Amour Vrai

By NaomiOcta

5M 236K 4.3K

[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] ... More

01. Permulaan
03. Sweet Moment
04. Farel
05. Pergi atau Tidak?
Part 6
Part 7
08. Fakta tentang Erina
Part 9
Part 10
Part 11
12. Special Part for Erina
Part 13
Part 15
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
★•••★
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Tanya Aja
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 4
Extra Part 5
Last
Penting!
Bantu Pilih Cover
Final Cover & Info
Pre-order 1
Amour Vrai Novel

02. Agel and Erica

269K 11K 131
By NaomiOcta

Suasana lapangan basket di salah satu sekolah Internasional di Manhattan begitu ramai.
Para siswa bersorak sorai memberi dukungan pada dua sejoli yang saling menatap itu sebelum memulai permainan mereka.

Ralat.

Permainan terakhir mereka. Agel dan Erica.

"Hah, jadi kau belum ingin menyerah juga?" Erica menatap Agel dengan pandangan mengejeknya.

Agel menggeleng dengan cepat.

"Kau ini, tadi aku memang sengaja mengalah. Tapi di permainan terakhir ini, aku tidak akan!" ucap Agel menaikkan dagunya tinggi-tinggi dan menepuk-nepuk dadanya.

Tadi mereka seri, jadilah permainan di ulang sekali lagi.

"Cih, alasan!" Erica dengan sengaja melayangkan tinjunya ke perut Agel.

Lalu mereka berdua saling menatap lagi, sampai-

"Hei, sampai kapan kalian seperti itu? Cepatlah sedikit!" teriakan itu menyadarkan Agel dan Erica.

Erica menatap tajam pada pemilik suara itu. Deril.

Deril yang di tatap seperti itu hanya nyengir dan mengangkat tangannya ke atas.

Lalu ia mendekati Agel dan Erica. Ia merampas bola basket dari tangan Agel dan berdiri di tengah dua orang yang sudah bersiap siaga.

Tanpa aba-aba, Deril melemparkan bola ke atas lalu ia berlari keluar dari lapangan.

Namun Erica kalah cepat, Agel yang berhasil meraih bolanya, ia mengerlingkan sebelah matanya pada Erica yang menggerutu kesal.

"Menyebalkan!" umpat Erica lalu mengejar Agel dengan cepat.

Namun lagi-lagi Erica kalah cepat. Agel sudah mendapat skor 1.

Ia tersenyum senang. Bagaimana pun juga, Erica memang sangat pandai bermain basket dan sulit di kalahkan.

Tapi kali ini, Agel akan berusaha keras demi mendapatkan hati Erica.

Agel terus menghindar dari Erica saat gadis itu ingin merebut bola darinya.

Erica berhenti sebentar. Tenaganya hampir habis. Dan Agel juga berhenti dan ia mendekati Erica.

"Lelah?" tanya Agel lembut dan Erica mengangguk. Erica menundukkan kepalanya lalu menyeringai licik.

Dengan gerakan cepat dan gesit, Erica merebut bola dari tangan Agel dan langsung menggelinding bola tersebut menuju keranjang lawan.

Agel hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Erica yang terus mengelabuinya.

"Curang!" Agel merebut kembali bola saat sudah lolos dari keranjang.
Erica menghela napas lelahnya. Kalau sudah begini, akan sulit baginya merebut bola dari Agel lagi.

Ia melirik ke arah papan skor dan membelalakkan matanya.

Bahkan skor Agel sudah melampaui batas dan sudah jelas Erica kalah.

Agel melemparkan bola terakhir ke dalam keranjang dan lapangan itu kembali di ramaikan dengan sorakan para pendukung Agel.

Agel tersenyum penuh kemenangan.

Ia berlari mendekati Erica yang berdiri tepat di tengah lapangan basket lalu menarik Erica kepelukannya.

"Lalu?" tanya Agel mengulum senyumnya.

"Lalu apanya?" tanya Erica balik, Erica berusaha mendorong tubuh Agel, tapi tidak bisa karena Agel memeluknya sangat erat.

"Ayolah, An. Jangan lupa dengan janjimu," Agel melepas pelukannya lalu menyeka peluh keringat di dahi Erica.

"Terima ... terima ... terima...!" sorakan dan teriakan dari siswa. Erica berusaha menulikan telinganya.

"An?" Agel menatap Erica memelas. Ia memegang bahu Erica, sedikit mengguncangnya.

Erica tidak merespon membuat Agel was-was.

"An...." suaranya lirih hampir terdengar seperti bisikan.

Sorakan dan teriakan masih terus mengganggu pendengaran Erica. Ia tahu, mereka tidak akan berhenti sampai ia memberi jawaban.

Erica menghela napasnya, "iya...." ucapnya sambil mengulum senyumnya.

Dan Agel langsung menggendong Erica dan berteriak senang. Sama halnya dengan para siswa.
Mereka juga bersorak senang.

"Terima kasih," ucap Agel lalu mengecup kening Erica sekilas.

Erica mengangguk dan Agel langsung mencium pipi Erica dan mereka hanyut dalam dunia mereka berdua.

"Pasangan serasi," ucap Deril yang tanpa sadar menyenggol Erina di sampingnya.

"Hmm, iya...." cicit Erina pelan lalu melangkah pergi meninggalkan dua sejoli yang sedang di mabuk kasmaran itu.

•°°°•

Erica baru saja selesai mengganti pakaiannya. Ia memperbaiki rok dan rambutnya yang sedikit berantakan.

Ia tersenyum senang. Sekarang ia dan Agel sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

Setelah di rasanya sudah selesai, Erica keluar dari kamar mandi dan berjalan melewati koridor dengan semangat dan bersenandung kecil.

Sekolah sudah sepi, karena memang sudah sore.

Ia masuk ke dalam kelas dan di sana- di samping tempat duduk Erica- Agel sudah menunggunya.

"Sudah?" tanya Agel berdiri lalu meraih tas kecil dari tangan Erica.

"Sudah." Erica meraih ranselnya dan memakainya.

"Langsung pulang atau-"

"Makan!" sergah Erica dengan cepat memotong ucapan Agel yang langsung di angguki oleh Agel.

Mereka meninggalkan kelas sambil bergandengan tangan. Mereka melangkah menuju parkiran dalam keheningan.

"Silahkan masuk , My princess...." Agel membukakan pintu mobilnya dan di balas kecupan hangat di bibir dari Erica.

Erica duduk dan memasang seatbelt dan Agel berlari memutari mobilnya.

Ia duduk di sebelah Erica dan memakai seatbelt lalu menjalankan mobilnya.

Sebelah tangannya menggenggam erat tangan Erica. Erica menatap Agel dengan senyum menghiasi wajahnya.

"An?"

"Hmm,"

"Aku mencintaimu," ucap Agel dengan tulus lalu mengecup punggung tangan Erica.

Erica tertawa renyah,"aku juga," balasnya sambil memeluk lengan Agel.

"Nah, sudah sampai." Agel mendekati Erica lalu melepas seatbelt Erica.

Cup

"Kesempatan!" rajuk Erica manja saat Agel mencuri cium bibirnya. Agel hanya menaikkan bahunya.

Lalu mereka turun dan memasuki sebuah cafe langganan yang tidak jauh dari rumah mereka.

Agel seperti biasa, merangkul pinggang Erica posesif. Dan Erica sudah biasa dengan hal itu.

Mereka duduk di sudut cafe tempat mereka biasanya.

Dan seperti biasa juga, Agel menarik kursi untuk Erica.

"Terima kasih, My hero...." Agel terkekeh lalu mengecup puncak kepala Erica.

Agel mengambil tempat duduk di samping Erica lalu memanggil pelayan di cafe itu.

Dan seperti biasa lagi, Agel yang memesan.

Setelah pelayan menulis pesanan Agel, pelayan itu pergi.

Agel menatap Erica begitu dalam.
Ia seakan tiada bosannya menatap Erica setiap hari.

"Apa?" tanya Erica karena Agel yang terus menatapnya. Agel menggeleng lalu menggenggam tangan Erica.

"An, besok Minggu,"

"Iya, lalu?" tanya Erica mengulum senyumnya. Sebenarnya ia sudah tahu apa maksud dari perkataan Agel.

"Aku ingin menginap," Erica terkekeh pelan lalu mencubit pipi Agel gemas.

"Iya ... aku tahu," Erica mengelus lengan Agel dan mereka saling menatap penuh dengan cinta.

Saat pesanan makanan sudah datang, mereka berdua makan dalam keheningan. Hanya suara dentingan sendok yang terdengar.

Selesai mengisi perut, Agel langsung meluncur menuju rumah Erica. Sebenarnya menuju rumahnya juga karena rumah mereka hanya terhalang satu rumah saja.

Rumah Deril. Entah bagaimana caranya rumah mereka bisa berdamping seperti itu. Hanya orangtua mereka saja yang tahu alasannya.

Agel memarkirkan mobilnya di halaman luas rumah Erica.

Lalu mereka berdua memasuki rumah dengan jari yang saling bertautan.

"Hai ... Mom, Dad, Farel dan Erin...." sapa Erica pada keluarganya yang sedang duduk santai di ruang tengah. Agel juga tak lupa memberi salam pada keluarga Erica

Sebelum duduk, Erica mengecup pipi Lery, Farel, Erina, lalu yang terakhir Devward. Lalu ia duduk di samping Devward, sementara Agel duduk di samping Farel.

"Ah, semuanya ... aku ke kamar dulu. Aku ingin ganti baju," ucap Erica menebarkan senyumnya lalu pergi menuju kamarnya saat sudah mendapat anggukan dari keluarganya.

"Aku juga," Agel langsung meleset menyusul Erica.

Devward dan yang lainnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

•°°°•

Continue Reading

You'll Also Like

18.6M 888K 62
ISI MASIH LENGKAP! ROMANCE DEWASA Seri ke 1 dari trilogi Sean-Rayhan-Daniel/ Bastard Squad Series MENURUT SEAN : Perjodohannya dengan Jeanita Winat...
151K 26.8K 74
SERI 1 dari GIRL SQUAD Gumi kabur dari rumah untuk menghindari perjodohan dengan cowok yang ditaksir sahabatnya. Dia bersembunyi di sebuah rumah sed...
2.4M 218K 96
[THE COLD CEO] 'Seandainya manusia bisa memilih seperti apa masa lalunya, pasti tidak akan sulit untuk membuat kau dan aku menjadi kita' Dua orang de...
85.1K 5.4K 47
-Story Completed- (prev tittle; Aku atau Kakakku?) Bagaimana rasanya ketika kita harus menerima kenyataan kalau cinta pertama kita, adalah cinta pe...