EAT, ME

By cecilwang

13.4M 895K 76K

This work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia (Undang - Undang Hak Cipta Repub... More

SYNOPSIS
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
TIGA PULUH SATU
TIGA PULUH DUA
TIGA PULUH TIGA
TIGA PULUH EMPAT
TIGA PULUH LIMA
TIGA PULUH ENAM
TIGA PULUH TUJUH
TIGA PULUH DELAPAN
TIGA PULUH SEMBILAN
EMPAT PULUH
EMPAT PULUH SATU
EMPAT PULUH DUA
EMPAT PULUH TIGA
EMPAT PULUH EMPAT
EMPAT PULUH LIMA
EMPAT PULUH ENAM
EMPAT PULUH TUJUH
EMPAT PULUH DELAPAN
EMPAT PULUH SEMBILAN
LIMA PULUH
LIMA PULUH SATU
LIMA PULUH DUA
LIMA PULUH TIGA
LIMA PULUH EMPAT
LIMA PULUH LIMA
LIMA PULUH ENAM
LIMA PULUH TUJUH
LIMA PULUH DELAPAN
LIMA PULUH SEMBILAN
ENAM PULUH
ENAM PULUH SATU
ENAM PULUH DUA
ENAM PULUH TIGA
ENAM PULUH EMPAT
ENAM PULUH LIMA
ENAM PULUH ENAM
ENAM PULUH TUJUH
ENAM PULUH DELAPAN
ENAM PULUH SEMBILAN
TUJUH PULUH
TUJUH PULUH SATU
TUJUH PULUH DUA
TUJUH PULUH EMPAT
TUJUH PULUH LIMA
TUJUH PULUH ENAM
SENTIMENTAL REASONS (Kendranata Alle Tjahrir)
TUJUH PULUH TUJUH
TUJUH PULUH DELAPAN
TUJUH PULUH SEMBILAN
EPILOG

TUJUH PULUH TIGA

181K 16.3K 1.8K
By cecilwang

"Kenapa uangnya tidak pernah dicairkan, kami tidak tahu Pak Warren," jawab Gautama Fartah, salah satu pengacara Warren yang terlihat takut ketika Warren menatapnya dengan marah.

"Untuk apa saya membayar kalian semua kalau kalian tidak tahu kemana uang saya?" tanya Warren, mendominasi seluruh ruangan dan semua orang yang berada di dalamnya.

"Pak Warren, kita telah memberikan uang itu kepada Bu Jacqueline, dan kita hanya memastikan bahwa Bu Jacqueline menandatangani suarat kontrak yang Pak Warren..."

Sebelum Gautama dapat menyelesaikan kata – katanya Warren memotong kata – kata pria yang sudah menjejaki dunia hukum selama dua puluh tahun dengan berkata, "Pak Gautama, kalau anda tidak bisa memastikan hal sekecil ini, saya dengan akan mudahnya mencari pengacara lain."

Gautama yang terlihat panik berserta partner – partner seniornya yang berada di ruangan bersamanya berkata, "Pak Warren, apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki hal ini?"

"Saya ingin kalian memastikan satu hal, bisa?" Warren lalu memberikan perintahnya kepada Gautama dan ketika ia mengakhirinya, ia berkata dengan nada tegas, "Tidak ada kesalahan lagi, dan rubah isi kontrak pernikahan saya dengan Bu Jacqueline."

*

"Ouch!" Jacqueline melepaskan salah satu perbannya di dagunya dan melihat kalau lukanya sudah kering. Sekarang ia dapat melihat wajahnya sendiri di hadapan kaca dan Jacqueline meringis ketika menyentuh salah satu lebam di matanya yang belum juga sembuh.

Jacqueline memutar keran air dihadapannya dan ia menunduk hingga semua rambutnya terjatuh. Rambutnya ia basahi dengan perlahan – lahan dan Jacqueline mengambil shampoo untuk mengeramasnya. Jacqueline meringis kembali ketika ia merasakan rasa sakit di perutnya dikarenakan posisi tubuhnya sekarang, namun ia menahan rasa sakit tersebut karena bila tidak, ia tidak mungkin selesai mengeramas rambutnya.

Sudah dua hari semenjak pembicaraannya dengan Warren yang berakhir dengan pria itu yang kembali meninggalkannya. Sekarang Jacqueline berpikir kalau setelah kejadian kemarin, Warren tidak akan mungkin mau kembali menemuinya, dan pikirannya mengatakan kalau dirinya akan baik – baik saja, sementara hatinya berkata lain. Sehingga Jacqueline memutuskan sesuatu harus dilakukan - Jacqueline mengeramas rambutnya sendiri adalah satu – satunya hal yang ia kira mampu membuatnya melupakapan pria itu dan apa yang telah ia katakan kepada Warren.

Jacqueline terus membasahi rambutnya dibawah air yang keluar dari keran kamar mandi yang ia nyalakan, tangannya yang masih terpasang infus sekarang basah dan seluruh wajahnya terkena air tanpa disengaja. Jacqueline menyukainya, setidaknya ia dapat mengalihkan perhatiannya sejenak.

Aku kangen Max, pikirannya kembali kepada satu – satunya hal yang tidak ingin Jacqueline ingat.

"Aghhhh!" Jacqueline kembali meringis dan harus berhenti membasahi rambutnya karena perutnya terasa begitu sakit dengan posisinya yang menunduk sekarang. Jacqueline berdiri dan meluruskan badannya, membuat seluruh gaun rumah sakitnya basah karena rambutnya, sementara tangannya ia letakkan di perutnya untuk meredakan rasa sakit yang tidak kunjung berhenti.

"Bodoh," gumam dirinya sendiri. Ia meringis kembali ketika ia masih bisa merasakan rasa sakit di perutnya dan akhirnya Jacqueline berhenti mencoba menyelesaikan apa yang ia rencanakan pada awalnya. Jacqueline masih bisa merasakan rasa sakit itu dan akhirnya ia mengambil handuk terdekat untuk mengeringkan wajahnya yang masih banyak sabun dan busa.

"Sial," gumamnya lagi.

Ia terkejut ketika seseorang membuka pintu kamar mandi dengan begitu keras dan dengan cepat memanggilnya, "Apa yang sebenarnya kamu sedang lakukan?"

Jacqueline menatap pria itu dengan bingung dan bertanya kembali, "Apa yang kamu lakukan?"

*

Tiga.

Ada tiga hal yang harus ia lakukan hari ini; memarahi pengacaranya, mengganti isi kontrak pernikahannnya, dan memastikan wanita itu baik – baik saja. Hal terakhir di dalam agenda Warren adalah hal yang terpenting, karena kalau wanita itu tidak baik – baik saja, ia akan membuat hidup semua orang menderita.

"I'll call you back Cath," Warren mematikan teleponnya dengan cepat ketika ia berjalan di lorong rumah sakit menuju kamar wanita itu.

Ketika Warren masuk ke dalam kamar, ia sama sekali tidak melihat siapapun didalamnya, untuk sesaat Warren merasa bingung dan ia keluar dari ruangan untuk memanggil salah satu perawat yang melewatinya, "Pasien dikamar ini, apa dipindahkan?"

"Tidak Pak, tiga puluh menit yang lalu Bu Jacqueline baru saja meminum obatnya," ujar perawat tersebut yang sama terlihat bingungnya dengan Warren. "Apa saya bisa membantu..."

"Tidak." Warren sudah memotong kata – kata perawat itu dan memasuki kamar Jacqueline kembali dan ia dapat mendengar suara air yang mengalir di kamar mandi.

Damn it, apa yang dilakukannya sekarang? Pikir Warren dengan kesal.

Ketika ia membuka pintu kamar mandi dan hanya melihat satu – satunya orang yang dapat membuat jantungnya hampir berhenti berdetak dengan keadaan basah kuyup, ia meneriakkan kata – katanya sendiri, "Apa yang sebenarnya kamu sedang lakukan?"

Dengan wajah pucat dan seluruh badannya yang basah kuyup wanita itu menjawabnya dengan bertanya kembali kepadanya, "Apa yang kamu lakukan?"

Warren melangkah masuk dan mendekati wanita itu, mengambil handuk yang dipegang Jacqueline dengan mudahnya dan bertanya kembali, "Kamu sudah bosan hidup? Aku seharian baru saja mencoba untuk menyelesaikan semua permasalahan kamu, dan kamu melakukan ini? Kamu benar – benar ingin mati Jack?"

"Bukannya kita sudah mengakhiri semuanya?"

"Tidak seingatku."

"Seingatku kamu yang memberikan surat perceraian kita."

Wanita itu meringis kesakitan dan wajahnya semakin pucat ketika Warren menatapnya, kali ini Jacqueline sepertinya benar – benar merasakan rasa sakit di perutnya dan badannya terhuyung ke depan, sehingga Warren harus memeluk wanita itu atau tidak Jacqueline akan benar – benar terjatuh.

"Maaf, aku sepertinya tidak kuat untuk bertengkar hari ini," gumam Jacqueline di dadanya. Kemeja putih yang dipakai Warren sekarang terkena basah oleh rambut Jacqueline dan wanita itu sepertinya tidak menyadarinya.

"Lingkarkan lenganmu di leherku, kita akan menyelesaikan hal ini satu per satu," ujar Warren yang menariknya ke dalam pancuran kamar mandi.

"Kamu pergi..."

"Jack, tidak kali ini," Warren lalu menyalakan pancuran air, memutarnya sehingga air berubah menjadi benar – benar panas dan air menerpa seluruh badannya membasahi semua pakaiannya dan juga Jacqueline.

Warren kembali berkata, "Lingkarkan lenganmu, aku akan membersihkan sabun dan busa di rambut kamu. Kamu masih kuat?"

Jacqueline tidak menjawab tapi Warren menyadari tangan Jacqueline yang terlingkar di lehernya dan Warren mengangkat kedua tangannya, dengan jemarinya ia mulai membersihkan sabun dan busa yang berada di rambut Jacqueline."

"Jack, aku akan menyelesaikan ini dengan cepat, kamu masih bisa berdiri kan?" tanya Warren sekali lagi.

Seluruh tubuh Warren sekarang benar – benar menempel dengan kemeja dan pakaiannya yang basah, ia sama sekali tidak peduli dan hanya berpikir bagaimana caranya membersihkan semua sabun yang tersisa di rambut Jacqueline sebelum wanita itu benar – benar pingsan dihadapannya.

"Jack..."

"..." wanita itu terdiam dan tidak menjawabnya.

"Jack..."

"Bagian mana dari kata – kata aku kemarin yang kamu tidak mengerti? Kita, sudah selesai. Kamu minta cerai, aku sudah menandatangani suratnya. Kenapa kamu kembali? Kenapa? Aku tidak perlu kamu kasihani..."

Warren berhenti membersihkan rambut Jacqueline dan menurunkan tangannya kepada dagu Jacqueline, dan dengan perlahan – lahan menarik wajah wanita itu sehingga Jacqueline menatapnya, "Ini jawaban aku."

Perlahan – lahan Warren menurunkan wajahnya, air menerpa kedua wajah Warren dan Jacqueline, namun Warren tidak berhenti dan menutup jarak diantara mereka dengan melumat bibir Jacqueline dengan bibirnya. "Aku sepertinya belum bisa melepaskan kamu."   

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 191K 75
(Y/n): Your Name (Y/n). Cewek petakilan yang bakal feminim di depan cogan ini gak nyangka hidupnya akan penuh dengan cogan dan dunia percoganan. Hars...
6.4K 1.5K 25
[written in lowercase] ❝dari tadi dengerin lagu itu terus, lagi galau, ya?❞ ❝ha-hah?❞ ❝untitled, 2014 punyanya g-dragon, kan?❞ ❝emang kedengeran ya...
158K 20.1K 43
❛❛Calum tidak pernah mengangkat panggilan Dhea. Hingga akhirnya, pada panggilan ke-42 di tanggal 16 Juni, Dhea bisa mendengar suara lain selain opera...
2.2M 18.7K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...