Impossible Love [ EXO SEHUN ]

By aqilarr_

92.7K 8.1K 819

[ SECRET ADMIRER SEASON II ] Mencintaimu kembali tidak memungkinkan bagiku. Karena aku tidak ingin merasakan... More

PROLOG
First Meet [ again ]
Classmeet
Shady Tree's
Beside You (?)
Obat?
FOR YOUR INFORMATION
Hujan
Office Boy (?)
Mine And Yours [END]
Sequel I
TOLONG BACA PLEASE!!!
SEQUEL PART III

Sayang

4.1K 509 82
By aqilarr_

CHEONSA POV

Play the soundtrack

Aku berjalan mendekatinya, dengan hati yang ragu semakin dekat dan semakin jelas terpampang raut wajahnya. Aku berjongkok menyamai tingginya yang sedang terduduk lemas sembari menopang kepala di atas dagunya.

"Oh Sehun," bibirku terasa kaku dan lidah ku terasa kelu kala aku memanggil namanya

Yang dipanggil lantas menengadahkan kepalanya dan menoleh kesamping menatapku yang sedang mengkhawatirkannya. Kedua netranya merah padam. Bekas air mata yang mengalir masih membekas di kedua pipinya.

"Apa kau sedang sakit?" tanyaku

"Untuk apa kau kemari?" balasnya sembari mengusap kasar kedua netranya

"Tadinya aku ingin memberimu sesuatu, namun lain kali saja." Sesuatu yang kumaksud adalah uang yang kudapatkan dari hasil kerja ku kemarin.

"Sekarang pergilah dan tinggalkan aku." Pintanya

"Tunggu, apa yang kau cari?" tanyaku, namun dia masih bungkam dan enggan menjawab pertanyaanku

Tidak menunggu jawabannya, aku mengeluarkan sesuatu yang bisa disebut dengan obat itu dari saku almamaterku. Dia terlihat terkejut. Mungkin sejenak dia berfikir, bagaimana bisa barang ini ada pada diriku.

"Kemarin kau menjatuhkan tasmu, dan aku menemukan ini. Apa ini yang kau cari?" tanyaku, kemudian dia mengambil paksa obat itu dari genggamanku

"Hm. Sekarang pergilah." Tangannya gemetar saat memegang obat itu.

"Jelaskan dulu, apa yang sedang kau rasakan saat ini?" tanyaku sembari mengelus telapak tangannya. Namun dengan sigap ia menepisnya.

"Tidak ada! Aku hanya sedang sakit! Sekarang pergilah! Jangan mengikutiku lagi!" dia membentakku, dan ini membuat hatiku terluka.

Sesakit-sakit yang kamu rasakan, percayalah yang kau katakan terasa lebih menyakitkan dari yang kau rasakan. Andai kau tau, aku menemuimu dengan seuncah perasaan yang bahagia namun tiba-tiba kau menghancurkannya begitu saja.

"Baiklah, aku pergi. Cepat sembuh Hun," dia hanya bungkam seribu kata. Menunduk lemas. Dan tangannya masih bergetar. Aku beranjak dari dudukku. Dan tiba-tiba,

BYURRR!!!

Hujan deras datang tiba-tiba. Astaga sekarang apa lagi, mengapa tidak ada tanda-tanda sebelumya. Ini sudah larut malam juga. Oh Tuhan, bantulah aku menghadapi semua cobaanmu.

"Ahhhhh!!! Air ini sangat menyiksa kulitku!!! Ahhh kulitku!! Kulitku serasa terbakar!!!" dia-Oh Sehun, kembali merintih kesakitan sembari mengelus-elus tangannya.

Aku menoleh ke arahnya. Dan apa katanya tadi? Air hujan ini membuat kulitnya serasa terbakar. Sakit apa yang sebnarnya kau rasakan Oh Sehun?

Aku berjalan mendekatinya kembali. Aku tidak tega meninggalkannya dalam keadaan seperti ini sendirian. Tanpa basa-basi dan tanpa bertanya mengapa air hujan ini terasa membakar dirinya, aku membuka almamater yang kukenakan. Dan memakaikan itu kepada Sehun.

"Pakailah, aku tidak tau mengapa air bisa membuatmu terasa seperti di bakar. Aku juga tidak tau sakit apa yang sebenarnya kau alami. Pakailah jaket ini untuk melindungi tubuhmu. Mari aku antar kau pulang sampai ke rumah." Aku mengulurkan tanganku padanya semabri mengulas sedikit senyuman.

Dia mendongakkan kepalanya kepadaku, dan menerima uluran tanganku lalu berdiri. Namun kurasa dia tidak bisa berjalan seperti biasanya. Aku tau dia sedang lemas dan tidak berdaya saat ini.

Jadi aku memapah satu lengannya untuk ditaruh pada leherku. Berat. Namun semua akan kulakukan asal dia tidak seperti ini kembali. Aku menuntunnya berjalan pelan hingga sampai di rumahnya.

Kemudian setelah sampai di depan rumahnya, aku tertegun bukan main. Kurasa ini bukan sekedar rumah namun seperti sebuah villa yang di bangun di tengah kota. Sangat besar. Lantas apa yang membuatnya bekerja dan menderita seperti ini?

"Terima kasih telah mengantarkanku pulang." Ucapnya lirih kemudian dia melepaskan almamaterku dan mengembalikannya padaku

"Hm. Sama-sama aku pulang dulu kalau begitu. Istirahatlah yang cukup. Kalau perlu besok tidak perlu datang ke sekolah. Aku akan memberitahumu jika ada informasi." Aku menundukkan kepalaku padanya dan berbalik arah untuk pulang.

Hujan tidak kunjung reda. Dan ini menyiksaku. Tiba-tiba pergelangan tangannku seakan ditahan oleh sesuatu yang tak lain adalah genggaman tangannya. Sontak, akupun menoleh ke arahnya.

"Tunggu, akan kuantar kau pulang naik mobil." Aku merasa sejuta kupu-kupu terbang dalam perutku. Senangnya bukan main. Namun ini bukan waktunya drama seperti itu. Dia sedang sakit. Dan aku tidak boleh merepotkannya.

"Anni. Aku akan pulang sendiri. Kau istirahatlah,"

"Yakin kau tidak akan di serbu oleh preman jalanan melihat seragammu yang sudah basah kuyup seperti itu?" tanyanya

"Tentu saja. Kurasa tidak ada yang buruk." Aku tersenyum meyakinkan. Karena sebenarnya aku tidak tau apa maksudnya barusan.

"Dengar, seragammu sudah basah kuyup. Dan kau tau? Seragammu juga transparan. Bahkan dijarak seperti ini aku masih bisa melihat dalaman warna hitammu."

Aku dibuatnya malu setengah mati. Aku gelagapan dan tidak bisa menanggapinya. Aku hanya bisa merutukki diriku sendiri. Sekejap kemudian aku mengenakan almamaterku untuk menutupi seragamku.

"Sekarang tidak lagi." Aku tersenyum meyakinkannya, kemudian dengan cepat aku membalikkan tubuhku karena aku tidak sanggup melihat wajahnya kembali.

"Kubilang tunggu ya tunggu! Aku akan mengantarkanmu. Sesuatu akan terjadi jika kau pulang sendirian malam ini." Dia meninggalkanku menuju dalam rumahnya.

Tak lama kemudian, sebuah mobil mewah nan elegant itu keluar dari sarangnya dan berhenti di depanku.

"Masuklah." Dia memberiku isyarat

Dan aku tidak bisa mengelakknya. Ini benar-benar diluar dugaanku. Di dalam mobil itu hanya suasana sunyi yang kembali menyelimuti kami berdua. Mobilnya melaju dengan kecepatan rendah. sangat rendah. Mungkin hanya sekitar 30km/jam.

"Apa kau tidak bisa cepat sedikit? Aku khawatir ibuku akan mencariku." Ucapku

"Aku hanya ingin lebih lama bersamamu." Ucapnya santai, dan masih fokus dengan kemudinya

Deg!

Jawaban macam apa itu? Aku serasa terbang ke langit ke tujuh. Sungguh ucapan yang sangat kudamba-dambakan sejak dulu. Ada sejuta pertanyaan yang ingin kutanyakan tadinya, namun tiba-tiba semuanya hilang hanya karena mendengar ucapannya barusan.

"Y...Ya! ja...jawaban ma..macam apa itu?" tanyaku terbata-terbata

"Kurang jelas? Aku hanya ingin lebih lama bersamamu. Karena mungkin ini adalah yang terakhir." Mobil berhenti tepat di depan rumahku. Dan aku belum sempat menjawab pernyataannya barusan.

"Sudah sampai." Ucapnya, namun dia masih enggan menatapku. Dan masih menatap lurus kedepan.

"Teima kasih sudah mengantarku. Aku pulang dulu." Aku melepaskan seatbealt ku dan membuka knop mobil. Namun lagi-lagi tangan kekarnya menahanku.

"Apa?"

Sett! Grebbb!

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, dia kembali memelukku dalam hangatnya suasana yang dia ciptakan. Seakan pelukannya membuat bajuku kering seketika. Aku masih tidak mengerti sebenarnya ada apa denganya?

Mengapa semua ini terjadi secara tiba-tiba? Dia selalu membuatku gelisah dengan ulahnya. Sekerang katakan padaku. Apa maksudnya dia memelukku seperti ini?

"Aku sangat mencintaimu Cheonsa, sejak dulu. Sebelum kau menyukaiku. Aku lebih dulu menyukaimu." Dia kembali membuat lidahku seakan kelu untuk mengucapkan sepatah kata

Menyukaiku? Sejak dulu? Sebelum aku jatuh hati padanya? Tidak mungkin. Aku sedang bermimpi saat ini. Ini tidak mungkin terjadi di kehidupannku.

Kemudian, nafasnya terengah-engah. Dia menjauhkan kepalanya dari tubuhku. Peluh membanjiri wajahnya. Disaat dinginnya udara dia bahkan berkeringat? Ini adalah keringat dingin.

"Kau sakit Hun,wajahmu pucat. Kau menginaplah di rumahku. Kau tidak boleh pulang dengan keadaan seperti ini." Aku mengusap keringat dingin yang mulai bercucuran di keningnya.

"Tidak. Aku hanya butuh ini." Dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, yang tak lain adalah obat yang kuberi tadi.

Kemudian aku merampasnya begitu saja dari tangannya. Tidak peduli apa reaksinya. Aku harus tau apa yang sedang dialaminya.

"Aku akan memberikannya, katakan dulu obat apa ini?" dia terlihat berfikir

"Itu hanya obat darah rendahku." Aku mendengar sesuatu bahwa dia sedang berbohong padaku.

"Bohong. Lalu mengapa tadi kau mengatakan bahwa air hujan yang mengguyurmu terasa seperti membakar kulitmu?" tanyaku

"Itu adalah obat seorang pecandu. Itu adalah narkoba. Dan aku sedang mengonsumsinya. Sekarang berikan!" aku masih diam, mataku mulai berkaca-kaca. Dugaan ku benar.

Itu bukanlah obat biasa. Tapi aku tidak akan memberikan obat ini untukknya. Dia hanya semakin tersiksa dengan barang terlarang ini.

"Cepat berikan!!" dia membentakku

"Tidak akan!!" jawabku cepat

"Aku akan mati jika aku tidak mendapatkannya sekarang juga!!" jawabnya

"Tapi aku tidak ingin kau mati konyol karena barang gila ini!" tukasku

Dia diam, tidak menjawab. Namun tiba-tiba dia mengambil sebuah silet dari dalam dosebook mobilnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku terkejut

"Aku akan mendapatkannya jika aku melukai tubuhku sendiri. Dengan begitu aku akan mendapatkannya dari darah yang mengalir." Sehun mulai meletakkan silet itu di atas pergelangan tangannya.

"Tidakkk!! Kumohon jangan lakukan ini! Kau akan melukai dirimu sendiri!!" aku menahan tangannya agar tidak menyilet dirinya sendiri

"Namun aku akan lebih tersiksa jika aku tidak bisa mendapatkannya!!" aku menangis, aku lemah, aku tidak berdaya. Namun sekuat tenaga aku menahannya agar tidak melukai dirinya sendiri.

"Kumohon berhentilah untukku Sehun-ah," aku menangis sembari menyengkram erat tangannya yang sedang menggenggam silet tadi. Dan setelahnya, dapat kurasa tangannya lemas, tidak lagi melawanku. Hingga aku merasa bahwa dia telah menjatuhkan siletnya tadi.

"Berhentilah untukku. Kumohon," aku mengulangi ucapanku kembali, dan dia memelukku untuk kedua kalinya.

"Aku akan melakukannya. Bantulah aku, sayang." Dia menenggelamkan kepalanya di bahuku, dan dapat kurasa air mata telah jatuh dari pelupuk matanya.

Tbc-
Hallo kak, tanganku gatel bangett buat nekan tombol "terbitkan" :3 kak ini panjang bet kannn? 1400+ words lo kakk:3 wkwkw, hadiah buat yang setia mampir

Soalnya aku bakal hiatus bentarr mungkin 2 minggu. Oke jangan kangen yaa? kepedean banget gue wkwk.

Yaudah, see you soon kakk. Ehiya next chap aku PRIVATE YA dan itu END jadi yang masih ingin membaca ff abal2 ini monggo follow dulu ^^ setelahnya boleh di unfoll kok ^^

Seyu next chap kak!! Jangan lupa tinggalkan jejak ^^

Continue Reading

You'll Also Like

333K 27.7K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
54.4K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya
74.7K 5.4K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
56.8K 11.3K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...