My Perfect CEO

Von Talinaa_

17.1M 728K 10.2K

Dihianati dan ditinggal nikah. Dua hal yang membuat Celin terpuruk dan tidak mau mengenal lagi kata Cinta. Te... Mehr

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
????
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36 - The End
Extra part-1
Extra part-2 (END)
SEQUEL

Bab 6

450K 21.4K 372
Von Talinaa_

"Aku ingin berbicara denganmu." Sejenak Celin merasa ragu, dia ingin mendengar apa yang akan dikatakan Davian kepadanya tapi ada sebagian ego dalam dirinya yang ingin menolak mentah mentah ajakan laki laki itu.

"Lepaskan tanganku." Celin tidak menjawab dan mengalihkan ke tangannya yang dipastikan akan memerah akibat cengkeraman Davian yang terlau kuat.

"Dengarkan saja aku." Tidak ada tanda tanda dari Davian yang ingin melepaskan genggamannya, sedetik kemudian tatapan intensnya berubah menjadi tatapan lembut, tatapan yang dulu sering dilihat Celin di mata laki laki itu saat dulu memandangnya. "Aku minta maaf. Aku tau kau mungkin sudah mendengar kabar itu."

"Kabar apa?" Celin menyela dengan cepat, dia ingin memastikan dari mulut Davian sendiri bahwa berita yang didengarnya itu bukanlah gosip belaka.

Davian terlihat sulit berbicara, dia memejamkan matanya sejenak dan kembali menatap celin dengan sendu. "Pernikahanku, kau harus tau aku tidak menginginkan pernikahan itu. Aku masih tetap mencintaimu."

Ingin rasanya Celin melempar batu ke kepala Davian akibat ucapan yang baru saja keluar dari mulutnya beberapa detik yang lalu. Bagaimana dia bisa berkata bahwa dia masih mencintai Celin di saat bersamaan pernikahannya hanya tinggal hitungan jari?

"Mencintaiku?" Celin tertawa sumbang dan kembali melanjutkan, "kau bilang mencintaiku? Dengan tidak memberiku kabar lagi selama setahun terakhir ini kau bilang masih mencintaiku? Dengan tidak menghubungiku saat kau kembali kesini kau bilang masih mencintaiku? Jangan membodohiku dengan kebohongan yang menyakitkan seperti itu."

"Aku sibuk training di perusahan teman papaku di sana, karena itu aku tidak bisa menghubungimu, tapi itu hanya setahun Cel ... sebelumnya aku masih selalu memberi kabar padamu bukan?" Davian melembutkan suaranya yang berbanding terbalik dengan nada suara Celin yang mulai meninggi.

"Kau lupa atau bagaimana? Sebelumnya kau juga tak jauh berbeda. Kau selalu membalas emailku tiga bulan setelah aku mengirimkannya kepadamu, bahkan aku ingin mengajakmu video call tapi kau selalu bilang sibuk. Tapi aku masih sabar, aku mencoba mengerti dirimu, dan sekarang apa? Kau sudah berada di depanku bersamaan dengan berita pernikahanmu yang baru kuketahui beberapa hari yang lalu." Celin meluapkan segala sesuatu yang selama ini disimpannya sendiri, dia sudah berada di ujung tombak, dan dia merasa inilah saat yang tepat untuk menunjukkan pada Davian semua keluhannya itu.

"Dia, Kanya adalah tunanganku. Semenjak aku kecil aku sudah dijodohkan dengannya." Celin menyentakkan tangannya sehingga benar benar terlepas dari genggaman Davian.

"Pergi saja kau ke neraka." Celin tidak memedulikan suaranya yang sudah bercampur dengan emosi. Tunangan dari kecil katanya? Jadi selama ini Davian dengan sadar mendekati Celin dengan status yang sudah menjadi tunangan orang lain? Beberapa waktu lalu Celin baru berpikir bahwa Kanya adalah pengahancur hubungan mereka tapi sekarang Celin harus menerima fakta bahwa dirinyalah yang sebenarnya wanita perusak itu.

Celin melangkah keluar dari lorong itu tapi langkahnya terhenti saat lagi lagi Davian menarik tangannya dan memojokkan tubuhnya ke tembok. "Aku bilang dengarkan aku dulu. Aku tidak mencintai dia, aku hanya mencintaimu, karena itu kau tenang saja. Aku sudah membuat rencana tentang semua ini."

Celin menaikkan alisnya mendengar ucapan Davian. Rencana? Apa maksudnya rencana yang dia sebutkan tadi? Apakah Davian ingin membatalkan pernikahannya, atau Davian ingin membawanya ke depan orang tua Kanya dan mengatakan bahwa Celin adalah wanita yang dia cintai selama ini? Tapi bayangannya pupus saat dia mendengar penjelasan Davian selanjutnya.

"Aku akan menceraikan dia setelah empat bulan menikah. Papaku memberi syarat jika harta warisannya akan jatuh padaku semua jika aku telah menikah dengan Kanya dan sudah mencapai umur 3 bulan lebih."

Dengan spontan Celin menampar pipi mulus Davian. Tidak disangkanya laki laki yang dicintainya selama ini ternyata berhati licik seperti orang-orang umumnya yang hanya gila harta. Meskipun dia sangat ingin Davian kembali padanya, tapi bukan ini solusi yang dia inginkan. Dia bisa merasakan perasaan Kanya sebagai sesama perempuan jika hanya dimanfaatkan seperti itu.

"Simpan saja rencanamu. Aku tidak sudi melihat wajahmu lagi." Kali ini usaha Celin untuk menyentakkan tangannya lagi lagi berujung pada kegagalan karena Davian semakin mempererat cengkramannya yang membuat Celin meringis menahan sakit.

"Lepas Dav ... sakit." Celin meronta tapi sepertinya Davian tidak terpengaruh sama sekali. Tiba tiba Celin merasa tubuh di depannya terhempas ke lantai . Jika saja tidak ada yang memegangi pinggangnya saat ini dipastikan dia juga akan ikut terseret Davian yang sudah tersungkur di atas marmer hitam mengkilat.

"Jangan dekati dia lagi." Celin baru menyadari bahwa tangan dipinggangnya adalah milik seseorang yang sedang menatap Davian dengan tajam dan penuh amarah. Orang itu adalah Vino, satu satunya orang yang selalu datang di saat Celin membutuhkannya.

Celin menarik tubuh Vino menjauhi Davian, karena wanita itu melihat kilatan emosi yang sangat jelas terpampang di mata sahabatnya itu. Dan satu satunya cara agar tidak menimbulkan keributan adalah memisahkan mereka, walaupun Celin ingin rasanya juga menampar Davian lagi tapi dia yakin Davian akan menerima karma atas perbuatannya suatu saat nanti.

***

Vano menatap terkejut wanita di depannya. Laki laki itu sempat menggeleng gelengkan kepalanya sebentar lalu memutuskan untuk duduk di samping wanita yang sepertinya tidak memedulikan Vano.

"Kau tidak belajar dari pengalaman ya." Bahkan saat suara Vano mengalun menembus musik yang sangat keras, wanita itu tetap diam. Pandangannya tetap kearah bawah seperti ada hal yang lebih menarik di lantai daripada meladeni Vano.

Vano dengan tidak peduli langsung menyambar tas hitam milik wanita itu lalu mengeluarkan ponsel dari sana.

Nada dering bersahutan menunggu seseorang di sebrang untuk mengangkatnya.

"Halo ...," suara serak khas bangun tidur keluar dari benda berbentuk persegi panjang dengan cahaya yang menyilaukan itu.

"Cepat datang kesini, jemput dia."

"Apa maksudmu? Tunggu ... ini nomernya Celin, apa yang kau lakukan dengannya?" Suara Vino terdengar panik, mungkin karena dia menyadari bahwa yang meneleponnya adalah laki laki asing yang menyuruhnya menjemput Celin saat jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.

"Hei adikku, cepat ke clubku saja sekarang, jangan banyak tanya."

"Kak Vano? Maksudmu Celin ..."

"Cepat kesini." Vano dengan tidak tahu diri memotong perkataan adiknya dan langsung mematikan sambungannya saat kata-kata terakhir Vino akan terlontar.

Vano meletakkan ponsel itu lagi ke tas pemiliknya. Celin akhirnya mendongakkan kepalanya dan menatap Vano dengan dahi berkerut.

"Siapa kau?" Vano sedikit terkikik geli saat Celin mengerjap ngerjapkan matanya melihat laki laki itu. Vano tau Celin masih mengingatnya tetapi mungkin karena pengaruh minuman yang sudah dihabiskannya beberapa gelas membuat wanita itu tidak mengenali orang orang di sekitarnya.

"Entahlah. Menurutmu?"

"Apa kau Tuhan?" Celin memalingkan wajahnya ke arah gelas yang berada di genggamannya dan melanjutkan, "jika iya, bisakah kau berikan karma kepada Davian? Aku membencinya, aku membencinya tapi aku juga mencintainya. Lebih baik buat saja dia pergi dari dunia ini." Vano mengernyitkan dahinya saat dengan terang terangan Celin menceritakan masalahnya yang bisa dikategorikan pribadi.

"Sayangnya tidak bisa karena aku bukan Tuhan." Vano membalas sambil tetap mengamati wajah Celin yang memerah dibawah remangan lampu.

Wanita ini sudah benar benar mabuk., pikir Vano dalam hati.

"Kalau begitu kau adalah Dewa?"

"Dewa? Kenapa bisa?" Vano mulai tertarik dengan obrolannya yang menurutnya aneh.

"Ya karena kau tampan, Dewa kan tampan, jadi karena kau tampan berarti kau Dewa. Iya kan." Vano tidak bisa mencegah tawanya yang reflek keluar saat mendengar perkataan Celin.

"Jadi menurutmu aku tampan ya?" kata laki laki itu setelah mati matian mencoba meredam tawanya.

"Yap, nilai 100 untukmu." Vano terkekeh mendengar itu.

Celin berdiri dan ingin menuangkan lagi minuman yang berwarna kuning keruh itu dari botol menuju gelasnya. Dengan cepat Vano mencekal pergelangan tangan Celin, mencegah wanita itu untuk melanjutkan tindakannya.

"Kau sudah terlalu mabuk." Celin tidak peduli dengan perkataan Vano dan mencoba menarik tangannya agar Vano bisa melepaskannya. Vano menaikkan alisnya melihat perlawanan Celin. Bisa apa wanita itu jika dibandingkan dengan kekuatan Vano? Dengan cepat Vano menyentakkan pergelangan tangan Celin yang malah membuat wanita itu goyah dan rubuh kepangkuan Vano.

Tatapan mereka bertemu dan Celin masih terus menatap mata Vano, mencoba mengamati sesuatu dari sana yang Vano sendiri tidak tahu jawabannya.

Sedetik kemudian Vano merasa terkejut saat kedua tangan Celin melingkari lehernya, wanita itu dengan berani mendekatkan wajahnya ke wajah Vano sambil berbisik.

"Kau mungkin tidak bisa melenyapkan Davian karena memang kau bukan Tuhan, tapi mungkin kau bisa membantuku menghilangkan sejenak pikiranku tentangnya." Celin lebih mendekatkan bibirnya ke lelaki itu sampai akhirnya Celin merasakan sesuatu yang kenyal di bibirnya.

Entah setan apa yang telah merasuki Celin karena dia sudah melumat dan menciumi bibir Vano dengan membabi buta.

"Sialan, kau akan menyesali ini," desis Vano disela sela ciuman mereka, Vano tidak diam saja, dia juga malah membalas ciuman Celin dengan tidak kalah ganas. Dia lelaki normal, jadi jika kau suguhkan dirimu mungkin dia akan berpikir untuk menerima tawaranmu.

Mereka tidak menghiraukan hiruk pikuk club dengan musik sang Dj yang tetap masih mengalun keras. Bibir mereka menyatu, membasahi, dan membelit satu sama lain. Tangan Vano mulai naik menuju pinggang Celin untuk merapatkan wanita itu kepadanya agar bisa memperdalam ciumannya.

Vano tidak tahu persis kejadian setelahnya karena dia sudah merasakan nyeri di sudut bibirnya dengan keadaan tubuhnya yang sudah terduduk di lantai.

Pandangannya terarah ke depan yang menunjukkan wajah emosi adiknya. Matanya menyalang mencoba menyalurkan segala amarahnya kepada mata sang Kakak. Sedetik kemudian Vano sadar bahwa Vino telah memukulnya. Vano mengalihkan perhatian ke wanita yang sudah membuatnya lepas kendali seperti ini, dan di sanalah dia berdiri, di bawah perlindungan tubuh adiknya seakan akan Vino ingin menjaga Celin dari harimau lapar seperti Vano.

"Bajingan kau Kak." Setelah mengucap itu Vino segera pergi, menyambar tas Celin dan menarik wanita itu yang sudah dalam keadaan mabuk.

Vano menatap kepergian kedua orang itu. Dia memang bukan laki laki yang baik tapi dia tahu bahwa setidaknya dia akan menjauhi wanita yang sudah dia black list dari daftarnya jika mereka merupakan teman Vino. Apalagi saat melihat Vino di apartemen Celin beberapa waktu lalu, jujur saja Vano memang kaget dan saat itu dia sudah tahu bahwa adiknya memang menyimpan perasaan kepada Celin.

Bagaimanapun caranya setelah melihat kejadian itu Vano pasti akan menjauhi dan tidak menargetkan Celin karena dia adalah wanita yang disayangi adiknya, terbukti dengan dia menelpon Vino agar segera menjemput Celin . Tetapi entah bagaimana, setelah ciuman mereka, Celin membangkitkan sesuatu yang selama ini terkubur jauh dalam diri Vano yang membuat laki laki itu mungkin tidak akan sanggup untuk menjauhi wanita itu.

***

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

15.3M 217K 8
Sudah terbit
3.4M 291K 53
"Masak jatoh aja dinikahin sih sama cowok songong kek Alaska, ogah banget gue!" -Aleanka Dara Anderson "Beruntung banget gue jatuh diatas lo, jadi k...
10.8M 914K 63
MENIKAHI SULTAN KAYA RAYA๐Ÿ’ธ Salah satu cara agar cepat menjadi kaya dengan cara yang instan adalah dengan mendapatkan suami yang kaya. Itulah impian...
7.2M 660K 76
Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Zayn Haiden sang saudara tiri akibat wasi...