TM»9

12.8K 1.7K 105
                                    

"Sembunyi buruan, ada Lea sama Bimo!" Ali menarik Prilly kedalam sebuah toko dan tak menyadari itu toko baju untuk anak-anak.

"Silahkan, mau cari buat anaknya pak? Berapa umur anaknya? Perempuan atau laki-laki?"

Ali dan Prilly berpandangan. Anak?

"Laki-laki!" ucap Ali cepat tapi berbarengan dengan ucapan Prilly.

"Perempuan!"

"Aku maunya anak pertama perempuan sayang, biar gedenya bisa bantuin facial-facialan sama aku!" tukas Prilly membuat Ali mengusap rambutnya diiringi kebingungan sang pramuniaga. Ini gimana sih maksudnya? Udah punya anak apa belum? Pikirnya.

"Jadi mau cari yang gimana Pak, Bu?"

"Buat anak cewe umur dua tahun mbak, mau kasih kado ulang tahun!" jawab Prilly cepat sebelum si pramuniaga tambah bingung. Prilly dan Ali sama-sama celingukan kearah luar toko yang ada didalam mall itu.

"Susah ya kita jalan ditempat umum!" Bisik Ali. Prilly mengangguk dengan bibir bawah yang digigit kecil.

"Ayo kita keluar kesebelah sini!" Ali menarik Prilly keluar dari toko itu.

"Mbak maaf ya belum ada yang cocok." Prilly mencoba pamit dengan sopan pada sang penjaga toko yang dibalas senyuman sambil berkata 'nggak papa, bu'.

"Prilly?"
Suara Lea mengagetkan Prilly dan melepaskan tangan mereka sebelum Lea memperhatikannya.

"Tuhkan betul ini lo, Pril, dari baunya juga gue udah hapal banget!" Lea mengendus sambil tertawa.

"Eh iya, kok gue bisa ketemu kalian semua disini ya hari ini." Prilly tersenyum menetralkan detak jantungnya.

"Kalian jalan berdua, bro?" Bimo menunjuk Ali dan Prilly bergantian. Prilly memandang Ali dan Lea bergantian.

"Eng...gakkkk, tadi ketemu, guekan mau cari tas tadi Lea, kan gue udah bilang waktu lo telpon tadi." Prilly yang menyahut disertai anggukan Ali.

"Gue tadi lihat dia sendirian pas gue juga sendirian, yakan?" Ali memandang Prilly dan Prilly mengangguk mengiyakan.

"Beb, ini filmnya lima menit lagi, kita masuk yuk!"

Dalam hati Prilly bersorak mendengar ucapan Bimo mengajak Lea ke studio XXI yang ada di mall itu juga segera.

"Kalian mau nonton?" tanya Ali basa-basi.

"Ikut nonton, Pril?" Ajak Lea disambut gelengan Prilly.

"Gue capek Lea keliling nyari tas tadi, mami udah telepon!"

"Ohhh." Lea melirik dengan curiga.

"Lo pulang sama Ali?" tanya Lea akhirnya.

"Ak eh gue pulang dijemput Pak Syukri, iyakan Li?" jawab Prilly menjawab sembari bertanya pada Ali.

"Iya, dia dijemput kok, gue juga harus segera pulang tadi juga udah ditelpon sama orang rumah!" sahut Ali meyakinkan.

"Ya udah pulang lo sana, tadi Nikko mau kerumahkan katanya." ucap Lea lagi.

"Iya, iya!" sahut Prilly.

"Gue duluan juga nih kalau gitu ya, bye!" Ali beranjak merasa jengah dengan setiap ucapan Lea yang harus ditangkis Prilly.

"Besok senin ketemu dikampus ya, dahh!" Lea beranjak dari hadapan Prilly itupun karna ditarik Bimo yang melambaikan tangan pada Ali.

Prilly menatap punggung Lea dan Bimo yang menjauhinya sampai sudah tak terlihat lagi. Begitu menoleh Alipun sudah mulai menjauh. Dengan mata masih menoleh kearah Lea dan Bimo menghilang Prilly mengejar Ali.

Takkan MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang