To Love With All Your Heart a...

By greevenna

28.5K 1.6K 39

"Minggu depan kita akan menikah. Kalau kau punya hal yang ingin kau sampaikan mengenai pernikahan silahkan di... More

Prolog ; Night Changes
The Character
Prolog ; Night After Earth's Marriage Proposal
Prolog ; We Didn't Match Each Other
Prolog ; Please, We Will be Partner From Now
Prolog ; God, Why Did He Do That?
Prolog ; I Think I'm Falling in Love
Prolog ; Now, We're Going to Eternal
Phase 1 ; Just A Dream
Phase 1 ; A Little Too Much
Phase 1 ; Let Me Down Slowly
Phase 1 ; Begin Again
Phase 1 ; Lost Star
Phase 1 ; One Time
Phase 1 ; Be Alright
Phase 1 ; What Lovers Do
Phase 1 ; Fall For You
Phase 2 ; Thinking Out Loud
Phase 2 ; Wannabe
Phase 2 ; IDGAF
Phase 2 ; IDGAF 2
Phase 2 ; Counting Star
Phase 2 ; Fix You
Phase 2 ; A Thousand Miles
Phase 2 ; Should've Said No
Phase 2 ; Unfaithfull
Phase 2 ; Sial
Phase 2 ; Everytime
Phase 2 ; You Broke Me First
Phase 2 ; Head Above Water
Phase 2 ; Exile
Phase 2 ; Somewhere Only We Know
Phase 2 ; 7 Years
Phase 2 ; Father
Phase 2 ; Mother, How Are You Today?
Phase 2 ; Clarity
Phase 2 ; Way Back Home
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 1)
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 2)
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 3)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 1)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 2)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 3)
Phase 3 ; Sea - Maps
Phase 3 ; Sea - Golden Hour
Phase 3 ; Sea - Wherever You Will Go
Phase 3 ; Sea - When You Say Nothing at All
Phase 3 ; Sea - Heaven
Phase 3 ; Sea - Rewrite the Stars
Phase 3 ; Sea - Try
Phase 3 ; Sea - Love Someone
Phase 3 ; Joong Neo - Party in USA (Part 1)
Phase 3 ; Joong Neo - Party in USA (Part 2)
Phase 3 ; Joong Neo - Stargazing

Phase 3 ; Sea - Lovely

268 15 0
By greevenna

"Punya anak itu mudah"

Mix dan Earth masih mengingat dengan jelas sesi *deep talk* dengan Papa Ter sebelum mereka kembali dari rumah sakit. Seharian penuh mereka berlima diskusi mengenai pola pengasuhan anak dan juga bagaimana nantinya menghadapi kehidupan keluarga.

"Kalian berikan support finansial untuk segala kebutuhan Sea serta merawatnya untuk tumbuh dan berkembang itu sangat mudah"

Ter belajar dari pengalamannya.

"Yang sulit adalah menjadi seorang ayah"

Benar. Earth dan Mix tidak menampik pernyataan Ter. Terbukti bahwa Mix yang selama lebih dari 15 hari satu ruangan dengan Sea masih menemukan kesulitan dalam memahami anak itu.

Jangan tanyakan Earth. Ia terkadang menyerahkan semuanya pada Mix hingga membuat suaminya itu kalang kabut hampir menangis setiap kali menemukan kesulitan mengasuh Sea.

Earth sebenarnya sangat bersalah dengan Mix. Perihal ketakutan dan ketidaknyamanan dirinya pada Sea menjadi sebab utama ia sekarang sangat bergantung pada Mix apabila ingin berinteraksi dengan Sea.

Earth tau, Earth paham. Sepenuhnya ia menyadari bahwa ketiganya sekarang dalam posisi yang sangat sulit satu sama lainnya. Terlebih, saat Sea mulai tinggal di rumah mereka, keadaan semakin lebih canggung.

"Sea mau snack?"

Sea menjadi lebih pendiam dari sebelumnya ia di rumah sakit. Lebih banyak menolak, dan lebih banyak menyendiri. Tee selalu mengatakan bahwa Sea sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya. Mix dan Earth harus bisa mengambil hati Sea agar lebih nyaman di rumah mereka.

"Engga pa"

Lagi-lagi dirinya menolak apapun yang Mix tawarkan atau bahkan belikan untuknya. Jangankan snack, bahkan acara makan besar seperti sarapan dan makan malam, Mix harus berusaha keras untuk memberikan Sea pilihan. Hal ini karena Sea hanya akan duduk menunggu Earth dan Mix hingga mungkin selesai makan.

*Sea bisa makan sisanya*

Mix kadang muak dengan perkataan Sea yang satu ini, sayangnya Tee selalu mengingatkan untuk bertahan dengan menanyakan makanan yang Sea suka. Earth disisi lain semakin lebih protektif pada Mix, terbukti sekarang rumahnya selain ramai karena Sea juga karena tambahan personil pelayan untuk mengerjakan semua hal yang biasanya Mix kerjakan mandiri.

"Sea suka poky?"

Mix membuka salah satu snack biskuit coklat dari keranjang yang kemudian ia suapkan pada Sea. Anak itu dengan tenang memakan suapan snack yang telah Mix buka. Ini adalah salah satu cara Mix untuk mendekatkan diri pada Sea.

Mix punya berbagai cara untuk mendekatkan dirinya pada Sea.

Lainnya adalah *physical touch* yang selalu Tee sarankan, tentu harus dengan concern Sea. "Sea..", contohnya sekarang, Mix sudah merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan Sea.

Anak itu tentu saja langsung menghamburkan dirinya ke pelukan Mix, mencari kenyamanan dari rasa hangat tubuh Mix. *Menjadi seorang ayah memang sulit*

Rasa menyesal yang kadang hadir setelah semua perlakuan Sea yang membingungkan seketika menguap dalam diri Mix. Mix tidak bisa memungkiri saat dirinya lelah dengan kelakuan Sea dan Earth selalu saja ada rasa menyesal yang terbesit di dadanya. Begitu sesak dan menyedihkan.

"Maafin papa ya.."

Tentu Mix hanya bisa meminta maaf. Ia sekarang menyadari bahwa keegoisan dirinya yang membawa Sea menjadikan semuanya kacau balau. Sea yang kesulitan adaptasi dari lingkungan baru dan pasca pengobatan membutuhkan perhatian lebih banyak dari Mix. Earth di sisi lain juga mengalami penyesuaian atas statusnya yang sekarang sudah berganti menjadi ayah.

"Maafin papa ya.."

Mix sebenarnya juga lelah. Mental dan fisik menghadapi Sea dan juga Earth yang masih belum bisa berdamai. "Papa salah apa sama Sea?" tanya Sea polos.

Mix menggelengkan kepalanya keras, menjauhkan semua pikiran negatif yang selalu berputar di kepalanya. "Bantu papa berkebun yuk"

Selama ia cuti kuliah, selain mendampingi Sea *homeschooling* ia memiliki hobi baru sama seperti mama Baifern, yaitu berkebun. Mama mengirimkan banyak jenis bunga dan tanaman untuk mempercantik rumah mereka.

"Sea mau tanam hyacinth yang kemarin ayah beli"

Earth mendukung sepenuhnya kegiatan Mix yang menghabiskan waktu lebih banyak di rumah. Bahkan Mix lebih peka jika dirinya sekarang sangat dibatasi untuk keluar dari rumah.

"Ma- Papaa Sea tanam di sini yaaa"

Mix sedikit merindukan panggilan 'mama' yang disematkan Sea pada dirinya di awal bonding mereka. Ini berkat Davika, Ter dan Baifern. Sea selalu melihat Earth dan Mix memanggil para wanita itu dengan sebutan 'mama'. Sedangkan dirinya tidak memiliki wanita yang bisa dipanggil 'mama'.

*"Sea tau kalau mama bukan mama"*, ujarnya saat sesi bersama Tee.

Mix menerima panggilan apapun yang disematkan padanya, bagi Mix mau menjadi mama atau papa dia tetap orang tua Sea. Cinta dan kasih sayangnya tidak berkurang padanya.

"Papa udaah"

Sea yang sudah selesai dengan hyacinth miliknya segera berlari menuju Mix yang sedang mengganti pot. "Jangan lari Sea..", Mix yang tidak menengok masih bisa mendengar suara langkah kaki Sea yang berlari di halaman.

Tetapi langkahnya tidak ke padanya.

Mix lama menunggu langkah kaki Sea yang tidak kunjung mendekat padanya. Kali ini ia gusar memutuskan untuk menoleh dan menemukan Sea sudah memanjat di atas pohon hias.

"SEA!"

Mix yang segera menghampiri menemukan Sea yang sedang mengambil sebuah sarang burung di salah satu dahan yang ada di sana. "Kamu ngapaiiin", Mix kadung gemas dan kesal melihat tingkah Sea yang begitu tiba-tiba.

"Ini pah, sarang burungnya nyangkut. Kasihan kalau kebalik gini"

Haha, Mix tertawa tidak habis pikir dengan tingkah Sea.

"Turun sayang! Kalau udah dibenerin turun yaa"

Sea yang memang sebenarnya sudah membenarkan sarang burung itu berniat untuk turun sebelum Mix memergoki dirinya. Sayangnya saat ia mengambil pijakan untuk turun, kakinya tidak pada posisi yang benar hingga tubuhnya otomatis langsung terjun bebas.

"SEA!!"

Jeritan Mix menggema disertai dengan suara dentuman dari kedua tubuh yang saling bertabrakan. "Ugh-"

Sial.

Kepala Mix yang pertama kali menghantam tanah dengan keras. Membuatnya seketika kehilangan kesadaran.

"Paa??"

Sea memanggil Mix yang masih terbaring setelah dirinya jatuh. "PAAA!"

"DARVID!"

Earth yang mendapat telepon dari Darvid begitu panik saat Mix harus kembali lagi ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri. Begitu banyak hal yang terlintas di kepalanya membayangkan keadaan Mix yang begitu buruknya. Ia sudah melakukan segala cara agar suaminya tidak keluar dari rumah selama rehabilitasinya. Nyatanya tetap kembali ke rumah sakit.

"Earth"

Darvid baru keluar dari salah satu tirai ruang UGD menjauhkan Earth dari tempat tidur Mix. Dari tempatnya berdiri, Earth bisa mendengar suara tangisan Sea yang begitu keras.

*Anak itu lagi*

Selama masa-masa bonding dirinya dengan Sea, Earth sudah melupakan Sea menjadi penyebab utama Mix mengalami kecelakaan. Nyatanya dia ada di samping Mix sekarang. Dirinya juga berada di samping Mix saat kecelakaan. Dia kah alasan Mix mendapatkan semua-

"EARTH!"

Darvid menyadari ekspresi Earth yang begitu kelam. "Mix okay Earth. Mix cuma kecapekan. Benturan di kepalanya tidak mempengaruhi apapun"

Darvid mencoba menenangkan Earth yang memang hampir saja menghajar siapapun yang ada di depannya. Sayang sekali hari ini Tee tidak hadir di rumah sakit. Jika ada Tee mungkin akan lebih ahli dalam merangkai kata-kata untuk Earth.

"Kalian bisa pulang setelah Mix sadar"

Earth mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Pikirannya sangat kalut sekarang. Ternyata ketakutan dirinya kehilangan Mix begitu menguasai dirinya.

"Sea.. om periksa kaki Sea boleh?"

Sea bahkan tidak menyadari bahwa lututnya terluka. Ia begitu fokus takut melihat Mix yang tidak membuka matanya hingga melupakan rasa sakit karena lututnya yang cedera. Sea yang melihat ayahnya hadir menatap Earth sekilas.

Sayangnya Earth hanya peduli dengan Mix.

Ia sama sekali tidak melihat Sea.

Darvid yang sudah lebih dulu menarik Sea keluar dari bilik melewatkan rasa tegang yang tercipta di antara keduanya. Lagi dan lagi, tubuh Earth begitu lemas melihat Mix yang kini tertidur pulas di atas ranjang rumah sakit.

Jantungnya tidak berhenti berdegup kencang tak kala ia mendekatkan jarinya di bawah lubang hidung Mix. Earth berpikir ia akan kehilangan Mix lagi.

"Ma..s..?"

Mix tersadar dari pingsannya. Satu hal yang ia rasakan adalah pusing yang luar biasa hebat menyerang setelah ia membuka matanya. Sehingga ia tidak bisa menahan rintihan dari rasa pusing tersebut.

"Mix..", Earth menghela nafasnya kasar.

"Hehe, maaf ya aku kurang hati-hati"

Mix mengelus wajah Earth lembut, memberikan kehangatan di setiap sentuhannya. Tetapi garis wajah Earth begitu keras. Membuat Mix agak takut.

"Mas mau batalin hak asuh Sea"

Mix terdiam saat Earth mengucapkan kalimat tersebut. Butuh waktu sekitar tiga puluh detik lebih untuk Mix mencerna maksud dari kalimat Earth. Hingga dirinya tidak lagi bisa menebak apapun maksudnya.

"Ma-maksud mas?", Mix mencoba untuk memikirkan apakah yang ia dengarkan bermaksud sama dengan yang ada di kepalanya.

"Mas akan batalkan semua hak asuh Sea"

"MAS!"

"KAMU DUA KALI HAMPIR MATI KARENA DIA"

'PLAK'

Ini kali kedua Mix menampar wajah Earth. Kali ini ia begitu marah dengan Earth seolah sudah menguapkan semua jerih payah yang Mix usahakan untuk mereka bertiga. Tetapi nyatanya memang sia-sia.

Earth masih tidak bisa menerima Sea.

Kali ini hati Mix lebih hancur daripada waktu mengetahui Earth berselingkuh.

Tangisnya begitu pecah merasakan semua tekanan dan emosi yang ia tahan untuk menyatukan keduanya. Yang ternyata hanya sia-sia. Semua kegiatan yang selama ini mereka lakukan ternyata semu. Earth masih membenci Sea.

Bahkan mungkin sekarang ia sangat membencinya.

"Katakan mas"

"Mix egois kah?"

Mix benar-benar kalut. Benar kata papa Ter, tidak mudah menjadi seorang ayah. Terlebih saat pasanganmu tidak bisa menerima anak yang sudah kau kasihi sepenuh hati.

"Mix egois ya buat tetap bertahan untuk rawat Sea?"

"Mix egois kah ga mikirin perasaan mas yang sebenci itu sama Sea?"

"MIX EGOIS KAH KALAU BAHAGIA DENGAN KELUARGA KECIL KITA?"

Raungan Mix terdengar begitu pilu. Earth tidak tahan untuk meminta maaf dan memeluk Mix yang sedang memberontak di pelukannya. "Maaf.. maaf.. Maafkan mas Mix"

Penyesalan Earth selalu datang tiada henti. Lagi dan lagi ia sekarang menjadi sumber tangisan dari Mix. Kelemahannya selalu membuat suaminya sengsara.

"Harusnya kita memang cerai sejak awal"

"Mix..."

"Harusnya memang kita tidak pernah me-"

"MIX"

Kali ini Earth menaikan suaranya. Ia tidak ingin lagi mendengar ucapan Mix yang mungkin hanya menyakiti keduanya. Menyakiti hati Earth juga Mix.

Earth terlalu emosi dengan keadaan Mix. Terlalu shock dengan apa yang sedang terjadi. Terlalu kalut untuk berpikir. Sehingga kata-katanya selalu menyakiti Mix.

"Maafin mas yang salah bicara ya.."

"Mas menyesal Mix.."

Mix tak henti-hentinya memukul punggung suaminya dengan tenaga yang tersisa. Ada apa dengan Earth. Semua yang berhubungan dengan Mix begitu menyesakkan hatinya. Ia memang belum bisa menjadi seorang ayah.

Mungkin dirinya memang tidak pantas.

"Aku capek ngadepin kamu mas.."

"Aku capek lihat sikap kamu yang dingin anak kita.."

*Anak kita*

Haaah. Betul. Earth selalu lupa bahwa Sea bukan lagi sebagai 'anak itu'.

Sea adalah 'anak kita'.

Anaknya dan Mix.

Keluarganya.

"Maaf sayang.. mas minta maaf sudah lemah"

Memang dirinya lemah. Ia lemah dan takut akan kesendirian. Mix adalah satu-satunya yang bisa membawa dirinya keluar dari relung kesepian. Mix adalah segalanya baginya.

Tetapi kini semestanya bukan hanya Mix.

Ada Sea di sana.

Darvid mengantarkan Earth pada bilik yang Sea tiduri. Anaknya kini sedang terbaring lemah dengan mata sembab dan baju yang sepenuhnya sudah basah dengan keringat dan air mata. Sea begitu tenang dalam tidurnya, tidak terusik dengan badai yang terjadi pada papa dan ayahnya.

"Gue ga bisa merangkai kata bagus kaya Tee", ujar Darvid.

"Satu yang gue tau. Sea lebih mirip lo daripada Mix"

Darvid meninggalkan Earth setelah lelaki itu duduk di ujung kasur mengusap kaki anaknya. Sea terlihat lebih kurus setelah di rumah, rumah Earth dan Mix. Tidak hanya Earth yang tersiksa, tidak hanya Mix, tetapi juga Sea. Mereka bertiga sama-sama kesulitan untuk beradaptasi satu sama lainnya.

Sea yang kesulitan memahami keadaannya setelah tidak lagi memiliki memori dalam dirinya. Pastinya anak usia 7 tahun selalu bertanya-tanya bagaimana dirinya bisa berada di posisi sekarang. Apa yang sudah ia lakukan selama 7 tahun ini. Terlebih nantinya saat ia masuk sekolah. Pasti ia akan semakin kesulitan karena tidak memiliki ingatan tentang tahun-tahun sebelumnya. Tentang kegiatan yang mungkin ia habiskan sebelum bertemu dengan Earth dan Mix.

"Maafin ayah ya.."

Earth, untuk pertama kalinya harus mengakui bahwa dirinya memang sudah menjadi seorang ayah. Menjadi orang tua yang memiliki tanggung jawab penuh pada Sea. Menjadi orang tua yang sangat dikagumi oleh Sea.

"Maaf ayah selalu menyalahkan Sea.."

Ini adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Bagaimana pun, Sea tidak bersalah. Hanya Earth yang membutuhkan seseorang untuk disalahkan. Untuk memberikan ketenangan yang baginya bisa meredam semua kekecewaan.

Nyatanya menyalahkan hanya berujung penderitaan yang tiada henti.

Menjadi dewasa memang rumit.

Tetapi Earth ingin belajar setiap harinya. Bersama dengan Mix dan juga Sea.

Yang kini menerangi keluarga kecil mereka.

"Ayah?"

"Hai jagoan ayah.. masih sakit kah kakinya?"

Mungkin Sea sudah sering melihat Earth tersenyum padanya juga Mix. Tetapi ia tidak tahu bahwa inilah pertama kali senyum Earth sangat tulus untuk Sea. Setelah menyadari bahwa ia harus mengubur semua rasa kekecewaan dan penghakiman untuk menyalahkan keadaan.

Pertama kalinya dari waktu 4 bulan ini, Earth tersenyum sangat lega melihat Sea. 

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.2K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Homophobic? Nagajusey...
73.9K 7.5K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
91.3K 17.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
662K 50.8K 62
Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para tetangganya. si bucin Pai coklat dari nene...