ISTRI KEDUA (KOMPLIT)

By Rex_delmora

265K 19.4K 998

Karena keluarga Andrian sangat menginginkan kehadiran cucu maka mama Andrian memaksa Bella segera memiliki bu... More

PERKENALAN KARAKTER
CINTA BERSEMI DI BURUNG BESI
BILANG ATAU TIDAK
PROTEKTIF ATAU POSESIF?
QUALITY TIME WITH FAMILY
KEPUTUSAN TERINDAH
ANCAMAN HADIR
FIRASAT KAPTEN AL GHAZALI
KEJUTAN TAK DIHARAPKAN
TUNTUTAN MENGEJUTKAN
DOSA TERINDAH
MEMANG HARUS BEGINI
MENARI DI ATAS DERITA
CUKUP AKU, KAMU, DAN TUHAN YANG TAHU
BERSABARLAH, SAYANG
SAYAP YANG PATAH
DIA ADA UTUKNYA
MEMBASUH RINDU
TIDAK PEDULI ORANG LAIN
BAHAGIA ITU SEDERHANA
CINTA YANG SEJATI
FIRASAT
MIMPI BURUK
MUKJIZAT TUHAN
AKHIR YANG INDAH

BAHAGIAKU ADALAH KAMU

8.1K 732 10
By Rex_delmora

Felic POV

Aku melihat jam di dinding kamarku menunjukan pukul 2 dini hari. Aku beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi. Hari ini kebetulan aku dan Al memiliki jadwal satu penerbangan. Aku bahagia sekali, karena sudah hampir dua bulan kita baru ada penerbangan bersama. Setelah 30 menit melakukan ritual di kamar mandi dan berganti baju santai, aku ke luar menuju ke lantai 5 membangunkan pangeran burung besiku. Inilah keuntungan bagiku karena tidak butuh ongkos dan waktu yang lama menemui pangeranku itu.

Aku berdiri di depan pintu besi dengan keamanan khusus, lalu aku masukan beberapa angka untuk membuka pintunya. Kode itu hanya aku dan Al saja yang tahu. Begitu juga di kamar apartemenku, hanya kami yang tahu kodenya. Setelah pintu terbuka, aku masuk menuju ke kamar pangeran tampanku. Aku melihat dia masih tertidur damai dengan posisi tengkurap di atas ranjang empuknya. Tampa memakai kaus dan hanya memakai boxer memerlihatkan punggung lebar dan putihnya. Aku mendekat dan merangkak naik ke atas ranjang dan mengusap-usap pipi mulusnya. Kulihat wajah polosnya saat tertidur, senyum tipis terukir di bibirku. Aku dekatkan bibirku tepat di telinganya. Aku berkata lirih dan pelan, kujuga sengaja membuat suaraku terdengar seksi.

"Sayang, bangun dong." Aku tidak merasakan pergerakan darinya. "Sayang, bangun. Kita ada penerbangan awal," ucapku lagi dan mengelus pipinya lembut.

Tidak ada jawaban juga, tiba-tiba aku memiliki ide gila. Aku menggigit kecil telinganya dan benar saja ada pergerakan darinya.

"Aaarrrggg," erangannya membuatku terkejut.

Dengan cepat dia memelukku dan menindihku. Aku terdiam saat dia memeluk dan mengunci tubuhku yang ada di bawahnya. Aku merasa ada sesuatu yang menempel keras di paha mulusku.

"Kamu sudah membangunkan macan yang sedang tidur, Sayang," ucapnya lirih dengar suara serak khas orang bangun tidur.

Suaranya terdengar seksi dan membuat seluruh tubuhku merinding. Aku rasakan kecupan dan jilatan di belakang telingaku. Aku reflek aku menekan tengkuknya dan memberinya ruang untuk melancarkan aksinya.

Ciumannya berpindah ke bibirku. Dia melumat dan memagut bibir atas dan bawahku bergantian. Aku membalas ciuman panasnya itu. Aku selipkan jemari tanganku di rambut hitam legamnya dan menekan tengkuk dia agar semakin dalam menciumku. Kubuka mulutku agar dia dapat memasukan lidahnya dan mengeksplore setiap inci rongga mulutku. Aku rasakan kausku sudah tersibak ke atas, entah kapan Al memasukan tangannya dan bermain dengan gundukan kenyal di dadaku. Desahku lirih di sela ciuman kami.

Al mencari kaitan bra di punggungku dengan cepat dia membebaskan kaus dan braku. Kini aku telanjang setengah badan seperti Al. Dengan cepat Al menciumi dan menggigit kecil sesekali menghisap dadaku hingga meninggalkan kissmark. Aku sesekali mengangkat dadaku dan membusungkan ke depan, mendesah karena menikmati setiap sentuhan bibirnya. Tangannya meremas pelan di kedua payudaraku membuat tubuhku menggelinjang. Walau ini sudah sering kami lakukan tapi kali ini tubuhku menuntut lebih.

Al melepas cumbuannya dan mendongak menatapku dengan seringaian dan senyum sinisnya.

"Aku pastikan di bawah sana sudah banjir sekarang," ucapnya membuat pipiku memanas dan aku pastikan juga sudah memerah.

Aku tutup wajahku dengan kedua tangan. Memang ini sudah sering aku alami saat bercumbu dengannya. Rasanya bagian sensitifku berkedut kencang dan basah.

Aku mendengar Al tertawa terbahak lalu mengulum putingku, membuatku membuka tangan dan menjambak rambutnya. Tubuhku menggelinjang memeluk Al. Entah sejak kapan aku menjadi mesum seperti ini. Jika saat bersama Al sepertinya urat maluku sudah terputus.

Al melepas tubuhku dan duduk di depan. Ada rasa kecewa di dalam hatiku dan rasa menggantung karena saat benar-benar merasa dibawa terbang Al ke langit, dengan cepat dia juga menghempaskan ke bumi, Al tersenyum jahil padaku.

"Maaf, Sayang." Dia mengecup keningku. "Segini dulu ya? Belum waktunya membuka segel bawah." Al terkekeh dan turun dari ranjang.

Aku dapat melihat jelas di balik boxer-nya, jika burung dalam sangkar itu sudah pengap dan ingin dikeluarkan. Namun pemiliknya masih menutup rapat sangkarnya agar si burung tidak lepas dari sangkar sebelum waktunya. Aku duduk dan mencari braku, saat aku mengenakan bra, Al mencium singkat bibirku dan berlari ke kamar mandi. Aku sudah tahu apa yang dia lakukan di dalam kamar mandi. Pasti dia berendam.

Sembari menunggunya berendam, aku menyiapkan seragam kebanggaannya dan menempelkan berbagai atribut di PDH-nya. Setelah kulihat seragamnya siap, giliranku sekarang merapikan diri dengan memakai rok panjang dengan belahan samping selutut dan baju batik berwarna biru laut pas bodi menampilkan lekuk tubuh seksuku. Seragam ini ciri khas batik pramugari yang menjadi icon perusahaan.

Aku rapikan rambutku dengan menggulung ke dalam dan aku selipkan jepit sisir dari samping agar menguatkan gulungan rambutku. Tidak lupa aku juga memoles wajahku dengan make up tipis agar tidak terlihat menor, aku tidak suka dandanan yang menor. Untung Al juga tidak suka jika melihat aku berdandan terlalu tebal. Dia lebih suka melihatku tanpa make up, lebih 'naturally beautiful' katanya. Aku sudah siap sekarang.

Aku mendengar pintu kamar mandi terbuka dan aku pun menoleh. Al keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Rambut basah yang acak-acakan, dengan sisa titik-titik air masih membasahi sebagian tubuhnya. Wajahnya terlihat lebih fresh. Aku menggigit bibir bawahku, Al mendekatiku dan membisikan sesuatu tepat di telingaku.

"You are very beautiful my fairy. I love you." Aku rasakan darahku berdesir, perasaanku menghangat dan pipiku memanas.

Al mencium pipiku dan berjalan ke ranjang yang sudah kurapikan, karena seragam kebanggaannya kutaruh di atas ranjang.

"Say, aku nggak masak ya? Ini terlalu pagi." Al melirik jam yang bertengger di dinding kamarnya.

"Iya. Masih jam 4 juga. Entar kita cari makan di cafetaria bandara saja ya?" katanya sambil mengenakan pakaiannya.

Aku berjalan menghampirinya dan membantunya memasangkan dasi. Al melihat gerakan tanganku dan tersenyum sangat manis.

"Berasa udah punya istri aja nih. Kalau begini tiap hari kan enak. Ada yang ngurus. Nggak seperti dulu berasa bunes."

Aku mengerutkan dahiku menghentikan gerakan tanganku dan menatap wajah tampan Al heran.

"Bunes??? Apa bunes?" tanyaku polos merapikan kerahnya.

Al tertawa sambil menarik hidung mancungku pelan. "Bunes itu bujang ngenes, Sayang. Sama aja jones! Jomblo ngenes!"

Aku terkekeh dan menggelengkan kepala. "Issh kamu itu ada-ada aja!" ucapku merapikan rambutnya.

"Makasih ya, Sayang?" ucap Al dan mencium keningku cukup lama.

"Sama-sama, cintaku." Aku mengecup hidung mancungnya sekilas. "Ayo cepetan aku udah siapin perlengkapan kamu di koper," ajakku.

Segera aku dan Al keluar dari apartemen dan seperti biasa kami memilih untuk menunggu jemputan yang disediakan oleh managemen.

***

Author POV

Al dan Felic sampai di bandara, lalu mereka keluar dari mobil. Al melirik jam tangan pemberian Felic yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Jam tangan kopel sama seperti yang dipakai Felic. Dia membelinya saat bertugas terbang ke Singapore.

"Yang, kita cari makan dulu ya sebelum briefing. Masih ada waktu 40 menit," ajak Al bersiap menarik kopernya.

Felic mengangguk setuju dengan ajakan Al. Akhirnya mereka pun masuk ke dalam cafetaria yang pernah menjadi saksi penyatuan cinta mereka. Mereka berbincang dan bercanda sambil menikmati sarapan yang sepertinya masih terlalu pagi itu, karena jam masih menunjukan pukul 04.40 WIB.

Selesai sarapan Al segera ke kasir membayar lantas kembali menghampiri Felic.

"Yuk, Sayang!" ajak Al lembut sambil menggandeng tangan Felic.

Letika mereka berjalan menuju kantor menajemen, tiba-tiba seseorang menyenggol bahu Felic hingga tubuhnya goyah dan hampir terjatuh. Dengan cepat Al menangkap tubuh Felic dan mendekapnya.

"Maaf, maaf, maaf, saya tidak sengaja," ucap orang itu.

Al terlihat marah kali ini. Wajahnya sudah memerah dan matanya menatap tajam. Felic yang menyadari itu mengelus lembut punggung Al dan berbisik, "Sayang, kontrol emosi kamu. Saat ini kita sedang memakai seragam. Tunjukan kewibawaan kamu sebagai pilot. Jangan nodai nama baik kamu."

Al mendengarkan perkataan Felic. Lalu ia menghela napas pelan menahan emosinya.

"Lain kali hati-hati Mas kalau sedang jalan," ucap Al datar dan dingin.

Orang yang diajak berbicara bukannya mendengarkan justru dia melihat Felic tanpa berkedip. Felic yang menyadari tatapan aneh dari orang itu lalu bersembunyi di balik tubuh kekar Al. Al terlihat semakin geram ingin sekali dia mencongkel mata tajam orang itu. Orang itu tersenyum maut, yang masih tetap memerhatikan Felic.

"Ehem!" deheman keras Al menyadarkan orang itu.

"Eh! Maaf saya tidak sengaja. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya orang itu basa-basi sambil mengingat-ingat di mana pertemuan mereka.

"Mungkin Anda salah orang. Maaf kami buru-buru. Lain kali hati-hati saat berjalan. Kami permisi," ucap Al dingin dan wajahnya datar.

Orang itu hanya tersenyum sabil memerhatikan Felic yang ketakutan ditatapnya seperti itu. Al segera menggandeng tangan Felic dengan menautkan jemarinya erat di sela jemari Felic. Ia seolah menunjukan pada orang itu jika wanita ini hanya miliknya. Al dan Felic berlalu meninggalkan orang itu. Saat Al dan Felic sudah berjalan memunggungi, lelaki itu memerhatikannya dan hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.

"Oh, ternyata dia seorang pramugari. Cantik! Dan siapa lelaki itu? Apa dia suaminya?" batin orang itu.

***

Saat pesawat sudah terbang di ketinggian 40.000 kaki dari permukaan laut, Felic bertugas untuk menawarkan minum dan snack yang sudah disediakan di pesawaat, sekaligus mengecek penumpang. Saat Felic terhenti di salah satu kursi ia kaget dan ketakutan.

"Hai, Kita bertemu lagi," sapa orang yang tadi menabraknya. Felic hanya tersenyum tipis dan menundukan kepalanya tanda hormat. "Jangan takut. Aku bukan orang jahat," ujar orang itu sambil tersenyum manis kepada Felic. Orang itu melirik name tag yang terpasang di dada Felic. "Oh jadi nama kamu Prillya Cloris F." Orang itu mengeja nama Felic di name tag.

Felic mengernyitkan dahinya seolah bertanya, dari mana orang itu tahu namanya?

"Kamu jangan bingung. Aku baca di name tag kamu." Orang itu saya olah tahu apa yang ada di pikiran Felic.

Felic melihat name tag-nya. Orang itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Kenalin namaku Handrian Ali Khadafi. Panggil aja Andrian."

Belum juga Felic menjawab tiba-tiba ada sebuah tangan menerima jabatan orang yang memperkenalkan dirinya bernama Andrian. Felic sangat mengenali tangan itu lalu dia menoleh ke sampingnya. Terlihat Al tersenyum manis pada Felic lalu menatap datar tanpa ekspresi ke arah Andrian.

"Perkenalkan nama saya Muhammad Azka Al Ghazali," ucap Al sambil mengeratkan jabatannya kepada Andrian.

Andrian hanya tersenyum dan semakin mengeratkan jabatannya tidak kalah dengan Al. Felic lagi-lagi berbisik pada Al.

"Sayang udah jangan diladenin. Ingat Sayang, kamu kapten, pemimpin tertinggi di sini."

Al melepaskan jabatannya dan menghela napas berat.

"Kamu kembali ke kabin kru," perintah Al kepada Felic terdengar tegas dan berwibawa.

"Baik, Kap." Felic menurut dan pergi berlalu meninggalkan Al yang masih berdiri di samping tempat duduk Andrian.

"Selamat menikmati perjalanan Anda tuan ...," ucapan Al terhenti sambil berpikir sesuatu.

"Panggil saja saya Andrian, Kapten Al," ucap Andrian yang tahu maksud tatapan Al.

"Oke. Baiklah Tuan Andrian. Saya permisi dulu," pamit Al dan berlalu masuki kokpit.

##########

Terima kasih untuk vote dan komentarnya ya?
Jangan heran kenapa pilot bisa di kabin, di kokpit, dan lain-lain. Ingat, kapten adalah pemimpin tertinggi dan singkat kata kapten pilot adalah penguasa pesawat. Dia bebas melakukan apa saja di pesawat.

Muuuuaaachhhhhh
Cium jauh dari aku.

Continue Reading

You'll Also Like

209K 10.1K 45
Perceraian kedua orang tuanya membuat hidup Anastasia Wellez (19) hancur. Belum kering luka dari perceraian kedua orang tuanya kini ditambah lagi ken...
35.6K 592 11
Cerita ini dianjutkan di KBM APP "Terkadang pria dewasa akan sangat susah membedakan mana cinta dengan obsesi. Dan sekarang saya merasakan jatuh cint...
1.6M 32.3K 56
Halimah hanyalah seorang gadis desa sederhana namun hidupnya berubah ketika ia bertemu Rizky seorang pemuda kota yang membuatnya jatuh cinta dan meny...
332K 23.7K 19
Seorang remaja bernama Arshaka Jocasta yang menjadi pusat obsessi para sahabatnya. Arshaka mengidap penyakit langka. Sindrom Kleine-Levin. Di mana s...