To Love With All Your Heart a...

By greevenna

28.8K 1.6K 39

"Minggu depan kita akan menikah. Kalau kau punya hal yang ingin kau sampaikan mengenai pernikahan silahkan di... More

Prolog ; Night Changes
The Character
Prolog ; Night After Earth's Marriage Proposal
Prolog ; We Didn't Match Each Other
Prolog ; Please, We Will be Partner From Now
Prolog ; God, Why Did He Do That?
Prolog ; I Think I'm Falling in Love
Prolog ; Now, We're Going to Eternal
Phase 1 ; Just A Dream
Phase 1 ; A Little Too Much
Phase 1 ; Let Me Down Slowly
Phase 1 ; Begin Again
Phase 1 ; Lost Star
Phase 1 ; One Time
Phase 1 ; Be Alright
Phase 1 ; What Lovers Do
Phase 1 ; Fall For You
Phase 2 ; Thinking Out Loud
Phase 2 ; Wannabe
Phase 2 ; IDGAF
Phase 2 ; IDGAF 2
Phase 2 ; Counting Star
Phase 2 ; Fix You
Phase 2 ; A Thousand Miles
Phase 2 ; Should've Said No
Phase 2 ; Unfaithfull
Phase 2 ; Sial
Phase 2 ; Everytime
Phase 2 ; You Broke Me First
Phase 2 ; Head Above Water
Phase 2 ; Exile
Phase 2 ; Somewhere Only We Know
Phase 2 ; 7 Years
Phase 2 ; Father
Phase 2 ; Clarity
Phase 2 ; Way Back Home
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 1)
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 2)
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 3)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 1)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 2)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 3)
Phase 3 ; Sea - Maps
Phase 3 ; Sea - Golden Hour
Phase 3 ; Sea - Wherever You Will Go
Phase 3 ; Sea - When You Say Nothing at All
Phase 3 ; Sea - Heaven
Phase 3 ; Sea - Rewrite the Stars
Phase 3 ; Sea - Lovely
Phase 3 ; Sea - Try
Phase 3 ; Sea - Love Someone
Phase 3 ; Joong Neo - Party in USA (Part 1)
Phase 3 ; Joong Neo - Party in USA (Part 2)
Phase 3 ; Joong Neo - Stargazing

Phase 2 ; Mother, How Are You Today?

289 19 0
By greevenna

Mix dan Chimon terduduk lemas di sofa ruang keluarga mereka. Pemakaman memang sudah berakhir dari dua jam yang lalu. Tetapi para tamu dan mitra bisnis papa mereka berdatangan tanpa henti. Bahkan awak media ikut meliput seluruh prosesi acara.

Beruntung Milk Powder, Bright, Earth dan anak buahnya membantu semua proses pemakaman. Dan awak media yang ingin mendapatkan wawancara bodoh dari yang sedang berduka. Mix harus berterima kasih karena Podd menjadi juru bicara untuk awak media, mewakili mereka.

Win, First, Khaotung dan Perth di sisi lain membantu para tamu yang datang untuk dapat memberikan penghormatan pada mendiang. Sedangkan dua kakak beradik ini hanya bisa terdiam membisu di sofa tengah memandangi orang-orang yang mulai pulang dari acara melayat mereka.

"Mix, Chi. Makan dulu yuk"

Perth membawakan bubur untuk Mix dan Chimon yang sejak semalam belum makan apapun. Chimon mengambil mangkuk hangat yang Perth bawa, satu untuknya satu ia sodorkan pada Mix.

Mix yang agak lemas mengambil mangkok dari Chimon tanpa sengaja menjatuhkannya, berakhir dengan pecahnya mangkok tersebut. "Maaf Maaf", paniknya yang tanpa sadar langsung mengambil pecahan mangkok itu menggunakan tangannya.

"BANG MIX!"

Chimon menjerit tak kala tangan Mix mengeluarkan darah yang begitu banyak. Tangannya tersayat pecahan mangkok. Perth dengan cekatan berdiri untuk mencari kain dan p3k. "Bang lepasin bang.."

Chimon mulai takut karena Mix hanya menatap tangannya yang kini darah sudah mengalir deras hingga menetes di lantai. "bang, jangan gini bang.. gue cuma punya lu sama mama"

Chimon memegang tangan Mix mencoba untuk melepaskan cengkramannya, sayangnya Mix malah mengeratkannya. "Mix.."

Earth yang tadi mendengar jeritan Chimon sudah tiba. Ia mengusap pelan kepala Mix, dan mencium keningnya. "Mas?"

Earth dengan telaten melepaskan pegangan Mix sambil terus mencium kening lelakinya. Memberikan kenyamanan pada Mix yang kini pasti sedang kalut. Benar.

Mix kembali menangis. Bukan karena sakit di tangannya, tetapi rasa bersalah yang begitu besar menghujani dada-nya.

"Mix belum minta maaf mas.."

Earth mengangguk, Chimon yang berada di sampingnya hanya bisa ikut menangis. Ikut menyesal tidak segera mempertemukan kakak-nya dengan papa-nya. "Mix ikut mas yaa"

Mix yang masih menangis di pelukan Earth mengangguk. Perth yang datang bersama First, Win dan Khaotung telah membawa kain, air baskom dan p3k untuk pertolongan pertama. First dan Khaotung yang memiliki dasar medis membantu Mix yang masih dalam pelukan Earth untuk membersihkan luka-nya dan menutupnya menggunakan kain.

Beberapa pecahan yang masih di tangannya tak luput dari mata mereka untuk dikeluarkan. "Earth, bawa ke rs aja", Joss yang datang memberikan kunci mobil milik Earth.

"Chimon ada gue dan anak-anak lainnya", tambahnya.

"Ada aku kak", Perth memberikan kepercayaan pada Earth sebelum mereka meninggalkan rumah untuk kembali ke rumah sakit.

Mix kini lebih tenang dari sebelumnya. Bahkan sudah tertidur di kursi samping kemudi. Lelah, pasti. Semua hal yang terjadi begitu cepat dan bertubi-tubi. Ia seharusnya sudah sangat bersyukur Mix bisa bertahan hingga posisi ini.

Rasa penyesalan tentang perlakuannya pada Mix kembali menyeruak menyapa dadanya. Belum lama ia menyetir, ponselnya berbunyi, agak mengganggu Mix yang tertidur namun segera ia angkat.

"Ya pah?", Ter menelponnya.

"Papa udah sampe bandara. Kamu masih di rumah Nine?"

"Engga pah, di sana ada Joss sama Podd. Aku ke rumah sakitnya Darvid, Mix kena pecahan mangkok", kata Earth sambil mencari parkir.

"Kalau gitu papa biar ke rumah Nine, Mix biar mama yang nemenin ya", suara ibunya terdengar dari sana.

"Boleh mah"

Setelah menutup telepon, Earth segera menggendong Mix ke arah UGD. Untuk mendapatkan perawatan tangannya. Sayangnya Darvid sudah tidak lagi berjaga di sana. Tetapi ia melihat Tee yang segera menghampiri dirinya dan Mix.

"Tee", sapa Earth.

"Kak Earth", sapa Tee balik.

Tapi kali ini Tee memeriksa rona wajah Mix yang kembali gelap. "Dok, mau saya bawakan rekam psikisnya kembali?"

Tee membulatkan matanya pada perawat yang santai membicarakan jurnal psikis Mix. Earth yang di sampingnya cukup jelas mendengar. "Rekam psikis? Apakah ini sama dengan yang pernah aku gunakan juga?"

Tee tidak bisa lagi berbohong. Earth sudah mendengarnya.

"Ya benar", ucap Tee pada akhirnya.

"Maksudmu Mix ambil sesi konseling?", Earth menekankan pertanyaannya.

"Ya"

"Kenapa?", Sebenarnya Tee tidak mau memberitahu mengenai keadaan Mix. Tetapi kini ia tidak punya pilihan. Setelah ini mungkin Mix akan membutuhkan lagi.

"Mix insomnia", ujar Tee kemudian.

"Sejak beberapa minggu lalu ia mengalami kesulitan dalam tidur. Aku setiap hari mengajaknya bertemu di luar untuk melakukan sesi konseling dengannya. Agar tidak tertekan, kami juga mencoba banyak cafe sebagai hiburan."

Tee bersikap profesional memberikan catatan jurnal medis milik Mix. "Dia sudah lebih baik, walaupun masih memiliki ketidaknyamanan dalam dirinya"

"Teruslah saling berpegangan tangan. Mix hanya membutuhkan itu."

"Tetapi jika nantinya keadaan ini membuatnya lebih buruk aku akan melakukan sesi konseling secara serius dengannya"

Earth mencengkram kuat tablet milik Tee. Ia serasa kecolongan. Tidak tau keadaan Mix yang ternyata lebih buruk dari yang ia pikirkan. Akibat perbuatannya. Ia pikir akibat perbuatannya akan ditanggung oleh dirinya sendiri. Sayangnya tidak.

Mix yang merasakan akibatnya. Lebih para dari dirinya.

"Earth!", Davika yang baru tiba di UGD mencari-cari nama anaknya di bangsal tersebut.

Tee membuka tirai dan menyambut Davika, "Mix gimana?"

"Sudah stabil kok tante, kita kasih IV lalu pindahkan ke ruangan mamanya aja ya?"

Tee meminta persetujuan pada Earth, yang sudah jelas langsung disetujui. Setidaknya ia ingin mendekatkan Mix dengan ibunya. Kini hanya tinggal ibunya.

Baifern kini hanya bisa memandang Mix sendu. Ia begitu rindu dengan anak tertuanya, yang sekarang sedang terbaring tenang di samping tempat tidurnya. Sejak Mix pindah ke kamarnya, dirinya tidak melepaskan pegangan tangannya. Tidak untuk kedua kalinya.

Davika yang menemaninya terus-terusan menceritakan bagaimana hebatnya sang anak saat mereka berkunjung. Baifern tahu semua itu. Mix memang hebat.

Berbeda dengan dirinya yang hanya bisa menyakiti hati anaknya ini. Setiap malam rasa bersalah selalu muncul dimana wajah Mix yang ketakutan terlintas sebelum ia menutup mata untuk tidur.

"Mix maafin mama ya.."

Baifern menyesal. Begitu menyesal telah membiarkan anaknya menderita karena dia dan suaminya. "Mix jangan benci papa sama mama ya.."

Davika dan Earth berpandangan, mereka saling berpegangan tangan. Merasakan kesedihan yang muncul dari ucapan Baifern. "Mix sayang sama mama Baifern.."

Earth bantu menjawab. Takutnya Mix terganggu dari tidurnya. "Mix selalu rindu mama dan papa", tambah Earth.

"Susu madu resep mama enak.."

Pernyataan terakhir Earth membuat Baifern menangis. Selama menjadi ibu Mix dan Chimon, dirinya tidak pernah memberikan kehangatan dalam masakan. Satu-satunya yang bisa dibuat adalah susu madu hangat. Di saat Mix dan Chimon sakit, sedih atau sebelum tidur ia akan membuat susu tersebut.

Isakan tangis Baifern membangunkan Mix. Sekarang keduanya saling berpandangan satu sama lain. Hanya memandang, menyampaikan seluruh kerinduan, penyesalan dan kesedihan yang selama 15 bulan ini tidak bisa tersampaikan.

Mix menghapus air mata ibunya yang mengalir deras di wajahnya. Mengusap lembut wajah yang lelah dan masih bengkak.

"Mother, how are you today?"

"With me everything is ok"

"I found the man of my dream"

Mix beralih menatap Earth yang ada di belakang Baifern. Tersenyum karena sekarang Earth sedang menggenggam tangan Davika erat.

"Many things happened while I was away, so"

"Mother, how are you today?

Continue Reading

You'll Also Like

335K 27.9K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
81K 7.8K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
54.9K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya
197K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...