Amnesia (Stuck in Naruto Worl...

By Shine_Blue

34.8K 2.6K 312

More

Amnesia (Stuck in Naruto World) Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Amanda-Chan's Note
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Amanda-chan's Note
WARNING! (Not an Update)

Chapter 2

3.6K 270 17
By Shine_Blue

Third Person's POV

Terlihat 3 shinobi yang sedang melompat layaknya seorang ninja dari pohon ke pohon. Mereka terlihat sangat lelah, sepertinya mereka baru saja menyelesaikan misinya.

Hanya terdengar suara hentakan kaki-kaki mereka di dahan pohon yang mereka pijak. Sampai akhirnya salah satu dari mereka berbicara.

"Huhh.. Misi kali ini sangat melelahkan ya?" eluhnya.

"Kau ini bicara apa Tenten? Misi itu belum ada apa-apa nya. Aku bahkan masih memiliki banyak energi untuk menjalankan misi yang lebih berat. Dimana semangat masa mudamu?!" jawab temannya yang memiliki rambut mangkuk dengan penuh semangat.

"Lee, bisakah kau berhenti membicarakan tentang semangat masa muda? Itu sangat mengganggu." ujar temannya yang berasal dari klan hyuga.

"Ayolah Neji!! Kau juga harus bersemangat! Kita harus memegang teguh ajaran guru Guy!" jawab Lee dengan mata besarnya yang berkaca-kaca dan tangan kanannya yang mengepal yang menunjukkan semangat masa mudanya.

Setelah melihat tingkah Lee, Tenten hanya menggelengkan kepalanya pasrah, sedangkan Neji tetap fokus menatap ke depan.

"Hei, berhenti!" dalam seketika Neji dan Lee berhenti saat mendengar Tenten berseru.

"Ada apa Tenten? Cepatlah! Kita harus berlari menuju masa depan kita yang cerah!" ucap Lee dengan ketidak jelasannya seperti biasa.

Sedangkan Neji hanya mendesah pelan saat melihat tingkah teman satu team nya itu, lalu berkata " Ya, ada apa Tenten?"

"Lihat itu.!" ucap Tenten sambil menunjuk tanah tepat di bawah pohon yang ia pijak.

Dan langsung saja Neji maupun Lee melihat kearah tempat yang ditunjuk oleh Tenten.

Disana terlihat seorang gadis yang terlihat seumuran dengan mereka yang memiliki rambut berwarna putih seputih salju dan dia tergeletak tak berdaya di tanah.

Dalam seketika Tenten langsung menghampiri gadis tersebut dan diikuti oleh Neji dan Lee.

"Apa dia masih hidup?" kata Lee saat kakinya memijak tanah di samping Tenten yang sedang berjongkok memeriksa gadis tersebut.

"Masih ada denyut nadinya, tapi sepertinya dia sekarat." ucap Tenten setenang mungkin walaupun raut wajahnya terlihat cemas.

Tenten langsung berdiri dan menatap kedua temannya dan berkata," Sebaiknya kita bawa dia ke desa, agar dia bisa ditangani oleh ninja medis."

Dan langsung mendapatkan gelengan kepala dari Neji, "Tidak bisa, bagaimana kalau dia adalah musuh dan berpura-pura sekarat?"

"Mengapa tidak kau periksa saja dengan byakugan mu? Sepertinya misi itu sangat mempengaruhimu sampai-sampai kau tidak bisa berpikir dengan jernih."

"Ahh.. Iya benar juga. Byakugan!"

'Ternyata Neji bisa terlihat bodoh juga ya?' batin Tenten sambil memicingkan matanya ke arah lelaki hyuga tersebut.

"Jadi, bagaimana?"

"Sepertinya dia bukan musuh. Dia benar-benar sekarat." ucap Neji dengan nada seriusnya.

"Ya sudah kalau begitu sebaiknya kita membawanya ke desa."

Disamping Neji dan Tenten yang sedang sibuk berdiskusi, Lee terlihat sibuk memperhatikan gadis yang tergeletak tak sadarkan diri..

"Wahh.. Ternyata dia cantik juga ya!" Teriak Lee dengan keras setelah memperhatikan wajah gadis asing itu.

Dalam seperdetik Lee langsung mendapatkan toyoran keras di kepalanya, "Ittai! Untuk apa itu Tenten?!"

"Dasar mesum! Apakah hal seperti itu penting untuk dibicarakan dalam keadaan seperti ini?! Ini masalah hidup dan mati seseorang, tidak bisakah kau fokus untuk kali ini?!"

"Baiklah maafkan aku."

"Neji, kau gendong gadis itu. Kita pergi sekarang juga." perintah Tenten.

"Aku saja yang menggendongnya!" Teriak Lee dalam seketika, dan... dia berhasil mendapatkan toyoran lagi dari Tenten.

"Apa kau tidak ingat apa yang kukatakan tadi?!" Untuk pertama kalinya mata Tenten terlihat lebih besar dibandingkan matanya. Tenten benar-benar marah kali ini.

"E-eh.. A-aku ingat kok.. Maaf."

"Sudahlah! Kita tidak punya banyak waktu!" Neji berlari mendahului teman satu teamnya dengan gadis asing itu yang ada di punggungnya.

Setelah mendengar ucapan Neji, mereka berdua langsung tersadar dari perkelahian mereka dan mengikuti Neji dari belakang.

*****

-Rumah Sakit Konoha-

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi padanya?" tanya seorang gadis tomboy dengan rambut coklatnya yang dicepol dua, yang tak lain dan tak bukan adalah Tenten.

"Saya sendiri tidak bisa memastikan apa yang terjadi dengan gadis ini. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kita berharap saja semoga dia segera sadar." balas pria paruh baya yang merupakan seorang ninja medis. Dan dibalas anggukan oleh Tenten.

Pria paruh baya itu langsung berjalan keluar ruangan setelah menjawab pertanyaan Tenten.

"Baiklah, aku pergi dulu."

"Kau mau kemana Neji?"

"Aku mau pergi ke kantor Hokage untuk melaporkan tentang apa yang telah terjadi. Kau jaga gadis itu."

"Baiklah."

Neji mengalihkan pandangannya kearah Lee yang sedang membungkuk dan senyum-senyum sendiri memperhatikan gadis yang belum ia ketahui namanya itu.

"Dan Lee! Berhenti melakukan itu!"

"Ada apa Neji? Aku kan hanya memperhatikan dia. Habisnya wajahnya cantik sekali!" ucap Lee dengan semangat dan terpancar bentuk hati berwarna merah di mata besarnya itu.. (?)

"Heehh... Terserahlah." Neji memegang kepalanya seakan-akan mengatakan 'kenapa aku memiliki teman seperti dia?'. Dia beranjak dari tempatnya menuju kantor Hokage.

*****

-Kantor Hokage-

Tok tok tok

"Masuklah." jawab sang Hokage.

"Nona Tsunade?" ucap Neji setelah memasuki ruangan Hokage.

Sang Hokage yang tak lain dan tak bukan adalah Nona Tsunade yang juga dikenal dengan sebutan Putri Siput. Untuk semua orang yang baru melihatnya pasti akan berfikir bahwa dia adalah wanita berumur 20/30 tahun-an karena wajah cantiknya tanpa keriput ataupun cacat sedikit pun. Tetapi umurnya yang sesungguhnya adalah 53 tahun. Ia memandang orang yang ada di depannya.

"Ahh.. Ternyata kau Neji.. Apakah kau mau menyerahkan laporan tentang misi yang baru kau selesaikan?"

"Maaf Nona Tsunade, aku belum sempat membuat laporannya. Sebenarnya aku mau melaporkan hal lain." Seperti biasa, Neji selalu menampakkan wajah seriusnya.

"Ya? Apa itu?"

"Saat perjalanan pulang dari misi kami menemukan seorang gadis yang tergeletak tak sadarkan diri. Saat kami periksa dia masih hidup tetapi dia sekarat. Dan aku sempat memeriksa dengan byakugan ku, dia bukan seorang ninja." jelas Neji.

"Hmm.. Jadi begitu.."

"Jadi, apa yang harus kami lakukan Nona Tsunade?"

"Neji... Kau lihatkan aku memiliki banyak dokumen untuk ditandatangani, dan asalkan kau tahu ini sangat melelahkan.. Jadi, urusan gadis itu team mu ya yang mengurusnya.. Sekarang kau bisa keluar dari ruanganku." kata Nona Tsunade dengan nada yang lembut tetapi justru terdengar menyeramkan.

Neji tidak merasa puas dengan jawaban sang Hokage, "Tapi Nona-" belum selesai ia berkata langsung dipotong oleh Nona Tsunade.

"Aku bilang keluar..!"Nona Tsunade berkata dengan lembut dan menyeringai yang justru membuat wajahnya lebih menyeramkan.

"Haaa!! Baiklah!!" Neji terkejut dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Hokage. Mungkin kedatangannya kesini adalah kesalahan besar. Bukannya meringankan masalahnya, tetapi malah mempersulitnya.

"Huhh.. Jadi teamku ya yang harus mengurusnya. Dasar meyusahkan." dan entah sejak kapan Neji menggunakan kata-kata Shikamaru.

*****

-Rumah Sakit Konoha-

Neji berjalan menyusuri sepanjang koridor, lalu memasuki ruangan yang ia tuju.

"Neji! Lihatlah! Dia sudah sadar.!" teriak Lee dengan antusias sedangkan Tenten hanya tersenyum bahagia.

"Jadi dia sudah sadar ya?" kata Neji sambil menatap gadis yang beberapa jam lalu ia temukan. Mata putih nya bertemu dengan mata abu-abu sang gadis, Neji dapat melihat keterkejutan di wajah gadis itu.

Rinne's POV

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi denganku, karena saat aku terbangun aku berada di ruangan serba putih dan aku dapat mencium bau obat-obatan disini, sepertinya aku berada di rumah sakit. Tapi ada apa denganku sampai-sampai aku berada di rumah sakit?

Ketika aku baru saja membuka mataku aku langsung berusaha untuk bangun. Saat aku baru saja berhasil duduk tiba-tiba ada yang memelukku, dia seorang lelaki berambut mangkuk yang sepertinya sedikit lebih tua  dariku. Sedangkan aku hanya menatapnya bingung, karena aku tidak mengenalnya sama sekali. Dan dalam seketika dia mendapat toyoran keras di kepalanya oleh seorang gadis yang sepertinya juga seumuran dengan lelaki yang memelukku tadi.

"Lee! Dia itu baru sadar! Kau tidak bisa langsung memeluknya seperti itu! Lagi pula kau ini apa-apaan sih? Dia kan tidak mengenalmu sama sekali!"

"Maafkan aku Tenten." kata laki-laki itu sambil berusaha untuk berdiri.

"Hai!! Jadi kau sudah sadar ya? Kenalkan namaku Tenten!" gadis itu memperkenalkan namanya padaku sambil tersenyum manis. Sikapnya langsung berubah 180° yang tadinya marah menjadi ramah seperti ini.

Entah mengapa aku merasa familiar dengan mereka berdua dan juga tempat ini. Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi aku tak  mengingat apa-apa.

Tak berapa lama kemudian, tiba-tiba pintu terbuka dan ada seseorang yang masuk. Saat mendengar suara pintu itu Tenten dan lelaki berambut mangkuk yang kalau tak salah namanya Lee menghampiri orang yang baru saja memasuki ruangan ini. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Neji! Lihatlah! Dia sudah sadar.!" teriak Lee dengan antusias.

"Jadi dia sudah sadar ya?" jawab orang itu, sepertinya dia seorang lelaki.

Orang itu berjalan melewati Lee dan Tenten. Sampai akhirnya aku bisa melihatnya dengan jelas.

Mata kami saling bertemu. Mata indahnya yang berwarna putih itu..

DEG

Tangan kananku meraba dadaku, aku dapat merasakan detakan jantungku yang sangat keras. Mengapa jantungku berdetak dengan kencang seperti ini? Tapi disisi lain secara tiba-tiba aku merasa bahagia. Kenapa perasaan bahagia ini muncul pada saat aku melihat lelaki itu? Wajahnya juga sangat familiar, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa dia. Sebenarnya apa yang terjadi padaku?!

"Hei! Rambutmu!" ucap Lee dan Tenten secara bersamaan sambil menunjuk ke arahku. Dan lelaki itu pun menatapku dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Ada apa dengan rambutku?

------

Minna-san! Ogenki desuka?
*sok jepang dikit.. Hehe..*

Akhirnya chapter 2 sudah di update!! Yeay! Maaf kan untuk para readers yang sudah menunggu cerita ini.. *emang ada? :p*. Karena ceritanya baru bisa di update sekarang.. Saya baru tahu SMA sekejam ini.. Pr nya banyak banget!! *jadi curhat.. ^^v*
Maaf banget kalo udah nunggu cerita ini se-abad lamanya*alay* tapi ceritanya malah makin absurd. --"
Maaf ya.. Maaf banget.. Tapi makasih kalau emang ada yang bener- bener menunggu kelanjutan cerita ini. Terima kasih atas dukungannya! Tolong berikan sarannya ya.. Dan kalau bersedia tinggalkan vote juga ya! Hehe.. :D

Warning : Bersiaplah untuk menunggu chapter selanjutnya se-abad lagi.. ^_^

Continue Reading

You'll Also Like

718K 70.3K 41
𝑫𝒊𝒕𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏 J. Alexander Jaehyun Aleron, seorang Jenderal muda usia 24 tahun, kelahiran 1914. Jenderal angkatan darat yang jatuh cinta ke...
1.4M 122K 64
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
76.8K 6.1K 46
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
777K 48.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...