Mengumpulkan uang yang berserakan di lantai kamarnya, Jaena menggigit bibirnya sembari menahan tangis. Celengan kesayangannya sudah pecah sekarang hanya demi bertemu Jeon Jungkook.
"Ayolah, aku hanya perlu sedikit lagi."
Ting.
Selamat siang, Jaena. Sudah di rumah?
Jaena tersenyum, beberapa hari mengobrol dengan Jungkook, ia menjadi teman dunia maya Jaena yang penuh perhatian. Setelah bertukar nama, dan kota tempat tinggal, Jaena menjadi tahu laki-laki ini juga bernama Jungkook dan bermarga Jeon.
Memang laki-laki itu sepertinya sibuk sekolah, tapi ia tidak pernah melewatkan pesan selamat pagi dan selamat malam.
Dengan cepat Jaena mengetik, sudah. Oppa dimana?
Kembali lagi ia menatapi nasib celengan lucunya yang hancur, setelah memberikan salam perpisahan yang cukup berlebihan, Jaena mengambil sapu dan serok lalu membersihkan kamarnya.
Ting.
Oppa di rumah, baru saja pulang sekolah. Bagaimana harimu?
Jaena sekarang mulai menunggu balasan-balasan Jungkook. Mereka memang satu kota, tapi tidak ada niatan untuk bertemu. Hanya nama, dan umur.
Sedih! Aku membuka celenganku hari ini, sebentar lagi BTS akan mengadakan fanmeeting, jadi aku harus membukanya :(
Jaena kembali fokus pada ponsel miliknya, kegiatannya sekarang tidak jauh dari sekolah-belajar-fangirling, dan di tambah mengobrol dengan Jungkook.
Ting.
Sungguh? Aku bisa memberikanmu tiket, kebetulan temanku bekerja di BigHit. Kau hanya perlu bertanya padaku, sayang.
Wah, pipi gadis itu sudah sepenuhnya memerah. Ia memang tidak menanggapi nakalnya Jungkook yang selalu memanggilnya sayang, atau apapun itu seperti kekasihnya, tetapi perempuan mana yang tidak terbawa perasaan saat dipanggil seperti itu.
Benarkah? Aku mau tiketnya, Oppa. Aku perlu melihat Jungkook ㅜㅜ
Ting.
Aku juga Jungkook, kau bisa melihatku saja. Bagaimana?
Jaena mengangguk, boleh juga. Ia berani bertaruh Jungkook yang ini benar-benar tampan.
Ayo bertemu, tapi jangan terkejut karena aku begitu jauh dari kata cantik.
Tidak ada balasan.
Jaena terus menunggu. Apa karena ia memberitahu Jungkook bahwa ia tidak cantik, makanya laki-laki itu menghilang? Apa itu tidak berlebihan? Jaena menciut, merasakan rasa percaya dirinya hilang seketika.
"Apa aku jelek?"
"Ini sungguh membuatku frustasi!"