TM»11

11.3K 1.7K 60
                                    

Kalau agak lupa, sebelum Baca part ini ulang dulu TM»4 ya yang awal sampai Prilly pingsan.

+++++

Wajah sendu menahan tangisan yang sudah pecah terbayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wajah sendu menahan tangisan yang sudah pecah terbayang. Sentuhan tangannya dipipi yang basah terasa. Kecupan lembut di keningnya membuat dada mengilu. Pelukan itu membuat tangan tak bisa melepaskannya.

"Aku pergi untuk kembali, jangan lupakan janji kita...aku milikmu, kamu milikku, aku mencintaimu!"

Air dimatanya makin menggenang pedih. Perpisahan itu terasa nyata membawa luka.

"Aliiiiiiiii........!!"

Prilly terduduk dengan peluh bercucuran dari pelipisnya. Meraba matanya yang terasa sembab karna mengeluarkan airmata.

"Alhamdulilah, sudah sadar Non? Saya takut sekali." ucap Mbak Yul dengan wajah cemas.

Prilly melihat sekelilingnya. Ia sudah berada didalam kamar.
Seperti pertama kali ia bangun dari koma. Semua terasa asing. Tak ada yang dikenalinya. Dirinyapun tidak. Dia hanya diberitahu dia Prilly, anak seorang pengusaha bernama Jeremy dan Tira. Saat itu Nikko dikenalkan sebagai kekasih. Yuli asistennya dan Syukri drivernya.

"Non minum obat ya, saya takut gara-gara nggak minum obat makanya kepala non sakit dan non pingsan!"

Prilly terdiam bingung. Benar juga. Tapi kenapa ia merasa pikirannya semakin kosong jika minum obat itu?

"Kata Tuan Nikko itukan obat penenang non, pasti non jadi lebih tenang."

"Ayolah non, tuan Nikko sangat mengkhawatirkan non, saya tadi sempat menelpon, tuan menuju kesini!"

Prilly menatap mbak Yul. Rasanya tak senang. Kenapa harus apa-apa, Nikko? Iya, anggaplah dia dokter pribadi sekarang, tapi kan tadi ia sudah berpesan pada Mbak Yul jangan bilang sama Nikko kalau ia tidak minum obat, kenapa Mbak Yul tak mau mengikuti apa maunya?

"Mana obatnya?" Prilly membuka tangannya, meminta pada mba Yul agar segera memberikan obatnya.

Mbak Yul membuka laci meja kecil yang ada disamping tempat tidur Prilly dan pamit untuk mengambilkan airputih.

"Ini non air putihnya!"

"Terima Kasih, mbak Yul, tolong ambilkan dulu segelas lagi karna ini kurang!" pinta Prilly sambil menggambil gelas ditangan mbak Yul dan begitu kembali Prilly sepertinya sudah meminum obat dan Prilly meneguk air putih lagi yang terasa hangat sedikit demi sedikit sampai habis. Entah kenapa tenggorokannya sangat kering dan butuh disegarkan.

Prilly bersandar dikepala ranjang. Kenapa tadi ia pingsan? Bertemu Ali dengan wanita lain sepertinya membuat otaknya bereaksi keras. Bayangan ia memegang handphone dan melihat sebuah foto melintas diingatannya membuat denyutannya terasa.

Prilly memejamkan mata. Membuang jauh-jauh bayangan buruk.

'Ali, Ali, Ali kenapa aku harus lupa padanya? Kenapa otakku begitu bereaksi keras ketika melihatnya?' bisik Prilly dalam hati.

Takkan MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang