Takkan Melupakanmu

By puspamekar

320K 39.8K 1.8K

Siapa aku? Siapa diriku? Aku tak tau siapa diriku... Siapa dia? Orang bilang dia kekasihku, tapi kenapa aku t... More

TM»2
TM»3
TM*4
TM»5
TM»6
TM»7
TM»8
TM»9
TM»10
TM»11
TM»12
TM»13
TM»14
TM»15
TM»16
TM»17
TM»18
TM»19
TM»20 (Finish)
Sinopsis All About Love

TM»1

39.5K 2.9K 116
By puspamekar

Sedih dan tak berdaya dirasakan Prilly ketika menatap kesedihan yang sama diujung mata pria itu membuat Prilly merasa tak berdaya ada dihadapannya.

"Aku mencintaimu, aku pergi untuk kembali, jangan lupakan aku!" Pria itu mengusap bahunya perlahan.

"Aku takkan melupakanmu, takkan pernah!" Prilly menggantungkan tangannya dileher pria itu.

Prilly memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Selalu. Selalu ketika bayangan seorang pria berdiri menatapnya dengan airmata ada nyeri didada Prilly dan menyebabkan kepalanya berdenyut sakit.

"Aku nggak mau kamu tersakiti gara-gara aku, kita enggak berpisah tapi kita sedang berjuang, percaya sayang, aku mencintaimu!"

Prilly memejamkan matanya untuk menenangkan diri dari bayangan yang sepertinya sangat membekas. Tapi bayangan itu bukannya menghilang justru sekarang dia seperti kembali merasakan kepedihan. Bayangan dirinya sedang menangis dan ditatap seseorang dengan kesedihan yang sama seperti mengurai cerita luka.


Prilly merasakan kesedihan karna merasakan rindu yang dalam pada seseorang. Tapi siapa?
Prilly menekan dadanya yamg sesak. Menatap kearah rumput yang menghampar didepannya.
Rumput-rumput itu bergoyang karna tertiup angin. Terlihat ada daun jatuh dari pohon besar yang ada di taman itu. Mereka bergoyang dan jatuh karna angin. Prilly memandangnya tak berkedip merasa sekarang dirinya seperti itu. Angin yang membawanya pada sebuah kerinduan yang tak dia tahu untuk siapa?

'Siapa aku? Siapa diriku? Aku tak tau siapa diriku.' keluh hati Prilly nelangsa.

"Non Prilly, kita pulang yuk, ini sudah jam berapa? Non Prilly harus makan lalu minum obat!"

Prilly menoleh kearah seorang perempuan muda, kira-kira hampir beberapa tahun lebih tua, Mbak Yuli. Sejak Prilly bangun dari tidur agak panjang dirumah sakit, dia yang menemani Prilly bercerita apapun tentang banyak hal yang ingin Prilly ceritakan, dan tentang banyak hal yang ingin ia tanyakan.

"Iya sebentar, mbak Yul, mbak Yul duluan ke mobil deh temani Pak Syukri!" sahut Prilly dengan nada perintah yang datar. Sesungguhnya ia masih ingin disitu. Menikmati sore yang hampir senja. Langit terlihat memancarkan cahaya kekuningan. Sebelum beranjak Prilly mengedarkan pandangannya ke sekililing taman. Dari tempatnya duduk terlihat hijau. Pepohonan nampak berdiri kokoh meski angin tetap nakal menjatuhkan daunnya.

Semilir angin terasa sejuk menyentuh kulit halusnya ketika ia memejamkan matanya yang sendu tapi bercahaya. Rambutnya tergerai dan sedikit diterbangkan angin. Prilly masih saja menutup mata dan merasakan desahan hati yang tak tahu kenapa, seperti ada yang ditunggu hingga Prilly enggan beranjak.


Saat Prilly memejamkan mata ia tak sadar, seorang pria memperhatikan dan menatapnya dari jarak yang cukup dekat.


Tatapan mata yang penuh arti dan rindu teramat sangat. Rindu pada kehangatan dan cinta yang tertutup selama lebih dari setahun.
Bukan waktu yang singkat untuk dilupakan, juga tidak singkat jika dicoba untuk membuat orang yang lupa bisa ada kesempatan untuk mengingatnya kembali.

"Haiii!"
suara Pria itu sejenak membuat Prilly mengatur denyut jantungnya. Inikah yang ditunggu? Aneh. Rasanya aneh jika ternyata rindunya jatuh pada pria ini. Mereka baru saja bertemu disini tiga hari lalu. Di sabtu kelabu karna tiba-tiba hujan datang mengejutkan Prilly yang tak membawa apa-apa untuk menutupi kepalanya. Dia pergi sendiri tanpa Yuli. Akhirnya karna Prilly terlambat pulang waktu itu lalu dikhawatirkan tersesat tak bisa pulang, Prilly dilarang pergi sendirian lagi.

Padahal saat hujan mendadak menderas, Prilly tak berusaha mencari tempat berlindung karna hujan sepertinya mengingatkannya pada satu cerita yang telah terlupakan.

Memejamkan mata sambil menengadah keatas langit, Prilly merasa tiba-tiba ada yang menutup kepalanya dan ketika ia membuka mata, tatapan mata seorang pria yang sepertinya menyimpan banyak cerita membuat tubuhnya bergetar.

"Hujan, kenapa nggak mencari tempat berlindung?" Pria tersebut bertanya dengan wajah khawatir.

"Kamu siapa?" Prilly terheran melihatnya dan balik bertanya.

Pria tersebut, Ali Kanaya, wajahnya seperti Prilly kenal tapi Prilly tak sanggup mengingat tentangnya. Pria itu memenghela nafas berat dengan dada yang sesak.

'Ternyata kamu benar-benar lupa, maafkan aku!' bisik hati Ali sedih. Semua ini salahnya. Benar-benar salahnya. Ali merutuki dirinya sendiri. Dan pertanyaan Prilly tak mendapat jawaban karna tiba-tiba petir terdengar menggelegar mengejutkan mereka hingga secara refleks Prilly dan Ali saling memeluk.

Sejak itu, ingatan Prilly seperti menyeretnya ke masa lalu. Siapa dia? Mencoba mengingatnya membuat Prilly merasa kepalanya sakit yang teramat sangat. Sejak bangun dari koma sebulan yang lalu, yang ia tau hanya dirinya koma selama hampir setahun. Waktu yang cukup lama untuknya yang tak merasakan apa-apa selama itu.

"Ngelamunin apa? Sebaiknya kamu pulang!"

Prilly tersadar dari lamunannya tentang pria yang saat ini sedang disampingnya. Prilly mengeryitkan alis. Kenapa setiap bertemu dengan pria ini ia selalu mengingatkannya untuk pulang?

"Aku ingin lebih lama disini!" tukas Prilly.

"Tapi nanti orangtuamu mencari, selama ini kamu nggak bisa terlalu lama keluar rumah." sahut Ali datar.

"Kamu terlalu banyak tau tentang aku, sedangkan aku tak tau apa-apa tentangmu!" Prilly menoleh Ali dan menatap matanya yang tajam.

"Yang pasti kamu pernah bilang, takkan melupakan aku!" Ali berkata datar tapi tetap terasa beban.

"Takkan melupakanmu? Takkan melupakanmu!" Prilly mengulang-ulang kalimat itu dan seketika kepalanya berdenyut lagi.

"Sudah ya, daripada mengingat itu kepalamu sakit terus menerus tapi juga tak membuat kamu ingat apa-apa, lebih baik kamu nggak usah berusaha mengingatnya, biarkan aku membuatmu ingat dengan caraku!"

Tatapannya begitu menyekap jiwa Prilly. Apapun yang dikatakannya begitu menghipnotis dirinya. Benarkah dulu sepertinya ada kedekatan khusus? Tapi kenapa tak ada sedikitpun cerita tentangnya yang terdengar dari keluarga terdekat bahkan sahabat?

Ali menatap punggung Prilly yang berlalu meninggalkannya setelah pamit pulang dengan tatapan nanar. Ia menghela nafasnya yang selalu sesak jika mengingat gadis itu.

"Kau melupakan segalanya, tentang cinta, tentang rasa yang saat itu sudah pernah kita ucapkan." bisik Ali seperti pada dirinya sendiri."Kau tau, dunia menolak kita, tapi aku kini kembali untuk mengingatkan bahwa kamu pernah bilang, takkan melupakan aku selamanya!"

Setelah ucapan Ali selesai, saat itu juga Prilly menoleh lagi kearahnya dengan tatapan yang sama.

"Aku tak tau apa-apa tentang hidupku, tapi aku ingat pernah berjanji 'takkan melupakanmu' selamanya!"

Ya, Prilly ingat pernah mengatakan 'takkan melupakanmu' selamanya, tapi pada siapa? Itu yang masih tak bisa dia ingat. Benarkah pada orang yang mengaku Ali Kanaya? Begitu mencoba ingat kepalanya selalu saja terasa sakit. Padahal selama ini, setelah ia sadar dari koma, apa saja telah orangtuanya ceritakan. Tentang masa kecil, tentang masa sekolah, tentang apa saja tetapi tak ada yang membuat kepalanya sakit.

"Buruan Non, sudah hampir magrib, kata orang kalau magrib syetan bergentayangan dijalan."

Mbak Yul turun dari mobil dan meminta Prilly naik diiringi olehnya.

"Maaf ya Mbak Yul dan Pak Syukri nunggu lama, habisnya aku rasanya paling betah kalau disana!"

"Nggak papa, non!" sahut Mbak Yul dan Pak Syukri hampir bersamaan.

"Mbak Yul, Mbak Yul pernah dengar aku punya teman namanya Ali Kanaya nggak?" tanya Prilly sambil menatap Mbak Yul pelan.

"Ali Kanaya?" Mbak Yul mengeryitkan dahinya lalu menggeleng. Prilly menghela nafasnya. Berarti memang benar tak ada yang tahu tentang Ali.

'Kenapa bisa begitu? Benarkah dulu aku sama sekali tidak pernah cerita soal dia pada siapapun?'

+++++++++++++++++++++++++++++

Bjm, minggu 01/05/2016

Alhamdulilah, bersyukur bisa tetap bisa berbagi cerita.
Terima Kasih untuk semuanya yang mau tetap membaca.

Best Regards,

Continue Reading

You'll Also Like

91.9K 13.3K 19
AREA DEWASA 21+ KE ATAS!! Kaya tidak menjamin bahagia, miskin tidak menjamin menderita. Kala dua gadis berparas sama, bertukar tempat dan membalas or...
156K 2.4K 22
Mengenalmu adalah kesalahan pertama dalam hidupku. Menjadikanmu sahabat adalah kesalahan kedua dalam hidupku. Mempercayaimu adalah kesalahan ketiga d...
3.2K 326 33
- NOVEL TERJEMAHAN - Pengarang: Jin Baobao Jenis: Kelahiran kembali melalui waktu Status: Selesai Pembaruan terakhir: 6 Juni 2022 Bab terakhir: Bab 2...
1.1M 26.2K 34
WARNING!!!!! MENGANDUNG KATA KATA KASAR NAN ALAY Deru nafasmu membuat jantungku berpacu cepat hingga rasanya bagian bawahku berkedut ooHh kau benar b...