Love?

By alfiana27

7.5K 555 270

Apa jadinya jika sepasang sahabat menyukai pria yang sama? Tapi jika satunya berusaha untuk mendekat, dan sat... More

Bagian Tanpa Judul
Sekelas
Soal Ajaib, atau Dia yang Ajaib?
Tak Seperti yang Terlihat
Tanpa Judul
This
Love
Rival
Pengajuan Proposal
Aimi POV
Rapat Kelas
99.99%
Jangan Pergi...
Final Chapter

Is

342 37 0
By alfiana27

Yap, lagi-lagi Alfi ngasih judul yang gaje di part ini. Ya sudahlah yah... biarkan saja... disini semua bebas berkarnya (ngeles aja kerjanya)

Hari ini diadakan upacara untuk meresmikan serah terima jabatan OSIS untuk tahun ini. Sebenarnya bisa dibilang ini bukan serah terima jabatan juga. Soalnya sekitar 60% pejabat OSIS nya masih sama.

Sekarang saatnya bagi kepala sekolah untuk memberikan kata sambutan mengenai serah terima jabatan kali ini. Setelah rentetan kata selamat dan isi harapan-harapan kepala sekolah pada OSIS tahun ini yang begitu tinggi, akhirnya kepala sekolah membacakan pengurus inti OSIS tahun ini, "ketua OSIS pada tahun ini masih dipegang oleh Onizuka Aika, kelas 2-A. Wakil ketua OSIS 1, Aimi Guntur, kelas 2-A. Wakil ketua OSIS 2, Ryu Kenichi, kelas 1-B. Sekertaris 1, Rizuki Kirito, kelas 2-B. Sekertaris 2 ... "dan seterusnya kepala sekolah menyebutkan nama-nama petugas inti OSIS tahun ini.

Setelah rentetan kata sambutan dari ketua OSIS dan kedua wakil ketua OSIS, akhirnya upacara kali ini dibubarkan. Dengan perasaan lelah, para murid berjalan menuju ke kelasnya masing-masing.

Tiba-tiba saja, entah datangnya dari mana? Aimi langsung merangkul seorang pria tampan yang tingginya tidak terlalu jauh darinya, "oy!" seru Aimi yang cukup mengagetkannya.

Pria itu menatap Aimi sambil menghela napasnya lega, "astaga... Guntur-san, kau mengagetkanku," keluh pria tersebut.

"Rizuki-kun, ternyata pesonamu bisa kalah dengan anak kelas satu itu ya?" Aimi menatap pria yang sedang dirangkulnya dengan tatapan jahil.

Rizuki yang sudah cukup mengenal Aimi jadi mengerutkan keningnya, ada apa dengan ana ini? Apa dia sedang sakit? Batin Rizuki. Ia menempelkan telapak tangannya di kening Aimi, "tidak panas," gumamnya saat merasakan suhu di kening Aimi sama dengan suhu tangannya.

Aimi menepis tangan Rizuki dengan kesal, "sialan, kau pikir aku sakit jiwa apa!?" omel Aimi yang menyadari kalau Rizuki sedang mengatainya sakit jiwa secara tidak langsung.

"Secara tidak langsung, ya, aku pikir kau sakit jiwa. Soalnya kau itu sedang tersenyum seperti itu," ungkap Rizuki. "Kau baik-baik saja kan?" tanya Rizuki dengan nada sedikit khawatir.

Aimi mencubit pinggang Rizuki cukup keras, hingga pria itu memekik kesakitan, "AW! ITTAI, GUNTUR-SAN!" Rizuki mengusap-usap pinggangnya yang terasa nyeri. Ternyata kalau Aimi mencubit itu sangat sakit ya? Pikirnya.

"Bagaimana perasaanmu? Ketika kalah dari juniormu yang sepertinya kalau dari segi ketampanan, kau cukup kalah telak," ucap Aimi, kali ini wajahnya kembali dingin seperti biasanya. Dan jujur saja, pertanyaan Aimi barusan menusuk tepat di hatinya. Ya, derita punya teman yang kalau ngomong terlalu apa adanya.

"Terserah kau saja Guntur-san, aku mau masuk ke kelas dulu," Rizuki langsung melepas rangkulan Aimi, dan sedikit berlari ke dalam kelas.

Aimi mengerutkan keningnya, "dasar aneh," lalu Aimi juga masuk ke kelas yang berada di sebelah kelas Rizuki.

***

Seperti yang sudah disepakati sebelumnya, setelah pengurus OSIS inti terbentuk, mereka akan langsung rapat untuk menentukan tugas anggota OSIS lainnya.

"Ayo Aika! Kita harus segera ke sana!" omel Aimi. Sepertinya gadis itu sudah sangat geregetan melihat Aika yang masih sibuk dengan susunan tugas untuk para pengurus yang baru.

Karena sangking kesalnya, Aimi langsung merebut kertas yang sedang ditulisi oleh Aika sejak tadi, lalu berjalan dengan langkah lebar ke luar kelas, "kalau tidak cepat, rapat akan ku mulai tanpa kau!" tegas Aimi. Kali ini gadis itu sepertinya tidak main-main dengan ucapannya.

Dengan kecepatan kilat, Aika langsung memasukkan barang-barangnya secara asal ke dalam tas. Entah karena kecerobohannya atau apa, ia menumpahkan seluruh isi tempat pensilnya. Membuat pulpen, pensil, stabilo, dan berbagai macam alat tulis lainnya (entahlah, authornya sampe bingung mendeskripsikannya bagaimana? Aika terlalu membawa banyak barang di tempat pensilnya. Sampe-sampe author bingung, itu tempat pensil atau tas tambahan? :v)

"Arrgghhh... menyebalkan!" Aika segera memunguti alat-alat tulisnya yang berceceran di lantai, saat ia ingin meraih spidol hitam miliknya, ia malah memegang sebuah tangan yang sudah memeganga spidol itu terlebih dahulu.

Aika menaikkan pandangannya, menatap orang yang sedang memegang spidolnya (mungkin lebih tepatnya, tangan siapa yang ia pegang?)

Sontak saja, Aika membulatkan matanya saat sadar kalau tangan yang ia pegang itu tangannya Midorima. Dengan gugup, Aika menarik tangannya, "go-gomen," ucapnya sedikit terbata karena rasa gugup yang sedang menguasainya saat ini. Ia tak menyangka kalau ia bisa memegang tangan seorang Midorima Shintarou.

Midorima mengulurkan tangannya, "ini spidolmu nanodayo," Midorima memberikan spidol itu pada Aika, "bukan berarti aku mau membantumu nanodayo," Midorima langsung berdiri dan pergi meninggalkan Aika yang masih belum dapat mengatur degub jantungnya yang semakin kencang.

Aika memegang dadanya, tepat di tempat jantung yang sedang berdegub kencang, "hah... kenapa sih? Padahal, aku cuman tak sengaja memegang tangannya, tapi kenapa rasanya jantungku kayak abos maraton sih?" gumam Aika pada dirinya sendiri.

Aika menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat, "tidak, tidak, bukan saatnya memikirkan hal itu. Aku harus cepat menyusul Aimi ke ruang rapat. Bisa-bisa ia mempermalukanku di depan para junior lagi," Aika langsung membereskan sisa barangnya, lalu berlari dengan kencang ke ruang rapat OSIS, ruangan yang awalnya hanya ruangan kosong biasa, dan sekarang disulap menjadi ruang rapat.

Aika membuka pintu ruang rapat OSIS dengan tergesah-gesah, higga menimbulkan suara gesekan yang cukup kencang, "goh-mehn-" napas Aika sedikit terengah-engah, karena ruang OSIS berada di lantai empat, dan kelasnya berada di lantai dua.

"Nah, lihatlah ketua OSIS kita yang teladan. Sudah 2 tahun menjabat, tapi masih hobi telat," cibir Aimi. "Jangan ditiru ya, teman-teman. Terutama untuk para junior. Sekali telat, habis kalian," Aimi mengeluarkan aura membunuh saat mengucapkan kata-kata tersebut.

Semua yang ada di ruang rapat ini hanya bisa mengangguk patuh pada kata-kata Aimi, termasuk Aika.

Aimi melempar tatapannya pada Aika, "cepat masuk, dan perkenalkan dirimu pada yang lainnya," tegas Aimi.

Aika hanya mengangguk patuh mendengar perintah Aimi. Kalau sudah seperti ini, lebih baik ia turuti saja perintahnya, dari pada nanti ia celaka karena membantah kata-kata Aimi. Sudah telat, berani membantah pula. Pasti itu yang akan dikatakan Aimi nanti, jika ia sedikit saja membantah atau mengeluarkan kata-kata yang bersifat menggerutu.

"Apa semuanya sudah mengenalkan diri?" tanya Aika pada Aimi, setelah ia berdiri di depan papan tulis.

"Sudah, bahkan aku sudah membahas sebagian materi mengenai acara pensi kita nanti," ucap Aimi dengan wajah datar. Sepertinya ia sedang malas untuk meladeni pertanyaan yang tidak penting di rapat kali ini.

Aika mengangguk, lalu melenparkan tatapan yang bersahabat dan senyum ceria khas Onizuka Aika, "hajimimashite, Onizuka Aika desu. Yoroshiku," Aika tersenyum sedikit lebar untuk menyampaika betapa menyesalnya ia terlambat di rapat pertama dengan pengurus OSIS yang baru.

"Gomenasai mina-san, aku tadi terlambat karena sedang menyusun tugas untuk kepengurusan OSIS yang baru," Aika tersenyum untuk menunjukkan rasa bersalahnya, lalu membungkukkan badannya sekali untuk meminta maaf.

"Tidak usah repot-repot kaicho-sama, Guntur-san sudah menulis susunannya di papan tulis," ucap seorang pria berwajah dingin namun terlihat imut dan manis disaat bersamaan.

"Heh? Kau siapa? Kenapa ada anak menggemaskan nyasar disini?"

Pletak! Aika langsung mendapat pukulan di kepalanya. Rupanya Aimi tadi yang memukul Aika dengan penggaris, "kau, hilangkan kebiasaanmu yang satu itu. Jangan berbicara mengenai hal yang tidak penting seperti itu," omel Aimi.

"Sumimasen, Aimi, tapi dia siapa ya?" Aika sepertinya masih penasaran dengan pria itu.

"Ryu Kenichi, kelas 1-B. Wakil ketua OSIS 2," ucap Aimi. "Makanya dengarkan saranku mengenai penghafalan dua puluh besar calon pengurus inti OSIS."

"Dia? Juniorku?" Aika sedikit tidak percaya saat Aimi mengucapka kalau anak songong ini adalah juniornya.

"Ya, dan cepatlah duduk di bangkumu, kami ingin melanjutkan rapat."

Aika hanya mengangguk lalu duduk di kursi yang masih kosong. Semua junior yang melihatnya hanya bisa terheran-heran. Kenapa wakilnya lebih galak dari ketuanya? Yah... hanya para senior saja yang tau apa alasannya.

***

La lala lala la la~ (berlenggang tanpa dosa)

Eh, apa kabar semuanya? Kalian masih dalam keadaan baik-baik saja kan?

Hehehe, aku tau, kalian pikir aku udah anyut entah kemana kan?
Biar pada gak ngamuk, Alfi kasih tau se-bubur-bubur-nya, kenapa Alfi hiatus.

Jawabannya cuman 1:
Alfi lagi targetin novel fantasy. Dan kalian tau? Penerbit yang nerima genre itu hanya sedikiiiiitttt..... sekali. Mungkin cuman satu.
Alhamdulillahnya, itu novel udah sampe 110+ halaman. Jika aku sudikit rajin, mungkin seharusnya sebelum masuk sekolah sudah rampung ceritanya.

Yah, mohon di maklumi lah ya... namanya juga Alfi. Mulai sekarang aku akan nyicil update cerita2 ku.

Terima kasih sudah tidak bosan menanti seperti Nikita W. :D
#peace

Continue Reading

You'll Also Like

232K 34.9K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
723K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
452K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.βžβ–«not an...