Voice Later (Koe Adote) ✔

By inflakey

115K 9.4K 376

Voice Later : The voice that can't be heard ~ COMPLETE [18 Feb 2017] BOOK 1 -------- WARNING ------- ... More

Kata Pengantar
BAB 1 : PROLOG
BAB 2 : Tokyo
BAB 3 : School
BAB 4 : Blushing?!
BAB 5 : Suka?
BAB 6 : Cocok?
BAB 7 : Kiss?
BAB 8 : Date?!
BAB 9 : Going Out?
BAB 10 : Christmas Gifts
BAB 11 : What Happen With Rui?
BAB 12 : Who?!
BAB 14 : Fragments
BAB 15 : Chocolate Valentine
BAB 16 : Not a Date?
BAB 17 : Daiki Past~
BAB 18 : Daiki is a Monster?
BAB 19 : Take Care~
BAB 20 : Rival?
BAB 21 : Date with Mother In Law!!
BAB 22 : Kekasih?
BAB 23 : Game!
BAB 24 : Game Set!
BAB 25 : Beautiful Rui~
BAB 26 : Just Do Anything~
BAB 27 : Sorry~
BAB 28 : Riku -san~
BAB 29 : End of the Beginning
Afterwords

BAB 13 : Hospitalization

3K 282 4
By inflakey

Voice Later

Bab 13

==== Presented by Kimkey2305 ====


Euummm~

Futomaki ini sangat enaaaaak~

Entah siapa yang membelikannya tapi aku sangat berterimah kasih.

Saat ini aku sedang duduk diranjangku menikmati Futomaki misterius ini.

"Makan yang pelan"ucap Daiki yang mengeka sudut bibirku dengan jarinya, akupun memberikan senyuman padanya.

Saat ini aku juga hanya sedang berdua dengan Daiki karna Fu -chan sedang menelpon ba -chan sekaligus membelikan minuman untukku.

Daiki duduk pada kursi yang disediakan disisi kiri ranjangku. Dia masih mengenakan seragam olahraganya. Celana olahraga biru dongker dengan kaos olahraga yang dibalut dengan jaket olahraga sekolah kami. Aku rasa dia belum sempat mengganti seragamnya.

"Aku buru-buru kesini sampai aku tak sempat mengganti seragamku"ucap Daiki yang sepertinya menyadari tatapanku

"Kau tau seberapa khawatirnya aku?"ucap Daiki dengan nada marahnya, membuatku menunduk kemudian mengambil telapak tangan Daiki

"[Maaf]"tulisku, Daiki tersenyum lembut padaku kemudian mengelus kepalaku

"Tidak usah dipikirkan. Yang penting sekarang kau sudah sehat"ucap Daiki yang membuat wajahku memanas dan mengangguk pelan

"Oi aku belikan-"suara Fu -chan yang terhenti saat melihat posisi Daiki yang dekat denganku sembari mengelus kepalaku

"Ini rumah sakit jangan terus mesra-mesraan"ujar Fu -chan yang melempar botol air mineral ke Daiki dan Daiki dengan cepat menangkap botol itu.

"Ini Rui"ucap Fu -chan memberikan botol air mineral ditangannya yang tutupnya sudah Ia buka.

Akupun menganggukkan kepala sebagai tanda terima kasih terus mengambil botel tersebut dan meminumannya perlahan.

"Aku sudar menelpon Kāsan. Kāsan bilang besok kau tidak usah sekolah. Jadi dari sini langsung pulang kerumah saja"jelas Fu -chan yang membuatku mengangguk

Tidak masuk sehari menurutku bukanlah masalah.

"Aku akan menjaganya disini dan mengantarnya besok"ucap Daiki pada Fu -chan

"Hah?! Kau pikir aku akan membiarkannya?"ucap Fu -chan pada Daiki

"Memangnya aku mau ngapain disini?"ucap Daiki

"Kau bisa saja melakukan hal-hal aneh"jawab Fu -chan

"Hah?!-"

Aku hanya tertawa tanpa suara melihat mereka. Fu -chan pun melihat kearahku yang tertawa membuatku menghentikan tawaku dan memberikannya isyarat untuk mendekat. Menjulurkan Futomaki dengan tanganku yang kemudian Fu -chan mendekatkan wajahnya hingga tanganku dapat meraih mulutnya.

"Unm~ Enak"ucapnya sambil mengunyah Futomaki,

Aku melihat kearah Daiki dan juga menjulurkan tanganku yang memegang Futomaki mendekat kearahnya. Saat Daiki yang sudah mulai membuka mulutnya tanganku ditarik oleh Fu -chan kemudian memasukan Futomaki ditanganku kemulutnya dan memakannya

"Tsk!"umpat Daiki, yang melihat kesal Fu -chan sedangkan Fu -chan mejulurkan sedikit lidahnya pada Daiki

"Enak"ucap Fu -chan kembali dan akupun hanya tertawa tanpa suara

Kemudian aku melihat keselilingku dan menemukan mantelku yang tergantung di pinggiran ranjang. Akupun berusaha mengambilnya namun tak sampai dan infus ini membatasi ruang gerakku. Fu -chan kemudian mengambilkannya dan memberikannya

"Untuk apa?"tanya Fu -chan dimana aku mulai merogoh kantong mantelku kemudian mengeluarkan notebook ku dan tersenyum pada Fu -chan.

"Kau tidak bisa pisah dengan notebook mu, eoh?"ucap Fu -chan membuatku tertawa tanpa suara

"[Aku ingin menanyakan sesuatu boleh?]"tulisku, Fu -chan kemudian duduk duduk diranjangku

"Apa?"ucap Daiki padaku

"[Siapa yang membawaku kesini?]"tulisku dan menunjukkan pada mereka, wajah Daiki seketika berubah masam

"[Aku mendengar suara yang aku kenal tapi aku tak dapat melihat wajahnya]"tulisku kembali

"Kimura Isao"ucap Fu -chan

Kimura Isao?

Isao? Aku seperti pernah mendengarnya. Mataku kemudian beralih pada Daiki yang sedang meneguk minumannya.

"Kita pernah pernah bertemu dengannya saat kencan pertama"ujar Daiki yang membuat aku mengingat kembali kejadian waktu itu.

Ah!-

Orang yang menegur Daiki. Daiki memanggilnya Isao, cowo itu. Dia yang menolongku.
Aku menatap Daiki yang sedang juga menatapku.

"Jangan terlalu dipikirkan"ucap Daiki yang mengelus punggung tanganku, akupun mengangguk pelan

"Kalau begitu aku akan pulang. Besok aku tunggu dirumahku"ucap Fu -chan beranjak dari duduk.

"Rui aku pamit dulu"ucap Fu -chan kemudian mengelus kepalaku kemudian secara singkat mencium pipiku membuatku memerah

"Jaga Rui"ucap Fu -chan menepuk pelan bahu Daiki kemudian berjalan meninggalkan kami.

"Kau masih mau lanjut makan?"tanya Daiki yang melihat Futomaki dipangkuanku, aku mengangguk kemudian memakan kembali Futomaki ini.

Daiki kemudian berdiri dari duduknya dan menarik tirai mengitari ranjangku sehingga tempat dimana aku dan Daiki berada tertutup dengan tirai tersebut. Daiki sedikit membuka tirai yang berada disisinya agara tidak teralalu pengap -mungkin. Dan kemudian kembali duduk melihat kearahku yang sedang makan sushi. Aku kemudian kembali menawarkan Futomaki padanya dan Daiki menyambutnya dengan mulutnya

Jariku sedikit menyentuh bibir Daiki...

Setelah Daiki melahap Futomaki dari tanganku, aku yang bermaksud untuk menarik kembali tanganku namun ditahan oleh Daiki dengan memegang pergelangan tanganku. Membuatku bingung dengan tingkahnya. Kemudian Ia mengarahkan telapak tanganku kearah pipinya sehingga aku dapat merasakan wajahnya yang begitu dingin.

Daiki hanya diam dan menutup matanya saat tanganku berada dipipinya, aku hanya memandang wajahnya.

Tak lama kemudian Daiki membuka matanya dan menatapku.

"Belum ngantuk?"Daiki mulai berucap kemudian melapaskan tanganku dari pipinya, aku menggeleng dan menunjuk Futomaki yang masih tersisa tiga biji

"Kau sangat menyukainya?"tanya Daiki padaku, aku pun mengangguk sembari melahap Futomaki

"Lain kali kita akan membelinya bersama"ucap Daiki membuat senyuman bahagia untuknya dan mengangguk cepat

Futomaki ku sudah habis dan perutku terasa sangat penuh sekali. Daiki memberikanku botol mineral dan mengisyaratkanku untuk minum. Aku pun memberikan anggukan sebagai isyarat terima kasih dan mengambilnya lalu meneguk pelan. Setelah selesai aku memberikan botol mineral tersebut kepada Daiki dan Daikipun menaruhnya di lemari kecil samping ranjang ku.

"[Daiki aku bisa meminta sesuatu?]"tulisku padanya, Daiki mengernyitkan dahinya menatapku

"Apa?"ucapnya

"[Setelah keluar nanti aku ingin menemui Kimura -san]"tulisku membuatnya terlihat terkejut saat membaca tulisanku

"Baik"ucap singkat Daiki membenarkan selimutku yang menutupi kakiku

Dia tidak menanyakan apapun. Hanya menjawab singkat tanpa melihatku.

Apa dia tidak suka aku bertemu dengan Kimura -san?

Tapi kenapa dia tidak melarangku?

"Tidur sekarang"ucap Daiki mengambil notebook ku sembari berdiri dan berniat membantuku untuk berbaring

'Cup' kecupku dipipinya membuatnya terkejut dan menatapku bingung

Aku hanya membalas tatapannya dengan wajahku yang memanas.

"Jangan memancingku"ucap Daiki padaku dimana tangannya menyentuh pipiku, menarik pelan wajahku untuk mendekatkan wajahku kewajahnya. Dan mencium singkat bibirku. Daiki yang mulai manjauhkan wajahnya dari wajahku, namun aku memegang kaos olahraganya menahannya untuk menjauh. Membuat kami saling bertukar pandang dalam jarak yang sangat dekat. Tak lama Daiki mendekat dan kembali mengahapus jarak diantara bibir kita.

Ciumannya begitu lembut.

Aku merasakan bibir Daiki bergerak dan dia mulai mengemut bibir bagian atasku.

Rasanya aneh...

Wajahku sangat panas saat ini

Aku tidak tau harus apa...

"Rui -kun apa kau-"suara Simegure menghentikan kegiatan kami dan melihat kearah simegure -san tidak menggunakan jubah dokternya yang masuk melalui celah tirai mandang kami dengan wajah yang memerah.

Daiki menghembuskan napasnya kasar kemudian kembali duduk pada kursi disamping ranjangku

"Ma...maaf aku tak bermaksud mengganggu"ucap Simegure -san terlihat gugup.

Akupun mengangguk malu padanya mengisyaratkan kalau ini bukanlah masalah -walaupun sebenarnya masalah.

"Kau akan tidur?"tanya Simegure -san yang sempat melirik kearah Daiki, aku mengangguk pelan

"Aku sudah bilang pada perawat kalau kau akan pulang besok pagi. Mereka akan membantu mu besok. Shift ku sudah selesai. Jadi aku akan pulang"jelas Simegure -san, aku kembali mengangguk padanya.

"Ja! Kalau begitu aku pergi dulu"ucapnya melambaikan tangannya dan berjalan keluar tirai

Beberapa detik kemudian kepalanya muncul disela tirai yang mengejutkanku dan Daiki -hanya kepalanya
"Jangan melakuan hal-hal aneh. Ini UGD"Ucap Simegure -san yang menekan kata UGD kemudian menghilang bagai kan asap.

Kemudian mataku beralih pada Daiki yang sedang mainkan ponselnya dan mataku langsung menangkap gantungan yang tergantung di ponsel tersebut. Tak lama Daiki menutup ponselnya dan menatapku, mataku pun beralih menatap Daiki.

"Aku memberitau Ibuku kalau aku bermalam disini menjagamu"ucap Daiki yang memasukan kembali ponselnya kekantongnya, namun dia terlihat mengurungkan niatnya dan mengeluarkan kembali ponselnya terus mengangkat tinggi-tinggi ponsel tersebut.

Mataku pun mengikuti arah ponsel itu. Daiki menggerakkan ponsel itu kekanan dan kiri dan mataku maaih mengikuti ponsel tersebut.

"Mau melihatnya?"Daiki menyodorkan ponselnya depan wajahku, aku sejenak menatap Daiki kemudian mengangguk pelan

"Ini"ucapnya menaruh ponselnya ditanganku

Aku memegang ponsel Daiki berwarna silver dengan layar kecil ditengahnya yang menunjukkan jam kemudian bagian belakangnya terdapat kamera mataku beralih memperhatikan gantungan ponsel yang aku sendiri juga punya.

"Kau menyukai gantungannya?"tanya Daiki dan aku membalas anggukan

Aku perlahan membuka flip ponsel Daiki hingga memperlihatkan sebuah layar dengan tombol-tombol yang biasanya terdapat diponsel.

"Bisa menggunakannya?"tanya kembali membuatku menatapnya dan menggeleng malu

Daiki tersenyum lembut padaku kemudian berdiri dari duduk dan beralih duduk keatas ranjangku sehingga tubuh kami berdempetan. Daiki melingkar tangan kanannya dipinggaku hingga tanggannya dapat memegang ponselnya yang berada ditanganku.

"Tekan ini"ucapnya kemudian menekan salah satu tombol ponsel yang membuat layar ponsel menyala.

Daiki sangat teramat dekat denganku. Tubuh kami nampak tidak ada jarak sedikit pun. Aku juga dapat merasakan deruan napasnya Daiki membuat telingaku terasa hangat.

"Mau mencoba mengirim mail?"ucap Daiki, akupun mengangguk cepat

"Kita kirim mail ke Fumio"ucap Daiki yang mulai menekan tombol lainnya hingga layar menunjukkan format mail yang sudah terdapat email nilik Fu -chan.

"Tulis subyek nya"ucap Daiki memberikan kesempatanku untuk mengetik.

"Klik dua kali kalau huruf yang satu tombol"jelas Daiki.

Aku pun mengetikkan kata 'Fu -chan' pada subyek

"Nah sekarang isinya"ucap Daiki, aku berpikir sejenak kemudian kembali mengetik

"[Fu -chan ini Rui. Apa kamu sudah sampai rumah?]"ketikku

"Okey! Klik ini"ucap Daiki sembari mengklik tombol dan akhirnya layar menampilkan kata 'Send'

Aku pun tersenyum melihat kata tersebut. Apa Fu -chan akan segera membalas? Ponsel Daiki yang masih di tanganku tiba-tiba berbunyi dan bergetar membuatku sedikit terkejut dan memandang layar ponsel tersebut memperlihatkan kata Fumio. Akupun dengan cepat melihat isi mail dari Fu -chan

From : Fumiodesu134@xxxxx.ne.jp
Subyek : Re: Fu -chan
Rui? Kau menggunakan ponsel Daiki? Iya aku baru saja selesai mandi. Kāsan dan Chie terus-terusan menanyai mu
-------end-------

Aku tersenyum kemudian melihat kearah Daiki yang wajahnya sangat dekat denganku. Dia juga nampak tersenyum terhadapaku.

"Klik ini untuk membalas"ucap Daiki yang kemudian mengklik tombol lain pada ponsel

"[Katakan pada ba -chan dan Chie aku baik-baik saja. Aku akan pulang besok pagi]"ketikku kemudian menekan tombol send seperti Daiki tadi dan alhasil mail terkirim dengan sempurna
Aku tidak tau kalau bermain ponsel semenarik ini.

Ini pertama kali aku menggunakan ponsel. Karna aku tidak memerlukan ponsel jadi aku tidak terlalu memikirkan untuk punya ponsel

"Kau menikmatinya?"ucap Daiki yanh sedaritadi posisi kita masih sama, aku mengangguk senang

"Ini pertama kali kau menggunakannya?"tanya kembali Daiki dan akupun mengangguk

Aku kemudian buka menu pesan dan mulai mengetik pelan disitu

"[Dari kecil aku selalu berada didalam rumah. Aku juga tidak pergi kesekolah. Jadi aku tidak terlalu memerlukan ponsel. Aku hanya menggunakan telpon rumah]"ketikku pada ponsel tersebut.

Aku melirik Daiki yang mengangguk mengerti.

Setelah itu aku dan Daiki bercakap dengan aku yang terus menggunakan ponsel sebagai ganti notebook ku.

Kami terus berbicara hingga larut dan kemudian Daiki memerintahkanku untuk tidur.

Pagi pun datang dan akupun terbangun. Saat aku terbangun Daiki datang bersama dengan perawat yang datang. Infusku sudah terlepas dari tanganku, walaupun aku tidak tau kapan infusku sudah terlepas.

"Miyamoto -san keadaan anda sudah lebih baik?"ucap perawat tersebut akupun tersenyum padanya dan mengangguk pelan

"Kau bisa berjalan?"tanya Daiki padaku sembari memberikan mantel milikku, akupun mengangguk padanya

Aku mengenakan mantel milikku dan bersiap untuk turun dari ranjangku.

"Hai!- Sepatumu"ucap Daiki yang menaruh sepatuku dibawah kakiku yang sudah tergantung.

Aku tersenyum padanya menanadakan terimankasihku. Kemudian mengenakan sepatuku

"Terima kasih"ucap Daiki pada perawat diikuti anggukanku kepalaku untuk sang perawat.

"Ayo-"ucap Daiki mengambil tasku kemudian menggiringku berjalan keluar dari UGD sebelumnya berpamitan pada sang perawat.

Saat kami sampai depan gedung rumah sakit kami berpapasan dengan Simegure -san yang baru saja akan masuk kedalam rumah sakit.

"Kalian sudah mau pergi?"sapa Simegure -san padaku dan Daiki

"Hai!- Arigatou Simegure -san"ucap Daiki diikuti bungkukkan kepalaku pada Simegure -san

"Bukan masalah. Kalian pulang dengan apa?"tanya Simegure -san, akupun menatap Daiki

"Kereta mungkin"ucap Daiki

"Naik taxi saja"ujar Simegure -san kemudian melihat kearah luar gedung rumah sakit dan menyetopkan sebuah taxi untukku dan Daiki

"Tidak perlu Simegura -san kami bis-"

"Tidak. Kalian pulang dengan taxi saja. Ini demi Rui -kun"ucap Simegire -san memotong perkataan Daiki kemudian membukan pintu penumpang untuk kita dan menatap Daiki
Daiki diam sesaat memikir sesuatu

"Baiklah. Terima kasih"ucap Daiki kemudian mengajakku masuk kedalam taxi yang sebelumnya aku memberikan isyarat ke Simegura -san untuk pamit.

Setelah sekitar 20menitan kami sampai depan rumah Fu -chan yang sudah disambut oleh ba -chan dan Chie juga Fu -chan. Saat daiki menanyakan ongkos taxi nya ternyata taxi sudah dibayar oleh Simegure -san. Jadi kami hanya tingga turun. Aku yang turun dari taxi langsung mendapatkan pelukan hangat dari ba -chan dan Chie

"Rui -chan kau tidak apa?"tanya ba -chan padaku aku mengangguk pelan sembari tersenyum

"Huaaaa~ aku benar-benar khawatir. Aku ingin ikut ke rumah sakit tadi malam. Tapi Nii -chan tidak mengijinkanku"omel Chie aku hanya tertawa mendengar ocehannya.

"Kau mau mandi dulu?"suara Fu -chan yang sedang berbicara pada Daiki

"Ah- "ucap Daiki dan Fu -chan yang masuk lebih dulu kedalam rumah.

"Rui -chan ayo sarapan"ucap ba -chan padaku, akupun mengangguk

Setelah sampai depan meja makan aku memberikan isyarat kepada ba -chan agar aku dapat mengganti baju sebentar. Aku pun naik kelantai dua dan memasuki kamarku. Aku melihat tasku yang berada diatas ranjang.

Daiki menaruhnya dikamarku.

Setelah selesai mengganti seragamku menjadi kaos lengan panjang dan celana panjang. Aku turun kelantai satu kemudian melihat ba -chan, Fu -chan dan Chie yang duduk di meja makan.

Aku rasa Daiki masih di kamar mandi.

Aku pun duduk di bangku yang kosong yang bersebrangan dengan Fu -chan
Tak lama suara pintu terbuka dari arah dapur memperlihatkan Daiki yang sudah selesai mandi

Cepat sekali.

"Sudah?"ucap Fu -chan dan Daikipun mengangguk

"Ayo"ucap Fu -chan yang berdiri dari duduknya mengangkat tas miliknya yang tadinya dilantai

"Tidak sarapan?"tanya ba -chan pada Daiki yang sudah.menghampiri Fu -chan

"Tidak ba -chan. Aku harus ke ruang club untuk mengganti seragamku dulu. Jadi harus cepat"ucap Daiki

"Baiklah kalau begitu"ujar ba -chan sedikit lemas.

Aku kemudian berdiri dengan cepat menahan Daiki yang sudah mulai berjalan. Kemudian mengisyaratkannya untuk duduk dan menunggu sebentar.

Aku kemudian berlari ke arah dapur dan memeriksa kulkas. Mengambil beberapa telur dan bahan lainnya. Kemudian memasak Tamagoyaki dengan cepat dan menatanya pada kotak bento yang biasanya aku pakai. Memasak Tamagoyaki memanglah tidak sulit. Jadi tidak perlu waktu lama untuk memasaknya. Setelah aku selesai menata kemudian menutup kontak bento dan mesakukkan pada tas kecil yang pas dengan ukuran kotak bento, yah~ walaupun kotak bentonya harus diletakkan menyamping. Setalah selesai aku mengahampiri Daiki dan memberikan tas kecil tersebut padanya. Daiki berdiri dari duduknya dan mengambil tas tersebut. Aku mengambil tangan satunya

"[Ini untuk sarapan jika masih ada waktu. Makan siang kau bisa membeli roti]"tulisku pada telapak tangannya, Daiki terlihat menatapku kemudian tersenyum

"Terima kasih"ucap Daiki akupub mengangguk senang

"Ara!- Rui -chan seperti seorang istri saja"ujar ba -chan yang membuatku terkejut dan melihatnya

"Antar mereka kepintu"lanjut ba -chan memberi isyarat dengan tangannya, aku mengangguk dan ikut berjalan dengan Fu -chan dan Daiki untuk mengantarkan mereka kesekolah.

"Rui kita berangkat dulu"ujar Fu -chan sembari mengenakan sepatunya, Daiki juga terlihat mengenakan sepatunya

Setelah selesai mengenakan sepatunya tiba-tiba tangan daiki menarik pelan lenganku dan dia mengecup pipiku

"Aku berangkat"ucapnya sembari tersenyum lembut, akupun yang sedikit terkejut membalas anggukan dan tensenyum untuk Daiki

"Aku juga be-"ucap Fu -chan yang kata-katanya terhenti saat Daiki menarik kerah bajunya dan berjalan keluar rumah.

Aku yang awalnya terkejut kemudian melambaikan tangan kepada mereka.


= TO BE CONTINUE =

Kami segenap keluara besar Voice Later bersama sang author mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha untuk seluruh umat muslim yang membaca cerita ini.


Terima kasih sudah membaca dan mengikuti cerita In ini. Harap di tunggu apdetan selanjutnya.

Jika kalian menyukai cerita ini jangan lupa untuk beri VOTE dan KOMENT agar In lebih giat menulis cerita selanjutnya.

Okeh sampai di bab selanjutnya lagi


JANGAN LUPA VOTE AND KOMENT

Continue Reading

You'll Also Like

106K 5.6K 57
'I was enchanted to meet you' Pertemuan yang tidak diduga, walaupun hanya sementara namun memberi kesan kepada Qaira Alana, seorang perempuan yang be...
3M 163K 70
Romance | General Fiction | Action You know the little ones that you are cubs. Do not dream about what I feel. You are a woman without any honor. I h...
164K 5.8K 44
[Book 1] Adam Zahrain x Riya Dahlia She needed someone to show her how to live and he needed someone to show him how to love.
123K 3.2K 44
Kemelut dalam hidup yang penuh dengan kesusahan membuatkan Khalis bertindak merebut segala peluang pekerjaan yang ada walaupun terpaksa mengorbankan...