Amnesia (Stuck in Naruto Worl...

Par Shine_Blue

34.8K 2.6K 313

Plus

Amnesia (Stuck in Naruto World) Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Amanda-Chan's Note
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Amanda-chan's Note
WARNING! (Not an Update)

Chapter 4

2.4K 241 21
Par Shine_Blue

"Bisakah kau beritahu aku apa yang terjadi padaku?"

"Amnesia."

******

"Amnesia?!"
Aku mengira pada awalnya aku yang akan mengucapkan kata itu, tetapi ternyata Lee dan Tenten lah yang mengucapkannya. Aku bisa melihat ekspresi terkejut di wajah Lee, dan Tenten. Entah, tetapi sepertinya mereka mengetahui arti dari Amnesia. Sedangkan Sakura, dia tidak menunjukkan ekspresi bingung atau pun terkejut. Sepertinya dia sudah mengetahui keadaanku ketika wanita yang mereka sebut Hokage ini memberikan pertanyaan-pertanyaan itu kepadaku.

Dan sedangkan aku? Aku merasa seperti seseorang yang baru terlahir dari dunia ini karena aku tidak mengetahui apa pun, bahkan namaku sendiri.

"Apa itu Amnesia?"

"Itu keadaan dimana kau kehilangan memori-memori dalam otakmu. Dan kau tidak mengingat sebagian besar hal yang telah terjadi dalam hidupmu."

"Jadi.... aku tidak bisa mengingat asal-usul ku?"

"Kalau soal itu, biasanya ingatan itu akan pulih seiring berjalannya waktu. Tapi hal itu membutuhkan bantuan dari orang yang sangat berarti dalam hidupmu, seperti keluarga. Permasalahannya adalah kau ditemukan oleh Neji, Lee, dan Tenten di hutan. Dan kemungkinan besar kau bukan warga desa Konoha. Dan itu dipersulit dengan kau tidak mengingat sedikit pun tentang kehidupanmu, ini kasus yang langka."

Jadi.... aku tidak akan bisa mengingat apapun ya?

Aku tersadar dari lamunanku ketika mendengar Lee berbicara dengan ceria.

"Kau tenang saja! Aku, Tenten, dan.... mungkin Neji akan membantu untuk memulihkan ingatanmu!" Lee berkata sambil menunjukkan senyumannya yang berseri-seri.

Tanpa sadar aku tersenyum mendengar perkataannya.
"Terima kasih Lee-kun."

"Waaahhh!!! dia memanggilku dengan sebutan Lee-kun!! Hehe.. Aku jadi malu." Lee meloncat-loncat dengan senang, yang membuatnya tambah lucu, aku dapat melihat rona merah di pipinya.

Aku sadar memiliki satu pertanyaan lagi yang mengganjal di pikiranku. Kemudian pandanganku beralih dari Lee ke nona Hokage.
"Ahh.. ya.. Lalu, apakah kau bisa jelaskan kenapa tubuhku ini bisa menyembuhkan diri sendiri?"

"Soal itu.... aku sendiri belum tau pasti. Karena aku tidak merasakan adanya chakra dalam tubuhmu, tetapi di sisi lain hal yang dapat kau lakukan itu tidak mungkin tanpa adanya chakra dalam tubuhmu." Beliau tetap menjaga wibawanya walaupun aku dapat melihat sedikit ekspresi kebingungan di wajahnya.

Chakra? Apa itu chakra? Kenapa aku tidak mengetahui apa pun?!

"Yah... baiklah, kurasa aku akan kembali ke kantor, banyak pekerjaan yang menungguku disana." Beliau mulai beranjak dari tempatnya, dan berhenti sesaat ketika berada diambang pintu. "Lee, Tenten. Aku serahkan dia padamu."ucapnya tanpa menengok.

Kemudian ia melirik kearahku sebelum benar-benar pergi. "Kau tenang saja, aku akan menyelidiki apa yang terjadi padamu."

Keheningan melanda setelah wanita itu pergi. Tetapi sepertinya Lee selalu tau caranya untuk meleburkan suasana.

"Ahh.. ya! Sakura-chan kau belum berkenalan kan dengannya?!" Lee menarik tangan Sakura, dan membawanya kehadapanku.

"Perkenalkan, dia adalah Sakura." ucap Lee kepadaku.

"Hai... aku Sakura Haruno! Kau bisa memanggilku Sakura." Sakura tersenyum dengan manis sambil mengangkat tangannya ke arahku, aku menyambutnya, bersalaman.

"Dan Sakura-chan, Dia ini..... uh,,hmm.." Lee terlihat berfikir. Oh ya juga.. aku kan tidak memiliki nama. Maksudku, aku belum bisa mengingat namaku.

"Kau lupa ya Lee? Dia kan tidak mengingat namanya." kali ini Tenten yang berbicara, mewakili fikiranku.

"Benar juga... Kita harus memberikan dia nama. Tapi apa ya?" Lee terlihat berfikir, begitu pun Sakura dan Tenten.

"Ah! Bagaimana kalau Naomi? Karena Naomi berarti kecantikan, dan kau itu cantik. Hehe..." Lee memberikan usul dengan ceria, dan aku bisa melihat rona merah di pipinya ketika mengucapkan kata 'cantik'.

"Bagaimana dengan Moriko? Karena Moriko berarti hutan. Dan kami menemukanmu di hutan." Tenten berkata hampir bersamaan dengan Lee.

"Hmm.... Baiklah. Berarti namaku Naomi Moriko, bagaimana?" kataku sambil tersenyum ke arah mereka.

"Hai Naomi-chan!!! Senang berkenalan denganmu!!!" Pada awalnya kurasa yang seharusnya mengucapkan itu adalah Sakura, karena dia lah yang sedang berkenalan denganku tetapi ternyata Lee yang mengucapkannya.

Aku dapat merasakan kedua tangannya menjabat kedua tanganku dan menaik turunkannya dengan kencang, aku bahkan dapat merasakan tanganku akan segera lepas dari tempatnya jika dia tidak menghentikan jabatannya. Belum sampai situ saja, setelah dia selesai menjabat tanganku dia langsung memelukku dengan girang, apa dia selalu bersikap seperti ini? Aku yakin wajahku telah menampakkan ekpresi ketidaknyamanan. Tapi apa boleh buat?

Hingga aku menangkap ekspresi marah dari Sakura dan Tenten yang ada di belakang Lee. Dan aku melihat kepalan tangan mereka berdua yang siap untuk menghajar Lee kapan saja.
"LEE!!! JANGAN MESUUMMM!!!!"

Lee yang mendengar teriakan itu pun langsung berhenti memelukku, kemudian membalikkan badannya perlahan, dan menatap horror kearah kedua perempuan yang ada dihadapannya.
"K-kalian jangan salah paham. A-aku hanya terlalu senang kok. I-itu saja.. sungguh."
Tetapi sepertinya penjelasan Lee tidak cukup untuk meredam amarah Sakura dan Tenten yang sudah menggebu-gebu.
"SHANNARO!!!"

***

"Maaf ya Naomi, Lee terkadang memang seperti itu. Haha." Sakura mengusap-usap lehernya sambil tertawa canggung.

"Dia itu memang sering seperti itu, bukan kadang lagi. Huh.. Aku saja sampai lelah harus menghajarnya seperti itu."

"Ahaha... iya, tidak apa-apa, tapi kalian tidak perlu seperti itu kepada Lee-kun. Kasihan dia." Aku melirik kearah Lee yang ada dihadapan ku, wajahnya babak belur. Aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku lakukan, karena di salah satu sisi aku kasihan padanya, tetapi di sisi lainnya dia pantas pendapatkannya. Karena aku merasa tidak nyaman atas apa yang dia lakukan padaku.

"Haahh... dia ini tidak ada bedanya dengan Naruto." Sakura memegang kepalanya.

"Ah.. Naruto ya? Tidak terasa sudah 2,5 tahun dia pergi dari desa. Kira-kira kapan ya dia kembali?" kali ini Tenten yang bicara. Sepertinya Lee terlalu lemah untuk berbicara sekarang.

"Entah. Aku juga tidak tahu."

"Na..ru..to.?" Nama itu sangat familiar di telingaku.

Naruto

"Akhirnya! Aku bisa kembali ke desa ini!" ucap seorang lelaki berambut pirang sambil menatap gerbang besar yang ada di hadapannya. suaranya terdengar berat selerti remaja lelaki pada umumnya, namun terdengar nada bahagia dan tidak menyangka dalam ucapannya.

Dia mulai berjalan melewati gerbang tersebut dan berjalan menyusuri jalanan desa. Kemudian dia meloncat ke atas sebuah tiang untuk melihat pemandangan desa dari atas sana.

"Wah.. ternyata setelah 2,5 tahun desa ini tidak memiliki banyak perubahan ya?"

"Minna-san! Aku, Naruto Uzumaki, sudah kembali!" Dia berteriak seakan-akan menginginkan semua orang tahu bahwa ia sudah kembali.

Matanya kembali menyusuri pemandangan desa, tatapannya tertuju ke arah pahatan wajah hokage terdahulu.

"Wah... pahatan wajah nenek Tsunade juga sudah dibuat!"

"Naomi?! Apakah kau baik-baik saja?" aku tersadar saat aku merasakan ada yang menguncangkan tubuhku.

Aku mendongakkan kepala dan menatap kearah Tenten, sepertinya dia yang mengguncang tubuhku tadi. Sedangkan di sebelahnya ada Sakura dan Lee yang menatap khawatir ke arahku.

Ada apa?

"Kau kenapa Naomi-chan?" kali ini Lee yang berbicara.

"Aku tidak apa-apa."

"Tapi, tadi kau berteriak sambil memegang kepalamu, dan kau terlihat kesakitan." Sakura berkata dengan ekspresi khawatir yang masih menyertai wajahnya.

"Benarkah?"

Mereka hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

Tapi aku tidak ingat jika aku merasakan sakit kepala. Yang aku ingat hanyalah lelaki berambut pirang itu. Apakah itu mimpi atau semacamnya?

"Naomi, bisakah kau ceritakan apa yang terjadi?"

"Aku... Tadi aku seperti melihat sesuatu."

"Apakah mungkin itu ingatan masa lalumu?" Sakura bertanya dengan cepat, sepertinya ia mengetahui sesuatu.

"Entahlah."

"Apa yang kau lihat?"

Apa aku perlu memberi tahunya?

"Baiklah, kalau kau tidak ingat tidak usah dipaksakan. Aku takut kau akan merasakan sakit kepala seperti tadi." Sepertinya saat aku terdiam tadi, Sakura berfikir bahwa aku sedang berusaha mengingat apa yang aku lihat.

"Apakah aku sudah boleh keluar dari rumah sakit ini?" Entah mengapa kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulutku.

Tanpa berkata, Sakura mengambangkan telapak tangannya di atas tubuhku. Sepertinya dia sedang menganalisa keadaanku.

"Baiklah, kurasa kau boleh keluar. Aku tidak menemukan tanda-tanda adanya luka. Kemampuanmu menyembuhkan diri benar-benar menakjubkan."

"Terima kasih."

***

-Di luar Rumah Sakit Konoha-

"Ah ya! Naomi. Bagaimana jika aku mengajakmu keliling desa? Kau kan... yah... bisa dibilang warga baru disini." ucap Sakura dengan antusias.

"Tentu saja. Tenten dan Lee-kun ikut kan?"

"Maaf Naomi, kita tidak bisa menemanimu. Kita harus mencari Neji dan istirahat sebelum ada misi baru. Tidak apa-apa kan?" Tenten memasang wajah merasa bersalahnya.

"Oh, baiklah. Kalian istirahat saja, aku bisa bersama dengan Sakura." aku membalasnya dengan senyuman.

"Oke! Nanti kita bertemu di kedai Ramen Ichiraku saja ya Sakura, Naomi?"

"Baiklah. Aku pergi dulu ya! Ayo Naomi!" Sakura langsung menarik tanganku dan berlari, kita baru berhenti berlari ketika jalanannya mulai ramai dengan penduduk desa, sepertinya ini adalah pasar. Banyak pedagang dan kedai-kedai di sekelilingku.

Tiba-tiba ada suara anak kecil yang memanggil Sakura. "Sakura nee-chan!"

Sakura dan aku berhenti berjalan, kemudian ada 3 anak kecil, bukan anak kecil juga sih... karena mereka kelihatannya berusia 10/ 11 tahun.

"Kau ingin pergi kemana Sakura nee-chan?" ucap salah satu anak berambut coklat gelap dan memakai syal biru dilehernya.

"Aku sedang mengajak teman baruku keliling desa." Sakura menjawabnya dengan ramah. Pasti tidak ada yang menyangka kalau dia sedang marah akan terlihat menyeramkan.

Ketiga anak itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah ku.

"Nee-chan, kau orang baru ya? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya." kali ini anak perempuan berkuncir tinggi yang berbicara.

"Ahh... Bagaimana ya? Mungkin bisa dibilang seperti itu."

"Lalu namamu siapa nee-chan?" ucap anak yang satunya lagi sambil membenarkan kacamata besarnya.

"Namaku Naomi Moriko. Kalian bisa memanggilku Naomi." aku tersenyum ramah kepada mereka.

"Namaku Konohamaru Sarutobi! Kau bisa memanggilku Konohamaru!" ucap anak yang memakai syal dengan semangat.

"Perkenalkan, namaku Moegi." kata anak perempuan yang ada disebelah Konohamaru, dia terlihat manis.

"Kalau aku Udon!" kali ini dia berkata sambil mengelap ingus yang keluar dari hidungnya.

"Baiklah Konohamaru, Moegi, Udon. Senang berkenalan dengan kalian." sambil tersenyum se-ramah yang aku bisa. Sepertinya hari ini aku sudah banyak tersenyum. Entah mengapa, tetapi rasanya sangat menyenangkan. Seakan-akan aku tidak pernah tersenyum sesering ini.

"Nee-chan! Warna rambutmu berubah!"

Saat kulihat, benar saja rambutku berubah warna lagi. Hanya saja kali ini berwarna pirang.

Ekspresi terkejut tidak hanya terlihat di wajah Konohamaru, Moegi, dan Udon, tetapi juga di wajah Sakura. Setelah kuingat-ingat benar juga, Sakura belum mengetahui tentang hal ini.

"Bagaimana bisa?" tanpa sadar mereka mengucapkannya bersamaan.

"Aku juga tidak tahu. Sejak aku tersadar warna rambutku selalu berubah-ubah seperti ini. Hehe.." aku tersenyum canggung sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.

"Banyak keanehan pada dirimu ya Naomi? Tapi ya sudahlah aku tidak mau memikirkannya. Sekarang kita berkeliling lagi saja. Ayo!" sepertinya Sakura tidak mau ambil pusing terhadap keanehanku.

Kita terus berjalan menyusuri jalanan desa sambil berbincang-bincang mengenai banyak hal.

"Nah... ini lah gerbang utama desa Konoha. Jadi semua orang masuk maupun keluar desa melalui gerbang ini."

Aku melihat gerbang besar yang ada dihadapanku. Aku memperhatikannya cukup lama, sepertinya aku pernah melihat gerbang ini. Tapi dimana? dan kapan?

Aku tersentak setelah berhasil mengingatnya.

Mimpi itu!.... Atau mungkin bukan mimpi. Aku tak tahu apakah itu penglihatan masa laluku atau mimpi. Tetapi jika itu memang penglihatan masa lalu berarti aku mengenal lelaki berambut pirang itu juga.!

"Hey, Sakura!" aku tersadar dari pikiranku ketika kedua penjaga gerbang itu memanggil Sakura.

"Ada apa Izumo-san, Kotetsu-san?" Sakura berjalan menghampiri mereka, diikuti oleh Konohamaru, Moegi, dan Udon. Aku juga berajalan mengikuti mereka.

"Pergilah ke desa, ada hal menarik yang mengejutkan."

"Hal menarik?" Sakura terlihat berfiikir.

"Apakah mungkin itu dia?!" Sakura terkejut ketika sadar dan langsung berlari kedalam desa. Aku berlari mengikutinya. Siapa yang Sakura maksud dengan dia?

Aku berhenti berlari ketika Sakura tiba-tiba berhenti berlari. Di tengah jalan ada seorang pria yang mengkin berusia setengah abad dengan rambut abu-abu panjangnya. Dia sedang melihat ke atas sebuah tiang.

Sakura juga menatap kearah yang sama. Kemudian aku mengikuti arah tatapan Sakura. Di atas sebuah tiang ada lelaki berambut pirang yang mengenakan jaket hitam-oranye.

Dia laki-laki yang ada dalam penglihatanku!

"Minna-san! Aku, Naruto Uzumaki, sudah kembali!"

Tak lama kemudian aku melihat bibirnya menggumamkan sesuatu tapi aku hanya mendengar kata '....pahatan wajah nenek Tsunade....'

Kata-kata yang dia ucapkan juga sama dengan yang ada dalam penglihatanku! Apa maksudnya ini?! Jika penglihatan itu hanya ingatan masa laluku, lalu kenapa hal ini baru terjadi? Dan terlebih lagi terjadi di depan mataku! Apa aku bisa melihat masa depan atau semacamnya?

Untuk kesekian kalinya dalam satu hari pertanyaan itu muncul dalam pikiranku.

Apa yang terjadi denganku!


*************

Ohayou minna-san!

Wohooo! Update tercepat yang pernah aku buat!!!! Semoga kalian suka! Aku nulis dari subuh dan baru beres sekarang. Tiba-tiba aja tadi dapet ide, jadi langsung aku ketik dan tidak ingin ambil resiko bakal lupa ide nya kalo ngetiknya di nanti-nanti in.. hehe... Aku mendapatkan hikmah bangun pagi.. haha..

Maaf ya kalau ada typo atau semacamnya. karena belum sempat di cek.

Oh ya, aku mau minta sesuatu ke kalian. Kalian kalau manggil aku dengan sebutan Amanda-chan aja ya... kan biar lebih akrab gitu.... kalo kalian manggilnya author terkesannya gimanaaaa gitu.. apa lagi ada yang manggil aku thor, aku tidak punya kekuatan petir tau.. wkwk..

Ya udah mau ngomong itu aja..

P.S : Jangan lupa vomments yaaa! ^_~

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

76.5K 3.5K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
MPREG NCT Par ola

Fanfiction

87K 1K 5
ONESHOOT!! request? dm! kumpulan oneshot nct, mpreg alias cowok hamil sampai proses melahirkan. 21+ dosa ditanggung masing-masing xoxo.
29.5K 2.8K 18
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
64.5K 10.5K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...