Archangel Alley

By Perf_OwL

12.7K 1K 124

Datanglah lagi malam ini malaikatku Sayapmu kan membawa kedamaian pada Yellow Bellow. -Gneemert Lockheed. Jik... More

Archangel Alley : Kota Yellow Bellow
Archangel Alley : Breslin's
Archangel Alley : Gorgeous
Archangel Alley : Daun Persegi
Archangel Alley : Sebuah Suara
Archangel Alley : Kecelakaan Brightway
Archangel Alley : Luka Goresan
Archangel Alley : Force dan Majikannya Malaikat
Archangel Alley : Sahabat yang Selalu Ada
Archangel Alley : Portal
Archangel Alley : Anggota Kehormatan Para Iblis
Archangel Alley : Sayap Seraphim
Archangel Alley : Ritual part. 1
Archangel Alley : Ritual part. 2
Archangel Alley : Nedved
Archangel Alley : Keajaiban Alley
Archangel Alley : Kekuatan Hitam RavenRon part. 1
Archangel Alley : Kekuatan Hitam RavenRon part. 2
Archangel Alley : Sepotong Sayap Caspian
Archangel Alley : Kisah Caspian
Archangel Alley : Bingkisan dengan Pita Hitam
PROMOSI
PROMOSI

Archangel Alley : Malam Prom

341 38 1
By Perf_OwL

".. jadi ku biarkan dia menunjukkannya dihadapanku meski awalnya ku pikir hal semacam itu hanya ada dalam kitab." -Legenda Yellow Bellow.

Carrie baru menyadari bahwa ujiannya berakhir dengan kegembiraan yang diluar dugaan siapapun. Keunggulannya dalam prestasi kali ini membuat sebagian orang yang dinyatakan pintar dalam belajarnya terbelalak tak percaya, nyali mereka menciut ketika nama Carrie di sebutkan. Semua orang di Wilton bersuka cita atas keberhasilannya termasuk Mrs. Dropped yang membanggakannya didepan umum dengan suara bulat seperti paduan suara digereja.

Sam dan Kyle hanya betepuk tangan dengan keras di barisan depan para tamu, membantu untuk meramaikan kehebohan yang lain. Tapi diam-diam Sam juga begitu bangga dalam hatinya, tidak pernah menduga jika Carrie dapat meraih keberhasilan yang dia sendiri tidak pernah mencapainya.

Caspian duduk di samping Kyle, dia juga mendapatkan nilai kelulusan yang mengagumkan. Lain halnya dengan Annabeth yang menasehati Ryan karena selalu sibuk dengan dirinya, Ryan hanya berusaha agar Annabeth berubah dari sikap tidak pedulinya akan PR dan tugas sekolah lainnya dan Annabeth berubah sejak nilainya menurun untuk tes pertama. Caspian tersenyum lebar ketika matanya bertemu dengan mata Carrie, Caspian membiarkan semua orang mendekatinya lebih dulu karena dia akan banyak sekali menghabiskan waktu bersama Carrie dimanapun. Jadi Caspian pergi ke koridor hanya untuk berkeliling menghilangkan rasa penatnya setelah menunggu kejutan dari kepala sekolah.

Caspian tidak bisa, benar-benar tidak bisa membiarkan Carrie. Tapi perasaan itu kalah dengan teriakkan nyaring dari kepalanya kalau dia tidak seharusnya peduli dengan anak itu. Toh, dia tidak mendapatkan apa-apa jika melindungi anak itu atau bahkan tidak dapat merubah nasibnya meski dia nantinya berhasil melindungi anak itu. Tunggu sebentar, kenapa dirinya menjadi seegois ini? Kenapa dia hanya memikirkan dirinya sendiri?

"Hai Scorpion!" Seruan itu lebih nyaring dari yang biasanya. Caspian menoleh dengan wajah datar tak berekspresi tapi Annabeth tahu kedataran wajah Caspian tidak sesungguhnya miliknya. "Aku senang atas keberhasilan pacarmu." Katanya ketika berdiri di samping Caspian dengan sedikit celengak-celenguk. Seolah-olah dia menghampiri Caspian secara diam-diam, dan menjadi terkesan pertemuan yang tidak resmi.

"Aku juga, Annabelle." Balas Caspian terkekeh. "Kenapa kau tidak bersama Ryan? Kemana anak itu?"

"Sshh! Aku sedang bersembunyi darinya, dia seperti cewek." Gerutunya.

Caspian tertawa kecil alih-alih menghilangkan pikiran yang sempat dipikirkannya. "Dia cowok keren, tapi sayang sekali dia tidak pantas menjadi pacarmu." Ujar Caspian dengan nada agak sumbang.

"Kau benar, Scorpion. Tapi jika aku kembali dengan Daniel, aku tidak bisa bersama cowok-cowok lain. Apalagi cowok-cowok dari tim rugby," wajah Annabeth berbinar, "mereka seksi." Desisnya, dia mengucapkannya nyaris terdengar seperti bisikan saja. Tapi Caspian bisa menangkap suara itu.

Mereka sudah berbelok di ujung koridor untuk kembali ke aula sekolah, koridor itu memperlihatkan Carrie bersama Nedved sedang beradu argumen di sebuah kursi yang tidak jauh dari barisan para tamu. Mereka dibawah pohon pakis tua yang sedang merunduk di atas keduanya, Caspian menatap Annabeth tidak percaya lalu mereka berlari menghampiri dua orang yang sedang berteriak tidak jelas.

Sebelum pengambilan kelulusan, prom dilaksanakan pada sabtu malam di Wilton. Carrie sudah menyiapkan gaun indah berwarna biru laut agak kehitaman bersama Annabeth, dia mencari warna yang cocok untuk warna kulit dan rambutnya dan yang dia menemukan hanyalah gaun yang pada bagian bawahnya transparan, memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih. Gaun tanpa lengan bergaris putih pada bagian dada, begitu sempurna ketika melekat pada tubuhnya yang mungil.

"Jangan bercanda, aku tidak akan mengenakan sepatu hak tinggi untuk malam prom. Memakai gaun saja aku merasa aneh." Gerutu Carrie ketika Annabeth memaksanya untuk memilih sepatu yang akan dikenakannya saat malam prom.

Mereka berdebat sampai akhirnya salah satu dari sepatu hak tinggi yang dipilih Annabeth membuatnya mengalah. Sepatu itu berwarna hitam dengan tali di pergelangan kakinya, Carrie suka melihatnya. Dia mencoba mengenakannya lalu mulai berjalan agak tumbang kesana kemari, tetapi dia bisa berdiri dengan tegak mengenakannya.

"Sudah ku bilang, kau pasti akan menyukainya Carrie Ann." Annabeth mengangguk senang dengan pilihannya yang membuat Care menyukai sepatu itu.

Mereka pulang ketika selesai berbelanja, beberapa murid Wilton bertemu mereka dan tersenyum saja ke arah Carrie. Lalu keduanya pergi ke salon untuk menata rambut dan berdandan, sebelum mereka berdua keluar dari Wilton siang itu, Nedved sempat berbicara pada Carrie. Dia mengajak Carrie untuk pergi bersama, tapi Carrie bilang dia akan mengabari jika Caspian tidak datang bersamanya. Tapi Nedved tahu lebih dulu bahwa Caspian tidak akan pergi, anak itu sibuk dengan semua hal yang sepele. Namun Carrie belum percaya jika tidak mendengarnya sendiri dari Caspian, entah kenapa Caspian sedikit menghindarinya tapi dia tidak menunjukkan sesuatu yang menurutnya ganjil.

Annabeth berdeham untuk mengembalikan Carrie kembali kedunia nyata. "Aku tidak sengaja melihat Ryan mengganti bajunya waktu itu, dia punya tato. Aku suka tatonya." Kata Annabeth. "Bagaimana menurutmu kalau aku menato tubuhku? Misalnya dengan kata 'leinad'."

"Tunggu! Apa? Kau ingin menato tubuhmu dengan nama Daniel terbalik?" Balas Carrie terkejut.

Lalu Annabeth hanya tertawa. Ketika selesai dari salon yang tidak jauh dari rumah Annabeth, Carrie pulang dengan hati yang bertempur sengit dengan otak. Terasa akan jungkir balik keduanya jika Carrie belum menemukan jawaban yang akan didengarkannya  dari Caspian. Carrie mencoba menghubungi Caspian lewat telepon rumahnya, suara terhubung berasal dari gagang yang dia pegang. Saat itu ponselnya mati total hingga dia tidak bisa menelepon lewat ponsel. Dia menunggu cukup lama untuk mendengar kata Halo dari seberang. Ketika dia pikir untuk memutuskan panggilannya, suara Caspian terdengar lemas dan pelan.

"Halo?" Carrie tidak tahu bagaimana ekspresi anak itu saat ini, tapi membayangkan Caspian masih memeluk bantalnya dengan mata tertutup sangat menggelikan.

"Halo ini aku." Balas Carrie, suaranya berbeda dalam telepon bahkan dia tidak menyangka sebelumnya bahwa tadi itu suara miliknya.

"Halo aku, ada apa?" Tanya Caspian terburu-buru.

"Kau sudah siap?"

"Untuk apa?" Kali ini jawabnya lebih cepat dari yang sebelumnya.

Carrie sudah menduga bahwa Caspian tidak akan datang bersamanya untuk menghadiri malam prom, sebelum dia meninggalkan sekolah rasanya dia tidak ingin pergi kemana-mana kecuali di rumah dan berbicara lewat telepon bersama Caspian, melewati malam prom tanpa dansa yang seharusnya dia lakukan. Prom adalah yang ditunggu-tunggu para murid, mengingat Carrie akan melakukan prom satu kali saja dia tidak ingin melewatkannya sekalipun.

"Kenapa kau tidak datang untuk prom? Ku pikir kau kembali ke sini untuk ikut merayakan malam prom."

"Tidak Care, ku rasa aku sibuk sekali." Caspian terdengar tak nyaman dengan penolakkan itu, tapi yang sebenarnya yang merasa tak nyaman adalah Carrie. Sebab penolakkan itu terasa menusuk-nusuk jantungnya yang hampir terkena aneurisme aorta*, begitu jantung itu pecah dan napas Carrie berhenti semua akan menangisi hari pemakamannya dan meminta maaf sekaligus berpidato untuk kematiannya yang tiba-tiba.

"Well Case, aku benar-benar berharap kau disana." Carrie menutup teleponnya lalu pergi menemui Nathalie yang sudah menunggunya dimeja makan. Dia tidak peduli apakah anak itu akan memarahinya nanti jika dia tahu kalau Carrie pergi bersama Nedved. Carrie rasa, Nedved sudah mengatakannya.

Malam itu terasa begitu cepat datang, Carrie sudah siap untuk pergi ke prom. Wajahnya tampak tak ada polesan sedikitpun, hanya pelembab bibir yang berwarna seperti warna bibirnya namun mengkilap. Dia berhati-hati keluar dari kamarnya setelah mengenakan gaun itu, sepatu hak tinggi yang disukainya baru sore tadi menghiasi kaki jenjangnya yang putih. Menurut Sam, Carrie cantik sekali dan seperti ratu Elizabeth ketika muda. Namun rambutnya yang hanya di ikat dan di ikal jatuh menutupi punggungnya, dan beberapa rambut di biarkan berada di depan dekat bagian dada kanan.

Ketukan pintu membuat yang terpesona tersadar dari lamunan mereka masing-masing, ketika mereka saling bertatapan ketukan itu terdengar kembali. Kyle membuka pintu dan membiarkan yang diluar itu masuk untuk bertemu Carrie, mata itu seolah terpesona melihat Carrie yang berdiri di antara Nathalie dan Sam. Nedved hanya mengenakan tuksedo hitam dan dasi biru gelap seperti yang diharapkan Carrie. Nedved masih ternganga melihat Carrie yang luar biasa seperti malaikat disana, dan secepat mungkin dia menyambar tangan Carrie lalu menunduk untuk menicum tangan Care.

"Kau cantik sekali Carrie. Kau mau pergi berdansa denganku?" Nedved tersenyum manis didepannya. Kemudian pamit untuk mengajak Carrie pergi bersamanya.

Limusin sudah menunggunya diluar, angkutan itu sengaja disewa untuk menjemput pasangan-pasangan yang akan menghadiri prom. Limusin itu dipasang lampu biru seperti di bar-bar, aroma bir yang sedikit mengguncangkan isi perut Carrie memenuhi limusin. Mereka duduk berdampingan, Nedved terlihat tampan dibalik tuksedo itu, rambutnya berubah hitam ketika ditumpahi warna biru dari lampu, dua pasangan lain berada di depan mereka yang siap melaju ke Wilton.

Selama perjalanan yang terasa begitu cepat, Nedved memegangi tangan Carrie yang sedikit ragu-ragu untuk menerimanya tapi ketika keluar dari limusin Carrie sudah menggandeng tangan Ned. Beberapa pancuran dari batu menghias taman, bahkan ada sebuah danau kecil yang dilengkapi jembatan dan gazebo. Prom dilaksanakan di Paviliun Klub Tenis, dengan tanahnya yang memadai dan ruangan beragam menghadap Bukit Hunttown meski sangat jauh posisi bukit itu dengan Wilton, tidak diragukan lagi tempat ini adalah sebuah lokasi resepsi terbaik. Mereka menuju ke sebuah bangunan besar dan melingkar, yaitu paviliun itu sendiri. Atapnya mengerucut dan balkon-balkon besar putih melebar mengelilinginya, pasangan yang tadi bersama mereka bergulir masuk, mengantre rapi disana. Semua cowok terlihat memukau dibalik tuksedo mereka, Care membayangkan bagaimana malam ini dia bersama Caspian dan semua orang terbalalak melihat sepasang kekasih yang rasanya sempurna. Tapi malam ini semua cowok hanya sebagai pemdamping, malam ini jelas menjadi milik para gadis. Semua wajah cewek bersemangat menantikan acara, mereka berdandan layaknya putri dalam dongeng.

Mereka berada di belakang barisan April dan Lucas, April begitu sempurna dengan lekukan tubuh yang menawan. Sang lelaki bicara dengan nada formal, menyebutkan nama April dengan lengkap dan mengaku sebagai pasangannya. Ketika giliran mereka, Carrie berdiri gugup

"Dr. Frank, ini pasanganku, Carrie Madeleine Plunkett." Katanya berwibawa, seolah sedang memperkenalkan diri di istana.

Dr. Frank tersenyum hangat. Mereka mengikuti manusia-manusia yang menuju ruang dansa yang lebih mewah ketimbang yang dibayangkan Carrie sebelumya. Permadani tebal berwarna merah anggur terhampar dan lantai dansa berpola tampak berkilau di bawah chandelier kristal yang memantulkan cahaya berbentuk bulan sabit. Di bagian belakang ruangan, kelompok musik memainkan instrumen mereka dan sejumlah pelayan tampak sibuk membawa berbaki-baki minuman. Nedved mulai melingkarkan tangannya di pinggang Carrie ketika bangkit dari meja, gerakan mereka santai dan serasi. Tapi Carrie nampak tidak menikmati pesta ini, pikirannya terus mengeluyur ke Caspian. Dia tidak ingin merusak apapun yang ada di sana, bertingkah seperti bocah atau semacamnya. Andai saja mereka bisa melewati malam ini bersama, perasaan bosan yang kini menjadi virus baru bagi Carrie tidak akan dirasakannya. Nedved menatapnya penuh harap, berharap dapat bicara panjang lebar dengan Carrie. Tapi yang di bicarakannya adalah sesuatu yang Carrie pikir hanya sebuah anekdot.

"Kenapa kau tidak ingin bersamaku? Kita bisa hidup abadi bersama Care." Ujar Nedved ketika mereka masih bergerak mengikuti alunan lagu.

Carrie mendengus geli sebagai pembuka jawaban. "Kau merokok Ned. Bagaimana bisa kau hidup lebih lama lagi?" Wajahnya selugu yang digambarkan di buku-buku.

Nedved mendesah lesu. "Anak kecil, sebelum Lauransia berpisah dengan Gondwana aku sudah hidup dan sampai kini. Jadi apa yang membuatmu khawatir lagi?"

"Eh, Ned, aku tidak mungkin hidup bersama orang tua sepertimu kalau begitu." Carrie mengangkat kedua alisnya tinggi.

"Apa karena dia mencintaimu?"

Carrie hanya menatap kejauhan tanpa membalas apapun pada Nedved. Kenapa pembicaraan ini menjadi ke arah yang tidak ingin Carrie obrolkan? Carrie berusaha untuk tidak membalasnya, tetapi lebih memperhatikan pasangan yang ada di sebelah mereka. Mata Nedved tak beralih untuk memandang Carrie, helaan napas Nedved terdengar berirama dan semakin Carrie mendengarnya semakin pula suhu panas terasa mengelilinginya.

"Apa kau yakin dia bisa menjagamu? Melindungimu? Dan memberimu kehidupan seperti yang kau inginkan?" Ned mendesak. "Caspian itu-"

"Cukup bicara mengenai Caspian." Carrie menatap Nedved lekat-lekat.

Nedved menautkan alisnya. "Kau tahu apa yang di sembunyikan Caspian darimu?" Tanyanya akhirnya.

Carrie tidak bisa berhenti begitu saja karena dansa mereka belum sampai tahap akhir, hampir.

Kini Caspian berada di antara Nedved dan Carrie, Annabeth mengikuti Caspian yang sedang menghentikan Carrie yang berteriak semakin tak terkendali kepada Nedved.

"Tidak! Kau tidak tahu apa-apa!" Wajah Carrie berapi sambil menunding benci ke arah Nedved.

Dia tidak pedulikan tatapan Caspian terhadapnya dan teriakkan dari Annabeth disampingnya yang bisa dirasakan Caspian sangat memekakkan teriakkannya bahkan tak mampu mengalihkan pandangannya terhadap Nedved.

"Kau akan menyesal Care!" Nedved balas membentak lalu pergi dengan kesal, jemarinya membentuk kepalan dan meninju udara seiring berbalik meninggalkan mereka bertiga.

Carrie masih jengkel terhadap anak itu, hanya saja ketika Caspian menggenggam tangannya amarahnya mereda perlahan seakan-akan sentuhan itu mengandung unsur kimia yang bisa menurunkan segala macam emosi.

Tentu saja Carrie tidak bisa menerima begitu saja perkataan Nedved, dia mengatakan bahwa Caspian tidak benar-benar ingin memilikinya, tidak mencintainya sesungguhnya, lalu Nedved berinisiatif untuk menggantikan posisi Caspian ketika tahu Caspian sedikit mengurangi rasa perhatiannya kepada Carrie. Lalu apapula maksudnya bahwa Carrie akan menyesal? Perkataan mengenai apa 'itu' Carrie bahkan tidak tahu. Seperti halnya dia diberi satu buah soal tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaannya. Carrie memang mencintai Caspian dan dia menyadari ketidakhadiran Caspian ketika dia butuh anak itu, tapi bagaimana jika Caspian akan merubahnya? Dia tidak tahu betapa cinta sudah menyatukan mereka, mempertemukan mereka kembali.

"Tenanglah Care." Caspian menangkup wajahnya dengan rasa bersalah. Tatapan Caspian melemah ketika melihat ke mata Carrie yang baginya ganjil, tatapan itu seolah membencinya, membakarnya hidup-hidup. Tatapan Carrie bermusuh dan ganas, seakan tak puas dengan satu hal saja. Annabeth mengelus bahunya pelan naik turun, menenangkannya alih-alih membantu Caspian mengatasi masalah ini.

Tetesan air mata itu terasa lebih menyakitkan dari pada yang sebelumnya. "Apa yang dikatakan Ned semuanya benar?"

Caspian menggeleng dan Annabeth hanya menatap mereka bingung. "Bisa kau tinggalkan kami sendiri?" Katanya pada Annabeth lalu dia pergi dari sana tanpa menuntut untuk tetap bersama sahabatnya. "Akan lebih baik jika kau tenangkan pikiranmu, dia hanya mencoba mempengaruhimu Carrie." Ibu jarinya menyentuh pipi Carrie lembut, menghapus jejak yang menyakitkan baginya.

"Jawab aku, apa yang kau sembunyikan dariku Caspian!" Katanya dengan nada semakin meninggi.

"Tenanglah Care, aku akan menceritakannya padamu nanti. Aku janji." Tatapan itu tulus, membuat siapa saja yang melihatnya merasa iba. Berbinar dan cerah, tatapan penuh kasih.

Carrie meredakan isakkan tangisnya, harusnya dia tidak merasakan hari kelulusan dengan hal menyakitkan ini. Mestinya Caspian lebih waspada dengan Nedved yang nampak ingin merebut Carrie darinya, belum cukup dengan semua yang pernah diserahkan Caspian padanya tahun lalu. Tapi semua seolah berjalan tak pernah serasi, dia memilih menjadi pengkhianat yang telah dilaknat. Semua tahu, dia terlalu kotor untuk kembali berkumpul bersama Caspian kembali.

"Kau janji?" Tanyanya pelan, suaranya parau karena menangis dan berteriak begitu kencang.

Caspian membalas anggukan dan
membawa Carrie bergabung bersama Sam dan Kyle. Caspian merasa selalu salah, merasa menyakiti perasaannya berulang kali tanpa kepuasan. Baginya tugas ini berat, tapi begitu bersama Carrie semua terasa lebih masuk akal jika menjalaninya dengan sikap seolah tak berwujud. Caspian sudah jatuh cinta padanya. Jatuh cinta sesungguhnya.

___________

Aneurisme aorta* : Istilah kedokteran untuk penyakit jantung yang disebabkan karena terlalu lama berada diudara terbuka.

Continue Reading

You'll Also Like

350K 29K 37
PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! INGAT ADA AZAB β€’β€’β€’ Sequel Castilia Academy Diharapkan membaca Castilia Academy untuk kenyamanan dalam membaca β€’β€’β€’ Ketik...
37.8K 10.9K 49
Crescencia, seorang perempuan berparas rupawan, memiliki sifat keras kepala, dan introvert. Dia adalah salah satu perempuan yang sama sekali tidak pe...
940K 89K 58
​Victoria bersama adiknya terjebak di dalam dunia antah berantah berisi makhluk yang hanya mereka dengar di dongeng bernama Esarant, begitu melewati...
3.1M 205K 54
THE LAST AMETHYST - [Immosence Series #1] Sejak bangsa terkuat yaitu Bangsa Amethyst dilenyapkan dari dunia Immosence oleh penyihir kegelapan, dun...