian di halaman belakang. Dan tanpa sengaja gue lihat loe bertiga lagi 'nganu' sama alumni sekolah ini."

Mereka bertiga kelihatan tegang.

"Loe mau bales gue dengan bullying? Sok atuh. Monggo. Gue mah bisa aduin ke kepala sekolah dan buat kalian di DO dan bisa saja gue minta tolong ke Austin yang secara ayahnya bekerja sama dengan kantor kalian, buat membeli semua saham kalian." Aku sangat berani kali ini. Ini kali pertama aku berani menghadapi orang lain.

Mereka terlihat pucat. Aku berdiri mendekati mereka.

"So, Gue cuman mau bilang sama loe bertiga. Kalo ngomong itu di jaga dan lihat dulu siapa yang loe hadepin." Aku menunjuk mereka bertiga yang ketakutan.

Aku kembali ke kursi ku.

"Kenapa kalian ngeliatin gue sampe segitunya? Kalian takut rahasia kalian terbongkar?" Aku menatap seluruh kelas dengan amarah.

Mereka langsung kembali ke aktivitas nya semula.

"Gue gak nyangka. Gue pikir loe pendiem, ternyata mulut loe pedes banget." Ucap Mike.

"Loe lagi punya masalah sama orang? Gue bakalan bantu. Loe tinggal bilang apa kelemahan nya, dan gue langsung bisa labrak tuh orang." Aku melipat tangan ku ke dada.

"Gue gak nyangka aja, Dell. Loe ternyata kejem ya. Selama ini loe nyembunyiin sifat asli loe." Austin masih bengong.

Ku lihat mereka bertiga duduk tegang di bangkunya.

Mampus loe. Loe pikir gue gak tau semua kelakuan kalian? Hahaha... Gue bakalan nyari sampe tuntas orang yang benci gue. Latar belakang nya apa, dan semua kelemahan nya.

Dan ya.. kalian tanya gue tau rahasia semua anak 1 kelas? Gue tau semua rahasia mereka.

Austin dan Mike gak punya rahasia. Jadi, gue gak tau.

"Hei kampret.." Austin menepuk bahu ku.

"Loe di panggil Arsen." Austin menunjuk arah pintu.

Aku berjalan ke arah pintu.

Mengisyaratkan dengan mata KENAPA?

Dia langsung memberikan paperbag.

"Apa ini?" Tanya ku.

"Entar loe gue jemput pukul 7. Jangan kelamaan make up nya." Dia pergi berlalu.

"Kampret nih orang." Aku masuk kembali ke dalam kelas.

"Apa itu Dell?" Mike menatap paperbag yang ku bawa.

"Gak tau." Aku mengangkat bahu tak mengerti.

Austin membuka bungkusan itu.

"Dell... ini gaun." Austin menaruh kembali bungkusan itu.

"What??" Aku membuka paperbag itu.

Dan benar. Isinya emang dress hitam panjang dan heels hitam dengan lilitan tali banyak.

"Dia mau ngajak loe perjamuan ama klien nya." Jawab Mike.

Apa dia bilang? Klien?! Gue kan bukan siapa-siapa nya, kenapa harus gue?

"Why me?" Aku bertanya seolah tak percaya.

"Udah terima aja." Austin tersenyum menahan tawa.

"Mungkin loe ornag spesial buat Arsen." Ucap Mike.

Mungkin aja sih. Lol.

Secara kan aku cantik, manis. (Author muntah darah) pasti dia ngefans lah sama aku.

Aku memasukan paperbag itu kedalam tas.

Tak ada pelajaran selama sehari penuh ini. Entah semua guru kemana.

Tau gitu gue tadi tidur aja di rumah. Masih capek gue nya.

Aku turun mau ke kantin.

Saat aku lewat, semua orang minggir. Ratu mau lewat girls.. *di bacok Author*

Mereka semua tersenyum ke aku? Tumben banget ini. Astagaa.

"Hi kak." Sapa anak kelas 10.

"Hi juga." Aku tersenyum.

"Kak Adell.." Aku menoleh. Mendapati Lucan berdiri di ambang pintu kelas 10-7

"Kenapa Luc?" Aku menghampiri nya.

Dia menarik ku menuju taman.

"Berita itu bener ya kak?" Aku bertanya-tanya berita yang mana anjing.

"Yang mana Luc?" Aku menatap nya bingung.

"Kakak katanya tadi habis labrak orang yang selalu bicarin kakak dari belakang. Dan ya, kata-kata nya kakak sangat tajam dan menusuk." Lucan mengeluarkan hp nya.

"Ini kak." Dia menunjukan hp iphone nya.

Di situ terdapat rekaman suara. Aku memencet nya.

So, di situ terdapat suara ku yang mengamuk tadi.

"Ya. Itu aku. Aku yang selama ini diam, berubah menjadi sosok menyeramkan." Aku memberikan iphone nya kembali ke Lucan.

"Kakak kalo marah nyeremin ya." Lucan tertawa.

Aku ikut tertawa juga. Akhirnya rencana ke kantin gagal karna asyik tertawa sama Lucan.

Hai hai guys. Ini isi hati gue. Ini unek-unek gue selama ini. Cerita ini bukan berdasarkam imajinasi, tapi ini unek-unek hati gue yang paling dalam. Dari dulu gue pengen ngeluarin segala emosi gue lewat tulisan, tapi baru terwujud sekarang.

Kalo yang PERAWAN tadi itu imajinasi aja kok. Tapi, yang lain nya itu unek-unek.

Ok bye. DAN JANGAN LUPA COMMENT YA GUYS.

Surabaya, 19 November 2016.

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 216K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
6.6K 1.2K 30
Kisah saudara kembar, Azmya dan Aznya. Aznya selalu membuat Azmya kesal, meskipun dia melakukan itu tanpa disengaja. Tetapi Azmya tidak memiliki kesa...
3.6K 463 51
[Completed] Update: Senin atau Kamis Alfin Anshar Irawan, kalian mengenalnya, 'kan? Orang dengan pikiran luas yang tidak diragukan lagi. Kau bingung...
1.2K 552 34
Membagikan hal-hal yang mengganjal di hati