Spring With You

By kaguyahimechan

83.7K 5.7K 690

[COMPLETED] Kamu tahu apa yang selalu kurindukan dari musim semi? -aroma wangi bunga serta kenangan manis kit... More

#prolog
Trouble Maker
Kenzie
The Ice Prince
Broken Vow
puzzle
Ohissashiburi
Another Trouble Maker
Mood Boosters
Meet Up
a Little Surprise
It's All About Love
Chaotic
Evelyne Walcott
Anger
Jyaa Ne
Ading's Side Story
Mama
Fatty Girl
Sorry
River Flows In You
Hey Dad...
Hate To Be Here
Maybe
Chibi Dori Chan
Jealous
a Dream
I'm Okay
Complicated
Throw Back
Everything has changed
I Think, I Love You.
The Truth
Incandescently Happy
Who Are You?
It's Not The Unrequited Love
It's Hurt
Sob On and On
I Found You
an Apology
I Will Wait
Epilog
A Thousand Thanks

Farewell Party

1.4K 106 7
By kaguyahimechan

Keyra tersenyum lega saat berjalan keluar ruangan kelasnya. Akhirnya berakhir sudah ujian akhir semester yang menegangkan. Keyra sangat lega, ia bisa menjawab semua soal-soalnya dengan mudah.

"Key tunggu!" Seru Kina.

Kina segera menyusulnya dari arah belakang dan merangkulnya. Kemudian keduanya tertawa lega.

Dengan langkah santai mereka berdua berjalan menyusuri koridor yang nampak mulai ramai.

"Tar lagi kita naik kelas 11 nih Key." Gumam Kina.

"Kok gue jadi deg-degan ya." Ujarnya kemudian.

Keyra mendengarnya sembari menatap lurus ke depan. Para siswa mulai berhamburan keluar dari dalam kelas dan memenuhi koridor.

Di samping perasaan lega karena telah melewati ujian, Keyra juga tak bisa menutupi perasaan khawatirnya seperti yang dirasakan oleh Kina.

Sebentar lagi mereka naik kelas 11. Hal yang dikhawatirkan oleh Keyra dan Kina, sudah pasti bila keduanya terpisah. Mereka takut untuk membayangkan bila harus berada di kelas yang berbeda. Keyra sudah terlalu cukup nyaman duduk sebangku bersama Kina. Dan sepertinya Kina pun demikian.

"Gimana kalo ternyata kita nggak sekelas lagi, Key?" Kina menyuarakan kekhawatirannya.

Keyra hanya menghela napas berat kemudian menoleh--menatap wajah sahabatnya.

"Nggak bakalan ada yang berubah, Na. Hanya saja gue nggak akan bisa liat lo lagi duduk di samping gue." Jawab Keyra dengan nada sedih.

Wajah Kina langsung berubah murung. Ia hanya bisa berdoa dan berharap agar masih tetap sekelas dengan Keyra.

"Jangan sedih dong, Na. Kita masih bisa ketemu di kantin saat jam istirahat." Hibur Keyra.

"Yaa tapi rasanya beda aja Key." Lirih Kina.

Keyra diam tak menjawab. Keyra hanya mengusap-usap lembut pundak Kina. Lalu kemudian keduanya terus berjalan dalam diam dengan berbagai pikiran yang berkecamuk di benaknya masing-masing.

***

Keyra dan Kina memasuki kafe secara beriringan. Nuansa kafe begitu ceria. Banyak tamu yang hadir dalam acara malam itu.

Malam ini adalah pesta perayaan kelulusan sekaligus perpisahan Kenzie. Kenzie sengaja mengadakannya di kafe milik orang tuanya. Tamu undangannya lumayan banyak. Paling banyak dari teman sekelasnya dan beberapa dari adik kelasnya yang lumayan dekat dengannya seperti halnya Kina dan Keyra.

Kenzie tersenyum menyambut keduanya saat melihat kedatangan Keyra dan Kina.

"Gue seneng kalian datang." Sambutnya dengan binar bahagia.

"Selamat atas kelulusannya ya, Kak." Ucap Keyra dan Kina hampir berbarengan.

Kenzie tersenyum membalas ucapan mereka.

"Cieee ada yang udah nggak LDR-an lagi nih." Goda Keyra kemudian.

Kenzie hanya menyengir lebar mendengarnya. Benar saja sebentar lagi ia akan terbang ke Aussie, melanjutkan kuliah disana. Mematahkan jarak antara dirinya dan Abriela. Mengingat nama itu, Abriela, Kenzie jadi tersenyum-senyum sendiri. Sekalipun terpisah jarak, hubungannya dengan Abriela semakin dalam.

Rasa rindu yang begitu besar dan semakin menggebu membuatnya semakin tak sabar untuk bertemu pujaan hatinya itu. Beruntung kedua orang tuanya memberikannya kebebasan untuk memilih Universitas sesuai keinginannya.

"Tante Nara kapan baliknya Key?" Tanya Kenzie kemudian.

"Lusa Kak." Jawab Keyra singkat.

"Wah gue juga berangkatnya lusa. Bisa satu pesawat dong ya." Gumam Kenzie.

"Mama baliknya ke Jepang, Kak. Bukan ke Aussie. Ada urusan kerjaan gitu." Jelas Keyra.

Mulut Kenzie membulat membentuk O.

"Lo nggak ikutan Key? 'Kan mumpung libur. Adek gue juga mau ke Jepang tuh."

Keyra menggeleng pelan.

"Nggak, Kak. Papaku udah mau balik. Udah kangen banget. Mau ngabisin liburan disini aja bareng Papa." Ujar Keyra dengan senyum sumringah. Ia begitu bahagia menanti kedatangan Papanya.

Kenzie manggut-manggut mendengarnya.

"Lo sendiri gimana persiapan buat kompetisinya, Na?" Kenzie mengalihkan pandangannya ke Kina.

Kina sedikit gugup mendengar kata 'kompetisi'. Ia sudah seringkali mengikuti berbagai kompetisi, namun selalu saja merasa gugup saat mendekati hari 'H' nya.

"Udah hampir 85 persen persiapannya, Kak. Latihannya sempat terhenti saat ujian kemarin." Jawabnya.

"Semoga berhasil ya, Na." Dukung Kenzie.

Kina tersenyum membalasnya. Lepas itu Kenzie pamit dari hadapan keduanya, menyambut teman-temannya yang lain.

Tak sengaja Kina melihat Ryu yang tengah berdiri tak jauh darinya. Nampak Anya bergelayut manja di samping Ryu. Entah kenapa hati Kina memanas saat melihatnya. Ia benci melihat pemandangan tersebut. Dengan kesal ia memalingkan wajahnya ke arah lain.

***

"Nya, lo jangan kayak gini dong." Ujar Ryu risih seraya menepis tangan Anya dari lengannya.

Anya langsung cemberut. Dengan bebalnya, ia mengalungkan kembali tangannya di lengan Ryu.

Ryu hanya bisa mendengus kesal menghadapi sikap Anya yang begitu menjengkelkan.

"Frayaaa." Pekik Anya saat melihat kedatangan Fraya. Kemudian Anya segera berlari menyambut kedatangannya.

Mendadak Ryu langsung bersyukur bisa terlepas dari Anya. Ingin rasanya mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Fraya yang bisa membuat Anya berpaling dan menjauh darinya.

Saat Fraya memasuki Kafe, semua pandangan terarah kepadanya tak terkecuali Kina dan Keyra. Decak kagum terdengar dari orang-orang yang berdiri tak jauh dari Kina dan Keyra.

Fraya tampak begitu cantik dan mempesona malam itu. Aura keartisannya memang nampak membuatnya berkilau. Banyak yang langsung menyerbu menghampirinya untuk memintanya berfoto bersama. Hingga membuat Anya kesulitan untuk mendekatinya.

"Kok Dia datangnya sendirian ya?" Gumam Kina pelan.

Keyra melirik sesaat ke arah Kina. Dalam hati ia pun memikirkan hal yang sama. Biasanya untuk acara-acara seperti ini, Fraya pasti akan merengek-rengek kepada Edgar untuk minta ditemani. Dan usahanya selalu berhasil. Meski dengan keadaan terpaksa, Edgar akan menurutinya. Selama ini Edgar selalu saja tak bisa menolak permintaan Fraya.

Namun nampaknya kali ini berbeda, Fraya sepertinya tidak bisa membujuk Edgar untuk mau menemaninya. Hal itu terlihat dari kedatangan Fraya yang hanya seorang diri.

"Menurut lo, ada masalah apa sih antara Ryu dan Edgar?" Tanya Kina memecah keheningan di antara dirinya dan Keyra.

"Sampe sekarang gue nggak tau kenapa. Dan kayaknya Edgar juga nggak terlalu suka sama Kak Kenzie." Jawab Keyra.

Keduanya sama-sama terdiam, hingga akhirnya Ryu datang menghampiri keduanya.

"Lo bedua hanya mau berdiri aja disitu? Nggak mau duduk?" Tanyanya datar.

"Mau duduk dimana? Udah penuh kali." Dengus Kina dengan nada sedikit kesal. Ia masih saja kesal bila mengingat kejadian memalukan antara dirinya dan Ryu.

"Di ruang sebelah ada yang kosong. Lo bedua bisa duduk disana." Katanya kemudian.

"Ayo ikut gue!" Pintanya.

Tanpa menunggu respon dari keduanya, ia langsung berjalan ke arah ruang yang di maksud. Mau tak mau, Keyra dan Kina menurutinya, mengekori langkahnya.

Saat keduanya berada di ambang pintu, langkah keduanya sempat terhenti saat menyadari kehadiran Anya dan Fraya di ruang yang sama.

Tapi kemudian dengan cuek, Keyra langsung berjalan mengekor Ryu yang di susul oleh Kina di belakangnya.

"Ryuuuu." Anya langsung menghambur ke arah Ryu dan menarik-narik lengannya.

Kina memutar bola matanya saat melihat tingkah Anya yang menurutnya begitu kecentilan.

Ryu hanya terlihat menghela napas berat saat Anya mulai begelayut manja di lengannya.

Tanpa menghiraukan Ryu dan Anya, Keyra segera menghempaskan tubuhnya disalah satu sofa yang tak jauh dari Fraya di ikuti oleh Kina.

"Hai." Sapa Keyra kepada Fraya seraya tersenyum.

Keyra berusaha bersikap baik kepada Fraya. Mungkin ini benar-benar pertama kalinya bagi Keyra berhadapan langsung dengan Fraya. Selama beberapa bulan Fraya resmi berpacaran dengan Edgar, Keyra bahkan tak pernah benar-benar menyapanya langsung seperti ini.

Fraya hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis. Selepas itu ia kembali menekuni layar ponselnya.

Padahal Keyra ingin memulai percakapan dengannya, mencoba mencairkan suasana di ruangan itu. Namun melihat sikap Fraya seperti itu, Keyra langsung mengurungkan niatnya itu. Kina yang menyadari hal itu hanya bisa memegang tangan Keyra semacam sebuah isyarat untuk menyuruhnya bersabar.

-Tbc-

Continue Reading

You'll Also Like

8.6K 368 19
Hanya sajak sederhana. Rangkaian kata yang menyimpan makna. Dariku, si penyuka aksara...
24.6K 2.3K 29
[antologi puisi] ¸„.-•~▬▬⸙✦⸙▬▬~•-.„¸ ❝merantai jurai-jurai karsa yang menyemai rasa, tertuang dalam aksara ya...
1.1K 170 8
[Spiritual-Fanfiction-Romance] Bisakah berjalan beriringan dijalan berbeda untuk tujuan yang sama? "Aku tak mengerti mengapa takdir mempertemukan kit...
1.3K 276 12
Tahap REVISi. Untukmu yang sedang aku rindukan setiap saat.