Doctor || Seungmin

By bangriezta

5.5K 1.4K 1.2K

[ON GOING] - (cw/ANGST) Dokter magang jadi manajerku? Seungmin × OC (( semi baku )) #1 in seungmo [14/11/2021... More

Pendahuluan
prolog
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Chap 7 (Flashback)
Chap 8
Chap 9
Chap 10
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15
Chap 16
Chap 18
Chap 19
Chap 20
Test.
Chap 21
Chap 22
Chap 24
Chap 25
Chap 26
Chap 27
Chap 28

Chap 23

96 10 19
By bangriezta

!WARNING!

.

!! HATI-HATI BAPER DARI BEBERAPA ADEGAN SEUNGMIN RAHYE DI SINI !!

.

TUNGGU APA LAGI? LANJUT BACA GUYS!




















.


"Pak Bang? Bapak lagi cari apa?"

Sang sekretaris dari Chan, Moon Tae-il, sejak tadi memperhatikan Chan yang sedang mencari-cari sesuatu dari dalam tas ransel.

"Permen sebungkus yang pernah aku suruh beli, sudah habis?"

"Bukannya terakhir kali Bapak suruh buang, karena bisa bikin banyak semut di dalem tas?"

Chan menghela nafas. Melihat daerah yang dilalui mobilnya, juga belum ditemukan minimarket.

"Yasudah kalo gitu. Apa di daerah rumah sakit ada minimarket?"

Sang sopir mengiyakan, karena memang ada minimarket tepat di sebelah Rumah Sakit Hanseol.

Tak lama setelah Chan meminta si sopir untuk mengebut, mereka berhenti di depan minimarket.

"Maaf, Pak. Sudah tutup ternyata."

Tae-il mengintip dari dalam jendela mobil. "Nggak ada keterangan buka 24 jam sih, Pak."

Chan yang notabene adalah seorang bos di dalam mobil itu, sekali lagi ia menghela nafas.

"Beneran pengen yang manis-manis, nih..."

"Nanti kan ketemu Nona Seo, yang paling manis di seluruh dunia?"

Chan tersipu, sementara si sopir yang berada di depan sendiri, hanya bersikap waspada pada kedua lelaki di belakang sana.

Mereka butuh mengendara sedikit lebih jauh, untuk bisa memarkirkan mobil di parkiran Rumah Sakit Hanseol.

Setelah turun, Chan memerintah Tae-il untuk membawakan tas ransel miliknya, dan meminta dompet yang Tae-il bawa.

"Aku mau ke kantin duluan, nggak kuat. Laper banget."

Chan melangkah sangat cepat memasuki rumah sakit, dan menghampiri lobi. Di sana terdapat beberapa perawat yang sedang bertukar shift.

"Kamar Seo Rahye ada di mana?" tanya Chan dengan terburu.

"Oh.. be-begini.." salah satu perawat yang ditanyai oleh Chan, kini sangat gugup.

"Seo Rahye sedang ada di UGD karena butuh penanganan cepat tadi siang, Pak.." sahut salah satu perawat lainnya.

Chan tersenyum, "Baiklah, terima kasih. Ngomong-ngomong, kantin apakah masih buka jam segini?"

"Oh iya! Tentu masih buka, Pak..."

Chan mengangguk dan tersenyum singkat. "Terima kasih banyak, saya permisi..."

"Astaga, ganteng sekali..."

"Bahkan punya dua pacar pun, kayanya nggak masalah."

"Aku akan jadi pacarnya yang ketiga setelah ini."

Tidak menghiraukan komentar yang terlontar dari mereka, Chan putuskan untuk pergi.

Di saat itulah, Haeul melihat dari kejauhan, dan langsung mengabari Seungmin kalau Chan ada di dalam rumah sakit ini.

"Ada Bangchan di rumah sakit ini!" infonya pada Seungmin di telepon.

"Kok? Ndadak banget? Ngapain di sini?"

"Pasti karena Rahye lah. Udah, kita harus sembunyiin Rahye dari dia!"

"Tapi...

...aku nggak tau, itu Bangchan mau pergi kemana..."

Sambil terus memperhatikan kepergian Chan yang semakin menjauh dari lobi, Haeul menginfokan segalanya pada Seungmin.

"Pokoknya jangan sampai Rahye tau, ya! Dia bisa drop lagi kaya tadi pagi!"

Benar, hari ini melelahkan. Tidak sempat Seungmin beristirahat, karena harus mengurusi Seo Rahye.

"Iya, aku tau. Dia nggak mungkin ke arah ruang operasi, kan?"

"Kayanya, enggak. Semoga saja, enggak. Mungkin Chan mau menemui Rahye ke ruangan biasanya. Mungkin dia nggak tau kalau Rahye lagi dirawat di UGD sementara ini."

"Mungkin."

"Kalian hati-hati di sana. Biarin Rahye di situ sampai Chan keluar dari sini. Aku bisa mengandalkanmu, Seungmin."

Kemudian, Haeul menutup panggilan, dan segera membuntuti kemana Chan pergi.

Antara Haeul dengan Chan jauh di sana, kemungkinan berjarak lebih dari lima meter. Tapi mata Haeul sangat jeli, ia bisa memastikan Chan jauh dari jangkauan Rahye.

Haeul sempat menyelinap sembunyi, agar Chan tidak menyadari keberadaannya. Tidak masalah, ia lakukan apapun demi Rahye.

Orang yang selalu mencelakai Rahye tanpa rasa bersalah. Awas, Bangchan. Anda ada di pengawasan saya.



























DOCTOR 🩺
























"Hyori?"

Pemilik nama menengok.

"Aku mau ke toilet sebentar." Hyori mengangguk, dan kembali menutup wajahnya dengan frustasi.

Rahye berdiri tepat saat Seungmin kembali dari menelfon Haeul.

"Kemana?"

"Kebelet pipis, mau ke toilet sebentar."

Seungmin masih terdiam, karena belum tau harus mengambil tindakan apa.

Ia tak masalah kalau Rahye mau pergi sendiri, tapi yang masalah, bagaimana kalau ia bertemu Chan nanti?

"Yaudah, tapi aku temenin."

"Ya ampun, Seungmin? Aku cuma ke toilet."

Awalnya ia ingin beri tahu Rahye saja kalau Chan ada di rumah sakit. Tapi ia pegang dengan sungguh-sungguh peringatan dari Haeul.

"Aku nggak mau kamu jatuh lagi kaya waktu itu."

Melihat alis Rahye mengerut, Seungmin tersadar.

"Waktu...

...itu?"

Kini suasana jadi canggung. Rahye berusaha mengingat apa yang terjadi saat itu. Hari pertama mereka bertemu, dengan cara yang tidak wajar.

Sementara Seungmin mencari cara untuk mengalihkan perhatian Rahye.

"Ayo cepat ke toilet, katanya kebelet."

Akhirnya mereka berdua berhasil pergi ke toilet—wanita bersama-sama. Lalu Seungmin hanya menunggu di luar.

Beberapa detik setelah Rahye masuk ke dalam, Seungmin melihat Chan berada di kantin. Sedang memesan sesuatu.

"Itu... Bangchan!"

Tidak hanya Chan, beberapa orang termasuk sekretaris Chan juga bersamanya di sana.

Mereka juga berjalan ke arah sini. Ke arah dimana Seungmin berdiri.

Benar, orang-orang yang mengunjungi kantin, harus melewati toilet, dan kebetulan Rahye ada di dalam sana.

"Rahye, jangan keluar cepet-cepet."

Mendengar pintu satu-satunya yang tertutup telah terbuka, Seungmin hanya bisa panik dan kehilangan ide untuk menjauhkan Rahye dari Chan.

"Seungmin, aku laper. Boleh aku jajan di kantin sebentar?"

Di saat begini? Yang benar saja!

Seungmin tidak mengiyakan, dan air wajahnya masih panik dan menjadi pucat.

"Ka.. kamu... nanti aku belikan.. oke?? Sekarang... sekarang kamu balik ke UGD dulu."

Rahye yang tidak tau apapun hanya tertawa sebentar. "Kantinnya ada di sana, tapi aku harus jauh-jauh ke UGD?"

Lelaki itu menggaruk rambutnya dengan frustasi. Selain itu, ia mendengar langkah kaki dari beberapa orang telah mendekat.

Seungmin telah memutar tubuhnya ke arah berkebalikan. Namun Rahye malah menengok pada siapa yang berjalan mendekat.

Matilah... Bagaimana ini?

"Rahye??"

Melihat Chan ada di salah satu rombongan itu, rasanya tubuh Rahye kehilangan pertahanan.



























DOCTOR 🩺


























"Seneng banget bisa ketemu kamu di sini," lanjut Chan dengan memasukkan tangannya ke dalam saku jas.

Rahye terkejut sekali, bertemu dengan Chan lagi hanya selang beberapa jam lalu.

Melirik ke arah Seungmin, tampaknya ia sudah tau kalau Chan memang ada di sini entah dari kapan.

"Pak Bang—"

"Kak Chan."

Tanpa sadar Rahye tersenyum secara paksa, akibat banyak orang di sekeliling Chan yang bisa saja membuat skandal semakin panas.

"Perhatian banget, sih??? Sampe nyariin aku ke sini?" Rahye menyindir.

Chan mendekat, sekaligus meluruskan tangannya menuju puncak kepala Rahye.

Dengan mengacak rambut gadis itu, Chan kembali berbicara.

"Aku emang calon suami kamu, kan?"

Seolah kehilangan nafas. Kepalanya berkunang-kunang sesaat. Tidak terlihat dari ekspresinya memang, namun tatapan matanya yang tajam muncul.

Melihat kondisi yang tidak aman ini, Seungmin berinisiatif mengajak Rahye kembali.

"Ayo, kita pergi saja—"

"Kim Seungmin, apa kamu tau kalau aku dan 'Kak Chan' akan menikah?"

Seluruh tubuh Seungmin berkeringat. Berulang kali ia menelan ludahnya sendiri, setelah mendengar Rahye berkata demikian.

Tunggu, jadi itu benar?

Rahye berjalan mendekat ke arah Chan, hanya dua langkah, namun bisa menghapus jarak cukup banyak.

"Kak. Chan." tegasnya.

"Ingat saat kita pacaran dulu? Kamu menawariku beberapa hal, termasuk sahammu. Benar?"

Sekilas muncul di ingatan Chan, ia pernah berkata begitu pada Rahye. Tapi kalau diingat-ingat lagi, Chan tidak sungguh-sungguh berjanji.

"Berarti, kalau aku jadi istrimu, aku jauh lebih berhak atas beberapa sahammu, ketimbang hanya menjadi pacarmu. Iya, kan?"

Setelah menyilang kedua lengan di dadanya, Rahye mendangak sedikit untuk tetap menatap Chan.

Mendapat anggukan dari Chan, itulah yang Rahye inginkan.

"Itu artinya, apa boleh aku membakar mereka semua setelah itu?"

Tidak usahlah melihat Chan marah, ekspresi bingungnya itu sudah membuat Rahye puas.

"Kak Chan nggak tau, ya? Kakak angkatmu itu pernah ngasih saham ke Hyori, sebelum kecelakaan itu terjadi. Bukannya dijual, Hyori malah membakarnya. Tapi ya... beberapa bulan kemudian, agensi Starlost Ent rugi besar."

Skakmat. Chan ingat benar hal itu. Hal itulah yang membuat Ayah kandung Chan mengusir kakak angkatnya dari rumah. Lalu mengangkat Chan sebagai CEO penerus dari Starlost Ent.

Rahye tersenyum puas. Rahasianya terbongkar, maka rahasia Chan juga harus terbongkar.

"Aku juga masih ingat loh, Pak Direktur dulu pernah memperingati aku, untuk nggak membakar saham kalau aku dapat dari kamu sewaktu-waktu...

...tapi sayangnya, ada beberapa syarat pernikahan, kalau pengantin pria harus melepas beberapa saham pada pengantin wanita...

...kalau pengantin pria itu adalah seorang CEO dari agensi besar, kaya kamu, Kak Chan."

Chan jadi ketakutan. Bukan takut diusir oleh sang Ayah, namun takut nama besar Starlost Ent ternodai karena itu, dan bisa saja hilang dari khalayak.

Rahye menjinjit. Menajamkan tatapan matanya pada lelaki brengsek di depannya itu.

"Kalau skandal itu nggak hilang setelah aku menyetujui pernikahan kita, sahammu tetap di tanganku."

Suara Rahye sangatlah kecil, tidak ada yang bisa mendengar kalimat ancaman itu kecuali Chan.

Rahye menjauh sedikit darinya, lalu berbalik dan mengode Seungmin untuk kembali.

"Satu lagi, Kak Chan."

Lucunya, Chan yang terlihat garang dan ganas itu masih berdiri di sana, memikirkan ancaman tersebut.

"Jaga baik-baik model yang Kak Chan pekerjakan itu. Jumlahnya hanya 5 orang loh."

Kemudian Rahye tertawa puas, namun berusaha untuk tidak bersuara. Di sana Chan hanya mengumpat dalam hati, sambil menatap kepergian Rahye bersama Seungmin.

























DOCTOR 🩺

















"Jam berapa sekarang?" Rahye bertanya dengan datar sambil berjalan.

Seungmin mengaktifkan ponselnya hanha untuk melihat jam.

"Jam 12.01."

Lalu Rahye hanya mengangguk lemas.

Sebenarnya ia tidak mau membocorkan itu pada siapapun, ia hanya kesal kenapa Chan harus mengatakan pernikahan, bahkan di depan Seungmin.

"Kamu bilang dia punya penyakit mental, apa iya?"

Rahye tidak merespon, dan terus berjalan dengan kecepatan yang sama.

Seungmin tertinggal beberapa langkah, namun ia tetap berada di belakang Rahye.

Mereka kembali ke kamar Rahye dengan tatapan kosong, diikuti Seungmin di belakang.

Kondisinya masih terbilang lemah, apalagi kemana-mana ia harus membawa infusnya yang tergantung di tiang.

"Nggak nyangka aku, Chan ada di kantin," ujarnya tiba-tiba.

Seungmin yang berposisi di belakang hanya bisa menghela nafas. Mengingat ia memang tidak bisa melakukan apa-apa.

Lelaki itu mendangak sedikit, melihat rambut kecoklatan Rahye dari belakang.

Menyaksikan gadis yang ia sukai menderita, sama saja membuat perasaannya sedih.

Ditambah lagi, sebentar lagi ia akan kehilangan sosok yang ia cintai dari kecil. Ya. Chang-hyun.

Rahye berhenti tepat di depan pintu kamar miliknya. Entah sudah berapa kali ia telah menginap di sana, sampai menganggapnya kamar kedua. Bahkan kamar itu memang dihias khusus, dan hanya boleh dipakai untuk Rahye.

Ia tak langsung masuk, sebelumnya Rahye berhenti sejenak, dan berbalik arah untuk berpamitan pada Seungmin.

"Makasih. Nggak tau udah berapa kali ini aku bilangnya."

Seungmin juga ikut diam, tidak ada yang ia lakukan selain menatap mata Rahye dari posisinya.

"Kamu nggak usah khawatir, aku punya rencana buat menggagalkan pernikahan ini. Kamu pikir aku setuju?"

Lega mendengarnya. Setidaknya Rahye tidak setuju untuk menikahi mantan kekasihnya, Chan.

"Jadi benar?" tanya Seungmin memastikan.

Ada rasa kecewa di wajah Seungmin, dan Rahye menyadari itu.

"Sebenernya, aku bohong selama ini. Aku dipaksa Chan buat nerima lamarannya."

Antara kecewa, dan kehilangan kata-kata, Seungmin hanya mengatakan 'oh' setelah itu.

Tangan Rahye mulai meraih gagang pintu, ia rasa sudah waktunya untuk masuk.

Seungmin yang melihat itu tidak tinggal diam. Ia menarik keras lengan Rahye sehingga menarik intensi Rahye.

Rahye tidak berekspresi aneh, atau berpikiran aneh. Justru ia berpikir mungkin Seungmin ingin masuk juga ke dalam kamar.

"Ada apa? Kamu mau masuk—"

"Di taman, kamu... tadi, kayanya kamu bener."

Ingatannya agak buram. Kalau berusaha mengingat-ingat, kepalanya justru semakin sakit dan pusing.

"Aku... nggak inget, Seungmin. Kita emang tadi di taman, ya?"

Seungmin dengan perlahan menghapus jaraknya antara dirinya dengan Rahye. Sedangkan Rahye masih tidak paham akan kelakuan lelaki di depannya itu. Tidak sedikitpun ia memberontak.

Dengan polosnya, Rahye tertawa. "Seungmin, aku benar-benar nggak ingat—"

Secepat kilat, bibir Seungmin mendarat begitu persis di bibir milik Rahye.

Awalnya hanya menempel sedikit, namun karena Seungmin melingkarkan lengannya di pinggul Rahye, dan menarik tubuh gadis itu ke arahnya lebih dekat lagi, ia berhasil menekan bibir satu sama lain.

Iya. Seungmin mencium Rahye di rumah sakit.

Rahye terkejut. Sangat terkejut. Namun melihat mata Seungmin yang tengah tertutup ketika menikmati ciuman yang tengah mereka lakukan, Rahye turut menikmati dengan menutup mata.

Selain bibir mereka yang saling bertautan, Seungmin juga mulai menangkup wajah kecil milik Rahye.

Kenikmatan itu tidak bertahan lama, Rahye merasakan pusing yang amat akibat ciuman pertama mereka. Terlebih lagi, Rahye tidak pernah memikirkan kalau ciuman pertamanya akan diambil oleh Seungmin, seseorang yang ia kagumi dalam diam.

Rahye menghentikan aksi Seungmin, dengan mendorongnya sedikit.

"Kamu benar, Rahye. Aku sudah menyukaimu dari lama."

"Maaf, aku terlambat soal ini."

"Aku... Aku..." nafasnya tersenggal, dan arloji yang ia kenakan berbunyi cukup keras, sehingga Seungmin menjadi khawatir dengan kondisi jantung Rahye saat ini.

Wajah Rahye memerah padam, dan pandangannya mulai buram. Ia tidak dapat mengatakan apa-apa setelah itu.

"Kamu nggak papa—"

Dengan perasaan yang labil, perut merasakan kupu-kupu terbang kemana-mana, wajahnya yang merah, Rahye cepat-cepat masuk ke dalam kamar, lalu menguncinya.

"Maaf. Seo Rahye."




































.

HAYOLOH, AKHIRNYA! PART INI MUNCUL! PART TERNYEBELIN DAN TERBAPER YA KAN??!?!?



.



BTW KLIK BINTANG DAN KOMEN LAHHH, THANK UUU

maaf, seenggaknya kaya gini waktu mereka kiss scene hehehe ❤️


.

lucu nggak???

Continue Reading

You'll Also Like

123K 28.9K 47
Kusam, butek, jerawatan, pendek, perut maju, padahal badan kurus. Pokoknya gue enggak banget! Tapi kenapa gue harus ketemu cowok secakep Hyunjin? °st...
8.6K 794 10
"Aku mencintaimu, walaupun aku harus merasakan pahit seperti ini, ketahuilah. Aku tak pernah berhenti mencintaimu" -lee suhyun "Apa sebanyak itu alas...
51.9K 2K 34
Sebelum membaca follow akunku dulu.. Semua tentang EXO ada disini ya, jadi kalian langsung baca aja...
74.5K 10.4K 39
saya kabur sewaktu mau dijodohin sama duda © 2021, planetjendral