MINE [TAMAT]

By Sitinuratika07

29.7M 1.1M 62.5K

Sudah dibukukan❤️👅 tapi part masih lengkap karena isi di wattpad dan di buku sangat berbeda 🤭 ini cerita pe... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15 - Sean's POV
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19 - Chit Chat
Part 20 END \m/
After Wedding :)
SEQUEL- HAPPY ANNIVERSARY ( Repost )
SEQUEL ( Kelvin D. Franklin )
SEQUEL ( Deira D. Franklin )
SEQUEL ( Melvin D. Franklin )
SEQUEL: Sean jadi STALKER!?! (1)
SEQUEL: Sean jadi STALKER!?! (END)
SEQUEL: Abal-abal
SEQUEL - The Couple Goals
Sequel: Aku Padamu, Sean!
Sequel Lanjutan: Aku padamu, Sean!
Sequel lanjutan: Aku padamu, Sean! (versi dua)
Sequel Lanjutan - Aku padamu, Sean! (versi ketiga)
Pengumuman pemenang give away!
Juara 1 - Mine by Octya Celline
Juara 2 - Peleburan Hati by Oksytawulandari
Juara 3 - Oh my God by Syarah
Juara 4 - Jeaolus by Adinda Farah Anisya
Juara 5 - Lingerie by Raudhatul Janah
Juara 6 - Day Dream by Raisa Pujia
Juara 8 - The Grand final Konspirasi by Cassandra June
Juara 9 - Heaven of Culinary by FilipiPhoebe
Juara 10 - Happy Birthday my Lovely Husband by Widya Safira W.
MINE READY STOK ❤️

SEQUEL: Special Melvin, kasih sayang Papa❤

462K 16.9K 818
By Sitinuratika07

Hello!!! Sequel special hari kemerdekaan Indonesia nih :p ngomong-ngomong ini cuma spesial Melvin doang sih sama Sean. Kelvin dan Dei paling nyelip sedikit di sini.heheh Soalnya banyak yg ngmg kalau mereka gak pernah akur. Itulah author mau bikin special part kalau Sean malah sayang banget sma Melvin ini. Mau tahu? Ayo baca! Happy reading~~

Warning: Siapin tisu karena ada sedikit bagian yang bisa bikin nangis. Eaaaa~~~~

*****

"Sayang udah siap belum?" tanya Melvin kepada istrinya yang sudah selesai merapikan pakaian mereka di dalam koper.

"Sudah semua Pa, bukannya satu jam lagi kita berangkat ya? Kenapa belum juga pergi ke bandara?" tanya Keyla, istrinya itu. Melvin berjalan menghampiri istrinya dan memeluk Keyla dari belakang.

"Sudah tidak sabar bertemu mertua ya Ma? Mentang-mentang mau ngabarin di sini ada dedek bayi," ucap Melvin seraya mengelus perut rata Keyla yang baru hamil sekitar 3 mingguan. Keyla tersenyum senang memegang erat kedua tangan Melvin yang terus mengelus perutnya itu.

"Tentu saja! Ini kan hal yang membahagiakan Pa," protesnya lalu melepas tangan Melvin sedikit tak rela dan kembali berjalan ke arah meja riasnya. Merapikan rambut pendek sebahunya yang membuat dia lebih terlihat fresh. Setelah itu dia siap-siap mulai keluar dari kamar.

Aktivitas itu pun tak luput dari pandangan Melvin. Pria tinggi dan tampan itu memang selalu hobby kalau sudah menyangkut hal melihat apapun yang Keyla lakukan. Dia tidak akan pernah bosan.

"Ayo pergi, Pa. Daritadi hp-mu itu berdering terus. Pasti itu dari bandara, ayok." ucap Keyla sebelum dia dengan tidak anggunnya menyenggol ujung meja rias dan hampir saja terjatuh kalau Melvin tak menahan pinggangnya.

"Meja sialan, shit. upss!" umpat Keyla pelan. "Maaf, keceplosan Pa. Hehe," ucapnya sambil menyengir kuda. Khas Keyla kalau sedang ketahuan mengumpat oleh Melvin.

Melvin pun hanya geleng-geleng kepala, "Mulutmu Ma, ck ck ck. Jangan lagi mengumpat ntar gak bagus buat dedek bayi." pesan Melvin. Mereka pun akhirnya keluar berdua dari kamar itu setelah pelayan membawakan satu koper milik mereka.

"Kan Mama udah minta maaf, Pa. Kebiasaan lama, hehehe. Apa Papa belum nerima Mama apa adanya nih?"

"Sekali lagi ngomong kayak gitu, kita gak jadi pergi dan besok Papa pastikan Mama gak bisa jalan dengan bener." ancam Melvin serius. Keyla kembali menampakkan cengiran kudanya dan menggandeng lengan Melvin erat.

"Pervert!"

"That's me, darl." kata Melvin sembari mengecup bibir Keyla sekilas. Setelah itu mereka berdua pun tersenyum bersamaan.

Bisa dikatakan kisah percintaan mereka sangat rumit. Kedua keluarga tidak merestui mengingat Franklin dan Barclays adalah musuh dalam dunia bisnis apalagi keluarga Melvin mengetahui kalau Keyla mengidap DID atau lebih lengkapnya  Penyakit Dissociative Identity Disorder. Penyakit kejiwaan yang membuat penderitanya memiliki kepribadian ganda dan selalu ingin menjadi orang lain. Tak jarang Melvin bertengkar dengan orang tuanya masalah jati diri Keyla.

Walaupun bisa dibilang kalau penyakit yang tak biasa di alami Keyla ini masih ringan karena kepribadian yang pemberontak itu tak terlalu mempengaruhi kehidupannya. Mereka memang dua sifat yang bertolak belakang tetapi masih sama dalam satu tubuh. Melvin pun tak mempedulikan penyakit aneh Keyla karena menurutnya itu tidak penting. Lagipula masa lalu Keyla yang sering di siksa Paman dan Bibinya di Indonesia itulah yang membuat Keyla membangun alter egonya sendiri. Seorang wanita tidak boleh lemah dan harus kuat. Tidak boleh menangis dan jangan tundukkan kepalamu saat kamu takut. Itulah prinsip Keyla, gadis pemberontak yang pertama kali bertemu Melvin di club malam itu.

Pada akhirnya cinta Melvin dan Keyla yang bisa membuat suasana yang tegang kembali mencair. Keluarga Franklin maupun Barclays luluh setelah melihat perjuangan cinta mereka berdua. Walaupun sempat Melvin di usir oleh Papanya dan menjadi penjual roti selama sebulan, tetapi itu semua terbalaskan setelah Melvin mendapat restu untuk menikahi Keyla.

Sudah tepat enam bulan lalu pernikahan mereka secara besar-besaran yang di adakan di Kota Bergen, Norwegia. Dan hari ini, Melvin dan Keyla ingin mengunjungi Sean beserta istrinya di Anchorage, Alaska untuk mengabari kabar gembira perihal kehamilan Keyla. Surprise surprise!!

Cinta sejati harus diperjuangkan sampai mati, walaupun itu harus menjual roti - Melvin D. Franklin

****

Melvin's POV

"Papa Mamaaaaa!!" teriak Keyla sambil berlari saat kami baru sampai di halaman depan rumah Papa. Ahh sudah lama sekali aku tak menginjak kaki di rumah ini. Hemm, berapa bulan ya? Aku tak ingat hehehe. Ngomong-ngomong udara malam di Anchorage semakin dingin saja. Brrr..

Aku melihat Papa Mama sudah menyambut kami di depan pintu dengan senyum merekah di wajah mereka. Walaupun umur mereka sudah 50 tahun lebih tetapi jangan salah, wajah orang tuaku itu masih terlihat sangat muda. Mengingat kami ini bukan manusia biasa. Tentu saja itu belum apa-apa.

"Hey, sayang. Kau semakin berisi," ucap Mama sambil memeluk Keyla erat. Sedangkan Papa mengelus kepala Keyla dengan sayang tetapi tidak dengan matanya yang menatapku datar-datar saja. Apa dia tidak kangen padaku?

"Emm, benarkah Ma? Hemm sebenarnya Keyla sudah hamil tiga minggu," balas Keyla semangat.

"APAAA?! Astaga, kenapa kamu baru kasitau?" tanya Mama kaget. Keyla pun bingung dibuatnya.

"Masuk dulu, diluar dingin Keyla. Nanti kamu sakit," kata Papa seraya menarik tangan kanan Keyla sedangkan tangan kiri istriku di tarik oleh Mama. Mereka perhatian sekali? Tetapi kenapa aku tidak di suruh masuk juga?

"Melvin, kamu tidak mau masuk? Papa tutup nih," ucap Papa ingin menutup pintu besar itu tetapi dengan cepat aku menahannya.

"Papa, jahat banget sih sama Melvin. Huh," Aku pun masuk dengan gerutuan di mulutku karena Papa malah tertawa lepas melihat tingkah konyolku barusan.

Dasar pria tua menyebalkan! Eh, tidak tua. Dasar pria tampan menyebalkan! Tidak tidak, bukan. Aku sepeti gay kalau seperti itu. Dasar suami-suami takut istri menyebalkan! Hahahahahha. Itu cocok juga.

Kami berempat, aku, istriku, Papa dan Mama sudah duduk berkumpul di ruang keluarga. Aku ingin duduk di samping Keyla tetapi tubuhku langsung di tepis oleh tangan Papa.

Keyla pun langsung dipeluk oleh Papa dari samping, "Papa rindu dengan Keyla. Kamu duduk di single sofa saja," cibir Papa padaku.

"Tidak mau. Aku duduk disini saja,"

"Papa tendang kamu kalau duduk di samping Mama," ancam Papa serius saat aku hendak menempalkan pantatku ke tempat duduk di sebelah Mama. Aku mendengus kesal, selalu sama seperti ini keadaanya kalau aku pulang ke rumah. Hemm..

Mama dan Keyla malah tertawa melihat aksi Papa dan aku yang selalu tidak akur ini. Entah kenapa, Papa selalu memberikan aura permusuhannya padaku? Apa aku ini anak pungut? Tidak mungkin, aku kan anak kandung mereka.

Akhirnya aku mengalah duduk di bawah, di atas ambal berbulu lebat nan halus ini sambil memakan berbagai kue yang di suguhkan pelayan tadi. Aku juga mengganti channel-channel TV tentang berita lokal yang memberitakan semua kejadian di Amerika ini.

"Keyla, apa benar kamu hamil nak?" tanya Mamaku. Aku menoleh ke belakang, Papa menaruh kepala istriku itu ke dada bidangnya dan mengelus kepala Keyla dengan sayang.

Cemburu sih, tapi aku senang juga melihat Papa dan Mama sekarang sangat menyayangi Keyla seperti itu.

"Iya Ma. Aku kemarin periksa ke dokter karena muntah-muntah terus. Eh kata dokter itu, aku sudah hamil tiga minggu," jawab Keyla senang. Aku pun ikut tersenyum dibuatnya.

"Akhirnya Mama bisa menggendong anak dari Melvin. Ahh tidak sabar," kata Mamaku semangat.

"Enam bulan baru hamil? Melvin sepertinya kurang jantan ya, Key?" kata Papa mengalihkan pandangannya padaku. Aku lagi?

Keyla terkekeh, "Iya Pa. Melvin cepat lemas. Ahahhaha," tawanya. Aku ingin protes, enak saja lemas. Apa Keyla lupa, dialah yang selalu menyerah di setiap malam-malam panas kami? Hemmm, istriku yang bad girl itu suka sekali memutar balikkan fakta. Awas saja nanti.

Sebelum aku membuka mulutku, Papa kembali berbicara.

"Lemas? Ckckck, memalukan sekali. Kamu tahu, Key. Mama-mu dulu hanya kosong dua minggu waktu awal pernikahan kami." balas Papa. Mama pun ikut tertawa juga.

"Benarkah Pa? Wow, Papa hebat sekali!!" seru Keyla. Papa semakin tertawa melihat muka masamku.

Mau bagaimana lagi Pa? Walaupun kita terus berusaha dan berdoa tetapi hasil masih Tuhan yang menentukan. Ada-ada saja Papa. Bilang saja waktu itu Papa beruntung.

"Maaf Tuan, ada telepon dari Sir Freddi."

Tiba-tiba salah satu bodyguard kekar Papa melapor dari arah pintu yang menghubungkan antara ruang keluarga dengan ruang utama itu.

"Ah iya, Papa tinggal dulu. Dia pasti mau berdiskusi tentang bisnis baru kami," ucap Papa sambil berjalan mendekati bodyguard itu dan mengambil telepon genggam yang di pegangnya. Itu pasti jadi pembicaraan panjang sepertinya.

Sekarang tinggallah kami bertiga di sini. Aku berpindah posisi menjadi duduk di sebelah Keyla.

"Ma, apa Papa benci sama Melvin ya? Kok selalu cari gara-gara sih dengan Melvin?" tanyaku kesal. Mama tertawa pelan diikuti oleh Keyla.

Aku langsung mencubit pelan pipi Keyla agar dia berhenti tertawa.

"Maaf sayang," katanya setelah itu.

Mama menatap nanar mataku. "Papamu hanya bercanda Melvin. Jangan terlalu di ambil hati," ucap Mama semakin membuatku geram.

Apa-apaan bercanda? Terkadang bercandanya itu kelewatan! Percaya waktu itu aku pernah di buang Papa ke danau taman belakang kami saat aku ulang tahun ke 16? Beuh, aku masih ingat kejadian itu.

"Gak Ma, aku perhatiin banget kayaknya Papa benci sama Melvin. Serius," ucapku. Mama menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sayang kau terlalu berperasangka buruk," ucap Keyla menimpali.

"Tidak Ma, Papa serius." ucapku pada Keyla.

Tiba-tiba Mama memegang lenganku lembut.

"Melvin, kamu tahu? 3/4 ditubuhmu ini mengalir darah Papa." ucap Mama misterius.

"Ya, Melvin tahu. Kan Melvin emang nurut Papa, Ma." balasku. Mama kembali menggeleng. Aku dan Keyla sampai bingung maksud Mama apa sih?

"Bukan begitu. Hemm, kamu pasti tidak ingat. Waktu itu kamu hampir meninggal, Melvin." kata Mama sedih. Keyla menutup mulutnya saking terkejut. Begitu pula denganku, bedanya aku hanya membulatkan mataku. Apa benar kata mama?

"Ahh, kamu pasti tidak ingat sayang. Waktu itu umurmu 13 tahun dan ingatanmu dilupakan oleh Sean. Nah Mama mau tanya, apa kamu ingat kamu memakai kursi roda sampai kamu berusia 15?" tanya Mama lagi.

Aku mencoba-coba ingat, ehmm iya. Waktu itu selama dua tahun penuh aku memakai kursi roda karena aku terjatuh dari tangga. Tulang punggung, tangan dan kaki-ku patah mematah sampai-sampai aku tak bisa merasakan bagaimana rasanya tubuhku waktu itu.

Hal yang paling menyedihkan di sepanjang hidupku.

"Melvin ingat, karena Melvin terjatuh dari tangga kan?" tanyaku pada Mama. Keyla menatapku sedih, dia memegang tanganku dan di genggamnya erat.

Tetapi Mama kembali menggeleng, setelah itu Mama ingin meneteskan air matanya. Beliau refleks mengusap air mata itu sebelum ketahuan.

"Rahasikan ini dari Papa. Oke, soalnya cuma kamu yang tidak tahu hal ini, Melvin. Papa tidak mau kamu sedih karena mendengar hal yang menimpamu saat berumur 13 tahun itu," kata Mama. Aku dan Keyla spontan mengangguk.

"Saat itu adalah salah satu moment terpuruk yang pernah kami alami." Mama tersenyum miris ke arahku. Raut kesedihan sangat nyata terpancar di wajahnya. Apakah seburuk itu?

"Waktu kamu berusia 13 tahun, kamu di tabrak oleh truk besar dua kali berturut-turut Melvin. Dari arah depan dan samping sampai tubuhmu terpental sangat jauh,"

Ap.... Apa??

Keyla menatapku dengan raut terkejutnya setelah itu dia mengenggam tanganku lebih erat lagi.

"Bagaimana bisa??" tanyaku bingung.

"Semuanya sudah direncanakan, Melvin. Waktu itu Papa mempunyai musuh di bisnisnya, kalau tak salah bernama perusahaan Henderson. Henderson sangat benci dan iri karena Papa-mu selalu memenangkan tender-tender besar."

Setahuku perusahaan itu sudah bangkrut.

"Dia ingin balas dendam dengan cara menghancurkan keluarga kita. Dimulai dari Deira, dan kalau kamu tidak mendorong Deira waktu itu pasti adikmu yang mengalami itu, Melvin."

Astaga.....

***

FLASHBACK ( Melvin 13 tahun )

Melvin dan Deira pulang dari sekolah sekitar pukul 2 siang. Mereka tidak langsung pulang ke rumah karena mereka sudah berjanji untuk memakan es krim bersama. Mumpung Kelvin yang cerewet itu tidak ikut dengan mereka. Bisa-bisa event makan es krim pun batal.

"Kak Melvin, lain kali Dei ingin es krim vanilla," ucap Deira sambil memegang cone es krim rasa coklat. Melvin sendiri dia memegang cone es krim rasa strawberry.

"Baiklah, nanti besok pulang sekolah kita beli lagi." kata Melvin seraya mengelus kepala Deira. Mereka berdua sedang berada di sepanjang tepi jalan setelah habis membeli es krim di salah satu cafe.

Lampu jalan sudah memberi tanda untuk orang menyebrang. Deira duluan menyebrangi jalan di ikuti Melvin yang dua langkah dibelakangnya. Keadaan jalan sedang sepi, mungkin hanya beberapa orang saja yang berlalu lalang.

Saat itu juga, Melvin merasa ada yang aneh. Sesuatu sedang melaju dengan kencangnya ke arah mereka berdua. Melvin melihat Deira di depan dan melihat ke arah truk besar yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju mereka. Tidak bisa hindari lagi, secepat kilat Melvin mendorong Deira dengan kuat hingga adiknya itu sampai duluan ke trotoar jalan. Dan....

BBRAAAAAAKKKKKK!!!

Tubuh Melvin di hantam dengan begitu kerasnya sampai dia terpental jauh. Bunyi tabrakan itu pun memekik di telinga Deira. Dia menoleh ke belakang dan...

BBRAAAAAAKKKKKK!!!

Truk dari arah berlawanan menghantam kembali tubuh Melvin yang sudah bersimbah darah.

Deira membulatkan matanya besar dan seketika air matanya luruh dari mata bulatnya.

"KAK MELVIIIIIIIIIIIN!!!!!" teriaknya histeris. Deira langsung berlari menghampiri kakaknya yang sudah tak lagi bergerak sama sekali. Orang-orang pun semakin ramai mendekati kejadian itu dan tak jarang mereka ikut simpati melihat tubuh Melvin yang sudah penuh darah segar itu. Banyak orang yang memvideokannya dan ada pula yang sibuk menelpon ambulans.

"Kak Melvin, bangun kak... Kakak!!!" tangis Deira menjadi-jadi karena darah yang keluar dari mulut dan hidung Melvin tak bisa berhenti. Kakaknya itu sudah banyak sekali mengeluarkan darah.

Kedua truk itu berhenti setelah menabrak tubuh Melvin. Rupanya truk itu tidak ada orang di dalamnya dan entah bagaimana di setel sedemikian rupa hingga melaju dengan cepat seperti tadi.

Bunyi ambulans terdengar dan dengan sigap Melvin di bawa masuk ke dalamnya. Tak lupa pula, Deira ikut duduk di samping Melvin yang sudah tak berdaya. Gadis itu dengan cepat menghubungi kedua orang tuanya sambil terus menangis.

"MAMA.. PAPA.... Kak Melvin kecelakaan..hiks.."

****

"Melvin.." tangis Mama-nya terus terisak di luar ruangan UGD tempat operasi Melvin. Deira pun begitu, dia terus menangis seanggukan di pelukan Kelvin. Sedangkan Kelvin, sesekali dia mengusap air matanya yang keluar. Tak dipungkiri, dia merasa ikut terluka melihat kembarannya seperti itu.

Terlihat dari kejauhan, pria tegap bertubuh kekar berlari di sepanjang koridor rumah sakit dengan masih lengkap  memakai jas kantornya. Sean. Pria itu langsung terbang kembali ke Anchorage padahal lagi rapat penting di Swedia.

Matanya merah karena air mata yang terus mendesak ingin keluar setelah mendengar kabar puteranya mengalami kecelakaan parah. Rahangnya mengatup rapat, dia sangat marah dan langsung menyuruh seseorang ahli untuk mencari tahu dalang dari kecelakaan ini. Sean bersumpah, dia tidak akan melepaskan siapapun yang berani mencelakai keluarganya seujung jari pun.

"Melvin, bagaimana Melvin?" tanya Sean panik saat sudah berada di depan ruang operasi.

"Papa!!!" teriak Deira langsung menghambur ke pelukan Sean. Begitu pula istrinya dan Kelvin. Mereka bertiga menangis di pelukan kepala keluarga itu. Saat itu juga, air mata Sean tak bisa terbendung lagi. Dia menangis bersamaan dengan ketiga orang yang di sayanginya di dalam pelukannya ini.

"Maafkan Papa, Papa tidak ada di saat-saat begini," ucap Sean setelah melepaskan pelukannya. Tidak ada balasan dari isteri dan kedua anaknya, mungkin mereka sudah tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Hanya bayangan Melvin di pikiran mereka.

Pintu ruang operasi terbuka spontan, mereka berempat sontak langsung menghambur ke arah dokter yang berpakaian lengkap itu. Dokter itu menatap keluarga Sean agak takut tetapi dia mulai berani untuk berbicara.

"Dokter bagaimana keadaan anak saya?" tanya Sean dan Tika panik. Kelvin dan Deira di belakang mereka menatap Dokter itu penuh minat.

"Maaf..... Anak anda tidak tertolong Tuan Franklin," ucap Dokter itu sedih. Saat itu juga, Tika dan Deira menjerit pelan. Mereka menutup wajah dan mulai menangis lagi.

Sean memegang pundak Dokter itu kuat, "Ada apa!!? Katakan padaku!?!" teriak Sean.

"Darah Melvin berkurang sangat banyak dan kami tidak punya simpanan cukup untuk menutupinya," ucap dokter itu penuh penyesalan. Sean menggeram marah.

"SIALAN!!! Ambil darahku!! Darahku sama dengan Melvin!"

"Tapi Tuan.."

"Aku tidak peduli seberapa banyak darahku di ambil ! SELAMATKAN ANAK-KU SEKARANG JUGA!!!!!!!"

FLASHBACK OFF

***

Tak kusangka cerita Mama itu mampu membuatku berlinangan air mata. Aku masih tidak percaya, Papa mengorbankan tubuhnya untukku? Bahkan kata Mama, Papa sampai pingsan karena terlalu banyak mendonorkan darahnya untukku. Pingsan untuk pertama dan terakhir kalinya dalam hidup Papa, tambah Mama.

Papa..

Keyla di sampingku juga ikut menangis. Sungguh, kalau Mama tidak menceritakan hal ini, aku pasti tidak akan tahu. Rupanya seperti itu.. Hiksss, aku jadi pengen meluk Papa.

"Hei, kenapa kalian menangis-nangis seperti itu?"

Tiba-tiba Papa muncul dari ruang utama itu dan melihat kami sedang menangis karena mendengar cerita Mama barusan.

Tanpa pikir panjang, aku pun berlari menghampiri Papa dan memeluknya dengan erat. Papa sampai hampir terjungkal ke belakang.

"Terima kasih, Pa. Terima kasih. Aku sayang Papa," ucapku pelan. Setelah itu aku merasa Papa menggelitiki perutku sampai aku refleks melepaskan pelukanku itu.

"Apa-apaan Melvin. Kau ini aneh sekali," ucap Papa melengos dari hadapanku dan kembali berkumpul dengan Mama serta Keyla di sofa itu.

Walaupun Papa keras dan agak menyebalkan, ternyata dibalik semua itu dia menyayangiku juga. Thanks Pa!

END

Kisah selanjutnya tentang Melvin kecelakaan ini liat di One shot story. Work berbeda ya.

Apaan sih thor? #plak. Ada yg nangis? Kalau gak ada, aku aja yg nangis biar pura2 kerasa sedih nya wkwk

Continue Reading

You'll Also Like

173K 2.9K 6
[Cerita Completed] PLAGIAT dilarang mendekati area sekitar⚠⚠⚠ #25 werewolf /28-8-2018/ Percaya.satu kata yang sangat membuatku yakin akan adanya were...
9.4M 339K 29
Dewi Hamerra, adalah salah satu bidadari penghuni Kerajaan Phonix. Ia merupakan Putri dari sang Raja Phonix, Raja Elios. Dewi Hamerra mempunyai par...
115K 9.5K 26
Kehidupan Lan Wangji dan Wei Wuxian di Yun Shen Bu Zhi Chu bersama Putrinya.
570K 37.9K 63
(18+) BOOK 2 OF MY PRINCE VAMPIRE SERIES ✔ Berawal dari kehidupan sulit yg di alami kakak dan adik. mereka bernama Zelion dan Zeana sang pangeran dan...