Fajar dan Senja {ending}

By _penahati_

133K 6.6K 336

tentang cinta dan persahabatan. semua ini berawal dari persahabatan, pengorbanan perasaan demi saling menjaga... More

Fajar dan Senja
Tentang Hati
Belajar Ikhlas
Pertanyaan
Jawaban
Tentang Awan
Cahaya dibalik Awan
Ujian
Pilihan
Yang Terbaik
Yang Terbaik II
Rela bukan Ikhlas
Masih Berharap
Perjalanan
Angin Persahabatan
Berjarak tak Berpisah
Musibah dan Hikmah 1
Resepsi
Saat Jarak Menguji
Pergi
Kamulah Pilihanku
Akhir Cerita

Musibah dan Hikmah 2

4K 264 21
By _penahati_

Dimana kita berpijak
Disitulah tempat kita berada
Untuk sementara ataupun selamanya
Karena kita takkan mengerti
Jika tidak menjalaninya sendiri...
Selalu ada hikmah, ketika kita bisa ikhlas
Memberi tanpa harap balasan
Menerima tanpa harap tambahan...

***___***

Saat kita berada diujung harapan, saat kita berusaha mengikhlaskan walau belum sepenuhnya menerima, namun kaki harus tetap melangkah. Kadang hati terasa bimbang untuk menentukan, kadang lidah terasa kelu untuk memutuskan, namun ada Allah yang akan menujukkan jalan terbaik dan terindahNya. Apa yang menurut kita sulit dan berat, akan terasa mudah dan ringan. Jika kita menyampaikan harapan itu pada Allah, semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Kita hanya perlu bersabar, berdoa dan selalu berusaha, hasilnya biarkan Allah yang menjawabnya, bersama kejutan-kejutan kecil yang tak terduga.
_______

Hari ini Fajar diijinkan pulang, setelah empat hari dirawat. Masih ada waktu enam hari lagi sebelum keberangkatannya ke Singapura. Besok adalah acara akad nikah yang akan dilaksanakan dimasjid dekat rumah Fajar, kemudian dilanjutkan acara resepsi dikediaman rumah Senja dua hari setelahnya. Segala persiapan dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Ala kadarnya, yang penting makna dan kesakralan acaranya.

Keluarga Senja juga sudah berada di Jakarta, ikut serta dalam mempersiapkan acara yang serba mendadak itu.

"ndok, kamu beneran akan pergi lama ke negeri orang, tega ninggalin Ibu dan Bapak?" tanya Ibu Senja, saat ini mereka sedang berada dikontrakan Senja. Walaupun kecil, tapi masih bisa untuk menampung keluarga tercintanya. Senja, Ibunya dan Sani tidur dikamar Senja. Sedangkan Ayah dan Seno tidur disofa ruang tamu. Mereka memang tidak ingin merepotkan orang lain, ditambah lagi mereka ingin bersama-sama sebelum melepas Senja. Karena setelah pernikahan tentu semuanya akan berbeda.

"Senja disana cuma setahun kok Bu, Ibu jangan khawatir, disana kan Senja tidak sendiri ada Fajar juga." jawab Senja.

"udah dong Bu, kasihan Senjanya, jangan dibuat berat untuk pergi... Senja bukan anak kecil lagi Bu, kita harus bisa merelakannya menempuh kehidupan barunya." kata Ayah Senja yang tiba-tiba masuk dalam kamar Senja, berusaha menengahi. Sesungguhnya beliau juga berat melepas anak sulungnya itu. Tapi mengingat calon yang akan menjaga anaknya, beliau yakin Fajar bisa menjadi suami yang baik untuk Senja.

"iya Bu, bener kata Ayah... Kita kan tetap bisa komunikasi, Senja janji akan sering menelpon kalian."

"beneran ya ndok?"

"iya Bu, insya Allah."

"ya udah, istirahat ndok. Besok statusmu akan berubah, diacara akad nikah nanti kamu harus terlihat fresh."

"ayo Ibu juga istirahat dong?"

"aku gak diajak nih kak?" tanya Sani yang dari tadi hanya mendengarkan perbincangan antara Senja, Ayah dan Ibunya.

"tentu dong dek, kita tidur bertiga." jawab Senja sambil mengelus kepala adiknya itu.

"ya udah, Ayah juga mau keluar nyusul Seno yang udah terlelap." kemudian Ayahnya juga keluar, menutup pintu kamar Senja.
_________

Perwakilan dari keluarga Fajar datang menjemput Senja sekeluarga dikontrakannya. Mereka sudah siap, langsung berangkat menuju tempat acara, yaitu dimasjid dekat rumah Fajar.
Selama dalam perjalanan tiada henti Senja berdoa menenangkan perasaannya yang entah sudah seperti apa. Begitupun dengan orangtuanya, mereka memberikan dorongan semangat seiring bersama doa-doa terbaik untuk anaknya. Semoga kebahagiaan yang nanti didapatkan, dan semoga sakinah mawadah warohmah rumah tangga yang dijalani oleh anak mereka.
Sesampainya mereka dimasjid yang dituju. Sepanjang jalan gang didekat masjid itu dihiasi rangkaian bunga-bunga yang indah dengan berbagai jenisnya. Didepan masjid juga banyak tertata rangkaian bunga-bunga, menambah kesan indah bangunan suci itu. Namun didalamnya sengaja tidak diberi hiasan aneh-aneh, dibiarkan sebagaimana mestinya.
Senja masuk dari pintu samping masjid yang langsung menuju tempat shalat untuk perempuan. Sedangkan Fajar sudah berada ditempat shalat untuk laki-laki. Dimasjid ini memang antara laki-laki dan perempuan terdapat tirai pemisah.
________

"bagaimana para saksi, sah?" tanya pak penghulu, setelah mendengar Fajar mengucapkan ijab kabulnya. Suasana yang sebelumnya hening dan mencekam, berubah menjadi riuh gembira.

"sah." jawab mereka semua yang berada didalam masjid itu, ucapan alhamdulillah bergemuruh menghiasi ruangan suci itu.

Senja mendengar dengan jelas semuanya, dari saat Ayahnya mengucap ijab, lalu Fajar mengabulkan, dan kata "sah" dari banyak orang. Tanpa terasa air matanya mengalir perlahan membasahi pipinya, disamping kanannya ada Ibunya, sedang disamping kirinya ada Tari sahabatnya. Mereka satu sama lain menghapus air mata Senja dan memeluknya erat. Walaupun mereka juga tidak bisa menahan air mata mereka sendiri, rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu.

"udah ndok, jangan nangis lagi, nanti dandanannya luntur ndok." ucap Ibunya.

"iya Ja, selamat ya? Sekarang bukan waktunya untuk menangis. Ayo bangun, kita harus ketempat Fajar untuk bertukar cincin dan ritual lainnya." Tari dan Ibunya menggandeng tangan Senja, berjalan menuju ruangan yang sudah disiapkan.

Disana Senja melihat Fajar sedang berdiri menunggu kedatangannya, dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya, begitu pula dengan Senja. Para hadirin memberikan tepuk tangan dan banyak yang berucap syukur menyaksikan kebahagiaan yang terlihat dari sepasang sejoli itu.
Saat Senja sudah berada didepan Fajar, Senja dengan ragu-ragu mencium punggung tangan laki-laki yang kini berstatus suaminya. Dan Fajar mencium puncak kepala wanita yang dipilih untuk menemani hidupnya itu.
Kemudian disusul dengan acara tukar cincin, dan mereka menandatangani berkas-berkas yang dibawa oleh pihak KUA.
__________

Setelah acara selesai, keluarga Senja pamit pulang ke Pekalongan lebih dulu untuk mempersiapkan acara resepsi yang hanya akan mengundang keluarga, tetangga dan teman-teman dekat saja. Senja ditahan oleh Ibunya Fajar untuk tinggal dirumahnya, besoknya mereka baru berangkat menyusul ke Pekalongan. Karena sebenarnya beliau juga belum rela membiarkan Fajar dan Senja pergi keluar negeri, apalagi untuk waktu yang cukup lama. Tapi mau bagaimana lagi, bukankah pada dasarnya semua akan merasakan perpisahan? Hanya waktu dan caranya saja yang berbeda-beda.

"Fajar, baju mana aja nih yang mau dibawa?" tanya Senja, ketika sedang membereskan perlengkapan yang akan mereka bawa besok kerumah keluarga Senja.

Fajar berjalan mendekati Senja yang masih terlihat kaku dan gugup. Fajar malah tersenyum menggodanya, dan Senja tidak berani menatap Fajar. Rasa malu itu masih ada, karena mereka baru hitungan jam menikah. Senja jadi salah tingkah saat berbicara dengan Fajar, sulit sekali menetralkan detak jantungnya.

"bukannya jawab, malah senyum-senyum kayak gitu, huh."

"apapun yang kamu siapkan, aku tidak akan menolaknya." Fajar kemudian duduk disamping Senja, tanpa menyisakan jarak sedikitpun diantara mereka. Taukah apa yang terjadi pada Senja? Tangannya sampai mendingin begitu saja, aliran darahnya seakan berhenti bekerja, dan jantungnya sulit untuk berpacu dengan normal. Fajar memegang tangan Senja yang sudah dingin itu, menggenggamnya menyalurkan kehangatan. "kamu masih gugup aja... Atau kamu takut berada didekatku?"

Senja menggelengkan kepala cepat, "tidak, aku bahagia..."

"lalu kenapa kamu tidak mau menatapku? Apa lantai lebih menarik perhatianmu daripada wajah suamimu ini?"

Senja memberanikan diri menatap wajah Fajar dengan jarak yang sangat dekat itu. Disana didapatnya senyuman Fajar yang nampak sempurna bagaikan bulan sabit. "bolehkah aku meminta sesuatu padamu?" tanya Senja kemudian.

"apa itu?" Fajar balik bertanya.

"jangan terlalu dekat, rasanya aku kehilangan oksigen untuk bernafas, hingga, hingga jantungku berdetak tidak normal."

"hahahaha." bukannya menjauh, Fajar malah semakin merapatkan duduknya dengan Senja, dan merangkum wajah Senja supaya fokus menatap dirinya. "kalo aku tidak mau, gimana?"

"kamu nyebelin!" ucap Senja.

"biarin." Fajar menempelkan keningnya dengan kening Senja yang sudah tidak memakai kerudung itu. Rambutnya terurai basah, karena baru selesai mandi. "berjanjilah, kamu akan selalu berada disampingku apapun yang terjadi."

"aku tidak bisa berjanji, karena aku tidak tau rencana seperti apa yang Allah persiapkan untuk kita. Tapi aku akan berusaha untuk selalu ada untukmu, walau tidak selalu disampingmu."

"terimakasih Senja... Aku tidak bisa menjanjikan kebahagiaan dunia untukmu, tapi aku ingin kita ciptakan kebahagiaan itu dalam setiap hari, jam, menit dan detiknya saat kita bersama. Aku juga tidak bisa menjanjikan kebahagiaan surga untukmu, tapi aku ingin kita bangun surga itu bersama, membagi suka maupun duka, menghadapi semuanya bersama. Karena kini, kamu adalah separuh dari diriku, dan aku adalah separuh dari dirimu. Saat kita terpisah aku bukanlah aku, dan kamu bukanlah kamu. Kita ada untuk saling melengkapi..."

"iya, kita jalani semuanya bersama..."

***___***

Maafkan jika part ini agak-agak kurang pas, aku belum bisa membayangkan lebih jauh, karena....
Sudahlah tidak perlu dijelaskan 'karena'nya ya :)
Dan, aku ucapkan terimakasih, untuk semua yang sudah mampir membaca :)

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 210 21
"Mentalku sudah hancur badan ku sudah lelah, mahkota ku di rampas oleh orang asing, semangat ku sudah hilang, lalu drama apa lagi yang harus aku hada...
249K 5.4K 87
Hanya sekedar quotes biasa yang penuh akan makna. Jangan lupa vote and comment ya.. # 9 katakatabijak # 13 quotesgalau #7 quotesgalau
6.3M 444K 58
Apakah seorang anak Kiai harus bisa menjadi penerus kepemilikan pesantren? Ya. Namun, berbeda dengan seorang Haafiz Alif Faezan. Mahasiswa lulusan sa...
18K 1.9K 16
Ayah,aku ingin bercerita semua tentang masa kelamku,Aku ingin Ayah tahu bahwa putri yang selalu tertawa bersama Ayah di teras rumah itu bukan gadis y...