TAKDIR (Komplet)

By Rex_delmora

317K 21.8K 1.7K

Mencintai kamu bagaikan bernafas buat aku, bagaimana mungkin aku mampu berhenti - ALVIAN HEZA MARDIKA Mencint... More

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
EXTRA
OPEN PO VERSI BARU TAKDIR (SERPIHAN SESAL)

Dua Puluh Lima (END)

12.4K 889 60
By Rex_delmora

Seorang anak perempuan berlari kesana kemari dengan balon yang tak lepas dari genggamannya. Tertawa riang tanpa beban, karena apapun yang di lakukannya bisa membuatnya bahagia.

'Brruuukkk

"Mamaaa ... Huaaa."

Seseorang berlari menghapiri anak itu yang menangis karena terjatuh. Ada luka kecil di lututnya dan itu justru membuatnya semakin menangis.

"Sayang, kenapa Nak, kok bisa jatuh, ada kodoknya ya. Kodoknya nakal ya. Diem ya Sayang, yuk Mama obatin ya biar sembuh." Perempuan yang mengaku ibunya itu membawanya masuk ke dalam sebuah Villa.

Aprillya Putri Chandra Mardika, Nama yang diambil dari bulan lahirnya yaitu bulan april, sedangkan nama Chandra, diambil dari nama tengah ayahnya yang berarti ia adalah putri dari Ali Chandra Kanaka. Mardika di ambil dari nama belakang Al. Ali sengaja menyematkan nama Mardika di belakang nama April, bermaksud sebagai rasa bersyukurnya karena berkat Al ia dapat merasakan kebahagiaan ini. Ali tak pernah melupakan betapa besar pengorbanan Al untuk kebahagiaannya bersama Prilly hingga seperti saat ini. Untuk menghormati dan mengenang Al, Ali sengaja mencantumkan Mardika di belakang nama putri tercintanya bersama Prilly. Putri kedua Prilly dan Ali kini sudah besar, usianya yang sudah beranjak 3 tahun terlihat lucu dan menggemaskan bagi mereka yang melihatnya. April kecil sangat cantik seperti ibunya, bulu matanya lentik seperti ayahnya. Perpaduan yang sempurna bagi anak seusia dia.

Prilly membawa masuk April yang masih terus menangis di dalam gendongannya. Ali yang tidak berada di TKP terkejut melihat anaknya menangis hingga sesenggukan.

"Loh Ma, April kenapa?" tanya Ali segera mendekati Prilly yang sedang membujuk April agar berheti menangis.

"Tadi jatuh Pa, di depan lagi main. Ini mau Mama obatin." Prilly mencari kotak P3K yang selalu dia bawa. Sedangkan Ali mengambil alih April.

"Dede April kenapa Pa?" tanya El yang baru saja datang dari luar.

"Kata Mama tadi Adik jatuh, lari-lari di depan," jelas Ali kepada El sambil menimang-nimang April agar berhenti menangis.

"Cup cup cup Adek, udah ya nangisnya. Nanti Kak El temenin kamu main," ujar El mengelus rambut April lembut, menenangkan adiknya penuh perhatian.

"Jangan nangis lagi ya Sayang, bentar ya ... Mama sedang ambil obat." Ali mencoba menenangkan April dengan mengguncangkan kakinya pelan. El juga membantu menghibur April agar berhenti menangis.

Prilly tergopoh-gopoh membawa kotak P3K-nya yang diambil di kamar. Prilly bersimpuh di hadapan Ali, mengobati kaki April yang terluka. Luka di lututnya kecil, mungkin karena April masih balita jadi dia merasakan sakit.

Prilly dengan telaten memberikan revanol pada luka April setalah itu di berikan plaster dengan gambar binatang-binatang lucu yang menutupi lukanya.

"Nah udah selesai kan, jangan nangis lagi ya sayang. Yuk bobo sama Mama, besok pagi kita jalan-jalan ya." Prilly mengambil alih April dari tangan Ali.

"Mamaaa ... Ini susunya April, barusan El buatin biar April nggak nangis lagi." El memberikan botol susu pada Prilly.

"Duh Kakak El baik sekali. Makasih ya sayang."

"Iya Ma, El ikut ya Ma, ke kamar." pinta El.

"Iya boleh, ayo."

Prilly, El dan April lebih dulu pergi menuju kamar untuk beristirahat. Prilly mengganti semua pakaian April dengan pakaian yang lebih nyaman untuk tidur, sedangkan El lebih memilih menunggu mama dan adiknya di atas ranjang dengan posisi telungkup.

"Kakak El, awas." April mendorong-dorong tubuh El agar sedikit bergeser. Namun El sama sekali tak bergerak dari posisinya.

"Kakakkkkk .... " Suara April yang kecil namun nyaring membuat El menutup telinganya.

"Dedek apa sih, kok teriak-teriak," tegur El menutup telinganya.

"El, geser dulu sayang, biar adek April bobo dulu. Kamu bobo sini, di samping adek," seru Prilly lembut membenarkan letak bantal untu El tidur.

Dengan wajah cemberut El bergeser sedikit ke kiri. Sedangkan Prilly sudah berada di sisi kanan dengan tubuh miring siap memeluk April. April sedah menyesap susunya yang ada di dalam botol dengan Prilly yang terus mengusap-usap kepalanya. Sedangkan El terus memperhatikan kedua wanita di hadapannya.

"Ma." Prilly mendongak saat El memanggilnya.

"Hmmm, apa Kak El?" sahut Prilly lembut, sejak kelahiran April, Ali dan Prilly bersepakat untuk memanggil El dengan embel-embel kakak, untuk membahasakan April agar terbiasa dengan panggilan tersebut.

"Semalam papa Al datang ke mimpi El. Papa pakai baju putih terus senyum sama El. Muka papa juga berseri sekali Ma, El sempat bingung kenapa dilihatin terus kaya gitu sama papa. Nggak lama papa pergi Ma. Papa mau kemana ya Ma?" El menceritakan tentang mimpinya semalam kepada Prilly.

El memang belum pernah sekalipun bertemu dengan Al, tapi ikatan batinnya yang kuat, dia tetap bisa merasakan kehadiran Al di dalam setiap langkah hidupnya. Prilly tak menjawab dia hanya terdiam dan kembali memandangi April yang sudah lelap tertidur.

"Mungkin papa Al rindu sama kamu, jadi papa Al datang ke mimpi kamu. Yaudah bobo gih besok kesiangan, kan kita besok mau jalan-jalan ke Jendela Alam." Prilly mengusap kepala El meminta putranya segera menyusul April.

Jendela Alam adalah salah satu tempat yang paling lengkap menghadirkan banyak aktivitas berbau pekerjaan di peternakan yang memungkinkan pengunjung agar dapat berinteraksi langsung dengan berbagai binatang atau tumbuh-tumbuhan, juga ikut menanam hingga memanen pertanian. Tempat wisata ini sangat bagus untuk edukasi anak-anak, karena di tempat itu mereka dapat terjun secara langsung dengan alam.

Perlahan tapi pasti El mulai terlelap, tetapi tidak dengan Prilly. Matanya masih terang dan tak sedikit pun rasa kantuk menyerangnya. Rasanya sulit sekali mata itu terpejam, setelah mendengar penuturan El tadi.

"Apa kamu rindu kami Honey? Kamu sering sekali datang ke mimpi El, tapi kenapa kamu nggak pernah datang ke mimpi aku waktu aku kangen sama kamu? Honey aku rindu," ucap Prilly lirih dengan terus menatap laki-laki kecil hebat di hadapannya. Tanpa terasa airmatanya luluh begitu saja.

"Aku janji akan membahagiakan Prilly, dengan caraku. Maaf Al, aku juga mencintainya dan saat ini dia milikku. Biarkan dia bahagia denganku." Ali sangat tidak bisa melihat Prilly menangis. Baginya satu tetes airmata yang jatuh itu sangat berharga.

Ali mendekat dan berbaring di belakang Prilly yang masih ada space di sana. Tangannya langsung memeluk erat dari belakang dan alhasil membuat si empunya terusik.

"Maaf buat kamu bangun Sayang," ucap Ali lirih.

"Nggak kok Pa, sempit ya? Sana di belakang El aja yang lega," seru Prilly menoleh kepada Ali tanpa memutar tubuhnya.

"Nggak, aku mau di sini aja, meluk kamu." Ali mempererat pelukannya dan mulai ikut menyusul kedua malaikan kecilnya yang sudah dulu tertidur.

***

Prilly sudah menyiapkan beberapa keperluan yang akan dibawa, terutama untuk April seperti baju dan juga susu botol.

"Ayo Ma, udah siap?" Ali datang dari luar sehabis memanaskan mesin mobil.

"Udah Pa. El tolong bantu Mama bawa tas Adek ya," seru Prilly meminta tolong.

Sejak usia dini Prilly membiasakan mendidik anak-anaknya agar selalu menggunakan tiga kata dasar dalam kehidupan ini yang sering digunakan yaitu 'Tolong', 'Maaf', dan 'Terima kasih'. Ketiga kata yang menunjukan bahwa orang memiliki rasa rendah hati, menghargai dan memaafkan sesama, kini mulai luntur dan sering dilupakan.

"Iya Ma." El membawa tas April dan keluar untuk meletakannya di mobil.

Hari ini Ali ingin mengajak keluarga kecilnya mengunjungi sebuah tempat wisata yang menawarkan banyak permainan yang seru dan penuh pendidikan di dalamnya. Di sana bisa mengajarkan si kecil bersahabat dengan alam, bermain-main, bahkan bisa bersenang-senang dengan hewan yang pasti dengan pengawasan orangtua. April terlihat sangat antusias mengunjunginya.

"Mama lihat capi," ucap April tepat di pangkuan Prilly.

"Iya Sayang, nanti kita lihat sapi." Prilly mengusap kepala April sayang, sedangkan El duduk tenang di bangku belakang menatap ke luar jendela memperharikan jalanan yang terlihat sejuk dan asri.

Ali melirik pada 2 malaikat di sisi kirinya lalu melihat El yang duduk tenang di belakang melalui kaca yang tergantung di depannya, senyum tersungging di bibir merahnya. Kebahagiaannya kali ini sudah cukup lengkap. Tuhan melengkapi hidupnya dengan kehadiran mereka di sisinya.

Mereka tiba di tempat tujuan. Ali mengantri untuk membeli tiket masuk setelah memarkir mobilnya. Dengan telaten Prilly juga menjaga April yang sedang senang lari ke sana ke sini dibantu El menjaga April.

Di tempat ini mereka akan di sugukan dengan permainan alam, seperti menanam padi, membajak sawah dengan kerbau dan memberi makan sapi dan ternak yang lainnya. Banyak orangtua yang membawa anak-anaknya ke tempat ini, selain melatih kecerdasan mereka juga dilatih ketangkasannya.

"April sama Papa ya. Ayo El." Ali mengambil April dari gendongan Prilly, sedangkan Prilly menunggu mereka di saung tengah sawah yang memang di sediakan.

"Papa, ini kotoy." April melihat kaki Ali yang penuh dengan lumpur.

"Kalau April nggak mau kotor, April nggak bisa main, tuh lihat temen-temennya seneng kan. April mau juga kaya gitu?" Ali menunjuk sebuah keluarga yang asyik menanam padi.

"Mau Pa mau, Apil mau tuyun Papa." April meronta di dalam gendongan Ali, sedangkan El sudah memegang bibit padi yang siap di tancapkannya.

Dari tempatnya menunggu Prilly bisa melihat bagaimana telatennya Ali menjaga 2 buah hatinya. Walaupun El bukan putra kandungnya, Ali tetap bersikap adil pada El dan juga April. El juga mengerti jika adik kecilnya itu lebih butuh banyak perhatian dibanding dirinya.

Asyik bermain di sawah dengan baju penuh lumpur, Ali mengajak April dan El untuk pergi menangkap ikan di empang yang memang sudah di sediakan, airnya yang dangkal memudahkan April untuk bisa masuk ke dalamnya. Sesekali dia terlonjak saat ikan melewati kakinya dan Ali harus lebih waspada.

"Pa, El mancing aja ya di sana." El menunjuk kawasan yang memang di sediakan untuk memancing.

"Kamu jangan sendiri El." Ali tak mau El jauh dari pengawasannya.

"Nggak apa-apa Pa, Kak El biar sama Mama." Prilly menawarkan diri menemani El dan Ali bersama April.

Prilly mengikuti El dan duduk di sampingnya, memperhatikan El yang dengan lihai memasang umpan di kail. El memang anak yang cerdas, dia mau belajar berbagai hal baru yang baru saja di temuinya.

Kail dan umpan sudah terlempar ke tengah empang, El terus memperhatikan kailnya siapa tahu akan bergerak dan itu tandanya umpan milik El sudah di makan ikan.

"Ma, El kangen papa Al. Beberapa kali papa Al datang ke mimpi aku, Ma." Dengan pandangan ke depan El menceritakan semuanya.

Prilly tak bergeming, dia merasakan hal yang sama dengan apa yang di rasakan putranya itu. Dia merindukan Al, bahkan dia ingin sekali Al datang ke dalam mimpinya. Tapi, Al lebih mengerti untuk tidak mengusik kehidupan baru Prilly dengan kehadirannya ke dalam mimpi. Mungkin Al lebih memilih mengunjungi anaknya dan menitipkan salam melalui El.

"Besok kita ke makam papa Al setelah pulang dari sini ya, Sayang," ucap Prilly bergetar sambil mengelus kepala El penuh rasa rindu dengan Al.

"Iya Ma."

"Ma, Kak El. Udah yuk, udah sore nih, kalian juga belum pada makan kan." Ali sedang menggendong April yang sudah berganti pakaian dengan yang lebih bersih.

"Ah iya Pa. Ayo Kak El, Papa udah manggil tuh." Prilly membantu perkakas El sebelum mereka meninggalkan tempat itu.

Sebelum mencari makan Prilly lebih dulu menemani El membersihkan diri. Setelah siap kini waktunya mereka mengisi perut. Mereka memilih saung yang ada di tengah hamparan sawah agar bisa menikmati indahnya lukisan tangan Tuhan yang luar biasa indah. Pemandangan yang mampu menyejukkan hati dan menenangkan pikiran, diiringi dengan canda tawa dan lucunya tingkah April di tengah-tengah mereka.

"Dek, sini sama kakak El, Kakak foto ya." April berjalan ke arah El, dengan kamera ponsel Prilly, El mengabadikan berbagai pose lucu April. Mereka juga mengabadikan gambar mereka berempat sebanyak mungkin.

Bahagia bersama keluarga yang utuh dan harmonis membuat hidup menjadi lebih berarti.

***

Tempat ini adalah tempat terakhir bagi Al beristirahat sampai waktunya tiba. Hanya gundukan tanah dan amal ibadah yang dengan setia menemani Al sampai tiba saatnya.

Prilly dan keluarganya datang berkunjung, mereka ingin melepas rindu dan mengirimkan sebuah doa agar jalan yang dilalui Al nanti menjadi lapang. Mereka berempat bersimpuh di hadapan nisan milik Al. Bercerita banyak hal dalam pikiran mereka masing-masing.

"Hai Honey, apa kabar kamu di sana? Aku rindu kamu Honey, kenapa kamu nggak pernah datang di mimpiku dan justru kamu selalu datang di mimpi El. Aku rindu ingin memelukmu Honey. Honey, dari atas sana kamu pasti selalu melihatku kan, lihat keluargaku, Ali sangat baik dan sangat menjaga kami, dia pria hebat, sama sepertimu. Doakan kami selalu bahagia ya Honey, aku yakin kamu juga pasti sudah bahagia di sana. I love you and i miss you so much, Honey, tunggu aku di keabadian," batin Prilly berucap, air mata pun sudah menggenang di pelupuk matanya.

Rindu dan cinta Prilly untuk Al sudah sangat tinggi menggunung, hanya doa yang mampu Prilly berikan untuk mendekap Al. Cintanya kepada Al tak sedikit pun berkurang, hanya dia menyimpan di sudut hatinya dan menguncinya rapat agar cinta Ali tak terusik. Hanya Prilly yang tahu betapa besar cinta dan rindunya untuk Al.

"Hai Al, gimana kabar lo? Gue harap lo selalu bahagia di sana ya. Terima kasih Al, buat semua pengorbanan lo. Gue akan selalu jaga keluarga kita, gue akan selalu bahagiain wanita kita dan gue juga akan membuat malaikat-malaikat kita selalu tersenyum bahagia. Mereka anugrah yang Tuhan kasih buat gue dan gue bersyukur untuk itu. Istirahatlah dengan tenang Al," ucap Ali tanpa suara sedikit pun.

"Papa, El rindu. Walau kita nggak pernah bertatap wajah secara langsung, tapi El tahu kalau kita banyak kesamaan dan kemiripan. Dari cerita Mama, Papa seorang pemimpin yang arif dan cerdas. El mau seperti Papa, tunggu El dan Mama di keabadian ya Pa? El sayang banget sama Papa, I miss you so much Papa." El mencurahkan isi hatinya dalam diam.

El yakin Al tetap akan tahu dan mendengar jeritan hatinya sekali pun dia tanpa suara.

"Papa, ayo pulang." April yang ada di dalam dekapan Ali menatapnya sendu.

"Iya sayang kita pulang, pamit dulu sama papa Al, kalau April mau pulang. Gimana pamitnya?" tanya Ali.

"Papa Al, April pulang dulu ya. Dada papa Al." April melakukan apa yang di minta Ali.

Ali mengulum senyum dan mengusap kepalanya sayang.

Keluarga adalaha satu-satunya anugrah yang Tuhan kasih, jaga dan rawat keluargamu, karena hanya pada keluargamulah tempatmu berbagi tanpa menjadi orang lain.

Al damailah kamu di sisi Tuhan, tempatmu sekarang lebih indah dan lebih menyenangkan. Berbahagialah kamu di sana.

-END-

#########

Melonnya Mami

Akhirnya happy ending ya walau berondong aku yang harus berkorban. Nggak papa deh, gantian. Kan diantara dua pilihan, mau nggak mau salah satu harus dikorbankan. Hihihihi

Masih mau nunggu Extra part nggak nih?
Makasih yang sudah setia dan sabar menunggu. Apalagi sudah suka rela memberi vote dan komennya.

Muuuuuaaaahhhh

Continue Reading

You'll Also Like

114K 15.2K 55
WARNING! TATA KEPENULISAN MASIH ACAKAN! MOHON DIMAKLUMI. MELODRAMA | FANFICTION | MYUNGZY Kalian percaya bahwa cinta sejati itu ada? Tapi Bae Suzy ti...
17.3K 976 19
[COMPLETED] "Tubuh ini akan musnah pada waktunya. Apa pun yang terlihat oleh mata, akan tiada. Tapi tidak dengan cinta. Cinta tidak bisa dilihat, cuk...
1K 316 10
ft. son dongmyeong si cerewet yang berubah menjadi pendiam kalo lagi duduk disebelahmu. Β©pincyaa, 2020.
1.8M 91.3K 40
Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi Dave benci melihat...