Salah Cinta

By quinwriter

606K 38.2K 1.4K

Gue selalu bilang ke orang yang gue kenal 'jangan panggil gue Zirana Geraldan kalau gue gak bisa dapetin apa... More

Prolog
Fall In Love At First Sight (1)
Fall In Love At First Sight (2)
Fall In Love At First Sight (3)
Berjuang (4)
Awal Pendekatan (5)
Gagal Les (6)
Teka Teki (7)
Saudaraan? (8)
Segelintir Masalah (9)
Mulai Dekat (10)
Bertemu (11)
Sedikit Masalah (12)
Jodoh Di Tangan Tuhan (13)
Game (14)
Punya Jantung Gak Punya Hati (15)
Bisa Karna Terbiasa (16)
Hal Yang Sama (17)
Aku Lagi Sayang Kamu Lagi Apa? (18)
Di Jodohin (19)
Rasa Yang Samakah? (20)
Playboy dan Perasaan (21)
I Love You (22)
Bodoh (23)
Liburan (24)
Tiga Kata Yang di Inginkan (25)
Sekat Tak Terlihat (26)
Kebahagiaan Yang Di Berikan (27)
Sayang berarti Cintakah? (28)
Go Away (29)
Gagal Move On (30)
Nyerah! (31)
What if I never love again? (32)
Jaga Selalu Hatiku (33)
Kado Indah dari Tuhan (34)
Bukan Segenap Jiwa (35)
Perawan? Janda? (36)
Aku Kangen (37)
Quality Time (38)
I can't Be Yours (39)
Pacaran Settingan (40)
Pengorbanan dan Pilihan (41)
Kenangan Terakhir (42)
Mimpi? Atau Nyata? (43)
DuoIdeh:Ira-Ino (44)
DuoIdeh: Padang (45)
DuoIdeh: Bisa gak sih? (46)
Will You Marry Me? (47)
Berakhir kalah (48)
Tuhan Tau (49)
Kenyataan dan Pengakuan (50)
Lebih Baik Aku Tak Mengenalmu (51)
Kenapa Gak Bunuh Gue Aja? (52)
Hari Yang Dinantikan (53)
Dongeng Tentangku (54)
Sebelum Terlambat (55)
Sama - Sama Pergi (56)
Gadis Tanpa Nama (57)
Zirana? (58)
Perempuan Itu? (59)
Siapa Perempuan Itu? (60)
Rencana Cello (61)
Si Mesum Rega (62)
Cinta Ini Membunuh Gue (63)
Sudah Nikah atau Belum? (64)
Playboy dan Karma (65)
Pergi dan Tetap Disisi? (66)
End
Epilog (Revisi)

Pemeran Figuran (67)

8.2K 514 34
By quinwriter

"Kalian mau kemana?", tanya Zira yang baru saja selesai mandi dan langsung menuju ke ruang makan.

"Besokkan udah senin Zira. Ya kita pulang lah hari ini", ucap Bee yang sedang membantu Riana menyiapkan sarapan.

"Secepat itu? Kan kalian disini baru empat hari udah pulang aja"

"Menurut lo kita-kita gak ada kerjaan di Jakarta?", tanya Fino yang sedang mengurus Incha anaknya dan Prisca.

Zira mengerucutkan bibirnya dan memilih untuk mengambil Incha dari Fino.

"Kok gak bilang gue sih?", tanya Zira sambil mengendong Incha.

"Gak perlu dibilang lo juga pasti udah tau kan Zir?", ucap Dilon sambil melipat koran harian pagi Winoga yang dibacanya.

"Ya mana gue tau", ucap Zira sebal.

•••

"Kalo libur kesini lagi yaaa?", rengek Zira sambil memeluk Meina, Bee dan Prisca secara bergantian.

"Gantian lah lo yang ke jakarta kalii", ucap Bee tak mau kalah.

"Udah udah biar adil mending kita liburan di tempat lain aja?", tawar Prisca.

"Dimana? Dunia lain Pris?", goda Meina.

"Hahaha lo aja sendiri Mei gue mah ogah.", ujar Zira.

"Girlsss yuk saatnya cabut", ucap Fino pada ketiganya sedangkan Deo dan Dilon sudah terlebih dahulu masuk bersama anak-anak mereka.

"Yahh dadaahh", Zira mengerucutkan bibirnya.

"Udah gak usah sedih, sini peluk dulu", Fino merentangkan tangannya kearah Zira. Zira pun menyambut pelukan Fino.

"Jagain anak gue ya! Awas kenapa-napa!"

Tuk

Fino menjentik dahi Zira gemas. "Anak gue kali, ngaku-ngaku aja lo."

"Biarin wleee. Dah sanaaa lo hus huss", Zira langsung menjolak Fino menjauh darinya.

"Daaahh Ziraaa. See youu", ucap mereka sambil berjalan meninggalkan Zira sendiri.

Zira langsung memilih membalikan badan dan berjalan menuju mobilnya. Sesampai dimobilnya. Zira yang menyetir sendiri menghidupkan mobilnya dan tak lupa menghidupkan ac mobil. Ia terdiam sejenak memandang kosong hadapannya.

"Lo mau kemana?", tanya Fino yang memghampiri Zira dikamarnya.

"Gue mau pulang kerumah orang tua gue.", jawab Zira yang sibuk memasukan baju-bajunya.

"Lo mau ninggalin gue, apa lo udah puas ngehancuri hidup gue?"

Zira langsung berhenti melipat pakainya dan menoleh kearah Fino. "Gue gak pernah berniat buat ngehancuri hidup lo."

"Gak lo bilang? Lo lupa dengan segala yang lo lakuin ke gue?"

"Lo cuma ingat kesalaan gue Fino! Tapi lo gak pernah ingat kesalahan lo. Andai lo waktu itu bisa buat gue yakin kalo lo benar-benar cinta sama gue. Semuanya gak akan gini! Kenapa lo pergi? PADAHAL LO BILANG LO CINTA GUE?", teriak Zira marah. Fino langsung terdiam menatap Zira kosong.

"KENAPA LO DIAM BANGSAT? Seharusnya lo ingat! Bukan lo yang tersakiti disini sendiri, tapi gue Prisca dan mungkin juga calon anak lo Fin!", Zira langsung menutup kopernya dan menyeretnya sambil berjalan melewati Fino.

"Selamat Fin, lo bakal jadi Ayah. Gue harap anak lo gak dapatin karma atas apa yang dilakuin ayahnya! Gue permisi makasih atas kebaikan lo selama ini.", setelah mengatakan itu. Zira kembali berjalan meninggalkan Fino.

Zira menghela nafasnya panjang dan berhenti sejenak didepan pintu keluar rumah orang tua Fino. Ia mengambil ponsel yang berada di kantong celananya.

To: Prisca
Gue tau lo masih hidup Pris. Pulanglah, gue ngaku kalah dan akan selalu kalah untuk dapatin hati Fino.

Delapan bulan kemudian

"Gimana pemotretannya sayang?", tanya Seyra saat melihat anaknya berjalan memasuki rumah.

"Lancar Ma", ucap Zira yang langsung menghampiri Seyra dan memeluknya. "Zira kekamar dulu ya Mam capek banget. Mau mandi juga."

"Iya iya udah sana kalo laper kedapur aja ya Mama udah masak kok"

"SIAP MAMA", Zira pun langsung hormat kearah Seyra.

~

"Maaa mamaaa", teriak Zira sambil menuruni anak tangganya.

Zira baru saja selesai mandi setelah kelelahan dan langsung tidur nyenyak. Saat Zira bangun jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Maaa mamaaa", teriaknya lagi.

"Mbak Rum. Mama kemana?", tanya Zira saat salah satu asisten rumah tangga berjalan menghampirinya.

"Nyonya Seyra dirumah sakit non", ucapnya

"Rumah sakit? Siapa yang sakit? Mama sakit? Kok gak bilang gue?"

"Bukan non. Istrinya mas Fino melahirkan"

"Kok gue gak diajak?"

"Gimana ngajak Non Zira kan kemarin Non Zira masih di Lombok pemotretan."

"Maksutnya?", tanya Zira bingung.

"Jadi gini Non, Istrinya mas Fino itu melahirkannya kemarin. Sedangkan kemarin kan Non Zira masih di Lombok.", jelas Rum.

Zira mengangguk angguk seolah mengerti. "Yaudah deh bisa tolong siapin gue makan gak? Tapi diruang keluarga ya. Gue mau sambil nonton Tv"

"Siap non laksanakan", ujar Rum semangat.

~

Ceklek

Zira membuka pintu ruang inap Prisca perlahan. Ia mendapati Prisca sedang memandangi anaknya yang berada didalam gendongannya.

"Zira?", ucap Prisca kaget saat tau Zira datang menjenguknya.

Zira tersenyum lembut. "Boleh gue masuk?", tanya Zira meminta izin.

Prisca mengangguk. "Sini Zir", ucapnya sambil menunjuk kursi yang diletakkan disamping tempat tidur Prisca dirumah sakit ini.

Zira yang membawa bungkusan kado meletakkannya diatas nakas yang terletak didekat tempat tidur.

"Kenapa repot-repot sih pake bawa kado segala"

"Gak apa apa", jawab Zira yang duduk menatap Prisca dan anaknya. "Namanya siapa?", tanya Zira membuka pembicaraan agar tak terjadi akward moment diantara keduanya.

Prisca menoleh kearah Zira dan tersenyum. "Devrista Ziranincha Werzagio"

"Ziranincha? Really?"

"Jangan GR itu bukan diambli dari nama lo kok", tiba-tiba Fino masuk kedalam ruangan Prisca.

Zira yang terkejut langsung menoleh kearah Fino yang sedang berdiri sambil mencibir kearahnya.

"Apa kabar lu?", tanya Fino santai seolah tak terjadi apa-apa diantara mereka berdua sebelumnya.

"Bengong aja kesambet setan jomblo baru tau rasa dinikahinnya lu", ledek Fino sedangakan Prisca tersenyum geli.

Zira mendengus dan menatap Fino sinis. "Udah jadi bapak orang tapi mulut lo makin sadis ya? Gak kebayang gimana anak lo pacaran nanti pasti putus mulu gara-gara mulut bapaknya tajam setajam mak mak komplek lagi gosip", ledek Zira yang tak mau kalah.

Puk

Fino menepuk bahu Zira pelan. "Ini baru Zirana Geraldan yang telah kembali."

"Lo kenapa sih Fin? Kesambet?", tanya Zira yang bingung dengan ucapan Fino tak nyambung.

~

"Makasih", ucap Fino yang sedang mengantarkan Zira ke parkiran mobilnya.

"For what?", tanya Zira bingung.

"Malam itu. Makasih banget buat malam itu."

"Kenapa makasih? Bukannya lo marah-marah sama gue?"

Fino menggeleng. "Gue gak bener-bener marah. Gue cuma berusaha buat lo sadar tapi mungkin cara gue salah dan ternyata memang salah bukan gue yang nyadarin elo tapi elo yang nyadarin gue..."

Fino berhenti berjalan dan menghadap kearah Zira begitu juga dengan Zira. "Kalo gak karna lo gue gak akan sadar kalo gue selama ini berjuang hanya setengah-setengah dan kalo gak karna lo gue mungkin udah ngelakuin hal fatal."

Zira menatap Fino dan tersenyum. "Itu semua bukan karna gue. Tapi, karna kita. Gue, elo, Prisca dan anak kalian. Guee..", ucap Zira tercekat yang tak bisa berkata-kata atas kebaikan Fino dan Prisca yang masih menerima dirinya dan memaafkannya.

"Need a hug?", ucap Fino sambil merentangkan kedua tangannya.

Tanpa menjawab Zira langsung menghambur kedalam pelukan Fino.

Drrrtt drrrtt drrrrt

Kimi Calling

Zira langsung tersadar dari kenangannya dan menoleh kearah ponselnya yang langsung diangkatnya.

"Ya?", jawab Zira lesu.

"Ziraaaaaaa", teriak Kimi di ujung sana.

"What?"

"Lu mau gue beliin apa? Gue lagi di Bali nih"

"Hmmm, cowo bule aja gimana. Yang siap jadi suami?", ucap Zira asal.

"Bukannya? Denger-denger dari Mami, lo udah punya cowok ya di Jogja?"

Zira menghela nafasnya panjang. "Bukan, dia cuma pemeran figuran dihidup gue yang numpang lewat"

"Hahahaha pemeran figuran? Lo kira film. Lo kangen sama acting? Kalo lo mau, masih banyak kok job yang nawarin lo"

Zira mencebikkan bibirnya kesal. "Kim, you know me. Gue baru masuk kuliah-"

"Okey Sorry. So, kenapa dia cuma jadi figuran di hidup lo?"

"I don't know."

"Broken heart again?"

"Hanya sedikit. But, itu biasa kan? Lo yang bilang ke gue 'untuk dapatin hal terbaik hidup lo, lo harus jatuh berkali-kali dan untuk dapatin hati terbaik lo, lo harus patah hati berkali-kali'. Bukan begitu?"

"You still always remember it?"

"Sure Kim"

"Gue seneng lo udah semakin dewasa sekarang. Btw Zir, gue udah netapin mau tinggal dimana."

"Dimana?", tanya Zira.

"Kayaknya gue mau netap di Bali aja deh."

"Really? Bagus dong, gue kalo liburan gak perlu nginep dihotel lagi."

"Hahaha teteupp yaa booo' ngirit udah kaya raya juga"

"Hahaha karna gue ngirit makanya gue kaya Kim"

"Hahhaa yadeh apa kata lo deh. Eh, udah dulu ya. Gue mau lanjut nih beli oleh-oleh. Lo mau oleh oleh apa nih?"

"Katanya lo mau netap disana? Lo gimana sih?"

"Ya kali gue gak pulang dulu pamit sama mak gue. Gue kan pamitnya mau liburan bukan tinggal disana Zirana"

"Hahhaa iya juga ya. Yaudah deh apaa aja yang penting oleh olehnya yang bisa dimakan yaaa."

"Okeh deh. Byeee"

"Byeeee"

Tut tut tut

Zira langsung melempar ponselnya ke jok sebelah kirinya. Dia melirik jam ditangannya. Ia pun langsung memasukan gigi dan menancapkan gas keluar dari pelataran parkir bandara dan kembali kerumah.

Keadaan mobil Zira yang sunyi membuat Zira termenung.

"Gue gak tau apa maksut lo dekatin gue sampai sekarang. Tapi, kalau lo berniat serius buat deketin gue. Gue gak akan mungkin nolak lo. Karna yang seperti gue bilang tadi gue mau memulai semuanya dengan hal yang baru termasuk hati yang baru. Tapi, kalau lo masih belum bisa terlepas dari masalalu lo dan cuma jadiin gue pengganti pemeran dalam masalalu lo. Gue mohon lo pergi. Karna sekuat apapun gue membentengi hati gue dari lo gue yakin benteng itu akan runtuh dengan sendirinya karna lo yang terus-terusan ada disisi gue"

Rega memajukan dirinya lebih mendekat kearah Zira, sebelah tangannya memegang bahu Zira dan sebelahnya lagi menaiki dagu Zira agar mata Zira bertatap langsung dengan matanya.

Zira menghirup nafasnya perlahan. "Reg, gue belum menikah dan gue juga belum punya anak. Yang gue lakuin ke lo cuma bentuk dari pertahanan diri gue untuk tak jatuh cinta dengan salah lagi. Yang perlu gue akui gue nyaman lo ada disisi gue. Jadi gue mohon apapun maksut lo deketin gue, gue harap gue dapat jawaban secepatnya. Ntah itu lo pergi ninggalin gue atau pun... Tetap disisi gue."

Rega hanya diam dan menarik Zira kedalam pelukannya. Dimalam itu Rega tak memberikan jawaban. Ia hanya memeluk Zira lama dan setelah itu dengan keadaan yang masih diam dia berlalu pergi meninggalkan Zira yang berdiri mematung menatap kepergiannya.

"Sekarang gue udah tau jawabannya Ga. Makasih udah pernah hadir dihidup gue"

~•~

Heloooww guys... Punya pertanyaan soal cerita ini yang masih membingungkan? Atau menjadi pertanyaan kalian sampai sekarang? Gue bakal buat part khusus untuk jawaban dari pertanyaan kalian dalam bentuk menceritakan secara flashback... Yang punya pertanyaan langsung coment aja ya!!! and jangan lupa vote. Okey :)

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 529K 43
(FOLLOW AUTHORNYA) (JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN GUYS💚💚) Ini tentang drama antara babysitter dengan bosnya. Bosnya yang tampan sekaligus duda berana...
949K 103K 37
abis nongkrong bukannya langsung balik, si yogi malah berhenti di deket pohon mangga. alesannya cuma buat ngudud doang. soalnya kalo di rumah dibates...
16.4K 1.4K 12
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
228K 36.3K 27
Yemima dan Toby, sahabat yang jadi pacar. Satu kalem, satunya usil setengah mati, dan ini adalah kumpulan cerita pendek mereka. Enjoy