Perfect Indigo

By DintiFahLianti

31.3K 2.4K 46

Aku seorang Perfect Indigo ! Tak semenyenangkan Khayalan, remaja pria bernama Lucifer Molf mendapati kehidupa... More

#1 Hanya Mimpi
#2 Hal Buruk
#3 Semesta Berbicara
#4 Cerita Lain Seusai Hal Buruk
#5 Kejadian di RS
#6 Penyakit Langka
#7 Masa Lalu
#8 Mimpi Itu
BReak! #1 ; BIOGRAFI
#9 Ke Rumah Tuan Stan
#10 Orang Tua
BReak! #2 ; Making Cover
# 11 Pulang
#12 Tinggal
#14 Flash Back
#15 Mimpi Indah
#16 Nyonya Gemuk
BReak! #4 ; ilustrasi tokoh (1)
BReak! #5 ; ilustrasi tokoh (2)
#17 Keluarga besar
#18 Hidup
#19 Tenang

#13 Ajaib

1K 90 0
By DintiFahLianti

Hari sudah gelap. Punggung ku sedikit lebih baik, karena telah di obati tadi.
Makan malampun tiba.

"Nak, kita akan malam bersama. Ayo, keluar." Terdengar suara nyonya Stan memanggil ku lembut seraya tangannya tak henti mengetuk pintu. Aku bergegas membuka pintu.

"Ayo." Wanita itu merangkul tangan kananku. Dan kami berjalan ke ruang makan bersama. Kami juga bertepatan dengan Jay. Ia sedang berjalan menuruni tangga. Nyonya Stan tiba-tiba menarik tanganku, membuat ku hampir jatuh.

"Sudah lama,," nyonya Stan mengelus pipi Jay. Rupanya, nyonya Stan tadi menarikku agar  ia bisa mendekati Jay, lebih tepatnya kami. Nyonya Stan lalu merangkul Jay dengan tangan kirinya. Kini kedua tangan wanita cantik ini sudah penuh, terisi oleh tanganku dan tangan Jay. Aku dan Jay sempat berpandangan sekilas, karena saat itu Jay langsung membuang muka.  wajah itu masih saja sinis, tidak tergambarkan sama sekali kata ramah

Kami semua termasuk tuan Stan sudah duduk di meja makan. Meja makan keluarga ini benar-benar panjang. Mungkin akan muat beberapa belas orang. Piring dan gelas sudah tertata rapi sejak tadi. Beberapa pelayan membalikkan piring & gelas yang tadinya dalam keadaan terlungkup sesaat setelah kami duduk.

"Yeeay.. makanan nya sudah sampai.." Nyonya Stan bersorak kecil.

Aku melirik ke arah para pelayan, para pelayan ini sangat kompak. Mereka keluar dari pintu dapur dan mendekat ke arah kami dengan langkah kaki dan gerak tubuh yang sama. Aku merasa bahwa aku sedang tinggal di istana dongeng. Mereka juga menaruh serta menuangkan makanan dan minuman dengan perlahan.

Aku sibuk mengagumi para pelayan, tapi tak lupa pula mataku yang terus tertuju kearah pelayan perempuan yang berkaca mata di dekat pintu arah dapur. Pelayan itu sedang menanti gilirannya untuk menuang kan air ke dalam gelas ku dan Jay. Melihatnya saja dari kejauhan, sudah membuatku takut. Pelayan itu benar-benar membuatku ketakutan.
Pelayan itu lalu mendekati ku, aku tak berani menatapnya sama sekali. Ia menuangkan air dari teko kaca yang ia pegang ke gelas yang ada di sebelah kiri ku.

Aku sudah mencoba menahan untuk tidak melihatnya. Tapi menahan semua ini bukanlah hal yang mudah. Akhirnya Semua benda yang ada di atas meja makan bergetar. Lauk yang berkuah pun tumpah dan tak lepas pula aku memecahkan gelas beserta piring yang ada di atas nya. Para pelayan sangat terkejut, termasuk juga Mama.

"Bisa Lo hentikan itu!!!" Jay menghentak kan tangan nya ke atas meja. Itu membuat ku lupa dengan Mama ku sebentar dan membuat perbuatan ku itu berhenti. Suasana pun dengan seketika menjadi hening.

"Ikut Gue!!" Jay bangkit dari duduknya. Aku ingin menyusul. Aku berdiri dan berbalik badan.

Gubrak.!
Aku menabrak Mama, pelayan yang berkaca mata tadi. Teko yang Mama pegang terjatuh dan terhempas di lantai. Aku terkejut, lalu dengan tak sengaja keterkejutan ku membuat Mama terpental dan bersandar ke pintu dapur yang besar. Beberapa pelayan perempuan berteriak terutama Nyonya Stan, Ia benar-benar terkejut hingga berteriak keras lalu ia berdiri dan mendekati Mamaku. Aku sendiri juga terdiam kaget. Aku semakin ketakutan, aku takut karena kembali membuat masalah. Pikiran ku sekarang tidak tenang, dengan cepat benda-benda yang ada di sekeliling kami bergerak dan melayang ke udara.

"Sudahlah nak.. ka... amm... ss..." Tuan Stan mendekati ku.

Aku tidak mendengar jelas yang dikatakan oleh tuan Stan. Aku terus menatap mata Mama yang terbaring lemah. Hatiku tak mau berhenti untuk Marah, memang aku yang menabrak nya tapi aku tetap meyakini bahwa Mamaku lah yang sengaja menabrak ku. Lampu yang tersebar di langit-langit rumah berkedap-kedip, beberapa garpu lalu melayang di dekat ku, dan bersiap untuk menusuk. Garpu-garpu itu lalu dengan cepat melesat ke arah Mama, nyonya Stan dan beberapa pelayan yang berada di dekat Mama. Aku sudah tidak peduli, bagaimana pun garpu-garpu itu harus mengenai Mama.

"Lucifer!!" Nyonya Stan yang ada di sebelah Mama berteriak keras, seraya membulatkan matanya. Tangan kanannya juga berusaha menutupi wajahnya yang setengah menghadap belakang, lalu tangan kirinya mengarah kearah depan seakan ingin menahan garpu-garpu yang melayang itu.

Mendengar teriakan nyonya Stan, aku tersadar seketika. Garpu itu berhenti melesat dan jatuh, benda-benda yang lain juga jatuh kembali kebawah sebab mereka berhenti bergerak dan melayang.

Tiba-tiba saja, Jay meninju wajahku. Aku tersungkur menjauh dari tempatku berdiri.

"Jika Lo masih mau hidup, maka Jangan pernah sentuh Nyokap gue!!" Jay mendekatiku cepat, lalu memegangi kerah bajuku dan kembali mengangkat ku ke atas. Bola matanya bewarna hitam pekat. Aku tak bisa berkata apa-apa ataupun melakukan apa-apa. Aku sendiri sangat terkejut mengenai garpu terbang yang nyaris mengenai nyonya Stan, belum lagi melihat matanya Jay yang tiba-tiba berubah.

Dbuggkkh!!!
Jay melemparku ke arah lemari kayu yang tinggi.

Jay lalu berlari cepat kearah nyonya Stan, dan langsung memeluk nya. Tuan Stan sendiri berlari mendekati ku dan membantu ku berdiri.

Tuan Stan terus berbisik di telinga ku, ia terus berkata "sabar, teruslah bersabar..." Dan ia juga sempat berkata "jangan sampai dirimu melukai Mama nya Jay, Luc.." tangan tuan Stan bergetar hebat. Keringat dingin keluar dari tubuhnya.
Dibantu oleh tuan Stan, aku berusaha berdiri.

Jay yang sudah melepas pelukan mamanya, dan berdiri.

"Apa lagi!!!!"

"Beresin nih!! Dan Lo! Bawakan makanan ke kamar!" Jay berkata tegas sentengah berteriak. Ia lalu membantu nyonya Stan untuk berdiri, ia memgang erat tangan dan tubuh wanita cantik itu. Jay lalu menggendong nyonya Stan dengan ala bridal style. Ia membawa nyonya Stan ke arah ku dan tuan Stan.

"Pa, aku titip Mama." Jay menurunkan nyonya Stan lembut. Tuan Stan lalu mengangguk mengerti.

"Semua akan baik, tersenyumlah..." Kedua tangan Jay mengelus pipi nyonya Stan lembut, ia juga melontar kan senyuman tulus ke arahnya. Nyonya Stan lalu terhipnotis, di tengah ketakutannya tadi, ia tersenyum lebar pada Jay. Nyonya Stan juga membalas mengelus pipinya Jay.

Tuan Stan lalu menggendong nyonya Stan ke kamar mereka, dan meninggalkan kami berdua. Para pelayan yang melihat kami berdua saja kembali ketakutan, mereka bergegas meninggalkan ruang kamar.

"Dan Lo ikut gue!!" Jay menatapku Seakan-akan ia ingin menelan ku. Aku melangkah kan kaki mengikuti Jay dengan tubuh penuh rasa ngilu.

Kami berdua melewati beberapa pintu besar tinggi. Aku berpikir jika kami sedang mengarah ke arah kanan rumah yang besar ini. Kami tiba, terdapat kolam renang sepanjang 1 km kira-kira di depanku sekarang. Ada kebun-kebun bunga anggrek berbagai jenis Dendrobium dan  Pleurothallis di tepi kanan kolam, serta ada sekumpulan di ujung kiri kolam bunga dari jenis anthurium. Pemandangan yang indah sekali. Cahaya lampu yang tidak terlalu terang, serta pantulan cahaya bulan dan lampu di air kolam membuat aku lupa akan kejadian tadi.

Jay berhenti berjalan, ia berdiri tepat di pinggiran kolam renang. Aku pun menghentikan langkah ku tak jauh dari tempat Jay berhenti.

"Sekarang dorong Gue." Amarah Jay sepertinya sudah mereda. Ia berkata sambila membalikan badannya menghadapku.

Tapi, apa yang ia katakan barusan. Apa dia ingin memanfaatkan ku,? Dengan cara ia menyuruhku mendorong nya kedalam kolam,  lalu ia akan pura-pura tenggelam dan setelah itu ia bisa memasukkan ku ke dalam penjara. Ayolah Jay, aku tidak sebodoh itu. Tunggu,,,, tapi,,,,, apa ia Jay tidak bisa berenang!? ( aku melotot kearah Jay ) apa mungkin??. Aku yakin ia melihat ku melotot kearahnya, tapi ekspresi wajahnya sama sekali tidak berubah.

"Dengar! Dan Gue gak akan nyuruh lo ngelakuin itu.. Gue Bukan pecundang kayak Lo! " Jay memecah gumamanku.

Aku sontak terkejut.

"Cepat!!!" Jay terus mendesak ku.

"Gue gak ngerti maksud dari semua ini.? Mau Lo sebenarnya apa?" Aku mulai bicara.

"Gue suruh Lo dorong Gue ya Lo dorong saja!!" Jay mulai marah lagi.

Aku tak bisa. Aku tak akan pernah bisa. Aku sudah melukainya 2 kali, dan aku tidak mau ini menjadi yang ke 3 kalinya.

"Sebaiknya lo jelasin apa yang ingin lo inginkan sekarang. Gue bener gak ngerti, kenapa haru dorong lo ke.. ( menunjuk arah kolam. )"

"Ok! Jika Lo gak mau ngedorong gue. Tapi,," Jay berkata seraya kakinya menginjak air kolam. Melihat ia menyentuh air, aku terkejut.

Apa yang sedang ia rencanakan.

Tidak sampai disana, Jay melangkah kan kaki menjauh dari bibir kolam, ia berjalan di atas air hingga ia benar-benar berada di tengah kolam.

Hebat!!
Aku terpana. Aku tidak bisa berkata-kata, aku benar-benar mematung.

Jay tidak tenggelam.

 .
.
.
Guys minta maaf banget, cerita acak Adul banget!!! Parah banget..
Ini cerita author bikin tahun 2015an, terus sibuk sekolah sampe kuliah sekarang, terkadang author buka bentar, terus edit, terus hapus, terus unpublish, terus gitu terus deh pokonya...
Maaf banget ya...🙏🏻🙏🏻

Doain author kuliahnya lancar, dan yang selalu setia baca cerita author terimakasih banyak ya..

Jangan lupa sambil Vote ya..
Karena sering unpublish Jumlah vote nya mulai dari awal lagi 😣😭




See you next Bab
Dont forget *Vote 😆

#DintiFahlianti
#PerfectIndigo

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 157K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.7M 315K 35
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
1.7M 77.3K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
802K 95.9K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...