Stubborn Love

By Rin733

80.9K 4.8K 423

Feng Jianyu. 23 tahun. Mahasiswa akhir jurusan Performance art dan seorang pekerja paruh waktu. Wang Qing. 22... More

Takdir?
Penawaran
I Play U
Family?
Caught in His Webs
Game On!
Meet Your....
Move my...
Ur Favorite..

Failure

7.2K 428 107
By Rin733

Co-author with akurachan

xxxxxInfiniteFightxxxxx

 Sejak keduanya duduk di dalam mobil limo mewah berhadapan dengan sang penguasa sisi gelap Beijing, baik WangQing maupun Jianyu tak ada yang membuka suara. Bahkan ketika mereka di tawari wine untuk mencairkan suasana keduanya tetap diam. Sebenarnya Dayu masih belum paham betul dengan situasi sekarang, hanya saja ia memilih mengikuti apa tindakan WangQing karena ia tahu akibatnya tak akan bagus.

"Jadi, kau bertemu dengan ibumu beberapa hari yang lalu. " suara berat sang ketua akhirnya memecahkan kesunyian di antara mereka.

Qing hanya mendengus kasar sebelum menyambar gelas wine yang sejak tadi diangsurkan padanya.

"Aku pikir kau sudah berhenti menjadi penguntit ibu."

"Heh, kau lebih dari tahu kalau aku tidak perlu menjadi penguntit hanya untuk mendengar kabar di mana wanita itu berada. Informasi itu akan datang sendiri padaku tanpa diminta."

Dayu mulai merasa bulu kudu nya meremang merasakan kilatan emosi yang mulai menyeruak di antara keduanya. Tiba-tiba ia merasa gerah dan pusing hanya karena menghirup udara yang sama dengan kedua pria penguasa ini. Telapak tangannya berkeringat.

"Aku tidak mau berbasa-basi, jadi cepat katakan apa yang kau mau." Qing sudah tak sabar. Ia ingin secepatnya menyingkir pergi begitu ia rasakan kegelisahan pemuda di sampingnya.

Pria setengah baya itu menatap tajam WangQing, terkekeh sekilas ketika melihat sosok dirinya pada anak semata wayangnya.

Tegas, keras dan tak suka berbasa basi.

Bukankah buah tak jauh dengan pohonnya

"Aku ingin kau meneruskan semua bisnis keluarga kita, pulanglah!!"

Setiap penekanan yang diucapkan tuang wang mmbuat Dayu merinding. Walaupun ucapannya terkesan biasa, nmaun nada dan penekanan setiap kata yang keluar dari bibir tuan wang memang terkesan memaksa.

Sementara WangQing masih terdiam

Dia menatap ayahnya menuntut, mencoba memberikan kode penolakan sekaligus menantang dari tatapannya.

"Aku tidak akan sudi menyentuh bisnis kotormu tuan,"balas WangQing.

"Benarkah!!"

"Bukankah Wangyu sudah cukup untuk mengurus bisnis brengsekmu?"

"Aku tidak butuh penolakan Qing, dan kau tau apa yang kulakukan untuk membuatmu menuruti semua ucapanku,"

Ayahnya tersenyum miring, dia menatap sekilas wajah sang tupai yang kebingungan berlindung dibelakang pungguh kokoh WangQing.

WangQing memejamkan mata sekilas, pengendalian dirinya benar-benar di uji. Tapi ia tidak akan mudah tunduk di hadapan pria yang ia warisi separuh kromosomnya itu.

"Kalau kau pikir aku tidak bisa melindungi orang-orang di sekitarku dari ancamanmu, kau salah besar."

Mendengar nada pongah putra nya, raut muka Tuan besar Wang berubah. Ia meletakkan gelas nya di samping tempat duduk dan mulai menyalakan cerutu. Menghisap nikotin dalam-dalam sembari menutup mata.

Lama mereka kembali berada dalam keheningan. Dayu mulai resah. Berkali-kali ia meremas baju WangQing mencoba untuk mengambil perhatian. Tapi pemuda itu bergeming, hanya menatap kosong keluar jendela.

"Bukan aku yang harus kau hadapi, tapi sepupumu." tuan Wang membuka suara, "dan dibandingkan orang lain, kau pasti lebih tahu bagaimana anak itu dan ambisinya."

xxxxThis Summerxxxx

WangQing menatap gelas berisi cairan dingin itu, meneguk air minum yang dibuat Dayu hingga tandas. Sesampainya di apartemen, kedua pemuda itu bahkan belum berbincang bincang sama sekali, hanya diam membeku seolah olah pasrah akan keadaan.

Lelah dengan keheningan, Dayu menghela nafas. Dia berjalan pelan menuju sang kekasih yang duduk terdiam di atas sofa kesayangannya. Tangannya terulur memeluk leher WangQing lembut, mengusap tekstur wajah tegas sang dominan.

" Ada yang kau pikirkan?" Dayu memulai pembicaraan.

WangQing menggeleng, dia tatap pemuda yang lebih tua darinya beberapa bulan itu.

"Kau boleh bercerita padaku, anggap saja aku tempat sampah yang menampung semua keluh kesahmu."

" Tempat sampah?" WangQing tersenyum, dia melirik Dayu sekilas. Semua ucapan Dayu memang ajaib. Tempat sampah, eh? Sepertinya WangQing harus mengakui jika Dayu benar benar telah memberi banyak warna dan manfaat untuk hidupnya.

"Bukankah lebih baik kau menjadi tempat penampungan air mani ku saja, hm?" WangQing menyeingai.

"Kau benar-benar minta ditampar, eh? Boss?" Dayu bersungut. Ia menarik kedua lengannya yang melingkar di leher WangQing. Tapi belum sampai terlepas, tubuh Dayu ditarik paksa hingga terduduk di pangkuan sang CEO.

"Apa waktu seminggu cukup untuk kau menyelesaikan kuliah mu?"

Dayu benar-benar memukul kepala boss nya sekarang,"yang benar saja.. kau pikir menyelesaikan tugas akhir itu gampang?!"

"Kalau begitu ambil cuti.. minggu depan kita ke Taiwan."

Mata Dayu membulat sempurna, "Taiwan?! Untuk apa? Apa kita akan berlibur?" Dayu mulai berbinar. Bayangan indah liburan ke luar negeri dan jalan-jalan ke tempat wisata membuat pipinya terangkat.

"Aku akan menemui ibuku."

Dayu menatap WangQing lama. Ia tahu pertemuan mereka dengan tuan besar Wang pasti akan membawa dampak lain. Ia hanya berharap apapun itu tidak akan membuat pemuda di hadapannya ini terluka.

"Aku mau buat makan malam. Kau mau apa?" Dayu mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kamu."

"Ck! Tien na.." Dayu terkekeh, menggelengkan kepala tak habis pikir.. yah setidaknya ekspresi mesum lebih terlihat cocok di wajah tampan sang CEO daripada ekspresi sedih.

xxxXiaoYaoxxx

WangQing duduk di tepi ranjang besar miliknya, gusar dia mengaambil kemeja ditepi ranjang dan memakai asal asalan. Sesekali dia melirik ke arah sang kekasih yang masih terlelap nyaman di balik selimut putih. Nafasnya halus, meniup bulu bulu halus di bantal beludru.

Kali ini Dayu nampak menggemaskan

WangQing tersenyum lembut, dia mendekati sisi ranjang dan mengusap pelan poni yang menutup sebelah mata Dayu.

WangQing tak akan pernah menyangka jika dia benar bnar telah jatuh terlalu dalam mencintai sosok itu. Tak peduli jika semuanya menentang hubungan mereka, Dayu merupakan prioritas utama WangQing sekarang.

Pelan, dia mngusap pipi Dayu pelan. Menyelusuri kulit lembut yang membuatnya addict. Tak akan ada yang bisa menggantikan, tak akan ada yang mampu mengubah tempat Dayu di hati WangQing.

Terlihat picisan? Biarlah WangQing tak peduli, karena yang dia pedulikan sekarang adalah Dayu dan keselamatannya.

Puas memandang Dayu, WangQing merogoh kantung celananya, mengambil handpone dan mendial nomor yang sudah dia hafal.

" CayZ"

'Tak bisa tidur, eh?'

Suara diseberang menanggapi dengan kekehan kecil.

"Aku akan ke Taiwan."

Ada jeda cukup lama yang menyambung kalimat WangQing. Tidak ada respon selain helaan nafas yang terdengar jelas dari CayZ.

'Kau benar-benar mau melakukan apapun untuk tetap bebas, huh?'

WangQing membalikkan badan menghadap sosok pulas di atas ranjang nya.

"Kau tahu semakin aku mengikuti kemauan nya aku akan semakin membuat keselamatan Dayu terancam."

'Apa kau pikir dengan memasukkannya ke dalam suaka ibumu keselamatannya terjamin?Kau harusnya lebih dari tahu penguntit bayaran yang mengikuti ibumu lebih banyak.'

WangQing menghela nafas sesaat, sebatang rokok yang sudah terapit dua belah bibirnya dan siap dinyalakan terasa pahit sekarang. Jemarinya bermain-main dengan pematik di tangannya.

'Setidaknya ia bisa melakukan hal yang ia sukai disana. Hanya itu yang bisa aku janjikan padanya sekarang.."

Tak ada lagi balasan dari seberang. WangQing memutus sambungan, menyenderkan tubuhnya yang tiba-tiba terasa lelah ke sandaran kursi.

Ia tak sadar, jika sejak tadi sepasang mata bulat telah terbuka cukup lama untuk sekedar memahami percakapannya dengan CayZ.

xxxxHongxxxx

Qiushi mengunci klinik perusahaan secepatnya, hari ini dia benar benar lelah ketika jumlah pasien terus meningkat. Berbagai keluhan ringan menjadi momok bagi dokter itu, keluhan ringan yang tak perlu mendapat perawatan medis.

Qiushi butuh hiburan kali ini

Ya hiburan

Ehhh tunggu,

Qiushi menyeringai ketika melihat sahabatnya yang sedang mengelap jendela di lorong lebar perusahaan. Ember. Di samping pemuda itu bahkan sudah seperti coklat kental, sepertinya pemuda itu memikirkan sesuatu. Feng Jianyu seorang pecinta kebersihan menjadi seperti ini???

Ckckkck

"Yahh, Feng Jianyu. Air di embermu bahkan sudah sewarna dengan kulitmu."pancing Qiushi.

Dayu meilirik sahabatnya tanpa mengeluarkan satu katapum dari mulutnya.

"Apa yang kau pikirkan, kau tidak mungkin bisa berfikir dengan otak udangmu,"Qiushi kembali memprofokasi.

Lagi lagi hanya helaan nafas pendek yang keluar dari mulut pemuda itu.

Satu menit

5 menit

Masih diam

Lelah dengan sikap Dayu, Qiushi mencoba mencari cara lain.

"Yah! Feng Jianyu, kau benar benar berfikiran yang tidak tidak ya kali ini. Jangan jangan kau memikirkan tentang malam panasmu bersama bos WangQing,"

"Tutup mulutmu dokter penggoda!!"

Qiushi meringis. Merasa berhasil mendapatkan perhatian sahabatnya itu. Tapi sepertinya ia salah, setelah berteriak dan memelototinya tadi Dayu kembali menekuk wajahnya. Ia melihat ke arah ember berisi air kotor sekilas lalu beranjak membuang isinya keluar jendela begitu saja.

Qiushi melongo.

Hei! Tupai ini benar-benar sudah hilang akal apa?

"Eih! Kau sebenarnya ada masalah apa?" Qiushi mau tak mau bertanya juga, ia jadi sedikit khawatir dengan temannya itu. Belum pernah ia melihat seorang Feng Jianyu sekacau ini, yah.. dia memang kacau, tapi bukan kacau yang seperti ini. Terakhir kali ia melihat Dayu bertingkah begini adalah ketika ia mendapat kabar bahwa ayahnya terkena PHK dan masuk rumah sakit. Ia yang masih di bangku kuliah semester awal mendadak harus berjuang memberi nafkah untuk menghidupi keluarganya juga.

"Hei.. kau benar-benar tidak mau cerita?"

Dayu menghempaskan kain lap kotor ke ember kosong di depannya. Ia mendesah lagi. Tapi kali ini ia mulai menatap dokter di sampingnya.

"Maaf.. aku tidak bisa mengatakan apapun padamu kali ini." Dayu menghembuskan nafas sekali sebelum beranjak meninggalkan sang dokter sendirian.

xxxxDEMOxxxx

"Kau bertemu dengan paman?"

Wangyu meneguk kopinya pelan, pandangan matanya masih setia menatap wajah garang kakak sepupunya.

"Aku belum membuat matamu menjadi buta. Kau masih bisa melihat pintu keluar dari sini. Jadi cepat habiskan kopi mu dan enyahlah dari hadapanku!" suara WangQing mulai meninggi.

Wangyu tersenyum miring, "Ah.. kenapa harus terburu-buru, kopi ku masih panas, mana mungkin aku bisa menghabiskannya cepat-cepat. Lagipula aku masih ingin membicarakan beberapa hal denganmu."

Wangyu meletakkan cangkir kopinya untuk mengambil posisi duduk yang lebih nyaman. "Lusa pejabat korup itu akan datang menilai proposal kita. Aku harap gege sudah siap menerima kekalahan."

"Heh! Kau pikir bocah sepertimu akan bisa mengaahkanku?" Wangqing menantang.

"Aiyo.. aku akui, bocah sepertiku mana mampu melakukan hal seperti itu.. Tapi, uang ku yang selalu bisa melakukan apapun." Wangyu mendekatkan wajahnya ke hadapan sang kakak, "Termasuk mendapatkan salinan proposal yang telah susah payah kau buat."

Wangqing berdiri seketika, kedua tangannya mencengkeram kerah baju Wangyu kuat-kuat. "KAU!!"

"Kenapa? Kau murka dan ingin menghabisi ku? Heh! Meski aku mati sekalipun kau sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang!" Wangyu menghempaskan cengkeraman Wangqing. Ia mengambil sesuatu dari kantong jas nya dan melemparkan nya ke arah sang kakak. "Aku sudah melihat data-data mu. Dan semua relasi yang kau bangun telah aku hentikan. Sekarang tidak ada lagi yang bisa kau lakukan selain mengemis padaku!"

Wangqing pias. Ia hanya bisa berdiri terpaku menatap punggung Wangyu yang mulai menghilang di balik pintu.

TBC

A/N : Insiden! draft chapter lanjutan kehapus TToTT 

Continue Reading

You'll Also Like

MPREG NCT By ola

Fanfiction

87.2K 1K 5
ONESHOOT!! request? dm! kumpulan oneshot nct, mpreg alias cowok hamil sampai proses melahirkan. 21+ dosa ditanggung masing-masing xoxo.
31K 3.3K 14
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
214K 23.5K 16
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...
Abang! ✓ By Ran

Fanfiction

41.2K 4K 12
Haechan kedatangan tetangga baru, tidak terpikir olehnya akan ketempelan bayi seperti ini, insiden konyol yang terjadi malah membuatnya sedikit penas...