Voice Later (Koe Adote) ✔

By inflakey

115K 9.4K 376

Voice Later : The voice that can't be heard ~ COMPLETE [18 Feb 2017] BOOK 1 -------- WARNING ------- ... More

Kata Pengantar
BAB 1 : PROLOG
BAB 2 : Tokyo
BAB 3 : School
BAB 4 : Blushing?!
BAB 5 : Suka?
BAB 6 : Cocok?
BAB 8 : Date?!
BAB 9 : Going Out?
BAB 10 : Christmas Gifts
BAB 11 : What Happen With Rui?
BAB 12 : Who?!
BAB 13 : Hospitalization
BAB 14 : Fragments
BAB 15 : Chocolate Valentine
BAB 16 : Not a Date?
BAB 17 : Daiki Past~
BAB 18 : Daiki is a Monster?
BAB 19 : Take Care~
BAB 20 : Rival?
BAB 21 : Date with Mother In Law!!
BAB 22 : Kekasih?
BAB 23 : Game!
BAB 24 : Game Set!
BAB 25 : Beautiful Rui~
BAB 26 : Just Do Anything~
BAB 27 : Sorry~
BAB 28 : Riku -san~
BAB 29 : End of the Beginning
Afterwords

BAB 7 : Kiss?

3.9K 343 10
By inflakey

Voice Later

Bab 7

==== Presented by Kimkey2305 ====

Hari mulai gelap Rui, Daiki dan Fumio berjalan masih berjalan bersama dengan Rui yang berada diantara mereka. Tanpa terasa mereka sudah berada di depan rumah kediaman Hayasi.

"Daiki mau bicara sebentar?"ucap Fumio seketika menghentikan lankah langkah Daiki dan berbalik menghadapnya.

"[Kalau begitu aku akan duluan masuk. Aku akan bantu ba -chan membuat makan malam]"tulis Rui menunjukkannya pada Fumio, dan Fumiopun mengangguk pelan

'Fu -chan sepertinya ingin membicarakan hal yang serius'batin Rui sembari memasuki rumah

"Daiki"ucap Fumio sembari bersandar ke dinding pagar rumahnya

"Hhm?-"jawab Daiki

"Kau punya perasaan terhadap Rui?"ucap Fumio to the point

"Entahlah~"jawab Daiki menghela napasnya

"Aku boleh bertanya sesuatu?"lanjut Daiki yang membuat Fumio mengernyitkan dahinya

"Apa?"jawab Rui

"Apa dia tidak bisa berbicara dari lahir?"tanya Daiki yang membuat Fumio sedikit terkaget dan menghela napasnya

"Hah~ Tidak. Dia mulai tidak dapat berbicara sejak umur 4 tahun"jelas Fumio dan mendapatkan tatapan bingung dari Daiki

"Saat umur 3 tahun dia pernah ke sini bersama orang tuanya untuk mengunjungi kāsan. Saat itu dia masih berbicara dengan ceria. Satu tahun setelahnya kāsan mendapatkan telpon kalau orang tua Rui mengalami kecelakaan dan mereka meninggal dunia. Jadi aku dan kāsan pergi ke Osaka untuk menghadiri pemakamannya"cerita panjang Fumio membuat Daiki mengangguk pelan

"Dia mulai tidak bisa bicara sejak saat itu?"tanya Daiki

"Ah~"jawab Fumio mengangguk

"Aku dengar dia juga berada didalam mobil saat kecelakaan terjadi. Hanya dia yang selamat tanpa luka sedikitpun. Sensei yang datang ketempat kejadian bilang Rui duduk dipangkuan ibunya diam. Dia tidak menangis sama sekali"jelas kembali Fumio membuat Daiki tertegun

"Sensei itu bilang tidak ada masalah dengan pita suara Rui, yang memutuskan untuk tidak berbicara adalah diri Rui sendiri. Katanya syok berat yang dialami Rui membuat dia memutuskan hal itu dan Rui juga tidak mengingat tentang kecelakaan itu"Fumio kembali menjelaskan

"Keadaannya saat ini lebih baik daripada keadaannya saat pemakaman. Waktu itu matanya sangat kosong layaknya mayat hidup, tak ada kehidupan dimatanya"penjelasan Fumio pun berakhir

"Kau masih ingin mendekatinya?"tanya Fumio

"Tidak masalah bagaimana masa lalunya"ucap Daiki

"Ini juga berlaku untukmu juga bukan? Kau sudah banyak berubah Daiki. Dan sejak Rui datang kau juga mengeluarkan sisi lembutmu"ucap Fumio menepuk pelan Daiki yang lebih tinggi darinya, membuat Daiki membulatkan matanya

"Bukan hanya aku yang menyadarinya. Aku yakin yang lain juga menyadarinya. Berjuanglah Daiki. Rui juga terlihat tertarik denganmu"ucapan terakhir Fumio membuat Daiki kembali terkaget

"Ada apa dengan Bro complex mu hah?"protes Daiki

"Pfftt- aku menyukai Rui karena dia sepupuku. Bukan suka dalam hal romantis"ucap Fumio disertai tawanya

"Ara!~ Daiki -kun? Ayo masuk. Ikut makan malam bersama. Ayah Fu -chan sedang lembur jadi kita punya satu kursi yang kosong. Fu -chan ajak Daiki -kun masuk"ucap ibu Fumio yang berada didepan pintu rumah dan kembali masuk kedalam rumah meninggal pintu terbuka begitu saja

"Ayo masuk. Makan malam bersama kami"ucap Fumio menggerakkan kepalanya dan memasuki pintu pagar rumah lebih dulu, Daiki pun mengikutinya.

"Maaf atas gangguannya"ucap Daiki yang masuk kedalam rumah Fumio
Rui sedikit tersentak kaget ketika melihat Daiki yang mendekat kemeja makan

"Eh?! Daiki -san ikut makan malam?"ucap Chie, Daiki pun mengangguk dan pandangannya berubah ke Rui dimana dia sedang menyiapkan meja makan

"Oi! Chie! Kau sudah pulang?"ucap Fumio yang mau menaiki tangga.

"Kita hanya sebentar saja"jawab Chie yang membantu Rui

"Daiki taruh tasmu dikamarku"ucap Fumio dan Daikipun ikut naik kekamar Fumio, Rui hanya melihat punggung Daiki yang semakin lama semakin tak terlihat.

Tak lama kemudian Daiki dan Fumio turun dan menuju meja makan dimana Rui dan Chie sudah duduk dengan tenang. Daiki pun mengambil tempat duduk yang berada disebelah Rui dan Fumio duduk disebalah Chie.

"Malam ini kāsan membuat Yosenabe"ucap Ibu Fumio yang mengangkat panci yang berisi Yosenabe keatas meja

"Yeay!!"ucap Fumio dan Chie bersamaan

"Tapi sebelum itu. Fu -chan setelah makan bisa kau duduk di Kotatsu dan menjelaskan ada apa dengan wajahmu?"ucap Ibu Fumio yang awalnya tersenyum lembut berubah mengeluarkan aura membunuh menatap Fumio

"Hai!~ Kāsan"ucap Fumio yang menunduk dan menjawab dengan suara pelan

"Kalau begitu ayo makan"ucap Ibu Fumio yang senyuman lembutnya kembali lagi
Rui pun mengambil mangkuk kecil milik Daiki dan mengisinya dengan Yosenabe kemudian menaruhnya kedekat Daiki

"Ara!~ Rui -chan seperti seorang istri saja"ucap Ibu Fumio yang membuat wajah Rui memerah

"Unm~ Aku baru tau kalau kalian sedekat ini"lanjut Chie

"Mereka memang seperti itu. Mereka malah sering saling suap"ucap Fumio yang sudah melahap makanannya

"Heeeeeeh?~"ucap Chie dan Ibu Fumio bersamaan

'Entah kenapa aku seperti Deja vu'pikir Daiki dan Rui

"Rui -chan berkencan dengan Daiki -kun?"ucap Ibu Fumio seketika membuat Daiki yang sedang mengunyah makanannya terseda terbatuk, sedangkan Rui hanya menggeleng malu

"Masih belum Youko oba"ucap Daiki setelah selesai meneguk air putih

"Aaah~ belum"angguk Ibu Fumio, diikuti anggukan yang lainnya

"Heeeeeeeehh?~"ucap semuanya seketika ketika sadar apa yang dibicarakan oleh Daiki, Rui pun menatap kaget kearah Daiki

'Chikafuji Senpai lagi-lagi berbicara aneh'batin Rui yang wajahnya sudah seperti tomat

====

Makan malam kamipun telah selesai dengan ba -chan dan Chie yang terus menggodaku selama makan malam berlangsung. Fu -chan sudah berada di Kotatsu dan duduk seformal mungkin yang Ia bisa dan dihadapannya terdapat ba -chan yang sudah mengeluarkan tanduknya dan mengeluarkan seribu bahasa milikknya. Chie berada di butik ba -chan yang sudah tutup untuk membersihkan butik. Dan aku disini mencuci piring bersama Chikafuji Senpai.

Ba -chan menyuruh Chikafuji senpai untuk bermalam disini, awalnya Chikafuji menolak namun karena paksaan yang terus menerus dari ba -chan akhirnya dia menyerah dan memutuskan untuk bermalam disini. Chikafuji senpai sekarang ini melap beberapa peralatan yang baru saja aku cuci, aku sedikit mengambil cela untuk melirik kearahnya.

Chikafuji senpai menggulung lengan panjang kemeja putih miliknya setinggi sikunya dan melakukan kegiatannya dengan sangat serius. Tak lama kepalanya menengok kearah ku

"Kerjakan yang cepat. Setelah itu aku akan mandi"ucapnya lembut dan kembali melakukan kegiatannya

Tak lamapun perkerjaan kami berdua selesai. Chikafuji senpai mulai mengembalikan gulungan lengan kemeja kebentuk semula.

"Kau bisa ambilkan baju ganti untukku?"ucapnya dan aku pun mengangguk cepat dan berlari kecil kelantai dua masuk kekamar Fu -chan.

Tentu saja kamar Fu -chan. Bajuku mana mungkin ada muat untuk Chikafuji senpai jadi aku harus mengambil baju Fu -chan yang kira-kita muat untuk Chikafuji senpai. Kemudian kembali turun kelantai satu, namun aku tidak melihat Chikafuji senpai didapur. Mungkin dia sudah masuk kedalam kamar mandi?

Akupun membuka pintu kamar mandi dan seketika juga wajahku mulai memanas melihat pemandangan yang tak jauh didepanku. Chikafuji senpai sudah melepas kemejanya dan sudah akan membuka kaitan celananya namun terhenti karena aku masuk tiba-tiba.

Kemudian Chikafuji senpai berjalan mendekat kearahku

"Kenapa? Apa ada yang aneh denganku?"ucap Chikafuji senpai yang terus mendekat dan akupun bergerak mundur memuluk baju ganti untuk Chikafuji senpai

"Wajahmu sampai memerah seperti itu"ucap Chikafuji senpai yang menggenggam lengan atasku kemudian menarikku kedalam kamar mandi memojokkanku didinding sebelah pintu.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Kali ini bukan hanya wajahku yang memanas tapi jantungku juga memanas dan berdetak sangat cepat. Chikafuji senpai yang topless memojokkanku seperti ini.

"Kenapa kau tidak menjawab, huh?"ucap nya kembali mendekat wajahnya

"Kau tidak menjawab?"ucapnya yang terus mendekatkan wajahnya

Apa dia lupa kalau aku tidak dapat berbicara?

Chikafuji senpai meraih dagunya dan terus mendekatkan wajahnya.

A...aku tidak tahan lagi.

Aku dengan cepat mengarahkan baju yang sedaritadi aku peluk ke dada Chikafuji senpai yang membuatnya sedikit terdorong dan tangannya kemudian memegang baju itu, kemudian berlari secepat kilat keluar dan berlari keatas memasuki kamar Fu -chan.

Aku terus mengatur napasku yang tidak beraturan saat ini.

Hampir saja tadi.

Chikafuji senpai..... ingin ..... menciumku?

Aku memegang bibirku dan membayangkan kembali hal yang barusan terjadi. Wajahku kembali memanas.

Aku menjatuhkan tubuhku diatas tempat tidur Fu -chan.

Haaaa~ tanpa sadar masuk kekamar Fu -chan gara-gara ini paling dekat dengan tangga.

Setelah beberapa saat aku mendengat pintu kamar Fu -chan terbuka dan aku dengan cepat mendudukan diriku dan kembali membulatkan mataku ketika melihat Chikafuji senpai yang masuk. Celana panjang yang aku berikan padanya sedikit cingkrang dikakinya -sepertinya kependekan, tapi kaosnya terlihat pas untuknya.

"Kenapa? Kau kira Fumio?"ucapnya yang duduk disampingku dan mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Untuk beberapa saat tidak ada suara diantara kita. Aku dan Chikafuji senpai hanya duduk berdampingan tanpa suara.

"Oi! Mau bermain video game?"ucap Chikafuji senpai memecahkan keheningan, aku hanya diam karena saat ini aku sedang tidak dapat menulis

Chikafuji senpai menjulurkan tangannya kemudian memperlihatkan telapak tangannya padaku.
"Tulis disini"ucapnya membuatku sedikit kaget, dengan ragu aku meraih tangan Chikafuji senpai dan mulai menulis

"[Aku tidak pandai bermain video game. Aku selalu kalah melawan Fu -chan]"tulisku ditangannya dan membuatnya mengangguk

"Terus kau mau apa?"ucapnya membuatku menggeleng

"Mau meneruskan yang tadi kamar mandi?"ucapnya membuatku tersentak kaget menatapnya dengan wajah yang memerah.

"Bukan masalah bukan?"ucap Chikafuji senpai meraih daguku, aku hanya menatapnya dengan wajahku yang terus memanas.

Wajah Chikafuji senpai yang terus mendekat membuatku memejamkan mataku karena tidak tau aku harus berbuat apa. Kemudian aku merasakan bibir Chikafuji senpai menempel tepat di bibirku namun tak berlangsung lama yang membuatku kembali membuka mataku dan mendapatkan wajah Chikafuji senpai yang sangat dekat bahkan hidung kamipun saling bersentuhan.

Aku benar-benar tidak tau harus apa. Ini ciuman pertamaku. Tapi aku ingin ini lebih lama lagi. Tanpa sadar aku menggenggam lengan kaos Chikafuji senpai dan kembali menutup mataku. Kembali lagi Chikafuji senpai melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Namun ini sedikit berbeda... ini... lebih lama dan... Chikafuji senpai menggerakkan bibirnya.

Apa yang harus aku lakukan?

Aku tidak tau caranya.

Tak lama Chikafuji senpai mulai melepaskan bibirnya dari bibirku.

"Kau..."suara Chikafuji senpai membuatku membuka mataku dan menatapnya, jedaan yang Ia buat membuat jantungku tak karuan

"Kau sangat buruk dalam berciuman -pfftt"ucap Chikafuji senpai yang membuat aku kaget dan mendorong kelas Chikafuji senpai yang tertawa mengejekku.

"Ahahaha maaf maaf. Tapi itu memang benar"lanjutnya yang semakin membuatkanku kesal dan mendorongnya lagi.

Jahat sekali Chikafuji senpai.

Aku pun yang penuh dengan kekesalan berdiri menuju keluar pintu kamar dan bermaksud untuk membukanya. Namun pintu sudah lebih dulu terbuka, aku melihat Fu -chan yang menatapku bingung dan kemudian melirik kearah belakangku tepatnya Chikafuji senpai yang masih tertawa.

"Rui kau kenapa? Wajahmu terlihat kesal sekali"ucap Fu -chan, aku hanya diam dan kemudian keluar kamar Fu -chan dan menuju kamarku dan masih dengan perasaan yang teramat amat kesal.

Merebahkan kasar tubuhku keatas tempat tidur dalam posisi tengkurap kemudian memendamkan wajahku dibantal dan terus menghela napas kesal.
Chikafuji senpai keterlaluan, kalau dia ingin menggodaku tidak perlu dengan cara seperti ini dong. Biar bagaimana pun ini pertama kalinya aku berciuman. Jadi aku tidak tau harus berbuat apa.

Tak lama aku mendengar suara pintu kamar terbuka dan suara langkah kaki yang mendekat dan seseorang yang duduk diatas tempat tidurku.

"kau beneran marah?"suara yang membuatku kaget namun aku masih pada posisiku tanpa melihat kearahnya

"Aku hanya bercanda. Jangan marah"ucapnya yang membuat aku bertambah geram

Akupun bangun dari tidurku dan duduk menghadap Chikafuji senpai yang menatapku. Kemudian mengambil note dimeja kecil samping tempat tidurku.

"[Jadi senpai mencium seseorang sebagai bahan candaan?]"tulisku dan menunjukan paa Chikafuji senpai

"eh?! bukan itu maksudku"Chikafuji senpai terlihat panik, baru pertama aku melihatnya seperi ini

"Maksudku aku, aku bercanda saat aku mengatakan kau buruk dalam ciuman. Yah, walauppun itu memang benar. Tapi aku tidak mengira kau akan semarah ini"jelas Chikafuji senpai, namun aku masih memasang wajah kesalku

"[tentu saja aku buruk. Ini pertama kali aku berciuman. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan]"tulisku kembali masih dengan kesal

"iya iya aku minta maaf. Tapi soal ciuman aku tidak bercanda"nada suara Chikafuji senpai berubah saat mengucapkan kalimat terakhir -terdengar lebih serius

"aku bukan orang yang suka mencium orang sembarangan"lanjutnya lagi

"[lalu.... kenapa senpai menciumku?]"tulisku dan Chikafuji senpai pun menghela napasnya setelah membaca tulisanku

"aku tidak tau"ucapnya membuaku sedikit kaget dan menatapnya tak percaya

"[Jadi senpai mencium seseorang tanpa tau penyebabnya?]"tulisku lagi dan dia mengangguk pelan setelah membacanya

"[apa-apaan itu? Mencium seseorang itu pasti ada sebabnya bisa karena napsu, rasa sayang, rasa su-]"tanganku berhenti menulis saat Chikafuji senpai menggenggam tanganku

"anggap saja semua itu penyebab aku menciummu"ucap Chikafuji senpai dan masih menggenggam tanganku, akupun menatapnya balik

"jadi apa boleh aku menciummu lagi?"tanya Chikafuji senpai yang membuatku kembali terkaget dan membuang pandanganku darinya

"tidak boleh?"tanyanya, aku hanya diam dan masih tak menatapnya

"Haaaaah~"Chikafuji senpai menghela napas panjangya sembari merebahkan badannya diatas tempat tidurku

"[Jika senpai ingin tidur kembali kekamar Fu -chan sana]"tulisku dan menunjukkan padanya yang membuat Ia menghela napas lagi

"Karena aku sudah membuat adik sepupu tercintanya marah, aku diusir dari kamarnya. Apa kau juga mau ikut mengusirku?"jawabnya dan berubah menjadi pertanyaan

"[Aku akan mengambil Futon untuk senpai]"aku kembali menunjkan pada Chikafuji senpai dan beranjak untuk berdiri, namun Chikafuji senpai menarik tanganku membuatku tertidur membelakanginya dan tangannya yang memeuk tubuhku

"Tidak perlu Futon"ucap Chikafuji senpai dari belakangku, deru napasnya terasa pada rambut bagian belakangku

"Kenapa kau terus memanggilku senpai?"deruan napasnya mulai terasa kembali

Aku melebarkan telapak tangan Chikafuji senpa yang akan aku gunakan sebagai bahan untuk menulisku, karena note book yang aku pegang tadi jatuh entah kemana saat Chikafuji senpai menarikku.

"[Karena senpai tidak menyuruhku untuk memanggil nama senpai]"tulisku ditangan Chikafuji senpai

"Kalau begitu mulai sekarang panggil aku dengan namaku"ucap Chikafuji senpai, akupun mengangguk pelan

"[Daiki -san]"tulis lanjutku

"cukup Daiki saja"ucap Chikafuji senpai yang bersamaan juga mempererat pelukannya pada tubuhku, membuatku sedikit kaget dan memanas

Aku dapat merasakan bibir Chikafuji Senpai pada kepala bagian belakangku. Deruan napasnya juga dapat aku dengar dan rasakan. Begitu tenang dan membuatku nyaman.

Aku tidak tau kalau Chikafuji senpai bisa juga menjadi banyak bicara dan dapat bercanda juga.

Dan mulai malam ini aku harus membiasakan diriku untuk memanggil Chikafuji senpai dengan sebutan Daiki.

====

Pagi hari di kediaman Hayasi suara langkah kasar berasal dari lantai dua rumah dan membuka kasar salah satu pintu yang berada diujung koridor lantai dua rumah tersebut.

Fumio yang membuka kasar pintu kamar milik Rui membulatkan matanya ketika melihat Rui yang tidur seranjang dan berpelukan bersama salah satu teman dekatnya.

"Daiki!~ Dasar brengsek kau"ucap Fumio dengan nada keras dan kesalnya sembari menarik kera kaos milik Daiki yang masih tertidur

"Waaah~ Fumio? Kau kenapa?"ucap Daiki yang tersadar dari tidurnya

Dan Rui pun ikut terbangun karena keributan yang diciptakan oleh Fumio

"aku sudah menyediakan Futon untuk mu dan kau malah mencari kesempatan tidur bersama Rui?"ucap Fumio dengan nada kesalnya

'eh? jadi Chi- ah ~ maksudku Daiki tidak diusir'pikir Rui yang mulai sada dari kantuknya

"Aku tadi malam ketiduran disini"ucap Daiki yang tangannya Fumio telah melepas kera kaos yang Ia gunakan

"Ketiduran?"ucap Fumio tak percaya

"Aku memberikan ijin untukmu tapi bukan-"

"Fu -chaaaaaaaan!~ Ada apa? kenapa ribut sekali? Cepat siap-siap. Apa Rui -chan sudah bangun? Kasan tidak ada yang bantu disini"teriak suara Ibu Fumio yang membuat Rui tersadar akan aktivitas paginya yang Ia lewatkan.

Dengan cepat Ia berlari keluar kamar menuruni tangga dan membantu Ibu Fumio didapur.

"Kalian berhasil baikan?"ucap Fumio yang topiknya berganti, Daiki hanya mengangguk

"Rui terlihat ceria pagi ini. Tapi dia tidak pernah bangun telat untuk membantu kasan. Jadi-"ucap Fumio yang mulai mengelurkan aura membunuhnya namun terhenti ketika Daiki menepuk pelan bahunya

"tenang saja, aku tidak melakukan apa-apa padanya. Masih belum. Jadi jangan kawatir"ucap Daiki yang keluar dari kamar Rui, Fumio hanya diam seribu bahasa menatap punggung teman dekatnya itu

'masih belum? apa maksudnya'pikir Fumio

= OMAKE =

Saat Rui meninggalkan kamar Fumio, Fumio masuk untuk mengambil baju ganti.

"apa yang kau lakukan?"ucap Fumio disaat Daiki menyudahi tawanya

"tidak ada"jawab Daiki

"Wajahnya terlihat kesal. Kau pastikan melakukan hal aneh"ucap Fumio menatap Daiki

"aku hanya sedikit bercanda dengannya. Tapi dia kelihatannya marah betulan"jelas Daiki

"Cepat selesaikan masalahmu dengan Rui. Atau kau tidak mendapatkan Futon"ucap Fumio dengan aura membunuhnya

"iya. Aku juga berencana nyusul dia"ucap Daiki pergi meninggalkan kamar Fumio.

Sebelum keluar Fumio menyiapkan Futon untuk Daiki, kemudian pergi ke lantai satu dan pergi mandi.

Setelah selesai mandi Fumio kembali kekamarnya dan melihat Futon yang Ia siapkan belum tersentuh sedikitpun dan Daikipun tidak ada dikamarnya

"mungkin mereka masih berbicara"ucap Fumio pada dirinya sendiri

Fumio masih nunggu Daiki

Fumio nunggu sambil duduk diatas tempat tidurnya

Fumio nunggu sambil baringan

Baring kekiri

Baring kekanan

Tengkurap

Dan ....

Ketiduran---

Saat bangun pagi, melihat kearah Futon yang disiapkan untuk Daiki masih belum tersentuh sedikitpun. Wajahnya berubah menjadi geram

"Seharusnya ak tidak membiarkan dia berbicara dengan Rui!!!!"

= TO BE CONTINUE =

a/n : Futon > tempat tidur jepang

Yosenabe > makanan jepang khas musim dingin sup yang isinya berbagai macam seperti daging udang dan lainnya

Halow Hayasi Fumio -desu. Penutup kali ini saya yang akan bacakan. Tapi sebelumnya saya akan menyampaikan bahwa nanti akan ada bab khusus untuk interview parakarakter di Voice Later ini. Ini di adakan dalam rangka selamatan karena cerita ini masuk #64 dalam General Fiction. Yah~ Walaupun hanya #64 ini sudah membuat si In sangat bahagia. Jadi Dia harap kalau cerita ini akan bertambah peminatnya. Dan apdetan ini dihadirkan dengan cepat juga untuk merayakan cerita ini berada di #64 General Fintion

Terima kasih sudah mebaca dan mengikuti cerita In ini. Harap distunggu apdetan selanjutnya.

Jika kalian menyukai cerita ini jangan lupa untuk beri VOTE dan KOMENT agar In lebih giat menulis cerita selanjutnya.

Okeh sampai di bab selanjutnya lagi

JANGAN LUPA VOTE AND KOMENT JIKA PERLU FOLLOW IN

Continue Reading

You'll Also Like

446K 20.5K 45
[ C O M P L E T E ] " Dia yang aku puja, Dia yang aku mahu " Dia, seorang perempuan yang sangat berbeza perwatakannya. Dia lain, dia tak sam...
3.1K 174 14
" habis perhimpunan , berlari keliling tapak 5 pusingan . sebab kau datang lambat " - alex ryan " woi woi rilex aa aku baru firstday kot harini. lamb...
1.2M 10K 11
MY FIRST BABY! START : 19 Disember 2018 END : 15 Mei 2020 STATUS : COMPLETE GENRE : ROMANCE AZRA SARI IRIS X ADAM HADRIAN "Boleh saya duduk dekat si...
22.5K 1.3K 33
📝Sesuatu telah berlaku ketika misi penyamaran yang membawa satu-satunya perkara yang tidak pernah dia fikirkan. 👫Character hanya pinjaman dan sesun...