Archangel Alley

By Perf_OwL

12.7K 1K 124

Datanglah lagi malam ini malaikatku Sayapmu kan membawa kedamaian pada Yellow Bellow. -Gneemert Lockheed. Jik... More

Archangel Alley : Kota Yellow Bellow
Archangel Alley : Breslin's
Archangel Alley : Gorgeous
Archangel Alley : Daun Persegi
Archangel Alley : Sebuah Suara
Archangel Alley : Kecelakaan Brightway
Archangel Alley : Luka Goresan
Archangel Alley : Malam Prom
Archangel Alley : Force dan Majikannya Malaikat
Archangel Alley : Sahabat yang Selalu Ada
Archangel Alley : Portal
Archangel Alley : Sayap Seraphim
Archangel Alley : Ritual part. 1
Archangel Alley : Ritual part. 2
Archangel Alley : Nedved
Archangel Alley : Keajaiban Alley
Archangel Alley : Kekuatan Hitam RavenRon part. 1
Archangel Alley : Kekuatan Hitam RavenRon part. 2
Archangel Alley : Sepotong Sayap Caspian
Archangel Alley : Kisah Caspian
Archangel Alley : Bingkisan dengan Pita Hitam
PROMOSI
PROMOSI

Archangel Alley : Anggota Kehormatan Para Iblis

223 32 3
By Perf_OwL

"Jika sudah menjadi bangsanya, wanita itu ku yakini tidak akan pernah kembali lagi kepada Ednah." -Legenda Yellow Bellow.

"Kau bercanda!"

Setelah tiba di Brightway, Carrie masuk tanpa ketukan apapun dan langsung masuk ke kamar kedua orang tuanya. Tapi alhasil, mereka tidak ada disana sampai dia bingung harus mencarinya kemana hingga Nathalie muncul sambil mencemberutkan wajahnya.

"Sungguh! Aku tidak menemukan Dad dan Kyle!" Bentak Nathalie membalas pekikkan kakaknya. "Ini salahmu! Kau pergi dengannya dan melupakan kami Carrie! Kau membuat semua kekacauan ini!"

Carrie melema di tempatnya mengingat dia memang sudah terlalu lama bersama Caspian. Tidak, Carrie menggeleng. Dia mencoba meralat semuanya, dia memang pergi bersama Caspian, tapi tidak benar-benar menghabiskan banyak waktu yang menyenangkan. Dia bahkan mendapat tambahan beban di bagian otaknya yang lain, dimana dia mengetahui identitas asli dari Caspian, Nedved,  dan Force. Lalu tentang Ryan dan Annabeth sahabatnya, mengenai mimpinya mengenai RavenRon dan kejadian yang sangat aneh itu. Apakah dia memang benar menghabiskan waktu bersama Caspian? Tidak. Jadi ini bukan salahnya sama sekali dan Carrie tidak tahu harus menyalahkan siapa dalam kasus ini.

"Lalu kemana Bob?" Tanya Carrie.

Nathalie mengedikkan bahunya, "Dia bilang dia mencari Dad, tapi sejak tadi dia tidak kembali. Ini karenamu!" Nathalie masih saja menyudutkan kakaknya.

Namun Carrie tidak ingin memanjangkan masalah Nathalie yang menuduhnya, dia hanya khawatir dengan Sam dan semuanya. Dadanya sesak sesaat dan merasa susah sekali untuk bernapas.

"Care, seorang biarawati sedang dalam masalah." Entah siapa yang memberitahukan Caspian tentang berita itu, hingga dia terlihat sedikit panik namun berhasil bersikap biasa saja. "Dia dirasuki salah satu makhluk Arakiel!" Seru Caspian.

Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan! Teriak Carrie dalam hati seraya menjambaki rambutnya sendiri.

"Nate! Ku mohon ikut denganku!" Kata Carrie frustrasi.

"Tidak! Akan! Pernah!" Semua penekanan itu sontak membuat Caspian turun tangan.

Caspian menarik tangan Nathalie dan lalu menghadapnya, walaupun Nathalie sempat menarik tangannya kembali. "Ini kali pertama aku kasar pada perempuan lagi."Ujar Caspian. "Dengar Nate, ini bukan salah Carrie. Dia kakakmu dan dia  pasti sangat peduli sekali. Dia ingin kau ikut bersamanya agar kau baik-baik saja." Jelas Caspian yang hanya di respon menunduk oleh Nathalie.

"Baiklah.." suaranya memelan. "Aku ikut."

Akhirnya mereka pergi dengan Nathalie yang sedikit merasa bosan karena kehadiran Caspian. Nathalie tahu siapa Caspian, tapi dia tak tahu apa Caspian. Jika dibandingkan dengan bagaimana pertumbuhan pohon pinus ketika akan datang musim dingin, Nathalie lebih peduli dengan aku-tidak-mau-tahu.

"Bagus!" Gumam Caspian pelan bagai bicara pada dirinya sendiri. "Nedved sudah berada di sana lebih dulu."

"Oh tidak! Sebenarnya apa yang terjadi? Dimana Sam dan Kyle, Caspian!" Lagi-lagi Carrie belum bisa menenangkan dirinya.

Kekhawatiran yang tadinya sempat hilang sesaat kini kembali menjadi kecemasan yang tidak dapat lagi di jelaskan. Dia begitu ingin mendengar kabar bahwa Sam dalam kondisi baik-baik saja dan lainnya juga selamat. Tapi kenapa bisa mereka ikut menjadi korban pula? Apa yang salah? Mereka tidak tahu apa-apa tentang ini kecuali Sam. Tapi mengapa harus terjadi malam itu juga? Kenapa rasanya sangat sangat tidak adil?

Selama tatapan Caspian belum beralih dari jalanan yang semakin gelap dan kosong, yang hanya lampu mobil satu-satunya sumber penerangan meski sering lampu-lampu remang jalan memperlihatkan beberapa sketsa menyeramkan malam itu, Carrie belum bisa tenang. Benar dia tahu apa yang terjadi, tapi dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, apapun yang di simpulkannya meleset jauh sekali.

"Caspian, aku.. Bisa kau hentikan kami di sini? Aku akan mencari Sam dan Kyle bersama Nathalie da-"

Mobil berhenti sebelum Carrie selesai bicara. Dengan sendu, dengan penuh rasa bersalah, dengan hati yang terasa tersayat Caspian menatapnya, memperlihatkan wajahnya yang bagai memburam.

"Sam berada di rumah sakit, dan Kyle.. maafkan aku Carrie, Kyle menghilang." Suara Caspian ikut menghilang di akhir katanya.

Sial! Teriak Carrie dalam hati. Sial! Dimana kau Kyle! Kenapa kau tidak menjaga ayahku! Kenapa kau tinggalkan Sam?!

"Apa dia terluka?" Respon Nathalie.

Caspian menggeleng, "dan aku benci Nedved menemani RavenRon ke rumahmu."

Vermes, para Vermes. Lagi-lagi Carrie membatin pada dirinya sendiri, seolah memperingati akan sesuatu yang akan terjadi.

"Ya, mereka datang untuk kau." Kata Caspian. Sedari tadi anak itu membaca pikirannya yang kaku dan tanpa berfikir panjang.

"Temukan aku dengan Ned, Caspian. Dan tolong antar Nathalie pada Sam. Kau bisa?"

Caspian menggeleng, tak ingin menjalankan mobilnya, tak ingin kemanapun. Tapi Carrie memaksa dengan wajah kesal tanpa peduli reaksi apa yang akan Caspian tunjukkan padanya.

Kemudian mobil kembali berjalan dan menuju jalanan berliku, aspal yang tidak lagi sempurna, retakkan pada tengah jalannya menimbulkan suhu panas disekitar mobil. Penanda suhu di mobil menunjukkan bahwa temperatur di luar adalah tiga puluh satu derajat Celcius sekarang. Bahkan ketika dicermati, tulisan digital itu berubah menjadi tiga puluh empat derajat Celcius.

Gumpalan-gumpalan hitam, aura-aura tak menyenangkan, begitu klise untuk pemandangan yang seharusnya tidak pernah ada. Awalnya bangunan itu bagai keajaiban yang berdiri di tengah-tengah kota, menjadi prioritasnya para biarawati cantik yang anggun dan cerdas. Tapi ada sesuatu yang menyihirnya menjadi bagian kecil dari nereka, Carrie bisa menduga itu, bahkan guratan-guratan pada setiap dinding bangunan membuat kau tidak ingin hidup. Suara tawa pelan terdengar dari bagian atas bangunan, Carrie sudah di luar sendirian sementara Caspian bersama Nathalie yang bersiap untuk pergi ke rumah sakit.

"Nate, jaga Sam. Ada urusan yang harus aku selesaikan, maafkan aku atas semuanya. Aku menyesal, aku menyayangimu Nate." Carrie memeluk erat tubuh kecil Nathalie yang akhir-akhir nampak lebih berisi dari sebelumnya.

Nathalie tersenyum hangat lalu melepaskan pelukan. Dia tidak ingin menangis, apalagi dia tahu bahwa Caspian melihatnya, yang ada anak itu akan semakin meninggikan gengsinya.

Deruan mobil menjauh dari Carrie dan menyisakan suara sapuan kecil angin malam itu di rumah yang teramat sepi dan menyeramkan itu.

Aku bisa melakukannya, aku tahu bagaimana cara Sam melakukannya, aku ingat dia pernah melakukannya. Aku yakin aku juga bisa.

Carrie mulai melangkah dengan sangat takut setengah mati, jantung berdebar bagai badai. Dia masuk sambil sesekali menahan napas, guratan-guratan itu membuatnya merinding, seolah membisikkan sesuatu yang mencegahnya untuk tidak datang ataupun berada lebih jauh dari halaman bangunan.

Carrie berfikir yang seharusnya dia takuti bukanlah iblis dari nereka yang menjijikkan, bahkan untuk tidak melawan mereka bukanlah salah satu hal wajib ditakuti. Aku bisa. Carrie lagi-lagi bergumam meyakinkan dirinya. Alih-alih membuang rasa takutnya dia mengingat kata-kata Caspian ketika mereka dalam perjalanan menuju kemari. "Ingatlah bahwa aku masih disini, Carrie. Pusatkan pikiranmu padaku, aku akan bersamamu. Percayalah, aku menyayangimu."

Pintu tertutup, tentu saja, tetapi Carrie melihat isi rumah dari balik jendela yang nampak kosong dan hampa sekali. Tidak seperti yang dibayangkannya sebelumnya, isi rumah itu tidak ada apa-apa tapi lampu dari arah belakang berkelip-kelip tak karuan. Tiba-tiba bunyi dentuman kerasa menghantam dinding berkoar dari dalam, tak bisa dijelaskan bagaimana mulai terguncangnya keberanian Carrie untuk masuk ke dalam. Dan sesuatu yang dingin dan lembut, bercahaya di antara kabut-kabut hitam, memegang tangannya yang gementar lalu tersenyum, sambil berbisik

"Kita lakukan bersama." Dengan senyum di akhir katanya.

Carrie ikut tersenyum sekaligus bangga menyadari Caspian tidak pernah membiarkannya dalam bahaya, bagaimanapun jika kau peduli pada orang lain kau tidak pernah tahu kapan mereka akan berada dalam bahaya besar dan itulah istimewanya Caspian bagi Carrie. Selama ini dia tidak tahu dan baru menyadari bahwa Caspian tidaklah biasa.

"Aku senang kau tahu tentang Vermes." Kata Caspian lagi.

"Semua berkat bantuanmu, Cas. Awalnya aku tidak percaya bahwa Gnee mengalami hal itu, tentang semuanya." Balas Carrie pelan seraya mencari mata Caspian yang sedang mengawasi.

Mereka kemudian masuk ke dalam dengan pintu berderit yang cukup nyaring, aroma tidak sedap memenuhi ruangan kotor dengan darah kering dan noda-noda lainnya. Meski agak jijik menyadari tempat ini awalnya adalah kudus, Carrie tetap melangkah, beriringan dengan langkah Caspian.

Seseorang berdeham di samping mereka, sedang duduk bersila di lantai yang kotor dan menjijikan itu, didepannya lampu lilin bergoyang-goyang kesana kemari. Carrie mengenal siapa itu, tapi wajahnya begitu pucat pasi dan janggutnya panjang tak terurus, dia nampak tidak tidur untuk beberapa hari, bibirnya kering bagai tandus.

"Sedang apa kau disini Pastor?" Tanya Carrie melepas pegangan tangan Caspian kemudian berjalan ke arah Pastor Ahn.

Pastor tersenyum, "Vermes, nak. Vermes membawaku kemari."

"Kau terlihat lelah sekali Pastor, dimana mereka?" Tanya Carrie terburu-buru.

"Kau masuk saja ke pintu itu, lalu naik ke tangga dan kau akan menemukan pintu pertama, disanalah dia." Carrie baru menyadari bahwa suara Pastor Ahn bergetar, seperti menyimpan ketakutan yang teramat sangat membuatnya tidak ingin hidup.

Degupan jantung Carrie diperdengarkan olehnya kepada Caspian, wajah cemas anak itu membuatnya tak ingin membiarkannya masuk kesana. Tapi Carrie, tanpa memperdulikan rasa takutnya, dia berjalan pergi ke pintu.

"Jaga dia, nak. Suster Peretons melarangku untuk mengurus lebih jauh tentang ini. Dan aku bahkan sudah kewalahan mendengarnya." Balas Pastor Ahn ketika Caspian akan mengikuti Carrie pergi. "Aku disuruhnya menunggu disini saja."

Caspian mengangguk mengerti, bahkan inilah kesempatannya untuk membantu biarawati yang dirasuki para Vermes, anggota kehormatan para iblis Arakiel. Mereka tidak begitu penting sebenarnya, tetapi mereka orang-orang terpilih yang hidup dengan mati yang menyeramkan lebih dari yang bisa orang lain bayangkan. Mereka bertubuh besar dan hitam, terkadang bisa kapan saja menjadi kabut hitam saja dan merasuki dengan mudah siapa saja, Caspian pernah tahu bahwa ada salah satu portal yang dibuka oleh RavenRon berada tak jauh dari situ dan dia akan mencarinya untuk menyegel portal itu agar tidak dapat terbuka dengan bantuan malaikat lainnya.

Suara raungan dan geraman berulang terdengar menyakitkan, dan dengan terburu-buru Caspian menyusul Carrie. Setelah sampai pemandangan itu baginya biasa tapi disamping itu wajah terkejut Carrie adalah bagian yang lebih menyakitkan dari geraman dari si biarawati, wajahnya bengkak dan berdarah, giginya hitam dan bertaring, matanya hitam dan menyedihkan, seluruh tubuhnya lebam membiru, dan ada beberapa luka yang mulai memburuk.

"Maafkan kami Vermes," kata Caspian.

Biarawati itu menatapnya nyalang, dia tertawa dengan isakkan tangis yang aneh. "Oh kau pengkhianat?! Kau tahu dengan siapa kau bicara?" Dia menggeram.

"Maafkan kami tangan kanan Arakiel."

"Dia Tuanku!" Dia mulai menggeram kembali. "Kau harus mati pengkhianat!"

"Kenapa kau menyakiti suster Larry?"

"Akulah suster Larry, bodoh! Kau lebih baik tak usah main-main denganku!" Teriaknya dengan geraman yang beriringan.

Carrie mendekat ke Caspian, lalu menyebutkan sesuatu ke Caspian.

"Kau tahu siapa yang sebenarnya berada di dalam diri suster Larry? Kau tahu salah satu dari mereka bisa membelahkan diri manusia?"

Caspian mengangguk, "aku tahu, Carrie, tenanglah tapi yang ini tidaklah berbahaya, aku masih bisa membuatnya pergi dari tubuh suster Larry."

Carrie diam, tak berkutik. Dia hanya tidsk mampu melihat tubuh suster Larry dalam kondisi mengerikan seperti itu, bahkan membayangkan suster Larry yang sudah mati membuat kepala Carrie terasa sakit sekali. Dia habya berdoa dan terus melantunkan doanya karena takut tidak mampu melihat hal yang berada di luar nalar manusia biasa. Dia saja hampir gila, mubgkin beberapa waktu lagi dia akan menjadi gila total dengan saraf-sarsf otak yang tidak lagi terhubung.

"Aku mendengar semuanya bocah tak berguna. Kau tak usah merendahkanku! Tuanku sudah membuatku lebih kuat darimu!" Suara itu berubah menjadi suara laki-laki, berat dan serak.

"Jika kau memang lebih kuat, kau tak perlu merasuki suster Larry, Doger."

Suster Larry berjalan ke arah Caspian dengan kaki lebam yang kotor dan luka. "Oh kau mengenalku rupanya. Baiklah pengkhianat, lawan aku kalau begitu!"

"Aku tidak bisa melawan seorang wanita, Doger. Tapi aku akan menarikmu dari sana secara paksa." Carrie melihat Caspian begitu tenang menghadapi iblis yang semakin menjijikkan didepannya itu.

Keadaan didalam ruangan semakin tercium aneh, aroma menyeramkan mulai timbul kembali, banyak tempat-tempat yang tidak bisa dilihat, karena lampu lilin yang menjadi sumber penerang. Si biarawati semakin tak terkendali, Caspian terpejam di tempatnya dan biarawati itu menjambaki rambutnya sendiri, mencakar wajahnya dan berlutut, dia berteriak dengan suaranya yang parau.

"Ku mohon dengan sangat," kata Caspian. Dia mulai mengeluarkan sesuatu yang bercahaya dari kedua tangannya, tak lagi menunduk, bersiap untuk menyerang Doger. "Keluarlah kau atas perintah Bapa-ku. Kau iblis, kau tak pantas berada didunia manusia!" Suara terakhir Caspian terdengar sangat lantang seperti ribuan penyanyi gereja.

Carrie tiba-tiba menoleh ke belakang karena mendengar pintu terbuka dan hembusan napas yang kelelahan. Sementara Caspian melakukan ritualnya dengan si Doger, Pastor Ahn langsung terbelalak ketika melihat cahaya itu muncul dari tangan Caspian dan kemudian memancarkannya ke arah tubuh suster Larry.

Si biarawati berteriak lagi, dia sudah berbaring dilantai kotor. Berguling menahan sakit, dan dia menahan lehernya yang terasa panas, Carrie bisa melihat itu. Lalu dengan kekuatan yang semakin dikeluarkan oleh Caspian, sesuatu berbentuk bulat sebesar bola bisbol berjalan berputar di perut si biarawati, menojol keluar seolah itu adalah batu bagi kain. Sesuatu itu akhirnya berjalan ke atas menuju leher suster Larry, dan akhirnya keluar sebagai asap hitam menggumpal dan lama-kelamaan hilang.

Caspian tersungkur di tempatnya setelah cahaya itu menghilang juga, suhu panas menyelimuti ruangan dan Carrie langsung memeluk tubuh Caspian penuh sayang.

"Kau membuatku khawatir padamu, Cas."

"Aku baik-baik saja, Carrie." Napasnya tersengal namun masih berusaha agar dapat bersuara.

Caspian melepas pelukkan dan berdiri menuju pintu keluar, entah apa yang akan dilakukannya tetapi Carrie tidak melarangnya. Karena mungkin saja Caspian butuh sesuatu untuk dirinya. Sepertinya, Carrie membatin, tenaga Caspian terkuras habis hingga membuatnya sangat kelelahan.

Carrie menatap Pastor Ahn lurus, "Pastor ku mohon, jangan katakan ini pada siapapun." Lalu pergi tanpa pamit, mencari keberadaan Caspian.

Pastor Ahn balas anggukan, meski masih syok berat tetapi dia tahu dari awal bahwa Caspian adalah bukan manusia. Dia lebih tahu apa sebenarnya Caspian setelah menyaksikan kemustahilan itu.

__________
Thx a lot for reading and vomment nya ya (: (:

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 205K 54
THE LAST AMETHYST - [Immosence Series #1] Sejak bangsa terkuat yaitu Bangsa Amethyst dilenyapkan dari dunia Immosence oleh penyihir kegelapan, dun...
377K 21.5K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
543K 43K 40
#1 Cinta, selalu ada kisah tentang air mata. Dan kisah yang ini selalu sama dengan novel-novel romance yang pernah kalian baca, selalu sama, dan sela...
260K 21.4K 43
Sebuah penyerangan dari mahkluk mitos; Ogre, membuat kakak beradik ini pergi meninggalkan desa untuk menyelamatkan diri. Namun, sekelompok pengejar b...