Takkan Melupakanmu

By puspamekar

321K 39.8K 1.8K

Siapa aku? Siapa diriku? Aku tak tau siapa diriku... Siapa dia? Orang bilang dia kekasihku, tapi kenapa aku t... More

TM»1
TM»2
TM»3
TM*4
TM»5
TM»6
TM»7
TM»8
TM»9
TM»10
TM»11
TM»12
TM»13
TM»15
TM»16
TM»17
TM»18
TM»19
TM»20 (Finish)
Sinopsis All About Love

TM»14

12K 1.8K 95
By puspamekar

Perasaan lega dan harapan yang besar terbersit dari hati Ali ketika mengetahui Prilly sudah mulai mengingat masalalunya.

"Benarkah sudah ingat? Bukan ingat cerita kemarin-kan?" Ali merangkum pipi Prilly dengan kedua tangannya dan menatap dalam mata gadis didepannya.

"Bukan. Ketika bangun dari pingsan karna ngeliat kamu berdarah-darah memory-ku langsung seperti tergambar jelas!" tutur Prilly membalas tatap rindu Ali.

Prilly juga bercerita kalau dia selama ini diam-diam mencari psikiater untuk memberikan terapi padanya tanpa sepengetahuan Nikko.

Menurut psikiater bernama Nayla, Prilly mengalami Retrograde amnesia yaitu ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa. Dan amnesia jenis ini dapat disembuhkan dengan terapi. Seringnya ingatan-ingatan yang merupakan ingatan emosional dan trauma membuat kepalanya berdenyut tetapi menurut Dokter Nayla itu hal yang wajar. Lalu mengganti obat yang diberikan Nikko dengan meminum obat yang diberikan Dokter Nayla membuat Prilly lebih baik.

"Benarkah, syukurlah, biarlah aku terluka tapi hikmahnya kamu bisa ingat lagi siapa kamu, siapa aku dan siapa kita." sahut Ali menggerakkan ibu jarinya dipipi Prilly.

"Aku sudah bilang takkan melupakanmu, dewa, meskipun kemarin aku tak bisa mengingat siapa kamu, tapi hatiku bisa mengatakan rindu itu buat seseorang dan yang terlintas itu wajah kamu!" Prilly memandang Ali dengan mata berkaca lagi. Perasaan haru membuat Prilly tak bisa menahan tetesan airmata bahagia.

"Jangan nangis!" Ali menyentuh air disudut mata Prilly dengan ujung jarinya.

"Akuuu, rinduu..." ucap Prilly seperti bergumam.

"Aku juga..."
Ali menyisihkan rambut Prilly kebalik telinganya. "Aku sudah pernah bilang akan tiba saatnya orang akan tahu, aku milikmu dan kamu milikku, dewi!" Ali melanjutkan kalimatnya lagi.

Prilly meraba wajah Ali dimana ada lebam disana.
Pandangan mata mereka yang saling menatap rindu terasa semakin mengabur karna jarak yang makin dekat hingga Prilly menutup matanya ketika Ali memiringkan sedikit kepala menjangkau bibirnya. Pelan terasa kekenyalan yang kering tersentuh bibir atasnya yang lembab hingga Prilly balas membuat lembab bibir atas Ali.

"Sshhhh!" Ali meringis setelah ciuman mereka terlepas. Ali mengantup bibir bawahnya dan Prilly menatapnya khawatir.

"Sakit?"

"Sedikit."

Prilly mendekatkan wajahnya dan mencium sudut bibir Ali yang lebam.

"Kenapa?" Prilly menatap Ali yang memandangnya dengan mata tersenyum sementara tangannya mengusap sudut bibir Ali yang habis diciumnya.

"Nggak." Ali menggeleng sambil memegang tangan Prilly yang masih mengusap sudut bibirnya.

"Pasti mau jahilin aku kan? Mau bilang aku agresifkan, iyakan?"

Ali tertawa dan Prilly memukul bahunya hingga Ali mengaduh karna disana juga terdapat memar.

"Rasain!"

Ali meraih Prilly dan memeluknya dengan perasaan lega yang menggunung. Dewi amornya telah kembali.


"Aku milikmu, kamu milikku, dan nggak ada yang bisa memisahkan kita, meski amnesia sekalipun....!"
+++++

Prilly keluar dari mobil dengan tergesa. Dia pergi dari rumah sudah cukup lama. Sudah seminggu ini ia bolak balik keluar tanpa mbak yul, menjenguk Ali dan pergi ke makam Lea bersama Bimo. Karna ia sekarang pergi bersama dengan Pak Syukri tetapi tanpa Mbak Yul lagi. Mbak Yul selalu dikelabui jika ia pergi keluar yang ada hubungannya dengan Ali atau ingatannya. Bisa dikelabuinya untuk minta dibelikan sesuatu diluar rumah, bisa minta maminya mengajak dia keluar atau menyuruh dia mencari sesuatu. Dan Prilly selalu khawatir Mbak Yul akan dihubungi Nikko karna tak jarang Mbak Yul menelpon akhirnya Prilly harus menonaktifkan hapenya.

"Kalau orang kampung itu bodoh tetap saja bodoh!!" suara Nikko terdengar emosi.

"Maafkan saya tuan!" Mbak Yul terdengar menyahut dengan suara gemetar.

"Sudah berulang kali kamu dibodohi Prilly supaya dia bisa pergi tanpa setahu kamu kemana tapi tetap saja kamu bisa dibodohi!"

"Ada apa?" Prilly muncul didepan pintu membuat Nikko terkejut karna merasa tertangkap basah memarahi Mbak Yul.

"Mbak Yul salah apa kok dibentak-bentak, Nik?" tanya Prilly pura-pura polos.

"Mbak Yul nggak tahu kemana kamu, aku khawatir!" Jawab Nikko.

"Jangan salahin dia, aku memang nggak ngasih tau dia kalau mau pergi kemana, aku tadi menengok Ali!"

"Untuk apa kamu menengok dia?"

"Dia luka karna lindungin aku kan Nik, kok aku nggak boleh nengokin orang yang udah bantuin aku!"

Nikko menatap Prilly dengan wajah keras. Tapi Prilly tak ada rasa gentar sama sekali. Sengaja ia bilang jujur kalau tadi menengok Ali. Prilly mau tahu, apa yang dikatakan Nikko.

"Lain kali kalau mau pergi kamu pamit sama aku!"

"Nanti kalau sudah jadi istri, sekarang aku masih bebas kan?"

"Belum jadi istri aja kamu nggak mau belajar matuhin aku, gimana nanti jadi istri?"

"Makanya nggak usah jadiin aku istrimu, cari yang lebih baik dari aku, Nik!"

Prilly melangkah menuju tangga untuk naik kekamarnya. Melewati Nikko, Nikko menarik lengannya kasar dan mencengkram bahunya dengan kedua tangannya keras.

"Kenapa? Udah nggak bisa pura-pura lemah lembut lagi sama aku?" tanya Prilly didepan wajah Nikko yang hampir saja tak berjarak tapi Prilly menjauhkan wajahnya dengan tangan mendorong dada Nikko sementara tangan Nikko masih mencengkram bahunya.

"Enggak, aku cuma mau ngingatin kamu, apakah sudah minum obat?"

"Meminum obat supaya aku lupa selamanya?"

Mata Nikko melebar dan menoleh kearah Mbak Yul yang ketakutan.

"Mau nyalahin Mbak Yul? Mau bilang dia bodoh lagi? Dia itu cuma korban ya, korban ambisi kamu!!"

Nikko melepas cengkramannya.

"Kamu lebih pantas buat aku daripada buat dia yang hanya pria tak berkelas apalagi suami orang, itulah sebabnya aku ingin kamu MELUPAKANNYA untuk selamanya!!"

"Tapi apa yang kamu lakukan itu KEJAM, kamu biarkan obat-obatan itu merusak memoryku, kamuu..."

"Apa??" Suara Mami didepan pintu mengejutkan mereka. "Jadi benar kamu memberikan obat untuk menghilangkan memory Prilly?" Mami mendekat dengan wajah penuh amarah.

"Tantee..."

"Tega-teganya kamu, Nik!"

"Tante, bukankah tante dulu yang lebih memilih menantu yang selevel sama keluarga tante daripada seorang yang level bawah apalagi suami orang!" ucap Nikko tanpa merasa bersalah.

"Seorang mantan suami orang lebih baik daripada seorang dokter syaraf yang malpraktek!" sahut Prilly dengan suara bergetar.

"Jadi begini Nikko cara kamu membalas kepercayaan kami?" Lirih suara mami sambil terduduk disofa dengan tubuh lemas.

"Karna saya sangat mencintai anak tante, itu saja!" sahut Nikko dengan wajah pucat pasi.

"Kamu bilang, kamu waktu itu sudah berkomitmen sama anak saya tapi kenyataannya kamu berbohong!!" ucap Mami Prilly lagi

"Lagi-lagi karna cinta saya sama Prilly, tante!"

Mami Prilly menghela nafas dan memandang Prilly.

"Apa kamu mau abaikan begitu saja orang yang mencintai kamu, Ly?" tanya Maminya pada Prilly membuat diam-diam Nikko menarik nafas lega.

"Jika bisa, Ily larang dia untuk mencintai tapi buta mami, kalau Ily harus tidak mengabaikan semua yang cinta sama Ily lalu bagaimana dengan orang yang Ily cintai?" ucap Prilly dengan nada menukas minta pengertian membuat nafas Nikko tertahan.

"Tapi orang yang Ily cintai seperti apa dulu?" tanya mami sedikit ragu.

"Yang jelas kami saling mencintai dan saling memiliki, mami!" jelas Prilly teringat ucapan Ali. Dan seketika bayangan wajah Ali melintas dibenaknya.

"Aku berusaha segera menyelesaikan persoalanku dan kita akan mengatakan pada semua orang kalau kamu milikku dan aku milikmu."


"Tapi dia masih milik orang lain Prilly, kamu membandingkan aku dengan pria yang sudah beristri, itu tidak adil!" Nikko menukas membuyarkan bayangan Ali yang berkata sambil menggenggam tangan dan menatap matanya.

"Sekarang aku mau nanya ya sama kamu Nikko, kamu memaksa untuk memiliki aku karna cinta atau karna sebuah rencana?" tanya Prilly dengan mata penuh tanya dan sedikit amarah. Nikko melirik lagi pada Mbak Yul.

"Nikko, sudahlah, mbak Yul nggak salah apa-apa, jangan pikir aku orang bodoh dong Nik, aku bisa nyelidikin kamu tanpa dia!!" Prilly menghela nafas dan menggeleng.

Sesaat ruang tamu terasa hening. Hanya jarum jam yang terdengar berdetik dari sudut ruangan. Prilly tak tahu bagaimana komentar Papinya jika tahu semua ini. Padahal papi pergi bersama papanya Nikko ke Malaysia untuk join bisnis dengan rekan bisnis mereka disana.

"Aku hanyaa, terlalu terobsesi memilikimu, Prilly, maafkan aku!" ucap Nikko akhirnya. Terobsesi melupakan segalanya. Sayang sekali profesi dokter bukannya dipakai untuk memberikan yang terbaik pada pasien sebagai tugas mulia tetapi justru memberikan obat yang tidak semua orang bisa beli dengan bebas tanpa resep dokter. Berniat membuat ingatan masalalu orang lain hilang selamanya agar bisa mencintai hanya dirinya itu sangatlah kejam.

"Saya minta maaf tante, saya tidak bisa membuat Prilly jatuh cinta pada saya!" kata Nikko menunduk menatap Mami yang mendongak kearahnya berdiri.

"Caramu itu salah Nik, apa yang kamu lakukan pada Prilly salah!" desis Mami sambil menggeleng kecewa.

"Saya minta maaf tante, jangan buat karir saya hancur karna masalah ini!"

"Kamu harus minta pada Prilly untuk tak melaporkanmu ke kantor polisi, karna dia sudah memiliki bukti dan saksi yang kuat, Nik!" sahut Mami menatap Nikko kasian.

"Pril..." Nikko menoleh kearah Prilly yang menunduk.

"Aku memaafkanmu!" sahut Prilly akhirnya dengan nada lirih.

"Kita masih bisa berteman?"

"Berteman tanpa ada rasa aku pasti masih bisa!"

"Nanti aku tebus kesalahan..."

"Aku nggak perlu tebusan, Nik, cukup kamu bisa mencari cinta yang lain dan rencana apapun yang kamu buat itu segera kamu singkirkan dari pikiranmu dan papamu!"

Entahlah. Apa yang ada dipikiran Nikko sekarang? Menyesalkah atau bertobatkah? Semuanya sudah jelas. Beruntung Tuhan punya banyak cara menuntun jalan Prilly agar tak terlalu jatuh pada keterlupaan yang panjang. Jika obat-obatan yang diberikan Nikko terus dan terus dikonsumsinya, selamanya dia takkan ingat apapun. Prilly bergidik ngeri mengingatnya.

"Thank to Allah...." desah Prilly sambil memejamkan matanya.

+++++

Ali memejamkan matanya begitu mendengar ada yang membuka pintu kamarnya. Sudah setengah bulan sejak kejadian penganiayaan terhadap dirinya Ali tak mendengar Tata bicara apapun. Tidak lagi ribut menyalahkan siapa yang melakukannya? Padahal awalnya Tata terlihat berang menuduh orang lain yang membuat Ali celaka.

Ali lihat wajah Tata seperti menyimpan banyak beban. Tapi Ali tak merasa perlu berkomentar apapun. Tak ingin kelihatan baik dan memberi harapan. Terlebih sakit dibadannya pun sekarang sudah mulai membaik meski dia disarankan untuk banyak beristirahat tanpa banyak pikiran yang tak penting bagi hidupnya.

"Jangan pura-pura tidur!" suara Tata tak membuat Ali membuka matanya.

"Aku hanya mau minta maaf!" Lanjut Tata lagi. Tapi Ali tetap tak berniat membuka matanya. Mau minta maaf soal apalagi? Percuma saja minta maaf, semuanya sudah terlanjur tak bisa baik.

"Aku akan menggugat cerai kamu, dan aku pastikan ini takkan pernah aku cabut kembali, Li!"

++++++++++++++++++++++++++++++++

Banjarmasin, 17/05/2016

#Nikkopataharang
#otakdewiulargeserlagi
#I belong with you, you belong with me dengan kata lain aku milikkmu, kamu milikku?
#readers, terima kasih ya

Continue Reading

You'll Also Like

933K 2.1K 1
Johnson Series [21+] Tamat. Sudah terbit buku SP. Tersedia e-booknya di playstore. Part di hapus sebagian. Ketika Ethan bekerja ekstra untuk mendapat...
5.2M 282K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
317K 921 13
Gadis itu termenung didepan cermin dengan mata berkaca-kaca.Menatap sedih wajah nya sendiri.Semuanya terlihat datar tanpa emosi. Sinar matanya menyim...
5.2K 179 34
Tuhan tidak perna melarang wanita untuk menjadi Supporter Ini kisah nyata seorang supporter yang menjalankan away bersama pasangan REALITY!!