To Love With All Your Heart a...

By greevenna

28.8K 1.6K 39

"Minggu depan kita akan menikah. Kalau kau punya hal yang ingin kau sampaikan mengenai pernikahan silahkan di... More

Prolog ; Night Changes
The Character
Prolog ; Night After Earth's Marriage Proposal
Prolog ; We Didn't Match Each Other
Prolog ; Please, We Will be Partner From Now
Prolog ; God, Why Did He Do That?
Prolog ; I Think I'm Falling in Love
Prolog ; Now, We're Going to Eternal
Phase 1 ; Just A Dream
Phase 1 ; A Little Too Much
Phase 1 ; Let Me Down Slowly
Phase 1 ; Begin Again
Phase 1 ; Lost Star
Phase 1 ; One Time
Phase 1 ; Be Alright
Phase 1 ; What Lovers Do
Phase 1 ; Fall For You
Phase 2 ; Thinking Out Loud
Phase 2 ; Wannabe
Phase 2 ; IDGAF
Phase 2 ; IDGAF 2
Phase 2 ; Counting Star
Phase 2 ; Fix You
Phase 2 ; A Thousand Miles
Phase 2 ; Should've Said No
Phase 2 ; Unfaithfull
Phase 2 ; Sial
Phase 2 ; You Broke Me First
Phase 2 ; Head Above Water
Phase 2 ; Exile
Phase 2 ; Somewhere Only We Know
Phase 2 ; 7 Years
Phase 2 ; Father
Phase 2 ; Mother, How Are You Today?
Phase 2 ; Clarity
Phase 2 ; Way Back Home
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 1)
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 2)
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 3)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 1)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 2)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 3)
Phase 3 ; Sea - Maps
Phase 3 ; Sea - Golden Hour
Phase 3 ; Sea - Wherever You Will Go
Phase 3 ; Sea - When You Say Nothing at All
Phase 3 ; Sea - Heaven
Phase 3 ; Sea - Rewrite the Stars
Phase 3 ; Sea - Lovely
Phase 3 ; Sea - Try
Phase 3 ; Sea - Love Someone
Phase 3 ; Joong Neo - Party in USA (Part 1)
Phase 3 ; Joong Neo - Party in USA (Part 2)
Phase 3 ; Joong Neo - Stargazing

Phase 2 ; Everytime

276 21 0
By greevenna

Earth menatap langit-langit ruang televisi dengan penuh kekosongan. Sejak Mix meninggalkan rumah, ia merasakan sepi dan kosong yang luar biasa hebatnya. Kepalanya begitu berputar, hatinya begitu kacau. Rasanya sangat hampa di dada.

Berkali-kali ia mencengkram dadanya yang terasa sesak. Visual Mix yang menangis dalam diam sambil memukul dadanya menghantui dirinya. Namun ia tidak bisa beranjak dari sofa untuk menyusul lelakinya yang pergi meninggalkan dirinya kini di rumah ini.

*Tolong biarkan aku sendiri*

Permintaan Mix begitu pilu, membuatnya kebingungan untuk bersikap. Sehingga yang bisa ia lakukan adalah menghubungi mertuanya dan Bright apabila Mix ke rumah mereka. Menitipkan Mix pada mereka. Mencoba memberi jarak keduanya agar dapat saling berpikir jernih.

"EARTH!"

Suara teriakan Podd dan guncangan dari Joss menyadarkan Earth yang kini bingung melihat kedua temannya berada di rumahnya.

"BANGSAT LO KENAPA!"

"TIGA HARI LO KAGA MASUK KERJA"

Earth mengerjapkan matanya, ia segera mengambil ponsel yang ternyata sudah mati karena kehabisan baterai di meja. Earth mengusapkan tangan ke wajahnya. "Lo kenapa? Kita masih banyak kerjaan tapi lo malah kaya gini", ucap Podd yang mengambil air minum dari pantry.

Tangan Earth bergetar, ia bahkan lupa untuk makan dan minum setelah Mix pergi. Sekacau inikah dirinya tanpa Mix?

"Mix pulang ke rumah papa Nine"

"Kita bertengkar"

Pernyataan terakhir Earth membuat Joss dan Podd saling bertatapan. "Kenapa?"

Podd mengambil tempat duduk di sebelah Earth. Di tempat Mix tiga hari lalu duduk di sana sambil menangis dan memukul dadanya. Di tempat suaminya yang juga pergi meninggalkan dirinya. Menyesakkan hati Earth.

"Mix tanya apakah gue seneng ketemu New"

"HAH?"

Joss dan Podd bereaksi secara bersamaan. "Earth! Lu masih nemuin New?", tanya Joss yang kini tidak habis pikir. Earth mengangguk. Podd berpikir setelah pertemuan Earth dan New di Dubai, mereka hanya bertemu untuk sebatas rekan kerja dan partner bisnis.

"Earth goblook! Lo bisa-bisanya selingkuhin Mix!"

Kini Joss tidak tahan untuk menghujat Earth. Podd menghela nafas, "Ga salah kalau lo ditinggal Mix".

"Apa salahnya? Gue cuma ketemu sama dia, diskusi masalah kerjaan. Wawasan dia cukup oke buat diskusi masalah kerjaan. New orangnya juga asik untuk bahas tentang proyek"

Earth mencoba menjelaskan, sayangnya pertanyaan Podd membuatnya teringat pada Mix.

"Lalu, lo nyaman sama dia?"

Earth menjawab dengan anggukan. "Apa bedanya dengan Mix yang juga nyaman dengan Win?"

Joss mengerang keras. Mengumpat seluruh kata yang ia tau. "Earth. Mix dan Win beda sama lo dan New"

"APA BEDANYA!?"

Earth berteriak frustasi. Baik Joss-Podd dan Mix selalu mengatakan semua itu berbeda. Perlakuannya pada New berbeda jauh dari perlakuan Mix pada Win. Dimana letak perbedaannya?

Joss dan Podd saling bertatapan kebingungan. Ia tidak tau bagaimana menjawab perasaan Earth yang sedang bingung dan kalut. Mereka tau Earth sangat baru dalam hubungan percintaan. Bahkan mereka terkesima pada Mix yang mampu mengubah Earth dan mengajarkan semua ekspresi dan pengalaman percintaan. Mix begitu luar biasa sabar menghadapi lelaki seperti Earth.

"Telpon bokap lo", kata Podd kemudian.

"Gue sama Podd ga bisa jelasin seperti yang lo mau. Telpon bokap lo dan tanya sendiri"

Podd memberikan ponsel Earth beserta power bank milinya. Earth menghela nafas menerima ponsel yang kini sudah menyala dengan bantuan power bank. Puluhan pesan yang masuk ia abaikan, kecuali untuk milik Mix yang sekarang belum ada balasan sejak malam itu.

Earth mulai menekan tombol dial kontak ayahnya, Ter. Tidak butuh waktu lama, sang lawan bicara mengangkatnya.

"Pah", sapa Earth yang sedikit bergetar.

"Earth? Tumben nelpon, kenapa?", suara Ter lembut menyapa Earth.

"Papa oke? Kabar mama gimana?", Earth bingung untuk memulai pembicaraan.

Ter terdiam untuk beberapa saat. "Baik. Kamu mau bicara sama mama? Baru aja tidur"

Earth menggeleng, bodohnya tentu Ter tidak melihat gelengan kepalanya. "Engga pah", ucapnya kemudian.

"Earth?"

Ter memanggil nama anaknya, insting seorang ayah. Earth tidak mungkin baik-baik saja jika dia menelponnya. Ia paham betul sang anak akan melakukan apapun sendiri, hingga titik saat dirinya tidak mampu melakukan hal tersebut sendiri, Ter akan masuk untuk menuntunnya.

"Mix apa kabar?"

Pukulan telak bagi Earth saat Ter bertanya mengenai suaminya. Earth menghela nafas, "Tidak baik pah. Kita bertengkar"

Ter sudah menduga. "Earth mau tanya sesuatu ke papa?"

"Pah, apakah papa pernah merasa nyaman berbicara dengan orang lain?"

Podd dan Joss yang berada di samping Earth menatap lelaki itu serius. Ter terdiam untuk beberapa saat. "Ya pernah", ucapnya kemudian.

"Apa papa pernah merasa bahwa kalian berdua memiliki kesamaan yang kebetulan dan bahagia untuk saling berdiskusi satu sama lainnya?", tanya Earth lagi.

"Ya, tentu", jawab Ter.

"Apa papa..", kini Earth terhenti.

"Apa papa pernah merasakan bahwa orang tersebut lebih menarik dan lebih mempesona dari mama?"

Ter terdiam cukup lama hingga akhirnya menjawab, "Ya pernah"

Semua terdiam seribu bahasa. Hingga suara diujung telepon terdengar seperti menarik nafas panjang. "Earth. Kamu sedang jatuh cinta pada seseorang selain Mix?", pertayaan Ter tidak Earth jawab.

"Apakah kamu merasakan sesak di dada saat bertemu dengan orang itu? Walaupun kamu bahagia dengan obrolan kalian?", tanya Ter kemudian.

"Ya pah"

"Apa kamu merasa seolah ada palu yang menghantam dadamu saat kamu memeluk Mix?"

"Ya.."

Suara Earth lirih. Ia merasakannya. Ia merasakan sesak di dada saat terakhir memeluk Mix. Seolah ada palu besar yang menghantam dadanya. Atau seperti remasan kuat yang tak kunjung berakhir. Semua seperti yang Ter katakan.

"Earth. Ini yang dinamakan selingkuh", ucap Ter kemudian.

"Hatimu tidak tenang. Perasaan itu dinamakan rasa bersalah Earth"

Podd dan Joss yang mendengarkan ikut menyetujui perkataan Ter. "Earth. Pernikahan bukan hanya melulu soal kesenangan yang bisa kalian dapatkan berdua. Bukan juga hanya soal kenyamanan yang kalian buat. Bukan hanya cinta dan kasih yang kalian berikan satu sama lain"

"Tapi juga damai", ucapan Ter membuat Earth berpikir.

"Damai saat kau kembali dari hiruk pikuk kehidupan. Dimana saat kau bertemu dengannya, memeluknya, atau berbicara dengannya semua beban dan kelelahan yang ada di pundak, dada dan kepalamu bisa terangkat tanpa tau kemana perginya"

Earth terdiam cukup lama setelah mendengar penjelasan Ter. "Apa Earth menemukan damai bersama Mix?"

Earth menyadarinya. Ia menemukan semua hal yang Ter ucapkan pada Mix. Saat dirinya sangat lelah dari seluruh pekerjaannya, pulang ke rumah dan melihat Mix tertidur membuat semua lelahnya hilang. Pelukan Mix menenangkan hatinya. Senyuman Mix membuatnya lupa bahwa ia sedang suntuk dalam bekerja. Tawa Mix menjadi simponi dalam kesunyiannya. Tatapan Mix adalah candu baginya. Hanya Mix yang berputar di kepalanya.

"Iya pah.. Earth menemukan"

Earth tidak kuasa menahan air matanya. Ia menyadari bahwa ternyata semua yang dia lakukan adalah salah. Ia salah telah menemukan kenyamanan berbicara dengan orang lain. Ia salah telah bertemu orang lain secara diam-diam, padahal waktu tersebut bisa ia gunakan untuk bertemu dengan Mix. Ia bersalah telah menutupi semua kelakuannya dengan dalih pekerjaan. Padahal setiap kali dirinya menemui orang tersebut, hatinya sangat tertekan dengan sesak yang mencekam. Seharusnya ia bertanya apa yang terjadi pada dirinya. Harusnya ia tau bahwa hal tersebut adalah rasa bersalah.

"Earth. Kesenangan, dan kenyamanan itu sementara. Tapi damai itu selamanya. Sekarang yang harus kamu lakukan adalah mempertahankan kedamaianmu", pesan Ter.

"Terima-"

'Ting Tong'

Belum Earth menyelesaikan percakapannya dengan sang ayah, bel pintu rumahnya berbunyi. "Pah aku tutup dulu ya".

Joss dengan cekatan langsung menuju pintu rumah Earth. Begitu pintu rumah dibuka, Chimon berdiri gusar dengan seragamnya yang masih lengkap menatap Joss kebingungan. Nafasnya terengah, menandakan bahwa dirinya berlari sekuat tenaga dari gerbang depan menuju pintu depan rumahnya.

"B-bang Earth ada?", tanyanya yang masih terengah.

Joss meminta dirinya untuk masuk, sehingga Chimon dengan secepat kilat berlari masuk dan menemukan Earth yang kacau duduk di sofa. "Bang.."

Tanpa banyak bicara, Chimon memberikan sebuah ponsel yang tidak asing di mata Earth. Ponsel milik Mix.

"Aku ga tau kalau Mix pulang ke rumah. Aku baru nemu ponselnya di pot deket pintu rumah. Aku panik langsung bawa kemari", tangan Chimon bergetar.

"Waktu aku tanya papa.. Papa sama Mix sempat berantem. Papa sampe sekarang pikir Mix balik ke sini"

Chimon memberikan ponsel Mix yang sudah mati kehabisan baterai. Ia beralih memandang Earth yang sedang meremas rambutnya keras. Chimon kebingungan, ia menatap Joss dan Podd bergantian.

Jantung Earth berdenyut keras. Telinganya berdengung. Kepalanya berputar hebat. Ia menerima ponsel Mix dari Chimon. Wajah Mix kini berada dalam pandangannya. Wajahnya yang ceria dengan senyum dan penuh tawa menghantuinya.

Earth memucat. Tiga hari ini, Earth mengira Mix berada di rumah mertuanya. Namun kini Chimon memberikan tanda bahwa suaminya tidak ada di sana.

"BRIGHT! TELPON BRIGHT!

Kepanikan Earth membuat Joss dan Podd segera mencari ponsel mereka untuk menelpon Bright.

"Sori bang, gue masih coba hubungi Win"

Bright yang tiba tiga puluh menit kemudian langsung memberikan ponselnya yang sejak tadi mencoba menghubungi Win, suaminya. "Bang tenang, Mix lagi pengabdian", ujarnya menepuk punggung Earth.

Earth mengangguk. Namun dirinya tetap merasa cemas tidak terkira. Di sisi lain Chimon yang berada di tempat duduk kebingungan dengan apa yang sedang terjadi. Ia hanya tau kakaknya kabur dari rumah.

"Bang", Chimon mulai penasaran.

"Mix bukan tipe orang yang akan kabur gitu aja"

Tentu. Ia sudah menghabiskan waktu lebih dari 15 tahun bersama kakaknya. Berdua ia mengerti perangai Mix yang sebenarnya dewasa dan bisa diandalkan. Chimon tidak habis pikir. Bahkan saat Mix akan menikah dengan Earth, pertengkaran besarnya dengan sang papa tidak membuat Mix untuk kabur meninggalkan semua permasalahannya.

Earth terdiam. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa dirinya telah mengecewakan kakak tercinta Chimon. "Kami bertengkar hebat", jawaban Earth cukup membuat semua terdiam.

Tidak perlu banyak orang mengetahui masalahnya dengan Mix. Cukup mereka yang memahami saja.

"WIN!"

Bright berseru saat panggilan ke sekian kalinya dari sang suami akhirnya terangkat. "Kenapa Bri? Banyak banget telponnya", jawab Win yang terdengar berisik.

"Win, kamu tau Desa mana Mix melakukan pengabdian?", Bright langsung bertanya pada poinnya.

"Ih apaan sih Bri, telpon-telpon kok ga tanya aku gimana malah tanya Mix"

Suara Win yang cemberut membuat Earth meminta ponsel Bright, untuk berbicara dengan Win. "Win, ini Earth", ucapnya kemudian.

"Ha? Bang Earth?", Win kebingungan.

"WIN TAROH KITA KE DESA Y SEKARANG"

Suara First yang berada di ujung membuat Win, Earth, Bright dan semua yang mendengar suara ponsel loud speaker tersebut terkejut. "Kenapa First?", Win yang kebingungan dengan kepanikan First dan panggilan telepon miliknya lebih memilih untuk menjawab First.

Suara First di sana terdengar bergetar, seolah sedang menahan tangis. "First lo kenapa? Duduk dulu", Win yang masih memegang ponselnya kini beralih pada First.

"Mix pingsan Win"

Earth yang memegang ponsel tersebut langsung beranjak dari sofanya. "Earth, Earth! tenang dulul"

"Gue anter sama Bright sama Joss", Podd yang menahan Earth meminta kunci mobil miliknya.

Bright yang mengambil alih ponselnya kembali menghubungi Win yang sekarang tidak bisa dihubungi. Chimon yang berdiri menatap mereka semua yang sedang kebingungan hanya bisa terdiam. Berdoa agar sang kakak baik-baik saja.

Berharap apapun yang terjadi, Mix akan benar-benar dalam keadaan baik

Continue Reading

You'll Also Like

79.6K 5.6K 25
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
55.1K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya
198K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
186K 15.5K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...