Impossible Love [ EXO SEHUN ]

By aqilarr_

92.8K 8.1K 819

[ SECRET ADMIRER SEASON II ] Mencintaimu kembali tidak memungkinkan bagiku. Karena aku tidak ingin merasakan... More

PROLOG
First Meet [ again ]
Classmeet
Shady Tree's
Beside You (?)
Obat?
FOR YOUR INFORMATION
Office Boy (?)
Sayang
Mine And Yours [END]
Sequel I
TOLONG BACA PLEASE!!!
SEQUEL PART III

Hujan

3.9K 471 39
By aqilarr_

CHEONSA POV

Sejuta pertanyaan kembali menghantuiku sejak saat itu. Aku kembali lelah dibuatnya. Seakan kalimat yang dia lontarkan tidak pernah ia timang terlebih dahulu. Benar. Dia, tidak akan pernah bisa memahami diriku. Oh Sehun, jika kau memintaku untuk tinggal disisimu, menurutmu alasan apa yang bisa kau berikan sehingga aku sudi memenuhi permohonanmu?

Aku berjalan gontai untuk kembali ke kelas. Tidak ada semangat yang tumbuh dari jiwaku saat ini. Semuanya seakan hilang dan sirna. Pikiranku hanya tertuju pada satu hal. Bagaimana aku bisa menghadapi persoalan yang amat rumit saat ini? Haruskah aku mencari taunya sendirian? Tidak. Tidak akan kubiarkan diriku terluka kesekian kalinya. Biar dia yang memberitahuku sendiri, aku hanya ingin tau seberapa besar niatnya itu?

Sesampainya dikelas, akupun langsung menghampiri bangkuku. Menatap kosong papan tulis di depanku, dan beralih menatap pangeran yang sedang tertidur pulas di mejanya-Oh Sehun. Anehnya, guru kimia datang ke kelas dengan alasan meminta tambahan nilai. Oh Tuhan, padahal sudah mau kenaikan kelas. Apa harus aku melakukan itu semua?

"Choi Cheonsa! Oh Sehun! Keluar! Aku tidak ingin mengajar siswa yang tidak tertib!" seketika aku membuka mulutku. Apa katanya tadi? Siswa yang tidak tertib? Apa salahku? Ah iya, aku sadar aku tidak memakai atribut lengkap. Dan apa salahnya-Oh Sehun? Ah iya, dia tertidur di mejanya.

"Lalu bagaimana dengan nilai kami Saem?" tanyaku merayu

"Akan aku kosongi nilaimu!" saat itu juga aku mengumpat dalam hati. Dasar guru tidak berbelas kasian.

Kami berdua pun beranjak dari bangku dan segera keluar dari kelas. Satu kelaspun menertawakan kami berdua. Benar-benar hari yang sial. Jahatnya lagi, beliau juga tidak memperbolehkan kami berdua duduk. Jadi baik aku maupun Sehun harus berdiri di depan kelas sampai jam pelajarannya selesai.

Setengah jam sudah aku menunggu jam selesai. Perutku, perutku sakit. Lari duapuluh kali lapangan membuatku menghabiskan tenaga yang banyak. Ditambah, aku tidak memasukkan sesuap makananpun ke dalam perutku. Maag. Maag ku kambuh. Dan aku harus menahannya satu setengah jam lagi.

"Makanlah biskuit ini. Setidaknya perutmu tidak kosong," seseorang memberiku sebungkus biskuit dari saku celananya

"Terlambat. Maag ku sudah kambuh. Dan aku tidak kuat lagi." Aku berkata lirih sembari memegangi perutku. Aku tidak bisa menutupinya. Ini benar-benar sakit

"Tahanlah, sebentar lagi. Aku akan membawamu ke ruang UKS." Jawabnya

"Tidak per..." aku tidak sempat melanjutkan kata-kataku. Aku tidak bisa berdiri. Badanku terasa lemas. Pusing, rasanya seperti ditusuk-tusuk, mual semuanya bercampur jadi satu.

"Wajahmu pucat sekali Cheonsa-ya," terdengar sebuah nada bahwa dia sedang mencemaskanku. Andai saja, dulu dia sempat mengucapkannya padaku saat aku sedang sakit. Mungkin aku tidak akan membencinya seperti saat ini.

Sehun pun menjulurkan tangannya untuk memintaku berdiri, setelah itu dia berjongkok dan menepuk-nepuk punggunggnya.

"Naiklah," ucapnya

Seketika rasa sakit ini seakan sirna, aku tidak dapat merasakannya kembali. Yang kurasakan saat ini hanyalah sebuah kehangatan dan kelembutan hati yang dia siratkan padaku. Dengan ragu aku naik di belakang punggungnya. Air mataku kembali berlinang.

"Jangan menangis, kau membuat baju ku basah." Ucapnya disela-sela tangisku. Aku pun segera mengusap air mataku kasar

"Anniya, Sehun-ah jeball katakan padaku apa benar kau membutuhkan uang untuk membeli obat ibumu?" pertanyaanku membuatnya menghentikan langkahna sekejap, dapat kudengar dia menghela nafasnya kasar

"Benar. Tidak ada yang dia harapkan kecuali aku anak semata wayangnya." Dia melanjutkan langkah kakinya.

Hingga terbesit dibenakku untuk membantunya. Bekerja paruh waktu. Sama seperti yang dia lakukan. Kurasa aku bisa melakukannya, sepulang sekolah nanti aku akan melamar pekerjaan disebuah restoran dekat kompleks.

"Cheonsa-ya, berjanjilah padaku kau tidak akan meninggalkanku apapun yang akan terjadi nantinya," tiba-tiba dia memintaku hal itu kembali

"Alasan apa yang kiranya bisa kuterima agar aku sudi menuruti permintaanmu?" tanyaku

"Karena aku membutuhkan dirimu disisiku." Tidak sempat aku menjawab alasannya barusan, karena aku telah sampai pada tujuan utama-UKS.

"Aku akan menunggumu, mintalah obat maagnya dan mari segera kembali sebelum guru itu mencari kita," tuturnya. Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya

Selang beberapa menit kemudian, aku keluar dari ruang UKS dan mendapatkan sebutir obat telannya. Dan kudapati laki-laki itu-Sehun sedang duduk di kursi tunggu dan menopang dagunya menggunakan kedua tangannya.

"Oh Sehun, mari kita kembali sudah kudapatkan obatnya." Ucapku

"Hm, apa perlu kugendong lagi?" tanyanya menyindir

"Anniya, aku sudah baik-baik saja." Setelah itu kami pun segera kembali di depan kelas

Dan keadaan kelas masih sama. guru itu tak kunjung angkat kaki dari kelasku. Hingga aku harus menunggunya kembali di luar kelas. Untung saja sudah kudapatkan obat pereda sakitnya.

"Sehun-ah, apa kau bekerja di proyek itu setiap hari?" tanyaku memecah keheningan

"Hm, setiap hari sepulang sekolah." Jawabnya

Haruskah dia melakukan itu semua? Dia akan kehilangan waktunya untuk belajar atau bahkan untuk bermain bersama kawan-kawannya. Pikiranku memang benar. Aku akan mengikuti jejaknya untuk bekerja di sebuah restoran sepulang sekolah. Akan aku bantu sebisaku Sehun-ah.

-o0o-

Bel berbunyi untuk kesekian kalinya di sekolah ku. Sesuai dengan ucapanku, aku akan bergegas melamarkan diri sebagai pekerja di sebuah restoran ternama sekitar kompleksku. Aku mulai melangkahkan kakiku meninggalkan sekolah tercinta.

Melewati jalanan yang sunyi bukan menjadi hal yang aneh bagiku. Sendirian, tanpa ada seorang yang menemani sudah terlampau biasa untukku. Hingga sampailah kaki ini berlabuh di tempat yang kutuju. The La' Restaurant feel your pleasure in here. Aku menghela nafasku sejenak sebelum aku benar-benar yakin dengan keputusanku.

"Tuan, saya ingin melamar pekerjaan disini. Saya sangat membutuhkan kerja paruh waktu untuk biaya sekolah. Saya mohon tuan terimalah saya." Ucapku memohon kepada sang pemilik restaurant tersebut

"Ah baiklah, kebetulan kami juga sedang kekurangan pekerja. Kau akan kuterima menjadi pramusaji. Gaji awalmu sebesar 400ribu won perbulan. Apa kau mau?" tawarnya. Aku tersenyum sumringah mendengarnya

"Baik tuan saya mau." Jawabku

"Kau boleh bekerja mulai hari ini." Titahnya. Aku menganggukkan kepala sebagai jawabannya

*play the soundtrack^^*

Akupun bergegas mengganti pakaian seragam sekolahku dengan seragam kerjaku. Tepat pukul 15.00KST aku memulai pekerjaanku, menghampiri meja-meja yang penuh dengan pelanggan, mengantarkan makanan-makanan yang dipesan. Tak jarang aku juga mendapat omelan karena salah memberi pesanan makanan. Hingga waktu menunjukkan pukul 21.00, artinya aku akan segera pulang ke rumah. Ternyata begini rasanya banting tulang demi mendapat sesuap nasi.

Selesai dengan semuanya aku melangkahkan kakiku keluar restaurant ini dengan perasaan lega yang tak terbayar. Akhirnya, aku mendapat 400ribu won-ku yang pertama kalinya. Hasil dari jerih payahku sendiri.

Kembalilah aku berjalan di jalanan menuju rumahku sendirian. Sepertinya hujan akan segera tiba. Dan sayangnya aku tidak membawa payung. Di tengah perjalanan, aku melihat sosok yang tak asing bagiku berjalan lemas di depanku.

Rambutnya yang berantakan, seragam sekolah yang kusut. Apa lagi yang terjadi denganmu Oh Sehun?

Bunyi gemuruh terdengar sangat nyaring. Hingga hujan deras turun membuat pandanganku sedikit mengabur. Basah kuyup sudah tidak kupedulikan lagi. Aku dengannya-Sehun masih fokus dengan jalanan di depan.

Hingga sekitar jarak lima meter kami berpasapasan, saat itu pula kami saling memandang dalam kesunyian. Tubuhnya dan tubuhku sudah sama-sama basah kuyup. Matanya dan mataku masih saling bertemu lumayan lama untuk pertama kalinya.

Greebb!

Hingga aku merasa pelukan hangat menyelimutiku dibawah dinginnya hujan yang mengguyur. Tidak ada sepatah apapun yang dia ucapkan. Dengan tiba-tiba saja dia-Oh Sehun memelukku dalam kesunyian yang menyelimuti kami berdua.

Lama dia mendekapku dibawah hujan ini. Dapat kurasa detak jantungnya berdegup cepat saat ini. Mendekapku erat, mengelus surai hitam basahku seolah dia lakukan tanpa ada beban. Mengelus punggunggku seakan menyalurkan kehangatan disana.

Masih dalam diam dia mendekapku, tidak ada satupun dari kami yang membuka pembicaraan. Baik aku dan dia masih berperang dengan pikiran masing-masing. Hingga secuil kata dia ucapkan lirih tepat diatas kepalaku,

"Aku memintamu tidak menjauhiku," dia menjeda kalimatnya

"Karena aku mulai mencintaimu, Choi Cheonsa," setelahnya, dia semakin mendekapku erat dalam peluk hangatnya. Dapat kurasa tetesan air mata hangatnya menetes tepat di bahuku. Seakan ribuan dinginnya air hujan yang mengguyur kalah dengan satu tetesan air matanya yang hangat.

Tidak ada yang dapat kusampaikan sebagai jawabannya. Ingin rasanya aku tidak sadarkan diri di depannya saat ini juga. Namun kedua tangan kekarnya masih bisa menahanku. Oh Sehun di bawah hujan ini kau kembali membuatku menangis untuk kesekian kalinya.

-o0o-

Why can't i hold you in the street

Why can't i kiss you on the dance floors

I wish that it could be like that,

Why can't it be like that

Cause im yours,

Tbc
Hai kakk kambek lagi ^^
Wdyt untuk chap ini?
Makin absurd ya? Maaf yaa jgn lupa tinggalkan jejak, seyuu next part ^^

Continue Reading

You'll Also Like

155K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
76.8K 8.3K 86
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
48.2K 6.6K 30
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
139K 13.7K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...